P1
IDENTIFIKASI OBAT
Disusun Oleh
PUTRI AYU BERLIANA (I1C018014)
NADIA FARAHDINA (I1C018016)
ZAIMA ARROSYIDI A. (I1C018018)
ANANDA SITI SALSABILA (I1C018020)
FITRI ANDINI (I1C018021)
REZKY SALMA (I1C018022)
B1-2
SKEMA KERJA
1. Uji Organolepts 2. Uji Kelarutan
Senyawa obat
1 . Diamat
2. Dilihat
3. Diraba kehalusannya
4. Dibaui
5. Dirasakan
Hasil
Hasil
Hasil Hasil
6. Reaksi Penjurusan
A. Barfoed & loef A. Fluoresensi Kinin
Senyawa obat Senyawa obat
1. Ditambahkan fehling A dan B
Diamat. untuk
membedakan Diamat. Terjadi
adanya laktosa dan warna hijau untuk
glukosa alkoida kinin
7. Reaksi Khusus
A. Kafein Kafein
Larutan jenuh
Diamat endapan
yang terbentuk
B. Asetosal C. Paracetamol
Asam Salisilat Paracetamol
Diamat Diamat
FORM DATA PENGAMATAN
1. Uji Organoleptis
Paracetamol violet
Pada uji kelarutan, diketahui etanol adalah pelarut organik karena mengandung atom C,
dan aquadest adalah pelarut anorganik. Asam salisilat, PCT, kafein, Na benzoat, laktosa, gula,
dan CTM karena larut dalam etanol maka termasuk senyawa organik, sedangkan talk dan
vitamin b yang tdak larut dalam etanol termasuk senyawa anorganik. Hasil tersebut sesuai
literatur karena Kelarutan merupakan ukuran banyaknya zat terlarut yang akan melarut dalam
pelarut pada suhu tertentu. Ungkapan “yang sejenis melarutkan yang sejenis” membantu kita
mempredisikan kelarutan zat dalam pelarut. Ungkapan ini menyatakan bahwa dua zat dengan
jenis dan besar gaya antarmolekul yang sama akan cenderung saling melarutkan. Alkohol,
sepert methanol, ethanol dan etlena glikol mampu bercampur dengan air karena
kemampuannya membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air (Chang, 2005).
3. . Uji Fluoresensi di Bawah Lampu Ultraviolet
Prinsip dari fluoresensi adalah akan memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar UV
saja, merupakan sifat fisika. Fluoresensi adalah pemedaran sinar pada saat suatu zat dikenai
cahaya. Emisi cahaya terjadi karena proses absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan
keadaan atom tereksitasi. Keadaan atom yang tereksitasi akan kembali keadaan semula
dengan melepaskan energi yang berupa cahaya (deeksitasi) (Anggi, 2010).
Pada percobaan ini, cara kerja yan dilakukan yaitu dengan meletakkan semua bahan obat
dala pelat tetes. Setelah itu, zat tersebut disinari dibawah lampu UV untuk mengetahui apakah
bahan obat tersebut memendarkan cahaya jika dilarutkan dalam air. Berdasarkan percobaan
tersebut, diperoleh hasil bahwa hanya asam salisilat saja yang menyala, sedangkan senyawa
obat lain tdak. Hal ini menunjukkan bahwa hanya asam salisilat saja yang memiliki sifat fisika
dapat memendarkan cahaya. Seharusnya senyawa kinin(kafein) berfluoresensi hijau, salisilat
berfluoresensi ungu.
4. Uji Pengarangan dan Pemijaran
Zat yang akan diselidiki dipanaskan(pengarangan) dan kemudian dipijarkan di atas cawan porselin sampai
didapatkan sisa. Perlu diamat warna mula-mula, pada waktu meleleh, terjadi asap atau uap dan warna dari sisa
pijar.
2.
1. Golongan
GolonganSalisilat
Karbohidrat
Pada
Padareaksi
uji iniinididapatkan
semua obathasil
menunjukan hasil negatf
negatf pada kecualiasam
talk, CTM, asamsalisilat,
salisilat dan hal ini sesuai
Na-benzoat, literatur.
antalgin, Asam
kafein,
salisilat menunjukan hasil positf sehingga termasuk kedalam golongan salisilat reaksinya adalah sebagai berikut :
paracetamol
C7H6O3 + FeCL3dan +C2Hhasil
O -> positfungu
warna pada, laktosa,
kebiruan gula, vitamin B. Hal ini tdak sesuai literatur karena
(gol.salisilat)
6
pada parasetamol
Fenol yang bereaksi dengan seharusnya didapatkan
FeCl3 akan memberikan hasilwarna
postfungu,
karena parasetamol
karena asam salisilatmemiliki gugus -OH.
adalah senyawa yang
Prinsip uji ini
mengandung fenolyaitu
makareaksi
reaksi aldokondensasi
FeCl3 dengan asamyang mana
salisilat akan menghasilkan
akan memberikan warna ungu positf pada sampel
juga. (Autherhof dan
yang memiliki
Kovark, 1987) keton dan aldehid (Autherhof dan Kovark, 1987). Ketdak sesuaian dengan
literatur disebabkan karena parasetamol harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
3. Golongan Aniline
terlindung dari cahaya matahari. Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa cahaya dan kelembaban
Analisis golonganburuk
berpengaruh anilin dilakukan dengan caraparasetamol
pada stabilitas menambahkan(Depkes
NaOH dan RI,
etanol pada suatu
1979). senyawa, kemudian
Parasetamol sebagai
dipanaskan untuk mempercepat reaksi karena dapat menurunkan energi aktvasi dan adanya pelepasan gas
turunan amina menunjukan bahwa subttuen pada atom N sangat peka terhadap pengaruh
amonia sehingga akan tercium bau busuk (bau isonitril) yang menandakan adanya turunan amina aromats (reaksi
cahaya yang
isonitril). menyebabkan
Setelah putusnya
dilakukan percobaan, ikatan
Antalgin, antara
CTM, atom
PCT dan C dan
Lactosa N (Mursyidi,
berbau 1990).
busuk, maka Antalgin, CTM, PCT
dan Lactosa termasuk golongan anilin karena Antalgin, CTM, PCT dan Lactosa mengandung turunan amina
aromats positf. Hal ini sesuai dengan literatur (Depkes, 1995).
6. Reaksi Penjurusan
2. Fluorensensi kinin
Kafein ditambahkan H2SO4 diamat terjadi warna jika berwarna hijau untuk alkoida
kinin.warna yang dihasilkan tdak berwarna hijau.hal ini tdak sesuai literatur ( Autherhof H
dan kovar,1987)
7. Reaksi Khusus
Pada reaksi ini, beberapa bahan obat akan direaksikan sesuai dengan jenis dan nama dari
bahan obatnya untuk mengetahui apakah bahan obat tersebut sudah sesuai dengan nama dan
jenisnya. Ada 3 reaksi yang akan dilakukan, yaitu reaksi terhadap golongan asetosal,
parasetamol, dan Kafein.
a. Acetosal
Asam salisilat ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida kemudian dipanaskan. Hasil yang
diperoleh adalah tmbul warna violet
b. Paracetamol
Sedikit parasetamol dilarutkan dalam air, kemudian ditetesi dengan beberapa tetes larutan
FeCl3. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa tmbul warna biru violet pada parasetamol,
sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi yang dilakukan berlangsung benar.
c. Kafein
Kafein ditambahkan aquades secukupnya kemudian ditambahkan iodine dan diamat
endapannya. Hasil yang diperoleh adalah tmbul endapan warna coklat.
KESIMPULAN
REFERENSI
• Anggi Swita, Fitmawat. 2010. Analisis Dengan Fluoresensi. Jurnal
Jurusan Fisika: Universitas Riau.
• Autherhof, H dan Kovark. 1987. Identfikasi Obat Terbitan keempat.
ITB : Bandung.
• Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
• Ghalib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Jakarta.
• Kartka, B., Hastut, P., dan Supartono, W. 1988. Pedoman Uji Inderawi
Bahan Pangan. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
• Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
LAMPIRAN
3. Analisis Pendahuluan
1. Organolepts
a. Golongan Fenol
b. Golongan Karbohidrat
2. Flourosensi
4. Uji Kelarutan
b. Pelarut Aseton
a. Pelarut Aquadest
C. Golongan Aniline
c. Pelarut Aseton
5. Uji Pengarangan