Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KUALITATIF DAN KUANTITATIF


KELOMPOK JUM’AT PAGI (KELAS C)

Disusun oleh :

AKADEMI FARMASI
BHUMI HUSADA
JAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kimia kuantitatif semester
ini tepat pada waktunya.

Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan ini bertujuan
agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar ilmu kimia. Serta dapat
memahami nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam berfikir dan bertindak.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak yang
membutuhkan.

Jakarta, 24 Februari 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I ANALISA KUALITATIF 1
A. IDENTIFIKASI ANION 1
B. IDENTIFIKASI KATION 4
BAB II ANALISA KUANTITATIF 9
A. ACIDIMETRI 9
B. ALKALIMETRI 12
C. PERMANGANTOMETRI 15
D. ARGENTOMETRI 18
E. IODIMETRI 21
F. IODOMETRI 25

3
4
BAB I
ANALISIS KUALITATIF

Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya adalah
unsur apa yanng terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel terdiri
atas golongan anion, kation dan obat. Analisis ini dilakukan dengan cara mengamati
perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi perubahan warna, terjadinya gas, dan
bau.

A. IDENTIFIKASI ANION

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA PENGAMATAN


TEORITIS
1 Cl ⁻ 1. Ditambah larutan AgNO₃ Membentuk endapan Membentuk
putih yang tidak larut endapan putih tidak
dalam Asam Nitrat larut
tapi larut dalam
Amonia

Gas Klor yang Lapisan atas


2. Ditambah larutan nitrat, K. terbentuk tidak berwarnaungu,
Permanganat, Kloroform memberi warna pada lapisan bawah
lapisan Kloroform berwarna bening

2 Br ⁻ 1. Ditambah larutan Perak Membentuk endapan Membentuk


Nitrat warna kuning muda endapan putih
yang tidak larut
dalam Amonia Pekat

Brom yang terbentuk


larut dalam Lapisan atas
2. Ditambah Asam Nitrat, K. Kloroform, dikocok, berwarna ungu,
Permanganat dan lapisan Kloroform lapisan bawah
Kloroform berwarna berwarna jingga
kuning-jingga

3 I⁻ 1. Ditambah larutan AgNO₃ Membentuk endapan Membentuk


warna kuning muda endapan kuning
yang tidak larut muda
dalam amonia

Iodium yang
terbentuk dalam

5
2. Ditambah Asam Nitrat, K. Kloroform, dikocok, Lapisan Kloroform
Permanganat dan lapisan Kloroform berwarna merah
Kloroform berwarna merah muda
muda-ungu

4 SO₄​2​⁻ 1. Ditambah larutan Barium Membentuk endapan Tidak membentuk


Chlorida putih yang tidak larut endapan
dalam HCl

Membentuk endapan Membentuk


2. Ditambah larutan Pb Asetat putih yang larut endapan putih
dalam larutan
Amonium/Natrium
Asetat

5 NO₃⁻ 1. Ditambah sedikit serbuk Pada bidang atas Pada bidang atas
Ferro Sulfat kemudian akan terbentuk cincin akan terbentuk
hati-hati ditambah Asam warna cokelat cincin warna cokelat
Sukfat Pekat
Menimbulkan warna Bening
2. Ditambah larutan biru
Difenilamin

6 CO₃​2​⁻ 1. Ditambah larutan Perak Membentuk endapan Membentuk


Nitrat putih yang akan endapan putih yang
berubah menjadi akan berubah
cokelat menjadi cokelat

Membentuk endapan Membentuk


2. Ditambah larutan putih endapan putih
Magnesium Sulfat
Terbentuk gas CO₂ Terbentuk gas CO₂

3. Ditambah Asam Chlorida


encer Terbentuk endapan Terbentuk endapan
cokelat cokelat

4. Ditambah larutan HgCl₂

7 PO₄​3​⁻ 1. Ditambah larutan Perak Membentuk endapan Membentuk


Nitrat yang berwarna endapan kuning
kuning yang larut
dalam Asam Nitrat
dan dalam Amonia

6
Membentuk endapan
kuning Tidak membentuk
2. Ditambah Asam Nitrat endapan kuning
Pekat dan larutan
Membentuk endapan
Amonium Molibdat, putih Membentuk
panaskan endapan putih

3. Ditambah Amonium
Klorida, Amonium
Hidroksida dan Magnesium
Sulfat

8 BO₃​3​⁻ 1. Larutan diuapkan, kristal Memberi nyala Memberi nyala


yang terbentuk ditambah berwarna hijau berwarna hijau
Metanol dan Asam Sulfat
Pekat, dibakar
Warna kertas Warna kertas
2. Ditambah HCl Pekat, kurkumin berubah kurkumin berubah
celupkan kertas kurkumin menjadi merah menjadi merah
kedalamnya kecoklatan kecoklatan

9 CNS 1. Ditambah larutan FeCl₃ Akan terbentuk Membentuk larutan


larutan berwarna berwarna merah
merah darah darah

Membentuk endapan Membentuk


2. Ditambah larutan Perak putih endapan putih
Nitrat
Membentuk endapan Membentuk
hijau berubah endapan hijau
3. Ditambah larutan Cupri menjadi hitam berubah menjadi
Sulfat hitam

10 S₂O₃​2​⁻ 1. Ditambah larutan Perak Terbentuk endapan Terbentuk endapan


Nitrat encer putih yang segera putih yang segera
berubah menjadi berubah menjadi
kehitaman kehitaman

Warna Iodium hilang Warna Iodium


2. Ditambah larutan Iodium hilang
Terbentuk endapan
putih (Barium Membentuk
3. Dengan larutan Barium Tiosulfat) yang endapan putih
Klorida encer mudah larut dalam
HCl encer

7
Larutan berubah Larutan berubah
menjadi keruh menjadi bening
kekuningan
4. Ditambah larutan Asam
Klorida

B. IDENTIFIKASI KATION

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA PENGAMATAN


TEORITIS
1 Hg​2​⁺ 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk endapan Membentuk endapan
kuning kuning

Membentuk endapan Membentuk endapan


2. Ditambah larutan KI merah yang larut merah yang larut
dalam KI berlebih dalam KI berlebih

Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih yang larut putih yang larut
3. Ditambah larutan dalam larutan panas dalam larutan panas
NH₄OH NH₄Cl NH₄Cl

2 Cu​2​⁺ 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk endapan Membentuk endapan


warna biru, jika warna biru, jika
dipanaskan dipanaskan terbentuk
terbentuk endapan endapan berwarna
berwarna hitam hitam

Membentuk endapan Membentuk endapan


2. Ditambah larutan KI putih putih

Membentuk endapan Membentuk endapan


hitam hitam
3. Ditambah larutan KCNS

3 Fe​2​⁺ 1. Ditambah larutan K. Membentuk endapan Membentuk endapan


Ferrosianida yang berubah yang berubah
kebiru-biruan kebiru-biruan

Membentuk endapan
biru Membentuk endapan
biru

8
2. Ditambah larutan K. Membentuk endapan Membentuk endapan
Ferrisianida hijau kotor hijau kotor

3. Ditambah larutan NaOH

4 Fe​3⁺ 1. Ditambah larutan K. Membentuk endapan Membentuk endapan


Ferrosianida biru putih

Membentuk endapan Membentuk endapan


2. Ditambah larutan K. cokelat putih
Ferrisianida
Membentuk warna Membentuk endapan
merah putih
3. Ditambah larutan NaOH

5 Zn​2​⁺ 1. Ditambahlarutan NaOH Membentuk endapan Membentuk endapan


putih yang larut putih yang larut
dalam NaOH berlebih dalam NaOH berlebih

Membentuk endapan
putih Membentuk endapan
2. Ditambah K. putih
Ferrosianida
Membentuk endapan
putih yang larut Membentuk endapan
dalam NH₄OH putih yang larut
3. Ditambah larutan berlebih dalam NH₄OH
NH₄OH berlebih

6 Al​3⁺ 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk endapan Tidak terbentuk


putih yang larut endapan
dalam NaOH berlebih

Tidak membentuk
endapan tapi jika Tidak membentuk
2. Ditambah larutan dipanaskan akan endapan tapi jika
Natrium Asetat terbentuk endapan dipanaskan akan
putih yang larut terbentuk endapan
kembali jika dingin putih yang larut
kembali jika dingin
Terbentuk endapan
putih yang larut Tidak terbentuk
dalam Asam kuat endapan
encer

9
3. Ditambah larutan
Natrium Fosfat

7 Ca​2​⁺ 1. Ditambah larutan NaOH Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih putih

Membentuk endapan Membentuk endapan


2. Ditambah larutan warna putih yang warna putih yang
Natrium Asetat tidak larut dalam tidak larut dalam
Asam Asetat tapi Asam Asetat tapi
larut dalam HCl larut dalam HCl

Tidak terbentuk Tidak terbentuk


endapan jika endapan jika
3. Ditambah larutan kemudian ditambah kemudian ditambah
Natrium Fosfat larutan NH₄Cl larutan NH₄Cl
membentuk endapan membentuk endapan
hablur putih hablur putih

8 Ca​2​⁺ 1. Ditambah NaOH Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih putih

Membentuk endapan Tidak terbentuk


2. Ditambah larutan putih yang larut endapan
Amonium Oksalat dalam Asam Asetat
panas

Membentuk endapan Membentuk endapan


kuning larut dalam kuning larut dalam
3. Ditambah larutan Kalium Asam kuat encer Asam kuat encer
Kromat

Membentuk endapan
putih yang tidak larut Membentuk endapan
dalam HCl/HNO₃ putih yang tidak larut
dalam HCl/HNO₃
4. Ditambah Asam Sulfat
encer

9 Mg​2​⁺ 1. Ditambah larutan Terbentuk endapan Terbentuk endapan


larutan NaOH putih putih

Membentuk endapan Membentuk endapan


putih putih

10
2. Ditambah larutan
Natrium Karbonat Membentuk endapan Membentuk endapan
putih putih

3. Ditambah dapar (NH₄OH


+ NH₄Cl) + larutan Na
Fosfat

10 NH₄⁺ 1. Ditambah larutan NaOH Gas Amonia yang Gas Amonia yang
dan dipanaskan terbentuk dapat terbentuk dapat
dikenal baunya dan dikenal baunya dan
dapat membirukan dapat membirukan
kertas lakmus merah kertas lakmus merah
basah basah

Membentuk endapan Bening, tidak


2. Ditambah larutan KOH coklat ad kuning terbentuk endapan
dan pereaksi Nesler
Terbnentuk endapan
putih Terbnentuk endapan
putih
3. Ditambah larutan HgCl₂

11 Ag⁺ 1. Dengan larutan NaOH Akan terbentuk Akan terbentuk


encer endapan coklat dari endapan coklat dari
Ag₂ yang sukar larut Ag₂ yang sukar larut
dalam NaOH berlebih dalam NaOH berlebih

Terbentuk endapan Terbentuk endapan


2. Dengan HCl encer putih yang mudah putih yang mudah
larut dalam Amonia larut dalam Amonia
encer encer

Terbentuk endapan Terbentuk endapan


AgI yang berwarna AgI yang berwarna
3. Dengan larutan KI encer kuning yang mudah kuning yang mudah
larut dalam larutan larut dalam larutan
Nattrium Thiosulfat Nattrium Thiosulfat

Akan terbentuk Terbentuk endapan


endapan merah kuning
AgCrO₄ yang mudah
larut dalam Asam

11
4. Dengan K. Kromat encer Nitrat encer dan
Amonia encer

12 Pb​2​⁺ 1. Dengan NaOH encer Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih yang larut putih yang larut
dalam NaOH berlebih dalam NaOH berlebih

Akan terbentuk Tidak terbentuk


2. Dengan HCl encer endapan putih yang endapan
dapat larut dalam air
panas, HCl pekat dan
larutan Amonia
Asetat
Akan terbentuk Tidak terbentuk
endapan putih yang endapan
3. Dengan Asam Sulfat larut dalam larutan
encer pekat Amonium
Asetat panas

Terbentuk endapan Terbentuk endapan


kuning kuning

4. Dengan K₂CrO₄

12
BAB II
ANALISIS KUANTITATIF

Analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu
(analit) yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas
empat tahapan pokok, yaitu :
1) Pengambilan sampel (sampling)
2) Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran
3) Pengukuran
4) Perhitungan dan penafsiran pengukuran

A. ACIDIMETRI
PENETAPAN KADAR BORAX (Na₂B₄O₇) SECARA ACIDIMETRI
PRINSIP :​ Reaksi netralisasi antara basa dengan asam
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : H₂SO₄ 0,1 N
LBP : Na₂CO₃
Indikator : Metil Merah
Sampel : Borax (Na₂B₄O₇)

PROSEDUR
a. Buat LBS H₂SO₄ 0,1 N 250 ml dari sediaan H₂SO₄ 2 N (lihat di FI III)
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
250 . 0,1 = V₂ . 2
V₂ = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, ​masukkan dalam buret.

13
b. Buat LBP Na₂CO₃ 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 20,5924 g/l
(BM = 106 BE = ⅟₂)
n = gram = 20,5924 = 0,1942 mol
BM 106
M = N = 0,1942 = 0,1942 M
V 1
N = M = 0,1942 = 0,3886 N
BE ⅟₂

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,3886
V₂ = 25,74 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml Na₂CO₃, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

c. Buat sampel Na₂B₄O₇ 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 5,75%


(BM = 381,47 BE = ⅟₂)
n = gram = _​5,75 ​_ = 0,015 mol
BM 381,47

M = N = 0,015 = 0,15 M
V 0,1
N = M = 0,15 = 0,333 N
BE ⅟₂

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,3
V₂ = 33,3 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml Na₂CO₃, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan H₂SO₄ 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

14
No Volume titrat Volume titran H₂SO₄ Volume Paraf
(Na₂CO₃) Awal Akhir
1 10 0 7,5 7,5
2 10 7,5 15 7,5
3 10 15 22,5 7,5
_____ +

22,5 : 3 = 7,5

b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan H₂SO₄ 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran H₂SO₄ Volume Paraf


(Na₂B₄O₇) Awal Akhir
1 10 22,5 25 2,5
2 10 25 27,5 2,5
3 10 27,5 30,3 2,8
_____ +

7,8 : 3 = 2,6

N₁ = ​25 ​ x 0,3886 = 0,09715


100
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,09715 = 7,5 . N₂
N₂ = 0,129 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 2,6 x 0,129 x 381,49 x 1 = 127,951 mg = 0,127 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,127 = 0,508
5

Dalam % = ​0,508​ x 100 = 5,08 %


10

15
B. ALKALIMETRI
PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT (CUKA) SECARA ALKALIMETRI
PRINSIP :​ Reaksi netralisasi antara basa dengan asam
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : NaOH 0,1 N
LBP : Asam Oksalat 0,1 N
Indikator : Phenophtalen (PP)
Sampel : Asam Asetat (Cuka)

PROSEDUR
a. Buat LBS NaOH 0,1 N 250 ml dari sediaan NaOH 2 N (lihat di FI III)
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
250 . 0,1 = V₂ . 2
V₂ = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, ​masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 23,4535 g/l
(BM = 126 BE = ⅟₂)
n = gram = 23,4535 = 0,1861 mol
BM 126
M = N = 0,1816 = 0,1861 M
V 1
N = M = 0,1861 = 0,3722 N
BE ⅟₂

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,3722
V₂ = 26,86 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml asam oksalat, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan
aquadest ad batas garis.

16
c. Buat sampel asam asetat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25%
(BM = 60 BE = 1)
n = gram = ​25 = 0,4167 mol
BM 126
M = N = 0,4167 = 4,167 M
V 0,1
N = M = 4,167 = 4,167 N
BE 1

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 4,167
V₂ = 5 ml
Ambil 5 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml asam oksalat, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran NaOH Volume Paraf


(Asam Oksalat) Awal Akhir
1 10 0 25,2 25,2
2 10 0 50,2 25,0
3 10 0 32,3 32,3
_____ +

82,5 : 3 = 27,5
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran NaOH Volume Paraf


(Asam Asetat) Awal Akhir
1 10 0 8,4 8,4
2 10 8,4 16,5 8,1
3 10 16,5 24,5 8,0

17
_____ +

24,5 : 3 = 8,1

N₁ = ​25 ​ x 0,3722 = 0,09305


100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,09305 = 27,5 . N₂
N₂ = 0,0338 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 8,1x 0,0338 x 60 x 1 = 16,56 mg = 0,0165 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,0165 = 0,3312
5

Dalam % = ​0,3312​ x 100 = 3,3 %


10

18
C. PERMANGANTOMETRI
PENETAPAN KADAR FERO SULFAT SECARA PERMANGANOMETRI
PRINSIP :​ Reaksi redoks
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : KMnO₄ 0,1 N
LBP : Asam Oksalat 0,1 N
Indikator : Autoindikator
Sampel : Fero Sulfat

PROSEDUR
a. Buat LBS KMnO₄ 0,1 N 100 ml
Ambil 100 ml, ​masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25,0500 g/l
(BM = 126 BE = ⅟₂)
n = gram = 25,0500 = 0,19 mol
BM 126
M = N = ​0,19 = 0,19 M
V 1
N = M = ​0,19 = 0,38 N
BE ⅟₂

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,38
V₂ = 26,31 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml asam oksalat, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan
aquadest ad batas garis.

c. Buat sampel Fero sulfat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 8%


(BM = 278 BE = 1)
n = gram = ​ 8 ​_ = 0,0288 mol
BM 278
M = N = 0,0288 = 0,288 M
V 0,1

19
N = M = 0,288 = 0,288 N
BE 1

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,288
N₂ = 34,6 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml asam oksalat, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 5 ml H₂SO₄ 2 N (10%)
3) Panaskan pada water batch ad suhu 60-70⁰C
4) Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
5) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
6) Hitung normalitas KMnO₄

No Volume titrat Volume titran KMnO₄ Volume Paraf


(Asam oksalat) Awal Akhir
1 10 0 11,3 11,3
2 10 11,3 23,2 11,9
3 10 23,2 35,2 12
_____ +

35,2 : 3 = 11,79
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 5 ml H₂SO₄ 2 N (10%)
3) Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran KMnO₄ Volume Paraf


(FeSO₄) Awal Akhir
1 10 0 4,7 4,7
2 10 5,4 9,8 5,1
3 10 10,5 14,8 5,0
_____ +

14,8 : 3 = 4,93

N₁ = ​25 ​ x 0,38 = 0,095


100

20
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,095 = 11,79 . N₂
N₂ = 0,08 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 4,93 x 0,08 x 278 x 1 = 109,643 mg = 0,109 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,109 = 0,436
25

Dalam % = ​0,436​ x 100 = 4,36 %


10

21
D. ARGENTOMETRI
PENETAPAN KADAR NaBr SECARA ARGENTOMETRI
PRINSIP :​ -
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : AgNO₃ 0,05 N
LBP : NaCl 0,05 N
Indikator : Larutan K₂CrO₄
Sampel : NaBr

PROSEDUR
a. Buat LBS AgNO₃ 0,05 N 100 ml (lihat di FI III)
Ambil 100 ml, ​masukkan dalam buret.

b. Buat LBP NaCl 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 24,500 g/l
(BM = 58,44 BE = 1)
n = gram = 24,500 = 0,4192 mol
BM 58,44
M = N = 0,4192 = 0,4192 M
V 1
N = M = 0,4192 = 0,4192 N
BE 1

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,05 = V₂ . 0,4192
V₂ = 11,9 ≈ 10 ml
Ambil 10 ml NaCl, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

c. Buat sampel NaBr 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 10%


(BM = 102,09 BE = 1)
n = gram = ​ 10 ​_ = 0,0971 mol
BM 102,9
M = N = 0,0971 = 0,0971 M
V 0,1
N = M = 0,0971 = 0,0971 N
BE 1

22
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,05 = V₂ . 0,971
V₂ = 5,1 ≈ 5 ml
Ambil 5 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad batas
garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml NaCl, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan K₂CrO₄
3) Titrasi dengan AgNO₃ 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran​ ​AgNO₃ Volume Paraf


(NaCl) Awal Akhir
1 10 0 9,5 9,5
2 10 9,5 19 9,5
3 10 19 28,2 9,2
_____ +

28,2 : 3 = 9,4
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan K₂CrO₄
3) Titrasi dengan LBS AgNO₃ 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran AgNO₃ Volume Paraf


(NaBr) Awal Akhir
1 10 28,2 32,0 3,8
2 10 32,0 35,7 3,7
3 10 35,7 39,5 3,8
_____ +

11,3 : 3 = 3,7

N₁ = ​10 ​ x 0,4192 = 0,04192


100

23
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,04192 = 9,4 . N₂
N₂ = 0,044 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 3,7 x 0,044 x 102,9 x 1 = 16,752 mg = 0,016 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,016 = 0,335
5

Dalam % = ​0,335​ x 100 = 3,3 %


10

24
E. IODIMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI
PRINSIP :​ -
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : Na₂S₂O₃ 0,1 N
LBT : Iodium 0,1 N
LBP : KIO₃ 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : Vitamin C

PROSEDUR
a. Buat LBS Na₂S₂O₃ 0,1 N 250 ml dari sediaan Iodium 2 N (lihat di FI III)
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
250 . 0,1 = V₂ . 2
V₂ = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, ​masukkan dalam buret.

b. Buat LBP KIO₃ 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14,8500 g/l
(BM = 214 BE = ⅙)
n = gram = 14,8500 = 0,0693 mol
BM 214
M = N = 0,0693 = 0,0693 M
V 1
N = M = 0,0693 = 0,4158 N
BE ⅟₆

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,4158
V₂ = 24,05 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml KIO₃, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

c. Buat larutan Iodium 0,1 N

25
d. Buat sampel Vitamin C 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 4%
(BM = 176,13 BE = ⅟₂)
n = gram = ​ 4 ​_ = 0,0227 mol
BM 179,13
M = N = 0,0227 = 0,227 M
V 0,1
N = M = 0,227 = 0,454 N
BE ⅟₂

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,454
V₂ = 22,02 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan LBS Na₂S₂O₃ dengan LBP KIO₃
1) Pipet 10 ml KIO₃ 0,1, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 ml larutan KI 50 %
3) Tambahkan 5 ml H₂SO₄ 2 N
4) Titrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 N ad warna kuning muda
5) Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
6) Lanjutkan titrasi ad warna kuning hilang
7) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran Na₂S₂O₃ Volume Paraf


(KIO₃) Awal Akhir
1 10 0 10,3 10,3
2 10 10,3 20,7 10,4
3 10 20,7 31,0 10,3
_____ +

31 : 3 = 10,33

26
b. Pembakuan LBT Iodium dengan LBP Na₂S₂O₃
1) Pipet 10 ml Na₂S₂O₃, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 1 ml larutan kanji
3) Titrasi dengan Iodium ad warna biru
4) Hitung normalitas Iodium

No Volume titrat Volume titran Iodium Volume Paraf


(Na₂S₂O₃) Awal Akhir
1 10 0 15,5 15,5
2 10 15,5 21,5 16,0
3 10 21,5 37,5 16,0
_____ +

47,5 : 3 = 15,83

c. Penetapan kadar Vitamin C


1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 5 ml H₂SO₄ 2 N
3) Tambahkan 1 ml larutan kanji
4) Titrasi dengan Iodium 0,1 N ad warna biru
5) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
6) Hitung normalitas kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran Iodium Volume Paraf


(Vitamin C) Awal Akhir
1 10 0 13,0 13,0
2 10 13,0 25,7 12,7
3 10 25,7 38,5 12,8
_____ +

38,5 : 3 = 12,83

N₁ = ​25 ​ x 0,4158 = 0,10395


100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan Na₂S₂O₃
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,10395 = 10,33 . N₂
N₂ = 0,1 N

b. Pembakuan Iodium

27
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,1 = 15,83 . N₂
N₂ = 0,063 N

c. Penetapan kadar Vitamin C


V x N x BM x BE = 12,83 x 0,063 x 176,13 x ⅟₂ = 71,375 mg = 0,071 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,071 = 0,285
25

Dalam % = ​0,285​ x 100 = 2,85 %


10

F. IODOMETRI
PENETAPAN KADAR CuSO₄ SECARA IODOMETRI
PRINSIP :​ -

28
ALAT DAN BAHAN :

● Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


● Bahan LBS : Na₂S₂O₃ 0,1 N
LBP : KIO₃ 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : CuSO₄

PROSEDUR
a. Buat LBS Na₂S₂O₃ 0,1 N 250 ml dari sediaan Iodium 2 N (lihat di FI III)
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
250 . 0,1 = V₂ . 2
V₂ = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, ​masukkan dalam buret.

b. Buat LBP KIO₃ 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14,8500 g/l
(BM = 214 BE = ⅙)
n = gram = 14,8500 = 0,0693 mol
BM 214
M = N = 0,0693 = 0,0693 M
V 1
N = M = 0,0693 = 0,4158 N
BE ⅟₆

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,4158
V₂ = 24,05 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml KIO₃, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

c. Buat sampel CuSO₄ 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 11%


(BM = 249,6 BE = 1)
n = gram = ​ 11 _ = 0,044 mol
BM 249,6

29
M = N = 0,044 = 0,44 M
V 0,1
N = M = 0,44 = 0,44 N
BE 1

V₁ . N₁ = V₂ . N₂
100 . 0,1 = V₂ . 0,44
V₂ = 22,7 ≈ 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml KIO₃ 0,1, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 ml larutan KI 50 %
3) Tambahkan 5 ml H₂SO₄ 2 N
4) Titrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 N ad warna kuning muda
5) Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
6) Lanjutkan titrasi ad warna kuning hilang
7) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran Na₂S₂O₃ Volume Paraf


(KIO₃) Awal Akhir
1 10 0 11,4 11,4
2 10 11,4 22,2 10,8
3 10 22,2 33,3 11,1
_____ +

33,3 : 3 = 11.1
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan K₂CrO₄
3) Titrasi dengan LBS AgNO₃ 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran Na₂S₂O₃ Volume Paraf


(CuSO₄) Awal Akhir
1 10 0 4,5 4,5
2 10 4,5 8,5 4,0
3 10 8,5 12,6 4,1

30
_____ +

12,6 : 3 = 4,2

N₁ = ​25 ​ x 0,4158 = 0,10395


100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V₁ . N₁ = V₂ . N₂
10 . 0,10395 = 11,1 . N₂
N₂ = 0,094 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 4,2 x 0,094 x 249,6 x 1 = 98,542 mg = 0,098 gr
Dalam 100 ml = ​100​ x 0,098 = 0,394
25

Dalam % = ​0,394​ x 100 = 3,94 %


10

31

Anda mungkin juga menyukai