1.3.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat konversi yang dihasilkan dari biofuel dengan katalis TiO2
2. Mengetahui dampak dan pengaruhnya terhadap lingkungan
1.4.Batasan Masakah
Pembuatan biofuel dengan katalis TiO2 menggunakan reactor slurry bed diharapkan mampu
meningkatkan konversi serta mengurangi dampak dan pengaruhnya terhadap lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula katalisis). Suatu
katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih
rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur
pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis
homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam
fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara
terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai
terbentuknya produk baru.
Gambar 2.2. Struktur rutil TiO2 (Kennedy and Stampe, 1991). Pemodelan kristal
menggunakan Ball and Stick Beta 8.1 (BS) (Kang and Ozawa, 2004).
Untuk beberapa aplikasi struktur rutil lebih banyak digunakan daripada anatase karena
memiliki sifat fisik yang unik misalnya berkilau, keras dan tahan terhadap korosi. Sel satuan
pada rutil adalah tetragonal dengan atom-atom logam terletak pada sudut-sudutnya. Struktur
rutil dari TiO2 pada umumnya dapat digambarkan a= 4.593 Å c= 2.959 Å a= 3.784 Å c= 9.515
Å 11 sebagai suatu distorsi barisan oksida heksagonal tertutup dengan setengah dari oktahedral
diduduki oleh atom Ti. Struktur brokit dari TiO2 mengkristal dalam struktur orthorombik yang
memiliki simetri yang polimorf (memiliki struktur kristal yang tidak teratur) dan akan berubah
menjadi fasa rutil pasda temperatur sekitar 750°C (Chen., et al 2008). Fasa brookite sangat
jarang terjadi dalam fasa TiO2, fasa brookite terjadi pada temperatur 200oC dengan densitas
sebesar 4,133 gram/cm3 dan memiliki empat molekul titania dengan unsur titanium memiliki
empat ion positif serta dua ion negatif dari oksigen. Fasa brookite memiliki kesetabilan pada
temperatur 200oC sampai 400oC, dan fasa ini tidak terbentuk sama sekali pada selang
temperatur 600oC sampai 800oC (Bakardjieva et al., 2006). Dalam skala nanometer, brookite
dapat digunakan sebagai lapisan tipis dengan mengabsorbsi energi foton dari suatu cahaya.
Dengan demikian akan mempercepat peristiwa fotolistrik dengan celah terlarang sebesar 3,5
eV untuk satu molekul titania sehingga fasa ini juga baik digunakan sebagai fotokatalis.