3. Penyehatan Air
Air bersih di Hotel Harris berasal dari sumur bor. Sumur bor dengan kedalam
75 meter sedangkan air PDAM menggunakan pipa 2 inchi. Harris Hotel memiliki
jumlah kamar sebanyak 186 kamar. Pemakaian air perhari untuk setiap kamar hotel
Harris menyediakan 100 liter. Menurut peraturan SNI 19-6728.1-2002 tentang
Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial kebutuhan
air di hotel adalah 90 liter/hari. Jadi kebutuhan air di Harris Hotel sudah terpenuhi.
Sedangkan pemakaian air perbulannya yaitu 600 m3 untuk pemakaian air di
kitchen dan kolam renang. Untuk pengawasan dilaksanakan setiap pagi oleh
engineering untuk back wash filter dan mengecek air apakah kapasitasnya kurang
atau mencukupi. Terdapat penambahan bahan kimia untuk air bersih menggunakan
klorin di lakukan di balancing tank secara manual.
Untuk kolam renang tidak dilakukan penggantian air, namun tetap dilakukan
treatmen untuk mengetahui kadar klorin, dan ph di kolam tersebut agar tidak
melebihi batas yang menyebabkan gangguan kesehatan bagi pengunjung yang
melakukan aktivitas di kolam tersebut.
Dapur Toilet
Equalization
Tank
Primary Tank
Reaktor Tank
Sedimentasi
Chlorin Tank
Effluent Tank
Saluran Kota
Hotel Harris sudah memiliki IPAL tersendiri dengan sistem STP (Sewage
Treatment Plant) dimana dalam proses nya menggunakan 2 tabung dengan masing-
masing tabung berkapasitas 13 m3, dengan bak-bak yang kedap air, tertutup dan
terletak di bawah bangunan hotel, bak-bak tersebut akan bekerja berdasarkan fungsi
masing-masing. Limbah yang berasal dari kamar mandi akan di bawa ke septik tank
terlebih dahulu sebelum di pompa ke STP, sedangakan limbah yang berasal dari
dapur akan dibawa ke grease trap terlebih dahulu lalu di pompa juga ke STP.
Dengan waktu tinggal (Td) adalah lebih atau sama dengan 5 hari.
a) Grease Trap
Untuk air buangan yang berasal dari dapur terlebih dahulu akan masuk ke
grease trap. Bak grease trap ini berfungsi untuk memisahkan limbah cair yang
berasal dari dapur yang mengandung minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses pengolahan limbah cair di IPAL. Pada tahap ini juga dilakukan penambahan
produk yang mengandung kultur campuran mikroorganisme yang bernama
BioSim.4MG, bahan ini berfungsi untuk mempercepat proses penguraian limbah
grease dapur, mengurangi bau tidak sedap di drain atau grease trap dan mencegah
penyumbatan pada saluran pembuangan. Bahan ini ditambahkan setiap hari ke
dalam grease trap dengan takaran 1 liter bahan tersebut dicampur 1-3 liter air.
Bahan ini ditambahkan setiap 3 hari sekali ke dalam grease trap dengan takaran
yang sudah tersedia.
Di dalam grease trap limbah dipisahkan oleh massa jenis masing-masing unsur
yang ada dalam limbah itu sendiri. Grease Trap memiliki tiga ruangan yaitu bak
pertama menampung minyak yang terpisah dari limbah karena massa jenisnya lebih
kecil dari air dan kotoran padat, bak kedua menampung kotoran padat limbah
tersebut, bak ketiga menampung air yang terpisah dari kotoran padat karena massa
jenisnya lebih kecil dari kotoran padat dan kotoran padat yang massa jenisnya lebih
kecil dari air dan bersifat mengapung. Lemak yang telah terurai di ambil setiap hari
oleh petugas hotel.
b) Grit Chamber
Air buangan dari toilet terlebih dahulu akan masuk ke grit chamber. Di grit
chamber terdapat bar screen yang berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel atau
padatan yang terbawa di limbah cair. Pada tahap ini juga dilakukan penambahan
produk yang mengandung kultur campuran mikroorganisme yang bernama Em-
Limbah, bahan ini berfungsi untuk mempercepat proses penguraian bahan organik.
Partikel-partikel yang tersaring pada grit chamber berupa pasir dan krikil
c) Equalization Tank
Setelah melalui grease trap dan grit chamber selanjutnya limbah dapur dan
toilet akan masuk ke dalam equalization tank. Sebelum masuk ke dalam
equalization tank air limbah akan melewati saringan (screen) yang akan menyaring
sampah plastik seperti pembalut, kondom dan lainnya.
Pada pengolahan air limbah, biasanya dari waktu ke waktu terjadi fluktuasi baik
debit maupun kandungan polutan, pH, temperatur dan lain sebagainya. Fluktuasi
tersebut akan mempengaruhi efisiensi proses pengolahan. Maka untuk mencegah
penurunan efisensi dan efek tersebut, sebaiknya dibuat bak equalisasi untuk
meratakan parameter-parameter air limbah sebelum dimasukkan ke proses utama
sistem pengolahan. Stabilisasi parameter air limbah bertujuan untuk
mengoptimalkan pengoperasian sistem pengolahan, sehingga dapat menghemat
aerasi atau bahan kimia tambahan seperti nutrient, koagulan dan lain sebagainya
dalam proses pengolahan selanjutnya.
d) Primary Tank
Setelah melalui equalization tank selanjutnya limbah cair akan masuk ke dalam
primary tank dan akan terjadi pengendapan awal. Limbah cair yang sudah melalui
equalization tank selanjutnya akan masuk ke dalam primary tank secara overflow.
Primary tank ini berfungsi sebagai pemisah partikel padatan yang terkandung dalam
air limbah dengan menggunakan prinsip gaya gravitasi. Di dalam bak ini lumpur
atau padatan tersuspensi sebagian besar akan mengendap.
e) Reaktor Tank
Di dalam bak reaktor tank akan terjadi proses aerasi atau penambahan kadar
oksigen dengan bantuan R.Blower. Di dalam R.Blower terdapat dua buah pompa
yang berfungsi menyalurkan udara ke dalam reaktor tank dengan bantuan baling-
baling atau kipas dalam menangkap udara. Oksigen yang diperlukan tersebut
berasal dari blower yang didistribusikan melalui diffuser (pipa yang berfungsi
mengalirkan udara). Penambahan oksigen ini bertujuan untuk memperlancar
penguraian bahan organik secara aerobik oleh mikroorganisme.
f) Sedimentasi Tank
Setelah dari reaktor tank selanjutnya akan masuk ke dalam Sedimentasi Tank
dan akan mengalami pemisahan bagian padat (lumpur/sludge) dengan air limbah
yang sudah relatif bersih dari reaktor tank sehingga akan terjadi pengendapan akhir.
Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Air limpasan (over
flow) dari bak sedimentasi relatif sudah jernih, dan selanjutnya akan masuk ke
chlorin tank.
g) Chlorin Tank
Di dalam chlorin tank air limbah akan ditambahkan senyawa klorin sehingga
seluruh mikroorganisme patogen yang terdapat dalam limbah cair dapat dimatikan.
Penambahan chlorin ini dibantu oleh sebuah pompa yang mengeluarkan chlorin
yang tersalurkan dari R.Blower. Pemberian zat desinfeksi dilakukan injeksi chlorin
di dossing pump. Dossing pump merupakan alat berupa pompa yang berfungsi
untuk menginjeksi chemical secara terukur (sesuai dosis) dan akurat dari tangki
kimia ke dalam air limbah yang akan diolah.
h) Effluent Tank
Selanjutnya air limbah yang sudah bersih dialirkan ke bak effluent dan dibuang
ke saluran kota dan sebagian lagi dimanfaatkan oleh pihak hotel untuk menyiram
tanaman. Hasil effluent yang akan dibuang ke lingkungan agar memenuhi standar
yang ditetapkan untuk parameter-parameter yang diukur. Untuk di Harris Hotel
belum melaksanakan pengukuran terhadap parameter air limbah tetapi sudah
direncanakan untuk diuji.
Masalah yang ditemukan dalam IPAL di Hotel Harris adalan masing sering
ditemukan sampah padat seperti pembalut yang ikut masuk dalam proses
pengelolaan limbah cair, hal tersebut dapat mengganggu proses pengelolaan limbah
cair karena dapat menimbulkan kerusakan pada alat yang ada di IPAL. Sebaiknya
pihak hotel memberikan himbauan kepada pengunjung hotel agar tidak membuang
sampah ke dalam toilet dengan cara memasang pamflet atau poster larangan
membuang sampah ke toilet. Selain masalah tersebut, pihak Harris Hotel belum
pernah melaksanakan pengukuran baku mutu terhadap air hasil pengelolaan limbah
cair. Sebaiknya pengukuran baku mutu hasil pengelolaan limbah cair dilakukan
secara berkala untuk mengetahui kelayakan dari air hasil pengelolaan limbah, selain
itu pengukuran baku mutu juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
pengelolaan limbah cair yang dilakukan sudah benar dan tepat atau masih perlu
dikembangkan lagi. Pihak Harris Hotel sudah merencanakan pengukuran air hasil
limbah yang akan diukur secara berkala setiap 6 bulan sekali.
Tabel. 1
Hasil pengukuran pencahayaan ruangan Harris room
Tabel. 2
Hasil pengukuran kelembaban ruangan Harris room
Rata-rata dari hasil pengukuran pencahayaan di ruangan Harris room adalah 54,9%.
Keterangan pada saat dilakukan pengukuran :
a) Keadaan : AC hidup dan lampu hidup
b) Pukul : 12.00
c) Type Kamar : Harris room
d) Keelmbaban titik :
1) Titik 1 : Bagian utara sebelah kiri dekat jendela
2) Titik 2 : Bagian utara sebelah kanan
3) Titik 3 : Bagian selatan sebelah kiri dekat jendela
4) Titik 4 : Bagian selatan sebelah kanan
5) Titik 5 : Bagian tengah ruangan