“kau bukanlah wanita tua biasa. Kau pasti penguasa kegelapan yang hendak
membunuhkukan?”
“luar biasa” ucap wanita tua tersebut seraya bertepuk tangan “luar biasa. Aku sekarang tahu
kalau kau bukanlah termasuk orang biasa yang mudah untuk dikendalikan”
“apa tujuanmu untuk membunuhku?”
“sejujurnya tidak ada. Tapi, semakin lama kau aku biarkan kau semakin bertindak mengambil
ahli seluruh masyarakat desa makkura ini”
“aku tidak bermaksud mengambil ahli, tapi seluruh masyarakat desa ini sungguh sudah
sangat keterlaluan. Banyak orang-orang tidak berdosa dibunuh hanya sebagai kesenangan
sesaat.”
Penguasa kegelapan tersebut langsung mengubah dirinya ke bentuk semula dan menghajar
kembali sang pendatang, hingga sang pendatang terlempar jauh ke halaman dan punggungnya
menabrak sebuah pohon besar.
“memang benar tentang pernyataanmu itu tapi, desa ini, desa makkura sudah berada dalam
kegelapan yang abadi.” Ucap sang penguasa kegelapan dan tertawa senang. Sang pendatang
mencoba untuk berdiri dan mengambil pedang miliknya.
“ternyata kau masih kuat. Oh. Kau memiliki pedang kuri yang melegenda itu? Saudara dari
pedang kkuranai. Tapi, itu tak akan menghentikanku. Akan kubunuh kau” ucap sang
penguasa kegelapan saraya berlari menerjang sang pendatang tetapi, pendatang tersebut
menepiskan pedang kurinya. Pertarungan semakin sengit. Keduanya memiliki kemampuan
pedang yang luar biasa serta, masing-masing memiliki pedang yang melegenda yang paling
hebat yang pernah ada di dunia.