Anda di halaman 1dari 23

Trauma Kepala di IGD.

AF 2018.
Dept of EM / SMF EM RSSA.
Definisi
• Traumatic brain injury : fungsi otak terganggu
akibat ruda paksa .

• Traumatic brain injury is brain function


impairment that results from external force.
• Tidak ada terapi spesifik untuk mengatasi primary
brain injury .
• Secondary brain injury dapat dicegah atau
diterapi, seperti 5 H yaitu
 Hipotensi .
 Hipoksemia .
 Hipercarbia .
 Hipoglikemia .
 Hiperthermi .
• Lucid interval  Epidural hematoma akut.
• Dilatasi pupil unilateral atau respon cahaya
yang lemah  massa berkembang pada sisi
ipsilateral .
• Hipertensi dan bradikardi (Cushing reflex) 
peningkatan tekanan intracranial
• Pemeriksa tidak dapat mengandalkan hasil
pemeriksaan neurologi yang valid sebelum
perfusi dan oksigenasi yang adekuat .
• Jangan menganggap hipotensi yang terjadi
pada penderita trauma timbul hanya akibat
cedera kepala. Sumber perdarahan lain tetap
harus dicari.
• Intoksikasi alcohol +Trauma kepala 
Penurunan Kesadaran ,mungkin :
 hipoglikemi .
 hiperkarbi.
 hipotensi atau bersamaan dengan intoksikasi
obat.
• Jangan pernah memberikan sedasi pada
pasien cedera kepala yang gelisah sebelum
mengetahui hasil CT scan ,karena
mengaburkan pertanda klinis perluasan
hematoma intrakrnial
Skull X ray (SXR)

• Large boggy scalp hematoma yang


menghalangi palpasi.
• Suspek benda asing radioopaque pada laserasi
kulit kepala
Apa dicari pada Skull X Ray ?

• Fraktur tulang tengkorak linear atau depressed


• Posisi midline dari kalsified glandula pineal.
Pergeseran > 3mm pada satu sisi menandakan
adanya hematoma intracranial yang besar.
• Air-fluid level pada sinus (termasuk sinus
sphenoidal)
• Aerocele
• Fraktur facial
• Benda asing
• Diastasis (pelebaran) sutura.
Indikasi CT scan

Canadian CT Head Rule


• GCS 13 – 15 plus penurunan kesadaran, amnesia,
kebingungan.

Resiko tinggi untuk interfensi Bedah Saraf :


• GCS ≤ 15 , 2 jam setelah trauma
• Usia > 65 tahun.
• Muntah > 1 kali.
• Trauma basis cranii.
• Amnesia > 30 menit.
• Mekanisme Trauma seperti pejalan kaki ditabrak,
terlempar dari kendaraan , jatuh dari ketinggian > 1 meter
Biomarker untuk Otak
( Brain –Specifics serum Biomarkers)
• Adalah S-100B , suatu protein neuron, yang
niainya < 0,1 mcg/liter pada 4 jam pertama
pasien Cedera Kepala Ringan tanpa kelainan
ekstra cranial ,mungkin tidak perlu dikerjakan
pemeriksaan CT Scan Kepala ( Rekommendasi
level C).
Resusitasi

– kontrol jalan nafas dan cervical spine


– Indikasi Intubasi pada cedera kepala
• Koma (GCS <8)
• Perburukani GCS yang cepat ≥ 2.
• GCS ≤ 14 dengan adanya dilatasi pupil unilateral.
• RR > 30x/menit atau < 10x/menit, abnormalitas pola
pernafasan atau hipokemia yang tidak terkoreksi dengan
O2 100% yang diberikan melalui non-rebreathing mask.
• cedera penyerta pada maxillofacial
• kejang berulang
• concurrent edema pulmonal berat, cedera jantung atau
abdominal bagian atas.
– Pernafasan
Catatan : penyebab perburukan respirasi meliputi :
(1) penyebab sentral seperti obat-obatan dan
brain stem injury,
(2) penyebab perifer seperti obstruksi jalan nafas,
aspirasi darah/vomit, trauma dada, adult
respiratory distress syndrome dan edema
pulmonary neurogenik
- Sirkulasi
Pertahankan Mean Arterial Pressure ( MAP)
sekitar 80 mmHg.
Tekanan Intra kranial = massa otak + cairan otak
+ darah.
Herniasi Otak
• GCS turun 2 digit dengan cepat.
• Pupil medriasis tanpa hipotensi.
• Decerebrate posturing.
Menejemen Herniasi Otak.
• Hiperventilasi dengan target PCO2 antara 35-
40 mmHg  CO2 otak ↓,  vasokontriksi
pembuluh darah otak .
• Mulai bekerja 30-60 detik pertama dan
mencapai puncaknya 8 menit.
• Cek ulang BGA 10-15 menit setelah
hiperventilasi.
• Mannitol : 1g/kgBB, cth [5x BB (kg)] ml larutan
mannitol 20% dalam infus cepat selama 5
menit. Mulai bekerja 30 -60 menit dan
berakhir 6- 8 jam kemudian.
• Perhatian sebelum menggunakan mannitol :
• Pasang kateter urinary
• Pastikan penderita tidak hipotensi
• Pastikan penderita tidak menderita gagal ginjal kronis
Tatalaksana umum untuk Peningkatan
Tekanan Intra Kranial

• Elevasi kepala 30 derajad , untuk


memperlancar aliran cerebro spinal fluid.
• Membuat pasien sedasi dan relax.
• Mengatasi kejang.
• Mempertahankan cerebral perfusion pressure
yang optimal dengan menjaga Mean arterial
pressure 80 mmHg.
Kriteria Merujuk ke Bedah Saraf

• Dapat berbeda menurut institusi, a.l:


– Cedera kepala dengan deteriorasi GCS
– Depressed skull fracture
– Pneumokranium
– Penetrating skull injuries
– Penemuan yang positif pada CT scan
Kriteria MRS pada cedera kepala
ringan
• Hilang kesadaran > 10 menit
• Amnesia
• Kejang post traumatic
• Tanda klinis fracture basis cranii
• Sakit kepala moderate atau severe, atau vomiting
• Intoksikasi alcohol
• Penetrating injury
• Fraktur tulang tengkorak
• Associated injuries yang signifikan
• Tidak adanya pengawas yang dapat diandalkan
dirumah
Instruksi pada cedera Kepala
• Sakit kepala hebat
• Muntah yang sering
• Keluarnya cairan dari hidung atau telinga
• Kebingungan atau tingkah laku yang aneh.
• Kejang
• Tidur yang berkepanjangan
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai