Seminar POA
Seminar POA
Disusun Oleh:
DINIA ASHA N
ENDRI WULANDARI
FARADILLAH
GINA KHOIRUNISA S
1
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Manajemen Keperawatan
1. Pengertian
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain
(Hersey dan Blanchard). Sedangkan menurut H. Weihrich dan H.
Koontz, manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara
suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama di dalam
suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
seefesien mungkin. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dengan menggunakan orang lain (G. R. Terry).
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen pertama kali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925)
yaitu perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian.
4
Luther Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen fayol menjadi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia
(staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating),
pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) yang disingkat
menjadi POSDCORB.
a. Perencanaan (Planning)
Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah
suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa,
kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan
keputusan. Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa
perencanaan sangat penting karena mengurangi ketidakpastian
dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap unit
yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis,
memungkinkan dilakukannya pengawasan. Menurut Swanburg
(2000) dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan
yang mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang
awat inap akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan kepada klien. Tanpa perencanaan yang adekuat,
proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan
Huston, 2010).
b. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) Pengertian organisasi dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pengertian secara statis dan
pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara statis, organisasi
merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis, organisasi merupakan
suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis
untuk mencapai tujuan tertentu. Manfaat pengorganisasian untuk
penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan
5
untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan
kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja
antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan
koordinasi (Huber, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan
bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur
diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan.
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009), setiap organisasi kemungkinan
besar mempunyai prinsip-prinsip seperti dibawah ini :
1) Tujuan yang jelas (clear objective)
2) Skala hierarki (the scalar principle)
3) Kesatuan komando/perintah (unity of command)
4) Pelimpahan wewenang (delegation of authority)
5) Pertanggungjawaban (responsibility)
6) Pembagian kerja (division of works)
7) Rentang kendali (spon of control)
8) Fungsionalisasi (functionalization)
9) Pemisahan tugas (task separation)
10) Fleksibikitas/kelenturan (flexibility)
11) Keseimbangan (balance)
12) Kepemimpinan (leadership)
c. Personalia/Ketenagaan (Staffing)
Hakekat ketenagaan pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi
potensi, proses motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia
dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna
untuk tercapainya tujuan individu organisasi, ataupun komunitas
dimana ia berkarya (Suarli dan Bahtiar, 2009). Swanburg (2000)
menyatakan bahwa pengaturan staf/ketenagaan merupakan proses
yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personel keteenagaan yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan pada standar yang ditetapkan sebelumnya.
Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem kepegawaian
secara keseluruhan (Gillies, 2000).
6
d. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer
berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik,
kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan
adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan
perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai
tujuan (Huber, 2000). Motivasi sering disertakan dengan kegiatan
orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan
kepemimpinan (Huber, 2006).
e. Pengendalian (controling)
Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses,
dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Huber, 2006) Selama fase pengendalian, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil
untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja
(Marquis dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar
penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif
untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
3. Proses Manajemen
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009), untuk melaksanakan proses
manajemen diperlukan :
a. Keterampilan teknik
Ketrampilan teknik merupakan kemampuan untk menggunakan
pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang diperlukan dalam
menjalankan suatu tugas tertentu. Keterampilan teknik bisa
diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan pelatihan.
b. Keterampilan hubungan antarmanusia
Keterampilan hubungan antarmanusia merupakan kemampuan
bekerja sama dengan orang lain, termasuk dalam hal ini memahami
masalah motivasi dan menerapkan kepemimpinan.
7
c. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk
memahami secara kompleks tentang organisasi yang ada. Selain itu
juga berarti, kemampuan untuk berpikir secara konseptual
mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak,
bukan hanya memahami tujuan dari satu unit saja.
Dari ketiga keterampilan diatas, yang sangat penting adalah
keterampilan hubungan antarmanusia. Keterampilan ini paling sering
digunakan dalam proses manajemen, dimana diantara atasan dan
bawahan saling berkomunikasi dan saling berhubungan. Bahkan, ada
ahli yang berpendapat bahwa kemampuan hubungan antar manusia
sangatlah vital, dan banyak digunakan di dalam proses manajemen.
4. Prinsip-prinsip Manajemen
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu
organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-
prinsip manajemen keperawatan yaitu :
a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
g. Divisi keperawatan yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
i. Pengembangan staf
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
8
a. Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan dirumah
sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tingkatan
manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan
manajemen bawah.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil
dalam penatalaksanaan kegiatannya adalah:
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Keterampilan kepemimpinan
3) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Lingkup manajemen asuhan keperawatan adala terlaksananya
asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan
asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga
keperawatan dan sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang
bertanggung jawab dalam menyediakan perawat pasien yang
berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan
dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi,
konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge &
Cumming, 1996 ).
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada BAB ini, akan membahas mengenai analisa situasi ruangan, analisa
SWOT, perumusan masalah, skoring dan POA.
A. Analisa Situasi Ruangan
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahap proses manajemen keperwatan
yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah
sehingga didapatkan beberapara rumusan masalah yang akan dipilih untuk
dijadikan prioritas masalah yang akan didiskusikan.
1. Visi ruang rawat inap kenanga
Membentuk suatu tim keperawatan yang berorientasi pada profesional
10
Senyum Pasien Kepuasan Kami
4. Sarana dan Prasarana
Ruang kenanga memiliki fasilitas yang terdiri dari ruang isolasi sebanyak
2 TT (kamar 401) Kelas II sebanyak 6 TT (kamar 402 dan 403) dan Kelas
III sebanyak 18 TT (kamar 404,405, dan 406). Jadi, jumlah tempat tidur
sebanyak 26 TT. Fasilitas Ruang Kenanga memiliki fasilitas yang cukup
lengkap untuk menunjang perawat melakukan fungsinya untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
Ruang Kenanga merupakan salah satu ruang perawatan di Rumah Sakit dr.
Suyoto yang dikhususkan bagi pasien pre dan post oprasi. Kapasitas
tempat tidur yang ada sebanyak 26 tempat tidur. Di ruang perawatan
kondisi ruangan cukup baik setiap saat ruangan dibersihkan oleh petugas
cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang. Semua perawat
ruangan mampu menggunakan fasilitas dengan baik.
5. Operan
Operan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada shift pagi (07.00-
14.00), shift sore (14.00-21.00) dan shift malam (21.00-07.00). Operan
didampingi oleh kepala ruangan, yang dipimpin oleh ketua tim dan diikuti
oleh seluruh perawat pelaksana. Ketika operan berlangsung, semua
perawat pelaksana mencatat setiap perkembangan kondisi klien
menggunakan buku operan. Penyampaian operan disampaikan cukup jelas.
Pada saat keliling operan, selalu ada interaksi dengan klien dengan
menanyakan keluhan klien saat ini.
11
luka di rumah dan diit pasien diabetes melitus, kemudian bagian farmasi
menjelaskan jenis dan dosis obat untuk pasien di rumah.
7. Dokumentasi
Sistem pendokumentasian (khususnya pada perencanaan keperawatan)
masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi). Isi dari catatan
keperawatan berupa instruksi dokter dan tindakan mandiri keperawatan.
Perawat juga mencantumkan nama dan tanda tangan setelah tindakan
keperawatan.
8. Mutu pelayanan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ruangan sudah mempersiapkan
SOP, SAK dan kode etik keperawatan (Autonomy, Beneficence, Non Mal
Efficiency, Veracity, Justice, Fidelity/Caring, Accountability) sebagai
acuan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien.
KARU
KATIM A KATIM B
PERAWAT PELAKSANA
Keterangan : PERAWAT PELAKSANA
b. Struktur Organisasi
Ruang Kenanga Rumah Sakit dr. Suyoto adalah ruang rawat inap untuk
pasien penyakit dalam yang dipimpin oleh kepala ruangan, 2 ketua tim,
dan 11 perawat pelaksanaan.
12
c. Jumlah Tenaga di Ruang Kenanga
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan jumlah tenaga di ruang
Kenanga khusus untuk keperawatan berjumlah 14 orang.
13
- Obsevasi tanda-tanda vital
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan prosedur pengobatan
2 Intermediate (3-4 jam/24jam)
- Dibantu dalam kebersihan diri, makan, minum, ambulasi.
- Observasi tanda vital tiap 4 jam
- Pengobatan lebih dari satu kali
- Pakai folley kateter
- Pasang infus intake-output dicatat
- Pengobatan perlu prosedur
3 Total Care (5-6 jam/24 jam)
- Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
- Observasi tanda vital tiap 2 jam
- Pemakaian selang NGT
- Terapi intravena
- Pemakaian suction
- Kondisi gelisah /disorientasi/ tidak sadar
14
f. Jumlah jam perawatan perpasien
Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan perpasien pada ruang kenanga
sebesar 3.5 jam (24 jam).
g. Hari efektif perawatan
Hari efektif perawatan dalam 1 tahun
1. Jumlah hari minggu 52 hari
2. Libur nasional 15 hari
3. Cuti tahunan 12 hari
Total 79 hari
4. Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365-79 = 286 hari
5. Jumlah hari efektif perminggu : 286/7 = 40.8 = 41 hari.
h. Jumlah jam kerja efektif
Jumlah jam kerja dalam 1 tahun
1. Jam kerja perawat dalam 1 tahun (41 minggu) x 40 jam= 1.640
jam/thn.
2. Jumlah hari libur di ruang Kenanga
- Cuti 12 hari
- Sakit 5 hari
- Hari libur 52 hari
Total 69 hari
3. Jam kerja efektif /tahun
365-libur/cuti
365 – 69 hari = 296 hari
15
= 25.604
1.640
= 15.6 = 16 + 25% =20
Jadi tenaga kebutuhan perawatan yang harus tersedia di ruang kenanga
sebanyak 20 orang.
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pershift :
- Dinas pagi : 20x47 % = 9 orang
- Dinas siang : 20x36% = 7 orang
- Dinas malam : 20x17% = 4 orang
16
Berdasarkan perhitungan ALOS didapatkan ALOS pada
bulan April 2016 sebanyak 3,99.
17
k. Penyakit terbesar di ruang kenanga selama bulan April 2016:
1. DM Ulkus = 8
2. Batu Ginjal = 8
3. Appendiks = 7
4. Soft Tissue = 6
5. Tumor Mamae = 5
6. Fraktur Tibia = 5
7. Hernia = 3
8. Batu Ureter = 3
9. Ca Mamae = 3
10. Pterygium = 3
2. Material
Fasilitas ruang kenanga untuk pasien, sebagai berikut:
a) Kursi : 26 buah
b) Bantal : 26 buah
c) AC : 6 buah
d) Kursi troda : 1 buah
e) Tempat sampah : 10 buah
f) Rak handuk : 6 buah
g) Handsrub : 26 buah
18
i) Telepon : 1 buah
j) Kursi : 6 buah
k) Tempat cuci tangan : 1 wastafel dan 6 handrubs
3. Metode
Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
kuesioner
4. Money (pembiayaan)
Pembiayaan pasien yang dirawat di RS. DR. Suyoto pusrehan
Kemenhan khususnya di ruang kenanga berasal dari biaya pribadi
(umum), BPJS, Negara (PNS, TNI, KemHan).
C. Analisa Data
Perencanaan
a. Wawancara dan kuesioner:
b. Observasi:
D. Analisa SWOT
S (Strength)
1. Kepala ruangan di ruang kenanga berpendidikan DIII Keperawatan
berpengalaman.
2. Jumlah tenaga perawat di Ruang Kenanga berjumlah 14 orang dengan
tingkat pendidikan D3 keperawatan yang berpengalaman.
3. Model Keperawatan di ruang kenanga adalah model keperawatan tim,
sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif kepada
pasien dan dapat mendukung pelaksanaan proses keperawatan yang
komprehensif yang baik antar tim.
4. Ruang Kenanga sudah memiliki struktur organisasi yang jelas.
5. Ruang Kenanga telah memiliki SAK dan SOP.
6. Seluruh perawat telah melakukan pendokumentasian mulai dari kepala
ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana.
19
7. Operan dinas diikuti oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat
pelaksana.
8. Operan yang dilakukan di ruangan telah disampaikan dengan lengkap,
mulai dari keadaan umum klien, diagnosa medis, pemeriksaan
penunjang, intervensi yang telah dan belum dilakukan, dan evaluasi
perkembangan klien.
W (Weakness)
1. Kurangnya waktu dalam membuat catatan keperawatan sehingga ada
beberapa data yang belum sempat di isi dengan lengkap.
2. Kurangnya pemantauan dan pengukuran balance cairan, sehingga masih
ada yang belum terdokumentasi
3. Masih kurang optimal nya dalam mengidentifikasi pasien saat tindakan
keperawatan
O (Opportunity)
1. Trend bisnis kesehatan saat ini adalah pasien mau membayar mahal
untuk layanan kesehatan yang profesional.
2. Rumah Sakit dr. Suyoto diperuntukkan untuk TNI, Kemenhan, dan
masyarakat umum.
3. Rumah Sakit dr. Suyoto berada di lingkungan yang strategis.
T (Threat)
1. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal dan lebih
profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
3. Banyaknya pesaing rumah sakit yang lain dengan peralatan yang lebih
canggih.
20
D. Skoring
1. N Mg Sv Mn Nc Ac TOTAL
o Masalah
1 kurangoptimalnya
pendokumentasian diagnosa
keperawatan dan intervensi
keperawatan di Ruang Rawat Inap
Kenanga Rumah Sakit dr. Suyoto
PUSREHAB KEMHAN
2 Kurangoptimalnya
pendokumentasian dalam
pengukuran balance cairan pada
pasien di Ruang Rawat Inap
Kenanga Rumah Sakit dr. Suyoto
PUSREHAB KEMHAN
3 Kurangoptimalnya dalam
mengidentifikasi pasien di Ruang
Rawat Inap Kenanga Rumah Sakit
dr. Suyoto PUSREHAB
KEMHAN
Keterangan:
Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi.
Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan.
Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah masalah.
Nursing Concern (Nc), yaitu fokus pada Keperawatan.
Affordabilility (Af), yaitu ketersedian sumber daya.
21
Rentang Nilai:
Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai
22
E. Plan Of Action ( POA )
23
pendokumentasi perawat di
an diagnosa dan Ruang
intervensi
keperawatan
Kurang
1. optimalnya Perawat dapat 1. Melakukan Observasi Katim dan Minggu II/Ruang Rini
pendokumentasian lebih optimal observasi perawat kenanga Marhaiyah,
dalam pengukuran dalam pengukuran terhadap pelaksana AMK dan
balance cairan dan penulis perawat-perawat diruang Endri
pada pasien di balance cairan yang ada di kenanga Wulandari
24
Ruang Rawat Inap pada pasien di ruangan terkait
Kenanga Rumah ruang Rawat Inap pendokumentasi
Sakit dr. Suyoto Kenanga Rumah an dalam
PUSREHAB Sakit dr. Suyoto pengukuran
KEMHAN PUSREHAB balance cairan
KEMHAN pada pasien
diruang kenanga
25
3.Meletakkan Observasi Katim dan Minggu II/Ruang Rini
lembar perawat kenanga Marhaiyah,
observasi di pelaksana AMK dan Gina
diruang
setiap bed K
kenanga
pasien diruang
kenanga
Kurang optimalnya Perawat dapat 1. Melakukan Observasi Katim dan Minggu II/Ruang Sri Waliyah,
dalam lebih optimal observasi perawat kenanga AMK dan
mengidentifikasi dalam terhadap pelaksana Dinia Asha
pasien di Ruang mengidentifikasi perawat-perawat diruang
Rawat Inap pasien di ruang yang ada di kenanga
Kenanga Rumah Rawat Inap ruangan terkait
Sakit dr. Suyoto Kenanga Rumah identifikasi
PUSREHAB Sakit dr. Suyoto pasien diruang
KEMHAN PUSREHAB kenanga
KEMHAN
2. Melakukan Diskusi Kepala Minggu II/Ruang Sri Waliyah,
diskusi terkait Ruangan kenanga AMK dan
26
identifikasi Katim dan Dinia Asha
pasien diruang perawat
kenanga pelaksana
diruang
kenanga
27