Anda di halaman 1dari 9

1.

Gambaran Umum Hotel


Harris Hotel Sunset Road,Kuta, adalah salah satu hotel yang lahir dan bernaung
di bawah PT. Tauzia Management Hotel yang resmi di operasikan pada tahun 2012.
Seperti konsep Harris Hotel pada umumnya, letak hotel yang sangat strategis di
persimpangan antara Kuta, Seminyak, Sanur dan Denpasar yang terkenal dan
dengan mudah dapat menemukan pusat perbelanjaan terkemuka, restoran dan toko
oleh-oleh khas Bali. Harris Hotel mempunyai konsep yang berbeda dari hotel-hotel
lain. Konsep dari Harris yaitu “ A Simple, Unique and Friendly”.
Harris Hotel & Residences memiliki 186 kamar dengan perincian Harris Room
(90 kamar), Harris one bedroom (72 kamar), Harris two bedroom (16 kamar) dan
Harris Sunset Suites (8 kamar). Hotel ini juga didukung beberapa fasilitas seperti
juice bar, business center, Harris Cafe, internet corner, Harris Boutique, H Spa dan
Dino Kid's Club. Untuk bisnis dan meeting, Harris Hotel menyediakan 5 meeting
room serta satu ballroom dengan kapasitas 500 orang.
http://travel.kompas.com/read/2012/03/30/23144073/Hotel.Harris.Sunset.Road.Ba
li.Beroperasi

2. Penyehatan Makanan dan Minuman


Pemeriksaan kelaikan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan di hotel
Harris dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2017 yang beralamat di Jln. Pura
Mertasari Sunset Road Kuta. Pemeriksaan tempat pengolahan makanan
berpedoman dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran. Ada beberapa variabel dari Kepmenkes tidak diperiksa karena
keterbatasan alat. Variabel yang tidak dilakukan pemeriksaan seperti
pencahayaan/penerangan yaitu intensitas cahaya 10 fc, variabel air bersih yaitu
angka kuman tidak melebihi nilai ambang batas dan kadar bahan kimia tidak
melebihi ambang batas, variabel bahan makanan yaitu angka kuman dan bahan
kimia bahan makanan memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan variabel
makanan jadi angka kuman dan bahan kimia bahan makanan memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
Total skor dari pemeriksaan di Hotel Harris yaitu 982,5. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran, tingkat mutu hygiene sanitasi rumah makan dan restoran di Hotel
Harris memperoleh tingkat mutu A dengan skor antara 901-1000. Hasil
pemeriksaan kelaikan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran di Harris Hotel
dapat dilihat pada lampiran.

3. Penyehatan Air
Air bersih di Hotel Harris berasal dari sumur bor. Sumur bor dengan kedalam
75 meter sedangkan air PDAM menggunakan pipa 2 inchi. Harris Hotel memiliki
jumlah kamar sebanyak 186 kamar. Pemakaian air perhari untuk setiap kamar hotel
Harris menyediakan 100 liter. Menurut peraturan SNI 19-6728.1-2002 tentang
Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial kebutuhan
air di hotel adalah 90 liter/hari. Jadi kebutuhan air di Harris Hotel sudah terpenuhi.
Sedangkan pemakaian air perbulannya yaitu 600 m3 untuk pemakaian air di
kitchen dan kolam renang. Untuk pengawasan dilaksanakan setiap pagi oleh
engineering untuk back wash filter dan mengecek air apakah kapasitasnya kurang
atau mencukupi. Terdapat penambahan bahan kimia untuk air bersih menggunakan
klorin di lakukan di balancing tank secara manual.
Untuk kolam renang tidak dilakukan penggantian air, namun tetap dilakukan
treatmen untuk mengetahui kadar klorin, dan ph di kolam tersebut agar tidak
melebihi batas yang menyebabkan gangguan kesehatan bagi pengunjung yang
melakukan aktivitas di kolam tersebut.

3. Pengelolaan Limbah Cair


1) Sumber Limbah Cair
Sumber limbah cair di Hotel Harris dapat dikatakan berasal dari 3 sumber yaitu
yang berasal dari dapur, dari toilet dan air hujan serta air kamar mandi dan wastafel
. Limbah cair toilet adalah limbah cair yang berasal dari seluruh toilet yang ada di
Hotel. Limbah cair yang berasal dari toilet tersebut mengandung kotoran menusia.
Sedangkan limbah cair yang berasal dari dapur berasal dari sisa segala bentuk
proses pengelolaan makanan dan minuman di hotel tersebut termasauk proses
pencucian sisa makanan yang mengandung minyak dan lemak. Untuk air hujan
pengelolaan yang dilakukan bersamaan dengan pengelolaan limbah cair yang
berasal dari seluruh wastafel serta kamar mandi yang ada.
2) Pengelolaan Limbah Cair Dapur dan Toilet

Dapur Toilet

Grease Trap Grit Chamber

Equalization
Tank
Primary Tank

Reaktor Tank

Sedimentasi

Chlorin Tank

Effluent Tank

Saluran Kota

Gambar 1. Proses Pengelolaan Limbah Cair di Hotel Harris

Hotel Harris sudah memiliki IPAL tersendiri dengan sistem STP (Sewage
Treatment Plant) dimana dalam proses nya menggunakan 2 tabung dengan masing-
masing tabung berkapasitas 13 m3, dengan bak-bak yang kedap air, tertutup dan
terletak di bawah bangunan hotel, bak-bak tersebut akan bekerja berdasarkan fungsi
masing-masing. Limbah yang berasal dari kamar mandi akan di bawa ke septik tank
terlebih dahulu sebelum di pompa ke STP, sedangakan limbah yang berasal dari
dapur akan dibawa ke grease trap terlebih dahulu lalu di pompa juga ke STP.
Dengan waktu tinggal (Td) adalah lebih atau sama dengan 5 hari.
a) Grease Trap
Untuk air buangan yang berasal dari dapur terlebih dahulu akan masuk ke
grease trap. Bak grease trap ini berfungsi untuk memisahkan limbah cair yang
berasal dari dapur yang mengandung minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses pengolahan limbah cair di IPAL. Pada tahap ini juga dilakukan penambahan
produk yang mengandung kultur campuran mikroorganisme yang bernama
BioSim.4MG, bahan ini berfungsi untuk mempercepat proses penguraian limbah
grease dapur, mengurangi bau tidak sedap di drain atau grease trap dan mencegah
penyumbatan pada saluran pembuangan. Bahan ini ditambahkan setiap hari ke
dalam grease trap dengan takaran 1 liter bahan tersebut dicampur 1-3 liter air.
Bahan ini ditambahkan setiap 3 hari sekali ke dalam grease trap dengan takaran
yang sudah tersedia.
Di dalam grease trap limbah dipisahkan oleh massa jenis masing-masing unsur
yang ada dalam limbah itu sendiri. Grease Trap memiliki tiga ruangan yaitu bak
pertama menampung minyak yang terpisah dari limbah karena massa jenisnya lebih
kecil dari air dan kotoran padat, bak kedua menampung kotoran padat limbah
tersebut, bak ketiga menampung air yang terpisah dari kotoran padat karena massa
jenisnya lebih kecil dari kotoran padat dan kotoran padat yang massa jenisnya lebih
kecil dari air dan bersifat mengapung. Lemak yang telah terurai di ambil setiap hari
oleh petugas hotel.
b) Grit Chamber
Air buangan dari toilet terlebih dahulu akan masuk ke grit chamber. Di grit
chamber terdapat bar screen yang berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel atau
padatan yang terbawa di limbah cair. Pada tahap ini juga dilakukan penambahan
produk yang mengandung kultur campuran mikroorganisme yang bernama Em-
Limbah, bahan ini berfungsi untuk mempercepat proses penguraian bahan organik.
Partikel-partikel yang tersaring pada grit chamber berupa pasir dan krikil
c) Equalization Tank
Setelah melalui grease trap dan grit chamber selanjutnya limbah dapur dan
toilet akan masuk ke dalam equalization tank. Sebelum masuk ke dalam
equalization tank air limbah akan melewati saringan (screen) yang akan menyaring
sampah plastik seperti pembalut, kondom dan lainnya.
Pada pengolahan air limbah, biasanya dari waktu ke waktu terjadi fluktuasi baik
debit maupun kandungan polutan, pH, temperatur dan lain sebagainya. Fluktuasi
tersebut akan mempengaruhi efisiensi proses pengolahan. Maka untuk mencegah
penurunan efisensi dan efek tersebut, sebaiknya dibuat bak equalisasi untuk
meratakan parameter-parameter air limbah sebelum dimasukkan ke proses utama
sistem pengolahan. Stabilisasi parameter air limbah bertujuan untuk
mengoptimalkan pengoperasian sistem pengolahan, sehingga dapat menghemat
aerasi atau bahan kimia tambahan seperti nutrient, koagulan dan lain sebagainya
dalam proses pengolahan selanjutnya.
d) Primary Tank
Setelah melalui equalization tank selanjutnya limbah cair akan masuk ke dalam
primary tank dan akan terjadi pengendapan awal. Limbah cair yang sudah melalui
equalization tank selanjutnya akan masuk ke dalam primary tank secara overflow.
Primary tank ini berfungsi sebagai pemisah partikel padatan yang terkandung dalam
air limbah dengan menggunakan prinsip gaya gravitasi. Di dalam bak ini lumpur
atau padatan tersuspensi sebagian besar akan mengendap.
e) Reaktor Tank
Di dalam bak reaktor tank akan terjadi proses aerasi atau penambahan kadar
oksigen dengan bantuan R.Blower. Di dalam R.Blower terdapat dua buah pompa
yang berfungsi menyalurkan udara ke dalam reaktor tank dengan bantuan baling-
baling atau kipas dalam menangkap udara. Oksigen yang diperlukan tersebut
berasal dari blower yang didistribusikan melalui diffuser (pipa yang berfungsi
mengalirkan udara). Penambahan oksigen ini bertujuan untuk memperlancar
penguraian bahan organik secara aerobik oleh mikroorganisme.
f) Sedimentasi Tank
Setelah dari reaktor tank selanjutnya akan masuk ke dalam Sedimentasi Tank
dan akan mengalami pemisahan bagian padat (lumpur/sludge) dengan air limbah
yang sudah relatif bersih dari reaktor tank sehingga akan terjadi pengendapan akhir.
Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Air limpasan (over
flow) dari bak sedimentasi relatif sudah jernih, dan selanjutnya akan masuk ke
chlorin tank.
g) Chlorin Tank
Di dalam chlorin tank air limbah akan ditambahkan senyawa klorin sehingga
seluruh mikroorganisme patogen yang terdapat dalam limbah cair dapat dimatikan.
Penambahan chlorin ini dibantu oleh sebuah pompa yang mengeluarkan chlorin
yang tersalurkan dari R.Blower. Pemberian zat desinfeksi dilakukan injeksi chlorin
di dossing pump. Dossing pump merupakan alat berupa pompa yang berfungsi
untuk menginjeksi chemical secara terukur (sesuai dosis) dan akurat dari tangki
kimia ke dalam air limbah yang akan diolah.
h) Effluent Tank
Selanjutnya air limbah yang sudah bersih dialirkan ke bak effluent dan dibuang
ke saluran kota dan sebagian lagi dimanfaatkan oleh pihak hotel untuk menyiram
tanaman. Hasil effluent yang akan dibuang ke lingkungan agar memenuhi standar
yang ditetapkan untuk parameter-parameter yang diukur. Untuk di Harris Hotel
belum melaksanakan pengukuran terhadap parameter air limbah tetapi sudah
direncanakan untuk diuji.
Masalah yang ditemukan dalam IPAL di Hotel Harris adalan masing sering
ditemukan sampah padat seperti pembalut yang ikut masuk dalam proses
pengelolaan limbah cair, hal tersebut dapat mengganggu proses pengelolaan limbah
cair karena dapat menimbulkan kerusakan pada alat yang ada di IPAL. Sebaiknya
pihak hotel memberikan himbauan kepada pengunjung hotel agar tidak membuang
sampah ke dalam toilet dengan cara memasang pamflet atau poster larangan
membuang sampah ke toilet. Selain masalah tersebut, pihak Harris Hotel belum
pernah melaksanakan pengukuran baku mutu terhadap air hasil pengelolaan limbah
cair. Sebaiknya pengukuran baku mutu hasil pengelolaan limbah cair dilakukan
secara berkala untuk mengetahui kelayakan dari air hasil pengelolaan limbah, selain
itu pengukuran baku mutu juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
pengelolaan limbah cair yang dilakukan sudah benar dan tepat atau masih perlu
dikembangkan lagi. Pihak Harris Hotel sudah merencanakan pengukuran air hasil
limbah yang akan diukur secara berkala setiap 6 bulan sekali.

4. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu


Pengendalian vektor di Harris Hotel dilakukan oleh pihak ketiga yaitu Pest
Control dari Pestermid. Terdapat 2 jenis pengendalian vektor dan binatang
pengganggu yang digunakan seperti Permid Control dan Rodent Control. Permid
control merupakan pengendalian yang digunakan untuk hama serangga seperti
semut, kecoa, dan serangga terbang. Sedangkan Rodent Control digunakan untuk
hewan pengerat seperti tikus. Pengendalian atau Pest Control sendiri dilakukan
setiap minggu sekali atau dilakukan setiap 4 kali dalam sebulan. Dalam
pemberantasan nyamuk pihak pengelola Pest Control menjadwalkan untuk kegiatan
fogging dilakukan 2 kali dalam sebulan kecuali, apabila terdapat KLB atau kasus
baru seperti ada karyawan atau pengunjung yang terkena DB dilakukan seminggu
sekali. Pada kamar hotel juga terdapat pengharum ruangan yang di pasang dan
berfungsi untuk menghindari masuknya serangga-serangga pengganggu. Karena
kamar hotel merupakan ruangan ber-AC maka jendela hotel tertutup. Dengan
tertutupnya jendela maka nyamuk, lalat, dan serangga terbang lainnya tidak dapat
masuk melalui jendela kamar. Untuk pengendalian vektor pada dapur pihak
pengelola hotel menggunakan sinar ultraviolet yang dipasang di atas pintu masuk
dapur dan di atas tempat pencucian peralatan dapur, hal itu bertujuan agar serangga
tidak masuk ke dapur dan tidak mengkontaminasi peralatan serta makanan yang
akan diolah dan disajikan pada pengunjung Terkait dengan vektor pengukuran
dilakukan pada kamar hotel terkait kelembaban, pencahayaan, dan suhu.
1) Pengukuran Suhu ruangan dengan Thermo Hygrometer
Pengukuran suhu ruangan dilakukan dengan menggunakan alat Thermo
Hygrometer. Pengukuran dilakukan pada siang hari pada ruangan kamar. Kamar
yang diukur suhunya adalah Harris room pada lantai satu. Dalam pengukuran suhu
ruangan Harris room didapatkan suhu 30,9°C.
2) Pengukuran Pencahayaan dengan Lux Meter
Pengukuran pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat Lux Meter.
Pengukuran dilakukan pada siang hari pada ruangan kamar. Kamar yang diukur
pencahayaannya adalah Harris room pada lantai satu. Pengukuran pencahayaan
dilakukan pada lima titik dalam satu ruangan. Dalam pengukuran pencahayaan
didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel. 1
Hasil pengukuran pencahayaan ruangan Harris room

Tempat Pencahayaan Rata-


No
Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 rata
45 102 22 20 40 45.8
1 Harris Room lumen lumen lumen lumen lumen lumen
Rata-rata dari hasil pengukuran pencahayaan di ruangan Harris room adalah
45,8 lumen.
Keterangan pada saat dilakukan pengukuran :
a) Keadaan : AC hidup dan lampu hidup
b) Pukul : 12.00
c) Type Kamar : Harris room
d) Pencahayaan titik :
1) Titik 1 : Bagian utara sebelah kiri dekat jendela
2) Titik 2 : Bagian utara sebelah kanan
3) Titik 3 : Bagian selatan sebelah kiri dekat jendela
4) Titik 4 : Bagian selatan sebelah kanan
5) Titik 5 : Bagian tengah ruangan
3) Pengukuran Kelembaban dengan Thermo Hygrometer
Pengukuran kelembaban dilakukan dengan menggunakan alat Thermo
Hygrometer. Pengukuran dilakukan pada siang hari pada ruangan kamar. Kamar
yang diukur kelembabannya adalah Harris room pada lantai satu. Pengukuran
pencahayaan dilakukan pada lima titik dalam satu ruangan. Dalam pengukuran
kelembaban didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel. 2
Hasil pengukuran kelembaban ruangan Harris room

Tempat Kelembaban Rata-


No
Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 rata
Harris
1 Room 54.1% 54.5% 55.0% 55.2% 55.5% 54.9%

Rata-rata dari hasil pengukuran pencahayaan di ruangan Harris room adalah 54,9%.
Keterangan pada saat dilakukan pengukuran :
a) Keadaan : AC hidup dan lampu hidup
b) Pukul : 12.00
c) Type Kamar : Harris room
d) Keelmbaban titik :
1) Titik 1 : Bagian utara sebelah kiri dekat jendela
2) Titik 2 : Bagian utara sebelah kanan
3) Titik 3 : Bagian selatan sebelah kiri dekat jendela
4) Titik 4 : Bagian selatan sebelah kanan
5) Titik 5 : Bagian tengah ruangan

Anda mungkin juga menyukai