Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

DISUSUN OLEH

1. MAYA KURNIASARI (17053)


2. NADIA UTAMI ADININGSIH (17059)
3. NURAINI WIDYA WULANDARI (17067)

KELOMPOK : G
KELAS : D

AKADEMI FARMASI BHUMI HUSADA


JAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
terima kasih karena karunianya maka laporan praktikum kimia ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
Laporan praktikum ini adalah laporan yang disusun mewakili dari praktek yang telah
dilakukkan dan dirangkum menjadi laporan praktikum kimia dasar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.
Laporan ini juga dibuat untuk melengkapi nilai praktek dan syarat agar nilai ujian
akhir praktikum bisa keluar dan bisa mendapatkan hasilnya.
Maka laporan ini sangat penting bagi ilmu dasar kimia, karena terkait dengan isi
didalamnya.
Terima kasih atas dosen pembimbing atau pengawas praktek kimia dasar atas
perhatian lebihnya untuk mengawasi praktek kimia dasar ini, yang dari semula kami tak tahu
menjadi tahu dan mengerti.

Jakarta, 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I
IDENTIFIKASI ANION ........................................................................................................... 1
SKEMA/BAGAN IDENTIFIKASI ANION ......................................................................... 4
BAB II
IDENTIFIKASI KATION ......................................................................................................... 5
SKEMA/BAGAN IDENTIFIKASI KATION ....................................................................... 8
BAB III
PENETAPAN KADAR BORAX (Na2B4O7) SECARA ACIDIMETRI ................................... 9
BAB IV
PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT (CUKA) SECARA ALKALIMETRI .................. 12
BAB V
PENETAPAN KADAR FERO SULFAT SECARA PERMANGANOMETRI ..................... 15
BAB VI
PENETAPAN KADAR NaBr SECARA ARGENTOMETRI ................................................ 18
BAB VII .................................................................................................................................. 21
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI .............................................. 21
BAB VIII
PENETAPAN KADAR CuSO4 SECARA IODOMETRI....................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

iii
BAB I
IDENTIFIKASI ANION

NO. Sampel Pereaksi Hasil secara teoritis Pengamatan

Membentuk endapan putih yang


1. Ditambah larutan AgNO3 tidak larut dalam Asam Nitrat Sesuai
tapi larut dalam Amonium.
1. Cl-
Gas Klor yang terbentuk tidak
2. Ditambah larutan asam nitrat,
memberi warna pada lapisan Sesuai
K. Permanganat dan Kloroform
kloroform.

Membentuk endapan warna Larutan


1. Ditambah larutan Perak Nitrat kuning muda yang tidak larut berwarna
dalam Amonia Pekat. putih
2. Br-
Brom yang terbentuk larut dalam
Larutan
2. Ditambah Asam Nitrat, K. kloroform, dikocok, lapisan
berwarna
Permanganat dan Kloroform Kloroform berwarna kuning-
bening
merah jingga.

Membentuk endapan warna


1. Ditambah larutan AgNO3 kuning muda yang tidak larut Sesuai
dalam amonia.

3. I-
Iodium yang terbentuk dalam
2. Ditambah asam nitrat, K. Kloroform dikocok, lapisan
Sesuai
Permanganat dan Kloroform Kloroform berwarna merah
muda-ungu.

1. Ditambah larutan Barium Membentuk endapan putih yang


Sesuai
Clorida tidak larut dalam HCL

4. SO42-
Membentuk endapan putih yang
2. Ditambah larutan Pb Asetat larut dalam larutan Sesuai
Amonium/Natrium Asetat

1
1. Ditambah sedikit serbuk Ferro
Pada bidang atas akan terbentuk
Sulfat kemudian hati-hati Sesuai
cincin warna coklat
5. NO3 - ditambah Asam Sulfat Pekat

2. Ditambah larutan Difelimin Menimbulkan warna biru Sesuai

Membentuk endapan putih yang


1. Ditambah larutan Perak Nitrat Sesuai
akan berubah menjadi coklat

2. Ditambah larutan Magnesium


Membentuk endapan putih Sesuai
2- Sulfat
6. CO3
3. Ditambah Asam Klorida encer Terbentuk gas CO2 Sesuai

4. Ditambah larutan HgCl2 Terbentuk endapan coklat Sesuai

Membentuk endapan berwarna


1. Ditambah larutan Perak Nitrat kuning yang larut dalam Asam Sesuai
Nitrat dan dalam Amonia

2. Ditambah Asam Nitrat Pekat


dan larutan Amonium Membentuk endapan kuning Sesuai
7. PO43-
Molibdad, dipanaskan.

3. Ditambah Amonium Klorida,


Amonium Hidroksida dan Membentuk endapan putih Sesuai
Magnesium Sulfat

1. Larutkan diuapkan, kristal


yang terbentuk ditambah
Memberi nyala warna hijau Sesuai
Metanol dan Asam Sulfat
8. BO33- Pekat, dibakar

2. Ditambah HCL Pekat,


Warna kertas kurkumin berubah
celupkan kertas kurkumin
menjadi meraah kecoklatan
kedalamnya

Akan terbentuk larutan berwarna


1. Ditambah larutan FeCl3 Sesuai
merah darah

9. CNS 2. Ditambah larutan Perak Nitrat Membentuk endapan putih Sesuai

Membentuk endapan hijau


3. Ditambah larutan Cupri Sulfat Sesuai
berubah menjadi hitam

2
Terbentuk endapan putih yang
1. Ditambah larutan Perak Nitrat
segera berubah menjadi Sesuai
encer
kehitaman

2. Ditambah larutan Iodium Warna Iodium hilang Sesuai


10. S2O32-
Terbentuk endapan putih
3. Ditambah larutan Barium
(Barium Tiosulfat) yang mudah Sesuai
Klorida encer
larut dalam HCL encer.
4. Ditambah larutan Asam Larutan berubah menjadi keruh
Sesuai
Klorida kekuningan

3
SKEMA/BAGAN IDENTIFIKASI ANION

4
BAB II
IDENTIFIKASI KATION

NO. Sampel Pereaksi Hasil secara teoritis Pengamatan

1. Ditambah larutan NaOH Membentuk endapan kuning Sesuai


Membentuk endapan merah yang
2. Ditambah larutan KI Sesuai
1. Hg2+ larut dalam KI berlebih
Terbentuk endapan putih yang larut
3. Ditambah larutan NH4OH Sesuai
dalam larutan panas NH4Cl
Membentuk endapan warna biru
1. Ditambah larutan NaOH jika dipanaskan terbentuk endapan Sesuai
berwarna hitam
2. Cu2+ Endapan
2. Ditambah larutan KI Membentuk endapan putih
coklat

3. Ditambah larutan KCNS Membentuk endapan hijau kotor Sesuai

1. Ditambah larutan K Membentuk endapan yang berubah


Sesuai
Ferrosianida kebiru-biruan

3. Fe2+ 2. Ditambah K Ferisianida Membentuk endapan biru Sesuai

3. Ditambah larutan NaOH Membentuk endapan hijau kotor Sesuai

1. Ditambah larutan K
Membentuk endapah biru Sesuai
Ferrosianida
2. Ditambah larutan K Endapan hijau
4. Fe3+ Membentuk endapan coklat
Ferisianida tua

3. Ditambah KCNS Membentuk warna merah Sesuai

Membentuk endapan putih yang


1. Ditambah larutan NaOH Sesuai
larut dalam NaOH berlebih

5. Zn2+ 2. Ditambah K. Ferrosianida Membentuk endapan putih Sesuai

Membentuk endapan putih yang


3. Ditambah larutan NH4OH Sesuai
larut dalam NH4OH berlebih

5
Terbentuk endapan putih yang larut
6. Al3+ 1. Ditambah larutan NaOH Sesuai
dalam NaOH berlebih

Tidak membentuk endapan tapi jika


2. Ditambah larutan Natrium
dipanaskan akan terbentuk endapan Sesuai
Asetat
putih yang larut kembali jika dingin

3. Ditambah larutan Natrium Terbentuk endapan putih yang larut


Sesuai
Fosfat dalam Asam kuat encer

1. Ditambah larutan NaOH Terbentuk endapan putih Sesuai

Membentuk endapan warna putih


2. Ditambah larutan Amonium
yang tidak larut dalam Asam Asetat Sesuai
7. Ca2+ Oksalat
tapi larut dalam HCl
Tidak terbentuk endapan jika
3. Ditambah larutan Asam
kemudian ditambah larutan NH4Cl Sesuai
Asetat dan K. Ferosianida
membentuk endapan hablur putih

1. Ditambah NaOH Terbentuk endapan putih Sesuai

2. Ditambah larutan Amonium Membentuk endapan putih yang


Sesuai
Oksalat larut dalam Asam Asetat panas
8. Ba2+
3. Ditambah larutan Kalium Membentuk endapan kuning larut
Sesuai
Kromat dalam Asam kuat encer
Membentuk endapan putih yang
4. Ditambah Asam Sulfat encer Sesuai
tidak larut dalam HCl / HNO3 encer

1. Ditambah larutan NaOH Terbentuk endapan putih Sesuai, keruh.

2. Ditambah larutan Natrium


Membentuk endapan putih Sesuai
Karbonat
9. Mg2+
Tidak ada
3. Ditambah dapar (NH4OH + endapan
Membentuk endapan putih
NH4Cl) + larutan Na Fosfat (larutan
bening)
Gas ammonia yang terbentuk dapat
1. Ditambah laruan NaOH dan dikenal baunya dan dapat
10. NH4+ Sesuai
dipanaskan membirukan kertas lakmus merah
basah

6
2. Ditambah larutan KOH dan Membentuk endapan coklat ad
Sesuai
pereaksi Nesler kuning

3. Ditambah larutan HgCl2 Terbentuk endapan putih Sesuai

Akan terbentuk endapan coklat dari


1. Ditambah larutan NaOH
Ag2O yang sukar larut dalam Sesuai
encer
NaOH berlebih
Tdk sesuai.
Terbentuk endapan putih yang Endapan tidak
2. Dengan HCl encer
mudah larut dalam Amonia encer2 putih, hanya
keruh
11. Ag+ Sesuai,
Terbentuk endapan AgI yang
endapan
3. Dengan laruan KI encer berwarna kuning mudah larut
berwarna
dalam larutan Natrium Thiosulfat
kuning

Akan terbentuk endapan merah Sesuai, warna


AgCrO4 yang mudah larut dalam larutan
4. Dengan K. Kromat encer
Asam Nitrat encer dan Amonia menjadi merah
encer bata muda

Terbentuk endapan putih yang larut


1. Dengan NaOH encer Sesuai
dalam NaOH berlebih
Akan terbentuk endapan putih yang
2. Dengan HCl encer dapat larut dalam air panas, HCl Sesuai
pekat, dan larutan Amonia Asetat
12. Pb2+
Akan terbentuk endapan putih yang
3. Dengan Asam Sulfat encer larut dalam larutan pekar Amonium Sesuai
Asetat panas

4. Dengan K2CrO4 Terbentuk endapan kuning Sesuai

7
SKEMA/BAGAN IDENTIFIKASI KATION

8
BAB III
PENETAPAN KADAR BORAX (Na2B4O7)
SECARA ACIDIMETRI

I. PRINSIP
Reaksi netralisasi antara asam dengan basa.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gela sukur, pipet volume, labu ukur, dll.
Bahan LBS : H2SO4 0,1 N
LBP : Na2CO3
Indikator : Merah Metil
Sampel : Borax (Na2B4O7)

III. PROSEDUR
a. Buat LBS H2SO4 0,1 N 250 ml dari sediaan H2SO4 2N (lihat di FI III)
V1 . N1 = V2 . N2
250 . 0,1 = V2 . 2
V2 = 12, 5 ml

Ambil 12,5 ml. Masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad batas
garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Na2CO3 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 20,5924 g/l.
1
(BM= 106, BE= )
2

gram 20,5924
n = = = 0,1942 mol
BM 106

N 0,1942
M = = = 0,1942 M
V 1

M 0,1942
N = = = 0,1942 N
BE 1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,3886
V2 = 25,74 ≈ 25 ml.

Pipet 25,00 ml Na2CO3. Masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

9
c. Buat sampel Na2B4O7 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 5,75 %
1
(BM = 381,47 , BE = 2 )

gram 5,75
n = = = 0,0150 mol
BM 381,47

N 0,0150
M = = = 0,15 M
V 0,1

M 0,15
N = = 1 = 0,33 N
BE
2

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0, 3
V2 = 33, 3 ≈ 25 ml.

Pipet 10,00 ml sampel masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
garis batas.

IV. CARA KERJA


a. Pembakuan :
- Pipet 25,00 ml Na2CO3, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 2-3 tetes indicator
- Titrasi dengan H2SO4 0,1 N ad warna merah muda
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung normalitas

Volume titrat Volume titran H2SO4


NO. Volume Paraf
(Na2CO3) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 10 ml 10 ml
2. 10,00 ml 10 ml 34,8 ml 24, 8 ml
3. 10,00 ml 24,8 ml 56 ml 31, 2 ml
𝟔𝟔
Rata-rata = 22 ml
𝟑

𝟐𝟓
N. Sebenarnya = × 0, 3886 = 0,09715
𝟏𝟎𝟎

10
b. Penetapan kadar :
- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 2-3 tetes indicator
- Titrasi dengan H2SO40,1 N ad warna merah muda
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung kadar sampel tersebut

Volume titrat Volume titran H2SO4


NO. Volume Paraf
(Na2B4O7) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 27,3 ml 27,3 ml
2. 10,00 ml 27,3 ml 44,5 ml 17,2 ml
3. 10,00 ml 44,5 ml 54 ml 9,5 ml
47
Rata-Rata = 15, 67 ml
3

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan Na2CO3
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,0975 = 22 . N2
N2 = 0,04431

b. Penetapan Kadar Na2B4O7


V . N . BE . BM = 15,67 . 0,04431 . 0,5 . 381,47
= 132,404

100
dalam 100 ml = × 132,404 = 529,618 mg
25
= 0,5296 g

VI. % KESALAHAN
0,5296
dalam % = × 100%
10

= 5,2 %

11
BAB IV
PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT (CUKA)
SECARA ALKALIMETRI

I. PRINSIP
Reaksi netralisasi antara basa dengan asam

II. ALAT dan BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur, dll.
Bahan LBS : NaOH 0,1 N
LBP : Asam oksalat 0,1 N
Indikator : Phenophtalen (PP)
Sampel : Asama setat (cuka)

III. PROSEDUR
a. Buat LBS NaOH 0,1 N 250ml dari sediaan NaOH 2N (lihat di FI III)
V1 . N1 = V2 . N2
250 . 0,1 = V2 . 2
V2 = 12,5 ml

Ambil 12, 5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad batas
garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 23,4535 g/l
1
(BM = 126, BE = )
2

gram 23,4535
n = = = 0,1861 mol
BM 126

N 0,1861
M = = = 0,1861 M
V 1

M 0,1861
N = = 1 = 0,3722 N
BE
2

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,3722
V2 = 26,86 ≈ 25 ml.

Pipet 25,00 ml Asam Oksalat, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan
aquadest ad batas garis.

12
c. Buat sampel Asam Asetat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25%
(BM = 60, BE = 1)

gram 25
n = = = 0,41760 mol
BM 60

N 0,41760
M = = = 4,167 M
V 0,1

M 4,167
N = = = 4,167 N
BE 1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,3722
V2 = 26,86 ≈ 25 ml

Pipet 5,00 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan aquadest ad
garis batas.

IV. CARA KERJA


a. Pembakuan :
- Pipet 25,00 ml Asam Oksalat, masukkan dalam erlenmeyer.
- Tambahkan 2-3 tetes indicator.
- Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda.
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung normalitas.

Volume titrat Volume titran NaOH


NO. Volume Paraf
(Asam Oksalat) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 17,5 ml 17,5 ml
2. 10,00 ml 17,5 ml 22,3 ml 4,8 ml
3. 10,00 ml 22,3 ml 38,6 ml 16,3 ml
38,6
Rata-rata = 12,87 ml
3

𝟐𝟓
N. sebenarnya = × 0,3722 = 0,09305
𝟏𝟎𝟎

13
b. Penetapan kadar :
- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer.
- Tambahkan 2-3 tetes indikator.
- Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda.
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo).
- Hitung kadar sampel tersebut.

Volume titrat Volume titran NaOH


NO. Volume Paraf
(Asam Asetat) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 4 ml 4 ml
2. 10,00 ml 4 ml 8,2 ml 4,2 ml
3. 10,00 ml 8,2 ml 13,7 ml 5,5 ml
13,7
Rata-rata = 4,57 ml
3

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan Asam Oksalat
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,09305 = 12,87 . N2
N2 = 0,073

b. Penetapan kadar Asam Asetat


V . N . BE . BM = 4,57 . 0,073 . 1 . 60
= 20,0166

100
dalam 100 ml = × 20,0166 = 400,332 mg
5
= 0,400332 gram

VI. % KESALAHAN
0,400332
dalam % = × 100%
10

= 4,00332 %

14
BAB V
PENETAPAN KADAR FERO SULFAT
SECARA PERMANGANOMETRI

I. PRINSIP
Reaksi Redoks.

II. ALAT dan BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur, dll.
Bahan LBS : KMnO4 0,1 N
LBP : Asam Oksalat
Indikator : Auto Indikator
Sampel : Fero Sulfat

III. PROSEDUR
a. Buat LBS KMnO4 0,1 N 100 ml. Ambil 100 ml, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25,0500 g/l.
1
(BM = 126, BE = 2 )

gram 25,0500
n = = = 0,19 mol
BM 126

N 0,19
M = = = 0,19 M
V 1

M 0.19
N = = 1 = 0,38 N
BE
2

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,38
V2 = 26,31 ≈ 25 ml

Pipet 25,00 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aqua dest ad
batas garis.

15
c. Buat sampel Fero Sulfat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 8%
(BM = 278, BE = 1)

gram 8
n = = = 0,0288 mol
BM 278

N 0,0288
M = = = 0,288 M
V 0,1

M 0.288
N = = = 0,288 N
BE 1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,288
V2 = 34,6 ≈ 25 ml

IV. CARA KERJA


a. Pembakuan :
- Pipet 10,00 ml Asam Oksalat, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 5 ml H2SO42 N (10%)
- Panaskan pada water bath ad suhu 60-70℃
- Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung normalitas KMnO4 sesungguhnya

Volume titrat Volume titran KmnO4


NO. Volume Paraf
(AsamOksalat) Awal Akhir

1. 10,00 ml 0 4,7 ml 4,7 ml

2. 10,00 ml 4,7 ml 9,4 ml 4,7 ml

3. 10,00 ml 9,4 ml 14 ml 4,6 ml


14,33
Rata-rata = 4,667 ml
3

𝟐𝟓
N. sebenarnya = × 0,38 = 0,095
𝟏𝟎𝟎

16
b. Penetapan kadar :
- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 5 ml H2SO4 (10%)
- Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung kadar sampel tersebut.

Volume titrat Volume titran KmnO4


NO. Volume Paraf
(FeSO4) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 0,8 ml 0,8 ml
2. 10,00 ml 0,8 ml 1,5 ml 0,7 ml
3. 10,00 ml 1,5 ml 3,0 ml 1,5 ml
3
Rata-rata =1 ml
3

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan Asam Oksalat
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,095 = 4,667 . N2
N2 = 0,2035

b. Penetapan kadar FeSO4


V . N . BE . BM = 1 . 0,2035 . 1 . 278
= 56,573

100
dalam 100 ml = × 56,573 = 226,292 mg
25
= 0,226 gram

VI. % KESALAHAN
0,266
dalam % = × 100 %
10

= 2,26 %

17
BAB VI
PENETAPAN KADAR NaBr
SECARA ARGENTOMETRI

I. PRINSIP
Reaksi pengendapan.

II. ALAT dan BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur dll.
Bahan LBS : AgNO3 0,05 N
LBP : NaCl 0,05 N
Indikator : Larutan K2CrO4
Sampel : NaBr

III. PROSEDUR
a. Buat LBS AgNO3 0,05 N 100 ml (lihat di FI III)
Masukkan dalam buret.

b. Buat LBP NaCl 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 24.500 g/l
(BM = 102,9 BE = 1)

gram 24.500
n = = = 0,4192 mol
BM 58,44

N 0,4192
M = = = 0,4192 M
V 1

M 0,4192
N = = = 0,4192 N
BE 1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,05 = V2 . 0,4192
V2 = 11,9 ≈ 10 ml

Pipet 10,00 ml NaCl, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis

18
c. Buat sampel NaBr 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 10%
(BM = 102,9 BE = 1)

gram 10
n = = = 0,0971 mol
BM 102,9

N 0,0971
M = = = 0,971 M
V 0,1

M 0,971
N = = = 0,971 N
BE 1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,05 = V2 . 0,971
V2 = 5,1 ≈ 5 ml

Pipet 5,00 ml sampel masukkan dalm labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
garis batas

IV. CARA KERJA


a. Pembakuan :
- Pipet 10,00 ml NaCl, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 3 tetes larutan K2CrO4
- Titrasi dengan LBS AgNO3 0,05 N ad warna merah bt
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung normalitas

Volume titrat Volume titran AgNO3


NO. Volume Paraf
(NaCl) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 9,6 ml 9,6 ml
2. 10,00 ml 9,6 ml 19,0 ml 9,4 ml
3. 10,00 ml 19,0 ml 28,2 ml 9,2 ml
28,2
Rata-rata = 9,41 ml
3

19
b. Penetapan kadar :
- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 3 tetes larutan K2CrO4
- Titrasi dengn LBS AgNO3 0,05 N ad warna merah bata
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung kadar sampel tersebut

Volume titrat Volume titran AgNO3


NO. Volume Paraf
(NaBr) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 2,7 ml 2,7 ml
2. 10,00 ml 2,7 ml 5,5 ml 2,8 ml
3. 10,00 ml 5,5 ml 8,5 ml 3,0 ml
8,5
Rata-rata = 2,83 ml
3

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan NaCl
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,04192 = 9,4 . N2
N2 = 0,0445

b. Penetapan kadar NaBr


V . N . BE . BM = 2,83 . 0,0445 . 1 . 102,9
= 12,958 mg

100
dalam 100 ml = × 12,958 = 129,58 mg
10
= 0,12958 gram

VI. % KESALAHAN
0,12958
dalam % = × 100 %
5

= 2,5916 %

20
BAB VII
PENETAPAN KADAR VITAMIN C
SECARA IODIMETRI

I. PRINSIP
Reaksi oksidasi reduksi.

II. ALAT dan BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur dll.
Bahan LBS : Na2S2O3 0,1 N
LBT : Iodium 0,1 N
LBP : KIO3 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : Vitamin C

III. PROSEDUR
a. Buat LBS Na2S2O3 0,1 N 250 ml dari sediaan Iodium 2 N (lihat di FI III)
V1 . N1 = V2 . N2
250 . 0,1 = V2 . 2
V2 = 12,5 ml

Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad batas
garis, masukkan dalam buret

b. Buat LBP KIO3 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14.8500 g/l
1
(BM = 214 BE = 6 )

gram 14,8500
n = = = 0,0693 mol
BM 214

N 0,0693
M = = = 0,0693 M
V 1

M 0,0693
N = = 1 = 0,4158 N
BE
6

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,4158
V2 = 24,05 ≈ 25 ml

21
Pipet 25,00 ml KIO3, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis
c. Buat larutan Iodium 0,1 N

d. Buat sampel Vitamin C 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 4% (BM = 176,13
1
BE = 2 )
e.
f. gram 4
g. n = = = 0,0227 mol
BM 176,13
h.
i.
j. M = N 0,0227
= = 0,227 M
V 0,1
k.

M 0,227
N = = 1 = 0,454 N
BE
2

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,454
V2 = 22,02 ≈ 25 ml

Pipet 25,00 ml sampel masukkan dalm labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
garis batas

IV. CARA KERJA :


a. Pembekuan LBS Na2S2O3 dengan LBP KIO3 :
- Pipet 10,00 ml KIO3 0,1 N, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan larutan KI 50% 3 ml
- Tambahkan 5 ml H2SO4 2 N
- Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N ad warna kuning muda
- Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
- Lanjutkan titrasi ad warna biru hilang
- Hitung normalitas Na2S2O3

Volume titrat Volume titran Na2S2O3


NO. Volume Paraf
(KIO3) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 10 ml 10 ml
2. 10,00 ml 10 ml 20,2 ml 10,2 ml
20,2
Rata-rata = 10,1 ml
2

22
b. Pembekuan LBT Iodium dengan LBP Na2S2O3
- Pipet 10,00 ml Na2S2O3, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 1 ml larutan kanji
- Titrasi dengn LBS AgNO3 0,05 N ad warna merah bata
- Titrasi dengan Iodium ad warna biru
- Hitung normalitas Iodium

Volume titrat Volume titran Iodium


NO. Volume Paraf
(Na2S3O3) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 20,8 ml 20,8 ml
2. 10,00 ml 20,8 ml 41,6 ml 20,8 ml
3. 10,00 ml 20,00 ml 40,8 ml 20,8 ml
62,4
Rata-rata = 20,8 ml
3

c. Penetapan kadar Vit. C


- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan 5 ml H2SO4 2 N
- Tambahkan 1 ml larutan kanji
- Titrasi dengan Iodium 0,1 N ad warna biru
- Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
- Hitung kadar sampel tersebut

Volume Titrat Volume titran Iodium


NO. Volume Paraf
(Vit. C) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 10,5 ml 10,5 ml
2. 10,00 ml 10,5 ml 19,7 ml 9,2 ml
3. 10,00 ml 19,7 ml 29 ml 9,3 ml
29
Rata-rata = 9,667 ml
3

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan Na2S2O3
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,1039 = 10,1 . N2
N2 = 0,102

23
b. Pembekuan Iodium
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,102 = 20,8 . N2
N2 = 0,0490

c. Penetapan kadar Vit. C


1
V . N . BE . BM = 9,667 . 0,0490 . . 176,3
2
= 41,7148 mg

100
dalam 100 ml = × 41,7148 = 166,8592 mg
25

= 0,1668592 gram

VI. % KESALAHAN
0,1668592
dalam % = × 100 %
10

= 𝟏, 𝟔𝟔𝟖𝟓𝟐𝟗 %

24
BAB VIII
PENETAPAN KADAR CuSO4
SECARA IODOMETRI

I. PRINSIP

II. ALAT dan BAHAN


Alat : buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur dll.
Bahan LBS : Na2S2O3 0,1 N
LBP : KIO3 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : CuSO4

III. PROSEDUR :
a. Buat LBS Na2S2O3 0,1 N 250 ml dari sediaan Na2S2O3 2 N
V1 . N1 = V2 . N2
250 . 0,1 = V2 . 2
V2 = 12,5 ml

Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad batas
garis, masukkan dalam buret

b. Buat LBP KIO3 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14,8500 g/l
1
(BM = 214 BE = )
6
l.
m. gram 14,8500
n. n = = = 0,0693 mol
BM 214
o.
p.
q. M = N 0,0693
= = 0,0693 M
V 1
r.

M 0,0693
N = = 1 = 0,4158 N
BE
6

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,454
V2 = 24,05 ≈ 25 ml

Pipet 25,00 ml KIO3, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis

25
c. Buat sampel CuSO4 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 11%
(BM = 249,6 BE = 1)

gram 11
n = = = 0,0440 mol
BM 249,6

N 0,0440
M = = = 0,4400 M
V 0,1

M 0,4400
N = = = 0,4400 N
BE 0,1

V1 . N1 = V2 . N2
100 . 0,1 = V2 . 0,4400
V2 = 22,7 ≈ 25 ml

Pipet 25,00 ml sampel masukkan dalm labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
garis batas

IV. CARA KERJA


a. Pembakuan :
- Pipet 10,00 ml KIO3 0,1 N, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan larutan KI 50% 3 ml
- Tambahkan 5 ml H2SO4 2 N
- Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N ad warna kuning muda
- Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
- Lanjutkan titrasi ad warna biru hilang (larutan jadi tak berwarna)
- Hitung normalitas

Volume titrat Volume titran Na2S2O3


NO. Volume Paraf
(KIO3) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 10 ml 10 ml
2. 10,00 ml 10 ml 20,2 ml 10,2 ml
20,2
Rata-rata = 10,1 ml
2

26
b. Penetapan kadar :
- Pipet 10,00 ml sampel, masukkan dalam erlenmeyer
- Tambahkan larutan KI 50% 3 ml
- Tambahkan 5 ml H2SO4 2 N
- Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N ad warna kuning muda
- Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
- Lanjutkan titrasi ad warna biru hilang (larutan jadi tak berwarna)
- Hitung kadar sampel tersebut

Volume titrat Volume titran Na2S2O3


NO. Volume Paraf
(CuSO4) Awal Akhir
1. 10,00 ml 0 8 ml 8 ml
2. 10,00 ml 8 ml 12,3 ml 4,3 ml
12,3
Rata-rata = 3,7 ml
2

V. PERHITUNGAN
a. Pembakuan KIO3
V1 . N1 = V2 . N2
10 . 0,1039 = 10,1 . N2
N2 = 0,102

b. Penetapan kadar CuSO4


V . N . BE . BM = 3,7 . 0,102 . 1 . 249,6
= 94,199 mg

100
dalam 100 ml = × 94,199 = 376,796 mg
25
= 0,376796 gram

VI. % KESALAHAN
0,376796
dalam % = × 100 %
10

= 3,76796 %

27
DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia. Edisi III. Tahnun 1976

28

Anda mungkin juga menyukai