Anda di halaman 1dari 4

1.

Judul Penelitian : POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DISPEPSIA RAWAT INAP TAHUN 2014
DI RSUD Dr. TENGKU MANSYUR KOTA TANJUNG BALAI
Sumber : Jurnal
Oleh ; AYU RUSLAINI NASUTION
Variable penelitian
Karakteristik pasien :
 Jenis kelamin
 Usia
 Lama rawat
 Rute pemberian
 Golongan obat
 Jenis Obat
Hasil Penelitian
 Penyakit dispepsia yang paling banyak pada pasien perempuan 63 orang (57,27%)
 Usia > 45 tahun terdiri 65 orang (59,09%).
 Lama rawatan yang paling banyak selama 2 hari perawatan dengan jumlah pasien 66 orang
(60%)
 Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat generik 298 R/ (99,004%)
 Sediaan obat yang paling banyak digunakan adalah sediaan injeksi 133 R/ (44,19%)
 Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan antagonis reseptor
H2 sebanyak 108 R/ (35,88%).

2. Judul penelitian ; POLA PERESEPAN OBAT DISPEPSIA DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN
DEWASA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PERSAUDARAAN DJAMAAH HAJI
INDONESIA (PDHI) 2012
Sumber : Jurnal
Disusun ; Agustin Wijayanti, Yunanto Wahyu Saputro
Variabel penelitian :
 Karakteristik Pasien :
Usia
Jenis Kelamin
Golongan obat
Jenis obat
Dosis obat
Frekuensi pemberian obat
Cara pemberian obat
Kombinasi obat

 Hasil penelitian :
Distribusi Pasien Dispepsia Berdasarkan Usia
Jenjang Usia Dewasa ( Tahun ) Jumlah Pasien Prosentase ( % )
17-25 23 20
26-35 21 18,26
36-45 23 20
46-55 29 25,22
56-65 19 16,52
Tabel 1. Distribusi Pasien Dispepsia Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Perempuan 86 74,78
2 Laki-Laki 29 25,22
Jumlah 115 100

1. Golongan Obat yang Digunakan pada Pengobatan Dispepsia


Golongan Obat Jumlah Pasien Prosentase ( % )
Antagonis H2 112 97,39
Antiemetika 96 83,48
Proton Inhibitor 76 66,09
Antasida 65 56,52
Sukralfat 56 48,70
Antispasmodik 37 32,17
Antibiotika 34 29,56

3. Judul : POLA PENGOBATAN DISPEPSIA PADA PASIEN RAWAT INAP di RSD Dr. Soebandi
Jember Tahun 2009
Sumber : Skripsi
Oleh ; IFTITAH ALFIYANI
Variabel Penelitian :
Usia
Golongan Obat
Hasil Penelitian :
Berdasarkan distribusi usia pasien diketahui usia 40-49 tahun sebanyak 9 pasien (19.57%), usia
50-59 tahun sebanyak 8 pasien (17.36%), usia 20-29 tqhun sebanyak 6 pasien (13.04%), usia 30-
39 tahun sebanyak 6 pasien (13.04%), usia 70-79 tahun sebanyak 6 pasien (13.04%), usia 10-19
tahun sebanyak 5 pasien (10.87%), usia 60-69 tahun sebanyak 3 pasien (6.52%) dan usia 80-89
Jumlah golongan obat dispepsia yang paling banyak digunakan adalah golongan Antagonis
Reseptor H2 60,86%, Proton Pump Inhibitor 2,17%, kombinasi Antagonis Reseptor H2 dan
Proton Pump Inhibitor 23,91% dan yang tidak menggunakan obat dispepsia sebesar 15,22%.
sebanyak 3 pasien (6.52%), Antasida sebanyak 80%, antiemetik sebanyak 76%, antibiotik 76%,
analgesik dan antipiretik 67%, antispasmodik sebanyak 50% dan ansiolitik sebanyak 15%.

4. Judul : Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu
Sumber : Jurnal
Oleh : Novia srikandi*, Alwiyah Mukaddas, Ingrid Faustine
Variable penelitian :
Usia
Jenis kelamin
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Karakteristik Klinis
Rute pemberian
Variasi Jumlah Obat

1. Karakteristik demografis pasien dyspepsia(Tabel 1) untuk jenis kelamin, pasien berjenis


kelamin perempuan berjumlah 178 pasien (68,99%),sedangkan pasien yang berjenis kelamin
laki laki berjumlah 80 pasien (31,01%)
2. Penelitian berdasarkan usia menunjukan bahwa usia terbanyak yaitu 19 – 44 tahun (55,04%).
3. Tingkat pendidikan pasien dispepsia yang terbanyak yaitu pada tingkat pendidikan menengah
dengan jumlah 128 pasien 49,61%). Pekerjaan pasien dispepsia yang terbanyak
yaitu PNS dengan jumlah 20,54% (53 pasien), 18,22% (47 pasien) bekerja sebagai karyawan,
17,83% (46 pasien) berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), 17,44% (45 pasien) bekerja
sebagai wiraswasta, 16,28% (42 pasien) berstatus sebagai
pelajar dan 9,69% (25 pasien) tidak diketahui
4. Untuk karakteristik klinis pasien dyspepsia (Tabel 2), gejala terbanyak yang dialami pasien
yaitu nyeri epigastrium 86,04% (222 pasien) dari total pasien yang berjumlah 258 pasien.
Diagnosa terbanyak yaitu dispepsia 94,57% (240 pasien) dan dispepsia yang disertai dengan
penyakit penyerta hipertensi 5,43% (18 pasien).
5. untuk variasi jumlah obat yang diberikan kepada pasien, sebanyak 94,57% (244 pasien)
diberikan 1 – 3 jenis obat, 5,43% (14 pasien) diberikan 4 – 5 jenis obat.
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 258 pasien dispepsia yang menggunakan jenis obat
kelas terapi ntiulkus adalah antasida 29,96%, lansoprazo 23,63%, omeprazol 11,64%, ranitidin
oral 5,14%, sukralfat 5,14% dan ranitidin injeksi 0,86%.
7. Bentuk sediaan obat pada pasien dyspepsia ada 5, bentuk sediaan yang digunakan yaitu
kapsul sebanyak 37,15%, suspensi 34,10%, tablet 26,03%, emulsi 0,86% dan injeksi 0,86%. Hal
ini menunjukkan bahwa bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah kapsul serta
rute pemberian yaitu secara oral 98,14%.

Sumber : Skripsi
Judul ; Studi Penggunaan Proton Pump Inhibitor (PPI) pada Pasien Usia Lanjut dengan Dispepsia
(Penelitian dilakukan di Poli Geriatri Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr.
Soetomo Surabaya)
Variabel Penelitian ; jenis, dosis, lama penggunaan dan waktu penggunaan serta
menganalisis adanya DRP (Drug Related Problem) pada pasien usia lanjut
dengan dispepsia.

Anda mungkin juga menyukai