Anda di halaman 1dari 1

I NEED YOU

Suapan demi suapan masuk ke mulutku dengan sukses. Entah kenapa rasa makanannya sangat
enak padahal hanya nasi biasa. Aku rasa Aku benar-benar kelaparan.

Matahari condong kebarat bel tanda pulang sudah terdengar sekitar lima belas menit yang lalu.
Tapi Aku masih di depan kelas menunggu Kak Septiyan yang sudah berjanji untuk mengantarku
pulang. Ia juga melarangku untuk ke parkiran. Aku harus menunggunya di depan kelas, katanya
Ia akan menjemputku ke sini. Tapi hingga sekarang dia belum juga terlihat. Aku menyandarkan
kepalaku ke tiang. Sebuah tangan besar menepuk pundakku “Ayo pulang” Kak Septiyan datang
dengan wajah tanpa rasa bersalah “udah nunggu lama ya?”
Aku menggeleng cepat “Enggak kok cuma lima belas menitan”
“Oh baguslah” tangannya yang besar mengambil tas dari punggungku. Lalu, ia menentengnya.
“Aku bawain, kasian kamu lagi sakit”

Kami benar-benar dekat kali ini. Dan Aku merasa kalau kedekatan kami ini bukan kedekatan antar
teman, atau kedekatan antar senior dan junior dan bukan pula kedekatan antar tetangga. Mungkin
inilah yang dinamakan cinta. Setelah berminggu-minggu kami dekat. Aku benar-benar jatuh cinta
padanya. Rasa yang selama ini tumbuh di hatiku ternyata adalah cinta. Tapi sesuatu mengganjal
di hatiku. Apa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Aku takut cinraku hanya bertepuk
sebelah tangan. Hingga pada suatu malam keraguanku itu dipatahkan. Ketika Kak Septiyan ke
rumahku malam-malam. Aku membuka pintu dengan agak ragu apakah yang kulihat ini benar-
benar Kak Septiyan atau bayangan fatamorgana. Karena tidak biasanya Kak Septiyan ke rumah
malam-malam.

“Kak Septiyan…”
“Ehm… Hai Sa” ia terlihat ragu
“Ada apa Kak?, tumben malem-malem ke sini” tanyaku setelah mempersilahkan duduk
“Nggak… Cuma pengen main aja”
“Oh… Kak Septiyan mau minum apa? Aku ambilin minum dulu ya kak?” Aku berbalik masuk ke
dalam rumah. Tapi Kak Septiyan mencegahku dengan menarik tanganku.
“Gak usah Sa, Aku ke sini cuma mau bilang kalau Aku cinta sama Kamu dan apa kamu mau jadi
pacar Aku?” ucapnya cepat. Jelas, pendek, tanpa basa-basi tapi masuk ke dalam hati. Aku
melongo mendengarnya. Sangat tidak romantis bahkan Ia lupa membawa bunga atau sejenisnya
yang biasa dipakai seorang pria untuk menyatakan cintanya pada orang yang dicintainya. Tapi
cukup membuat degup jantungku berlarian ridak menentu membuat darah berdesir lebih cepat.

“Gimana? Apa kamu mau nerima cinta Aku?” kini Ia mengenggam kedua tanganku
Aku mengangguk. Tidak bisa berbasa basi lagi Aku sangat bahagia, tidak kusangka Dia juga
merasakan apa yang selama ini aku rasakan. Rasa yang selama ini tumbuh di antara kami
memang cinta. Kemudian hujan turun dengan derasnya seakan semesta juga ikut merasakan
kebahagiaan kami.

Cerpen Karangan: N. Ratna. D


Blog / Facebook: Novitara Dewi

Cerpen I Love Him (Part 2) merupakan cerita pendek karangan N. Ratna. D, kamu dapat
mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

Anda mungkin juga menyukai