digosipkan dengan sang dancer kampus yang cantik itu. Karel meraih gadgetnya, lalu menolak
panggilan Geby dengan cepat. Sontak aku terheran.
“Kenapa direject?”
Karel menggeleng.
“Ini yang mau aku jelaskan.”
Aku terdiam seketika menunggu penjelasannya.
“Aku sama Geby tidak ada apa-apa. Hanya Geby yang menganggap hubungan aku dan dia lebih.
Sumpah, aku tak sedikitpun tertarik padanya.”
“Begitu,” Ujarku sambil mengitari pandangan, sok cuek.
“Lalu?” Aku menyambung.
Karel meletakkan gadgetnya, lantas meraih tanganku.
“Aku berani bersumpah, hatiku masih diisi sepenuh-penuhnya oleh cintaku padamu. Aku nggak
pernah jatuh cinta pada orang selain kamu, Nez.”
Karel terhenti. Aku bertampang sok datar, berusah keras menyembunyikan euforiaku yang
memuncak.
“Inti aku mengajak kamu ke pondok ini adalah aku ingin kita mengulang cerita kita dulu. Aku
masih sayang sama kamu. Kamu gimana? Masih satu perasaankah kita?”
Genggaman Karel menepis habis semua kesangsianku pada dirinya. Dengan pasti aku menjawab,
“Kita masih satu perasaan.” Sambungku sembari tersenyum full.
Di pondok Sugoy yang penuh kenangan ini, di hadapan Karel, dan di depan dinginnya segelas
milkshake coklat nan menggoda, aku berjanji untuk tidak lagi memantankan diriku dari Karel.
Karena aku menderita phobia mantan.
Cerpen Phobia Mantan merupakan cerita pendek karangan Muthyarana Darosha, kamu dapat
mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.