Anda di halaman 1dari 10

NATAL YANG HILANG

PROLOG:
Drama ini mengisahkan sebuah keluarga yang sudah lama tidak merayakan Natal bersama. Kesibukan telah
merenggut kebahagian di dalam keluarga ini. Pak Hendro adalah seorang konglomerat yang memiliki jaringan bisnis yang
besar di luar negeri. Hampir semua kegiatannya berhubungan dengan pengusaha-pengusaha luar negeri, maka
kehadirannya di rumah nyaris tidak pernah ada. Sedangkan isterinya, Bu Hendro juga tidak mau ketinggalan. Karena
sering ditinggalkan oleh suaminya, Bu Hendro pun mulai mengikuti jejak suaminya. Bu Hendro mulai terjun ke dunia
bisnis dengan menggalang kerjasama dengan para isteri-isteri pengusaha lokal. Hingga saat ini Bu Hendro sudah
memiliki 5 perusahaan di Medan, Jakarta dan Bandung.
Memiliki keluarga yang seperti ini bagi sebagian orang merupakan cita-cita terbesarnya. Namun di balik
kelimpahan harta dan materi , ternyata telah merenggut sesuatu dari keluarga ini. Sesuatu yang tidak dapat dibeli oleh
apapun. Bahkan di Hari Natal pun, mereka jarang berkumpul bersama.
Pepatah mengatakan: Uang dapat membeli tempat tidur yang paling mahal tetapi tidak dapat membeli tidur yang
nyenyak.
Bagaimanakah keadaan keluarga ini, mari kita saksikan NATAL YANG HILANG.

BABAK I
PERKENALAN

Pemeran:
1. Bapak Hendro diperankan oleh Ivan Pasaribu
2. Ibu Hendro diperankan oleh Ratih Situngkir
3. Jony diperankan oleh Rafael Nahampun
4. Juli diperankan oleh Rosa Nahampun
5. Paijo diperankan oleh Daniel Manalu
6. Ita diperankan oleh Angel Pasaribu
7. Denny diperankan oleh Mardame Nahampun
8. Reno diperankan oleh Padre Nahampun
9. Maria diperankan oleh Elsa Manalu
10. Gunawan diperankan oleh Hengky Simbolon
11. Teman I diperankan oleh Nicolas Pasaribu
12. Teman II diperankan oleh Dian Situngkir
13. Teman III diperankan oleh Ardy Simanjorang
14. Pelayan Diskotik diperankan oleh

NARATOR:
Keluarga Pak Hendro adalah keluarga yang diidam-idamkan oleh banyak keluarga masa kini. Sebagai keluarga
kaya, mereka memiliki apa saja yang mereka inginkan. Tentu saja ada hal yang harus dikorbankan untuk memperoleh
semua itu. Tanpa disadari, sesuatu telah terjadi di dalam keluarga ini. Kesunyian dalam keluarga tidak terobati dengan
kehadiran sang pembantu yang memang dimaksudkan untuk menemani kedua anak mereka, Jony dan Juli. Bahkan akhir-
akhir ini, Jony mulai bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Pesta, hura-hura, diskotik bahkan buku porno sudah
menjadi bagian kehidupan Jony yang baru menanjak dewasa.

1
BABAK II

Setting :
Ruang tamu dengan beberapa majalah populer remaja, koran dan sebuah vas bunga di tengah meja.
Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 malam. Meja kecil tempat telepon di sudut ruangan.

Telepon berdering …
Sambil membawa bulu ayam dan handuk di bahu, Paijo keluar dengan tergesa-gesa untuk mengangkat telepon.

Paijo : Hallo, saya Paijo. Dengan siapa ini …? Siapa, siapa …?


Aduh … keras sedikit, Om. Dang hu bege.
Oh, maaf, Tuan! … (Mendengar dengan teliti)
Ah, yang bener saja, Tuan, masak malam-malam begini …?!
Maaf, Tuan. Saya tidak berani. Maksud saya … (Dipotong dari seberang)
Baik, Tuan! Siapa …?
Oh, Den Jony… Belum, Tuan. Baik, Tuan!
(Paijo berjalan sambil melap mukanya dan menuju ke meja tamu untuk membersihkan meja)
Paijo : songonon ma pembantu zaman now . Bayangkan, malam-malam disuruh bersih-bersih.
Hape nakkaning, marnipi naing pajumpang dohot si Nike Ardila au. Abagoh yamang.
(Paijo merapikan majalah dan buku-buku di atas meja tamu.
Tiba-tiba ia menemukan sesuatu dan matanya terbelalak!)
Paijo : Aduh …! Astaganaga …! Boasa adong bukku sisongonon ison…?!
Kiamat kalau sampai ke tangan Den Jony …!
Buku siapa ini ya …?!
Kalau sampai ketahuan sama Nyonya bisa dikuliahin 40 hari 40 malam saya.
Beginilah nasib orang kecil seperti saya ini. Dari dulu profesi saya adalah sebagai pembantu, tapi saya
senang bisa membantu orang lain dan saya bahagia melakukannya. Saya sudah pernah kerja di rumah
gedongan sampai rumah petak. Dari sana saya pun belajar sedikit tentang arti hidup. Saya melihat banyak
keluarga yang hancur, sekalipun mereka adalah orang kaya. Saya belajar satu hal bahwa kekayaan tidak
sama dengan kebahagiaan.

Tiba-tiba Jony pulang dengan membawa minuman keras dan mabuk.


Paijo : Eh, Den Jony sudah pulang! Kog, malam-malam gini baru pulang, Den?
Awas loh, angin malam enggak bagus buat kesehatan! (Menasihati)
Jony : Alaaaaah, tua bangka, tahu apa kamu …?
Urusi saja urusanmu, atur anakmu …!!!!
Paijo : Maaf, Den. Tadi Tuan nelpon katanya … (Dipotong oleh Jony)
Jony : Apa kata Bapak? Uang yang 10 juta sudah ditransfer belum ? Uang yang 5 juta sudah habis.
Paijo : Maaf, Den. Tuan tidak bicara tentang uang tapi menanyakan kabar Den Jony dan Non Juli.
Jony : Alahhhhhh …!!!! Untuk apa nanya kabar segala, biasa juga ditelepon langsung.
Kenapa harus pakai perantara?
Paijo : Mungkin HP Den Jony mati?
Jony : Alahhhh… Alasan! Sudah sudah… Saya mau tidur … (Jony meninggalkan ruangan)
Paijo : (Menghela nafas panjang sambil bergumam)
Yach, anak sekarang! Kalau dinasihati pasti begitu…!
Tuan dan Nyonya sibuk dengan bisnis mereka tanpa memperdulikan mereka.
Akibatnya Den Jony sepert ini.
Saya ini apalah, sudah tua! (Sambil melanjutkan tugasnya membersihkan ruang tamu)
Paijo : Kasihan Den Jony dan Non Juli. Mereka sebenarnya membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari Tuan dan
Nyonya. Tapi …

Tiba-tiba terdengar suara Juli memanggil.


Juli : Paijo…Paijoooo...!
Dimana kamu …? Tolong ambilkan air minum buat Juli…!
Paijo : Iya, iya …, Non…! (Paijo berjalan keluar dari panggung)

Layar ditutup.
Babak II Selesai

2
BABAK III

NARATOR:
Sebagai anak perempuan, Juli tumbuh di tengah-tengah keluarga yang orang tuanya sibuk dengan bisnis.
Akibatnya, Juli pun tumbuh tanpa perhatian dari orang tuanya. Melihat Papa dan Mamanya yang sibuk oleh masalah
mereka sendiri, Juli pun tumbuh sebagai remaja putri yang egois.
Tetapi pada suatu ketika setelah ia berkenalan dengan Ita, teman barunya, Juli mulai memikirkan dengan
sungguh-sungguh apa arti hidupnya. Beda sekali dengan abangnya, Jony. Kebanyakkan sifat kita pun tidak beda jauh dari
Jony. Kita cenderung menolak Tuhan dengan sikap dan cara hidup kita. Beruntung ia masih memiliki seorang sahabat
yang selalu berdoa baginya.
Akankah Jony menyadari kekeliruannya menjelang Natal ini ...?

Juli duduk di ruang tamu, sambil membaca majalah.


Juli : Paijo … ! Paijooo … ooooo!
Paijo : Iya …, Non! (Mengambil minuman masuk ke panggung)
Ada apa sih, Non Juli. Pagi-pagi begini kog pakai teriak-teriak segala…?

Juli diam saja sambil membalik-balikkan majalah (Sikap gelisah)


Paijo : Loh! Kog diam …?
Ada apa, Non Juli (Paijo duduk di kursi tamu)
Tadi teriak-teriak sekarang malah diam …? (Sambil mengaruk-garuk kepala)
Non …?!
Juli : Paijo, apakah … Paijo sayang sama anak Paijo sendiri...?
Semalam Juli enggak bisa tidur.
Entah kenapa tiba-tiba Juli merasakan…seperti … tidak ada artinya Juli hidup …!
Paijo : Eh … eh! Sadar, Non Juli!
Juli : Juli enggak tahu untuk apa Juli hidup. Hati Juli sangat gelisah.
Seperti kosong saja …!
Papa dan Mama sibuk dengan urusannya tidak ada yang memperhatikan Juli.
Tiba – tiba bel rumah berbunyi. Paijo segera bergegas membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah Ita, teman
baiknya Juli.
Ita : Syalom..
Paijo : Syalom. Eh, non Ita. Silakan masuk, non.
Ita : Pagi pak Paijo. Julinya ada?
Paijo : Ada non. Non Juli da di ruang tamu..
(Ita pun bergegas menjumpai Juli yang sedang termenung di ruang tamu. Ita mengagetkan Juli.)
Ita : Heyyyy…. Pagi – pagi gini melamun. Kesambet begu baru tau rasa kau Jul.
Juli : (terkejut dan berteriak) arrgghhh Itaaaaaaa… copot jantungku kau buat…
Ita : Pagi gini melamun..kamu kenapa, Jul?
Juli : (menghela nafas berat) aku ngerasa, mama papaku gak beneran sayang samaku.
Ita : (kaget) kenapa kamu bilang gitu, jul?
Juli : buktinya, mereka gak pernah ada waktu buat aku dan abang jony.
Ita : Juli sayang, tidak ada yang tidak sayang sama anaknya sendiri,!
Semua yang dilakukan amangboru sama namboru untuk kebahagian kalian juga kok…?!
Bayangkan saja teman-teman kita yang lainnya …
Mereka saja tidak bisa menikmati apa yang kamu nikmati.
Mereka tidak punya mobil sendiri, tidak bisa makan yang enak-enak dan banyak lagi.
Juli : Itaa…! Bingung hian au.…!
Sebenarnya … sona I na hu ingin hon!
Ita : bah..jadi aha do …?!
Juli : Saat tu jabum … ahu merasa adong kedamaian di tengah keluargamu
Halak nantulang dohot tulang, biasa bercanda dohot ho. Bahkan, sering do hamu lao mamancing tu silalahi
sakaluarga. Adong kebahagiaan setiap hali pajumpang. Beda hian tu mama dohot papaku.
(Suasana menjadi diam sejenak.)
Ita : alai kan, tong do sayang namboru dohot amangboru tu ho, Juli.
Buktinya asal ke luar negeri pasti kau dibeliin hadiah?
(Tiba-tiba Jony muncul.)
Jony : Alaaaaahhh…! Gombal! Itu semua kan hanya sebagai pemanis saja!
Juli : bang Jony sudah bangun …?!

3
Jony : Tahu enggak!
Saya juga biasa memberikan hadiah buat cewek-cewek!
Tapi saya tidak pernah mencintai mereka.
Saya hanya mau mereka mendengar omonganku dan mengajariku saat ujian!
Ita : Termasuk Maria …?!
Jony : Ya, termasuk dia!
Juli : Kamu benar-benar tega ya! Dasar tak punya hati …! (Dengan sikap kesal)
Jony : Masak iya…?! Ha…ha…ha...!
Dunia ini penuh dengan orang-orang yang tidak punya hati dan bukan hanya saya saja.
Ita : bang Jony! Tidak baik begitu nanti dihukum Tuhan.
Sadarlah, bang Jony!
Jony : Apa?! Tuhan …?!
Kalau Tuhan ada, Dia tidak akan membiarkan orang-orang jahat hidup lebih lama dari orang-orang baik.
Buktinya sekarang apa …?!

Tiba-tiba bell pintu berbunyi.Paijo membuka pintu. Ternyata yang datang adalah denny dan Reno. Mereka berdua ingin
menjumpai jony
Paijo : Oh, Nak Denny, nak Reno! Masuk-masuk!
Denny dan reno : Terima kasih pak Paijo.
Jony : Hai, Den, Ren! Tumben pagi-pagi gini sudah datang?
Silahkan duduk!
Denny : Thank’s, Jon.
Reno : Thanks Jon.

Paijo keluar dari panggung.


Juli : Dari mana saja, Den, Ren?
Denny : Kami baru dari rumah Maria!
Reno : iya, kami baru menjumpai Maria. Ditawarin sarapan pagi lagi..kenyang deh ( sambil mengelus perut
kekenyangan)
Jony : Apa …?! (nada marah dan cemburu) Kalian jangan macam-macam, ya!
Juli : Rasain kamu …!
Denny : Jangan berprasangka yang tidak-tidak, Jon!
Kami ke rumahnya untuk memastikan semuanya dalam keadaan standbye untuk acara Natal nanti malam di
Gereja.
Reno : Iya, Jon. Kami hanya membicarakan untuk acara natal kok. Tenang aja, kami gak macam – macam kok.
Juli : Memangnya Maria bertugas sebagai apa di Gereja?
Denny : Ia ditugaskan sebagai pemazmur.
Reno : juga melatih asmika menari.
Jony : Ngapain sih kalian buang tenaga sia-sia di Gereja?
Saya heran lihat kalian, semua Gereja … semua gereja …! Apa Gereja bisa kasih kalian makan?!
Denny : Jony, kamu tidak usah heran dengan teman-teman kita yang kelihatan sibuk oleh kegiatan Gereja.
Mereka melayani dengan suka rela dan suka cita tanpa ada paksaan.
Jony : Untuk apa?
Reno : Makanan tidak menjamin keselamatan manusia. Tidak juga menjamin bahwa orang itu akan taat kepada
Tuhan. Tuhan pernah memberi makan 5000 orang lebih tetapi mereka itulah yang justru menyalibkan Tuhan
Yesus. Bukankah ironis sekali, Jony?
Paijo masuk ke panggung sambil membawakan minuman untuk Jony dan Denny.
Lalu keluar dari panggung.
Jony : udahlah udah, minum dulu nih!
Denny : Jon? Apa yang kamu lakukan bila teman-teman yang selalu kamu traktir di kantin sekolah, yang sering kamu
berikan hadiah, teman-teman yang sering kamu ajak ke diskotik, suatu saat mengkhianati kamu?
Jony : Aku … aku … a…! (Dipotong oleh Juli)
Juli : Paling, enggak usah berteman lagi dengan mereka!
Denny : Masalahnya tidak segampang itu, Jul! Apa yang ada di hati kalian saat diperlakukan seperti itu? Tuhan Yesus
saja mengampuni mereka yang menyalibkan Dia. Mengampuni mereka yang mencaci Dia.
Denny : Jony! Kita sudah cukup lama bersahabat! Tuhan Yesus memahami kekesalan dan kekecewaan hatimu lebih
dari semua orang, sebab Ia sendiripun sudah mengalami semuanya itu tetapi Ia tidak berdosa. Tuhan tahu
apayang kita lakukan. Segala dosa dan kejahatan kita tidak ada yang tersembunyi di hadapanNya. Segala
kemunafikan manusia tidak akan bertahan di hadapanNya. Ia tahu segala pelanggaran dosa kita.
Jony : Juli, Ita?! Kalian ke kamar dulu!

4
Juli : Eh, enak saja! Saya juga mau tahu!
Ita : Iya, nih. Aku juga mau tahu!
Jony : Nanti saya akan ceritakan kepadamu kalau sudah selesai.
Kalau saya tidak bisa akan saya suruh Denny atau Reno. (Juli memandang Denny)
(Denny menganggukkan kepala tanda setuju. ) Juli dan Ita masuk ke kamar Juli.
Jony : Denny, Reno lebih baik kamu khotbahkan itu di Gereja saja!
Denny : Jon, Alkitab mengatakan: “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena
hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai
secara rohani.”
Reno :Oleh sebab itu kamupun tidak dapat mengerti kenapa mereka sibuk melayani, membuang tenaga bahkan
dana.
Jony : Sudah, sudah! Saya tidak mau memulai pertengkaran di antara kita hanya karena Yesusmu itu.
Dari pada sibuk memikirkan hal itu lebih baik aku bersenang-senang!
Denny : Jony, kami menyesal kamu menolak Dia seperti ini! Tetapi demikian pun, Ia tetap mengasihimu, Jon!
Allah menginginkan kita semua selamat dari murkaNya karena pemberontakan kita dan dosa-dosa kita.
Jony : Sudah ku katakan jangan kamu ulangi khotbahmu di rumah ku ini!
Denny : Jon! Malam ini kami mengadakan perayaan Natal. Kami semua mengundangmu untuk hadir.
Kamu mau, kan?
Jony : Nanti sajalah!
Reno : Kalau begitu, kami pulang dulu ya Jon.
Denny : kami masih mengharapkan kehadiranmu bersama Juli.
Tiba-tiba telepon berdering. Jony mengangkat telepon. Ternyata itu telepon dari Gunawan.
Jony : Hallo! Ya, Gun! Ada apa …? Malam ini …? Ya, kebetulan sekali aku enggak ada acara.
Ke mana kita …? Bagaimana kalau Diskotik…?
Saya dengar ada undian, siapa tahu kita menjadi pemenangnya …?!
Jam berapa? Ok …! Saya jemput kamu ya …?! OK!
Jony : Sorry, Den, Ren! Saya tidak bisa ikut kamu ke Gereja. Saya ada janji dengan Gunawan!
Denny : Jon …! (Berdiri)
Jony : Saya mau keluar dulu, sumpek di sini! (Jony berjalan keluar dari panggung)

Layar ditutup.
Babak III Selesai

5
BABAK IV
NARATOR:
Niat baik Denny yang membawa kabar baik ingin mengundang Jony ke Gereja untuk perayaan Natal akhirnya
kandas. Jony lebih memilih temannya Gunawan yang memang dikenal sangat bandel, suka main judi dan mabuk-
mabukan. Jony tidak tau Denny datang dengan niat baik untuk perubahannya sendiri, sementara Gunawan hanya
memanfaatkan Jony.

Setting :
Minuman-minuman keras.

Gunawan : Mana ini si Jony? Kok lama kali datang …? Kayak Pentium 2. Lelet kali pun?!
Teman 1 : Perasaan ligat kau, Gun? Emang kau udah Pentium berapa rupanya?
Teman 2 : Si Gunawan bukan Pentium lagi, tapi kalkulator, Cuma muat 12 nomor …!
Teman 3 : Sudah, mending kita nyanyi dulu cuy..iya gak… (sambil memainkan gitarnya)
Semua : bernyanyi.
(sehabis bernyanyi, Jony belum datang juga)
Gunawan : ai leleng ma si Joni on
Teman 1 : Sabarlah, Bray. Nanti juga datang.
Teman 2 : Jangan-jangan dia lagi martandang ke rumah si Maria, Woy?
Gunawan : Kalau gak datang si Jony, kalian yang bayar ini semua ya, Woy?
Gak usah sok tenang kalian situ!
Teman 3 : Taruhan! Pasti datang! Mana punya kawan dia selain kita? Ya, kan …?
Teman 2 : Ya, dong.

Jony datang.
Jony : Woi…, Bray!
Semua : Hai …!
Teman1 : Nah, itu dia datang!
Jony : Maaf ya, telat. (Sambil menyalami teman-temannya)
Ban mobil saya bocor, Bray. Ya terpaksa nambal ban dulu.
Gunawan : Panjang umur kamu, John!
Jony : Emang kenapa?
Gunawan : Baru tadi kami bicarain tentang monyet, eh kamu nongol!
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)
Jony : Sialan! Emangnya saya monyet?!
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)
Jony : Eh, mana lagi minumannya? Tambah …! Tambah …!
Gunawan : Gampang …! Mba …. Mba …
Pelayan : Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?
Gunawan : Tolong ditambah minumannya! Pokoknya, semua yang ada dikeluarkan!
Teman 3 : iya, mbak cantik..keluarin aja semua. Teman kami punya uang banyak kok untuk bayarin.
Teman 2 : Tarik jo lagu ta i..
(bernyanyi dengan suara keras) (selesai bernyanyi dan minum – minum)
Gunawan : Mba, berapa semua billnya (Sambil mengeluarkan dompet dari saku)
Pelayan : Totalnya … Rp. 5.300.000, Pak.
Gunawan : (Mengeluarkan uang 10 ribu dari dompet)
Ini tip buat mba! Yang bayar semua … abang ganteng ini!
Jony : Loh …?!
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)
Gunawan : (Melirik jam) Sudah jam 3 pagi, kita bubar dulu ya, Teman?
Tapi, besok ingat jam 8 malam kumpul di rumah Pak Bagas, yah?
Biasa … (Gerakan main kartu)
Teman 1 : Oke!
Gunawan : Jon?!
Jony : Siiiip, Bray!
Teman 2 : Siap, Bray Gank Sikomatu (Siang Kopi Malam Tuak).
Semakin kompak. (yell-yell)
Semua : Yessss!!!!
Layar ditutup.
Babak IV Selesai

6
BABAK V
NARATOR:
Di Malam Natal, semua orang berbahagia menyambut kelahiran Tuhan Yesus, dengan cara berkumpul bersama
keluarga dan ada yang berkumpul bersama di Gereja. Namun, berbeda dengan Jony dan kawan-kawan, makna Natal
tidak berarti bagi mereka. Malam Natal, mereka gunakan untuk berkumpul dengan kebiasaan mereka bermain Judi.

Setting :
Meja, Kartu dan Minuman Keras.
Gunawan : Ha … ha … ha … ha …
Menang lagi … (Mengumpul kartu)
Jony : Sial …! (Sambil garuk-garuk kepala)
Sudah-sudah! Saya selesai!
Saya mau pulang saja, saya udah ada janji ketemu Maria.
Teman 1 : (Melirik jam tangan) Alaaah … Baru jam 10, bencong saja belum pulang!
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)
Teman 2 : Benar! Baru juga jam 10. Biasa kita main sampe pagi, ya kan?!
Gunawann : Yoi, kapan lagi kamu menang kalau begini?
Teman 3 : Apa gak mau ambil uang kekalahanmu selama ini?
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)
Jony : (Berdiri lalu marah) Sudah … ! Sudah …!
(Melempar semua kartu) Saya udah bilang gak mau main lagi (Sambil garuk-garuk kepala)
Gunawan : Wo … wo … wo …
Nyantai, Bro! Nyantai …! Jangan marah-marah!
Teman 1 : Yoi, nyantai, Bro!
Teman 3 : Sory deh kami ledekin kamu.
Teman 2 : Minum-minum dulu, Bro. Mungkin kamu haus? Kamu rese kalau haus.
Jony : Saya gak mau minum lagi, saya mau pulang, kepala saya pusing.
Gunawan : Oke, deh. Kita bubar, tapi bayar dulu kekalahanmu!
Jony : Apa?
Hei, kamu sudah tahan HP Iphone X saya! Itu harganya 16 juta!
Gunawan : Hei, monyet!!! Itu kekalahanmu minggu lalu!
16 juta kepalamu! HP second gini sudah setengah harga! Bilang saja gak mau bayar?!
Teman 1 : Ya, bayar saja. Kamu kan orang kaya?
Teman 2 : Ya, setuju! Sekarang kamu mau bayar, apa gak?!
Jony : Astaga …?! Kalian mengancam saya?!
Teman seperti apa kalian ini?!
Ternyata, selama ini saya salah bergaul dengan teman busuk seperti kalian!
Teman 3 : Ahhhhh! Banyak bicara kamu!
Ayo! Kita pukul rame-rame si brengsek ini!

Gunawan dan teman-temannya mengeroyok Jony sampai tersungkur.


Gunawan : Dengar nih ya, nyet!
Kami mau berteman dengan kamu karena kamu orang kaya!
Supaya kamu bisa kami peras!
Semua : Ha…ha…ha…ha…! (Tertawa)

Semua meninggalkan Jony.


Jony merintih kesakitan.

Layar ditutup.
Babak V Selesai

7
BABAK VI
NARATOR :
Kali ini Maria yang datang mengunjuni Jony berkat penjelasan Denny, mungkin dengan Maria yang tak lain
kekasih Jony, bisa membuka hatinya dan meninggalkan kebiasaan buruknya. Maria berdoa meminta kepada Tuhan
supaya mengetuk sekali lagi hatinya.

Maria : (Berdoa)
Tuhan Yesus, saya minta pengampunanMu atas kekeliruan Jony. Saya tahu bahwa Engkau sangat
mengasihinya. Mohon kiranya, Engkau mengetuk sekali lagi hatinya supaya ia mau membukanya untuk
Dikau. Bapa, saya berdoa supaya Jony bertobat dari segala dosa-dosanya supaya ia memperoleh
keselamatan dan tidak turut dihukum di neraka. Biarlah, Natal kali ini, Engkau mengirimkan kedamaian di
keluarga ini.

Paijo datang membawa minuman.


Paijo : Silahkan minum, Non.
Maria : Terima kasih, Pak.
Denny : Jony sudah lama keluar rumah, Pak?
Paijo : Baru sejam, Den.
Tadi juga buru-bur perginya, gak tau mau pergi kemana.
Nanti juga ditanya pasti jawabnya bukan urusan kamu.
Maria : Dari kemarin HPnya gak aktif.

Juli Masuk.
Juli : Mungkin HPnya disita temannya, gara-gara Jony kalah taruhan main judi.
Ini yang ketiga kalinya Jony minta dibeliin HP sama Papa Mama.
Maria : Astaga…! Saya tidak tau sama sekali.
Denny tidak pernah cerita seperti itu.

Terdengar suara bell yang dipencet berulang-ulang.


Bu Hendro dan Pak Hendro masuk ke panggung dan bergegas ke arah pintu untuk membukanya.
Paijo : Eh, Nyonya, Tuan …?
Kog, tidak mengabari malam ini datang?
Bu Hendro : Tadinya kami gak ada rencana pulang.
Tapi, berhubung klien kami tidak bisa datang ke Jakarta, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Maria : Selamat malam, Namboru, amangboru . (Menyalam)
Bu Hendro : Selamat malam, Maria. Udah lama?
Maria : Lumayan, Bu.
Juli : Malam, Ma, Pa (Menyalam)
Pak Hendro : Malam, Sayang. Kamu baik, kan?
Juli : Baik, Ma.
Pak Hendro : Mana abangmu, Joni? Kok gak kelihatan?

Terdengar suara bell yang dipencet berulang-ulang.


Bu Hendro bergegas ke arah pintu untuk membukanya.
Bu Hendro : Aduh…! Kenapa kamu Jon...!
Jon…! (Sambil membopong Jony yang merintih kesakitan)
Papa… paijo …!

Denny , Pak Hendro mendudukkan Jony ke kursi.


Paijo masuk ke panggung.
Paijo : Aduh, Den Jony?!
Bu Hendro : Paijo, cepat ambilkan seember air untuk kompres.

Paijo bergegas ke dalam untuk mengambil air kompres sambil bergumam pada dirinya sendiri.
Paijo : Aduh, Den Jony! Kog bisa jadi begini?

Bu Hendro segera masuk mengikuti Paijo ke dalam.


Pak Hendro : Kamu kenapa, Jon? Kenapa sampai babak belur begini?
Maria : Gimana sih ceritanya sampai kamu bisa dikeroyok sama berandalan …?
Denny : Sebenarnya bukan berandalan, Maria. Mereka itu adalah kawan Jony sendiri!

8
Maria : Apa …? (Tidak percaya)
Enggak salah kamu, Den?

Jony : A … a … apa … yang … dikatakan Denny tidak salah!


Adu … h!

Paijo masuk ke panggung membawa sebaskom air dan handuk.


Paijo : Nak Denny, ini airnya!

Maria mengambil handuk dari tangan Paijo dan segera mengkompres luka-luka Jony.
Sekali-kali terdengar jeritan sakit dari Jony.
Bu Hendro : Siapa saja teman yang mengeroyok kamu, Jon?
Katakan sama Mama. Biar mama panggil polisi untuk menangkap mereka. Cepat telepon polisi, pa.
Pak Hendro : iya, siapa saja mereka Jon? Katakan sama papa. Biar papa penjarakan mereka semua.
Juli : Iya …! Katakan siapa-siapa saja mereka.
Bu Hendro : Belum tahu mereka siapa keluarga Hendro. Akan saya jebloskan mereka semua kepenjara.
(Bu Hendro segera mengeluarkan HP-nya dan menelepon)
Maria : Namboru, saya pikir ada baiknya kita check dulu kejelasan peristiwa ini.
Denny : Benar apa yang dikatakan Maria, Nantulang.
Juli : Eh, mana boleh begitu?!
Masak sudah babak belur masih harus dicek lagi siapa yang salah dan siapa yang benar?
Enak saja …!
Bu Hendro : Iya! Papa cepat telepon polisi sekarang, biar dikasih pelajaran agar mereka tahu siapa kita!
Maria : namboru, kita tanyakan sumber permasalahannya dengan Jony dulu.
Baru kita tempuh melalui jalur hukum.
Bagaimana?
Denny : Iya, saya setuju! Lagi pula kita tidak boleh main hakim sendiri.
Jony : Sebenarnya, saya yang salah. Saya kalah berjudi dengan mereka.
Pak Hendro : Jony! Kenapa kamu main judi?
Paijo : Iya, Den! Main judi itu kualat loh, Den.
Bu Hendro : Apa ada yang kurang di rumah ini?
Semua keinginanmu tidak ada yang tidak Papa-Mama penuhi.
Coba katakana, apa lagi yang kamu inginkan?
Apa kamu kekurangan uang?
Jony : (Sambil menangis)
Semalam saya menolak ajakan Denny ke Gereja. Saya dan Gunawan keluar jalan-jalan.
Di dalam hati, saya merasa gelisah. Saya benci Mamadan papa …!
Saya benci kalian semua karena saya tidak bisa seperti kalian!
Ma, pa! Bukan materi yang Jony butuhkan!
Semuanya itu sudah cukup buat Jony.
Ma, pa kami butuh kehadiran Mama dan Papa. (Menangis)
Juli : Ma…! (Marah dan kecewa)
Mama dan papa sibuk saja dengan urusan Mama dan papa, tanpa memperdulikan kami.
Juli kadang merasa lebih bahagia menjadi bagian dari keluarga Ita.
Maria : (Memotong pembicaraan) Tidak baik bicara begitu kepada orang tua.
Maria : Sudahlah!
Yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengobati luka-luka Jony.
Jony : Denny! Maafkan atas perlakuan saya semalam! Saya merasa apa yang kamu katakan ada benarnya.
Makanan tidak menjamin kebahagiaan.
Orang yang menerima makanan … justru mereka yang menyalibkanTuhan.
Bu Hendro : Maafkan Mama, Sayang. (sambil memeluk Juli)
Pak Hendro : maafkan papa juga, sayang
Jony : Den! Saya baru menyadari betapa sabar Tuhan kepada saya.
Ia membuat saya sadar akan semua perbuatan saya dengan kejadian ini.
Denny : Ya, Tuhan tetap menunggu kepulanganmu. Sama seperti Ia berdoa untuk mereka yang telah
menyalibkanNya demikianlah tanganNya terbuka buat semua orang. Tuhan sangat mengasihimu.
Maria : Jon, kami semua juga mengasihimu! (Melihat kepada Bu Hendro)

Bu Hendro menganggukan kepalanya kepada Jony.


Bu Hendro : Maafkan Mama, Sayang. Mamadan papa jarang memperhatikan kalian.

9
Juli : Maafkan Juli, Ma, pa…!
Jony : Denny, maaf saya tidak bisa ikut kalian merayakan Natal di Gereja.
Denny : Tidak apa-apa, yang penting kamu sudah menyadarinya.
Maria : Nanti selesai Natal kami akan mengajak teman-teman untuk merayakannya di rumahmu ini.
Bagaimana …?

Pak Hendro : Yah …! Rumah kita perlu terang Tuhan.


Juli : Seperti terang yang dibawa oleh Bintang Timur di Malam Natal.
Bu Hendro : Maria, ajaklah semua teman-teman kalian.
Ibu akan menyiapkan segalanya buat perayaan Natal di rumah ini.

Bu Hendro melihat ke Juli dan Jony.


Pak Hendro : Papa akan menelepon sekretaris papa, agar membatalkan semua janji di bulan ini.
Malam ini kita sekeluarga akan merayakan kelahiran Tuhan Yesus.
Juli : Mama, Juli mau ajak Papa dan Mamanya Ita untuk bergabung.
Boleh, kan?
Bu Hendro : Tentu saja boleh. Kalian boleh mengajak siapa saja ke rumah ini.
Jony/Juli : Terima kasih, Ma.

Bu Hendro, Pak Hendro, Jony dan Juli saling berpelukkan.

Menyanyikan “harta yang paling berharga adalah keluarga”

Layar ditutup.
SELESAI

Pemeran:
15. Ibu (Ibu Hendro) diperankan oleh : 1.
16. Anak Laki-laki (Jony) diperankan oleh : 2.
17. Anak Perempuan (Juli) diperankan oleh : 3.
18. Asisten Rumah Tangga (Pak Paijo) diperankan oleh : 4.
19. Teman Baik (Denny) diperankan oleh : 5.
20. Teman Jahat (Gunawan) diperankan oleh : 6.
21. Teman I diperankan oleh : 7.
22. Teman II diperankan oleh : 8.
23. Pelayan Diskotik diperankan oleh : 9.
24. Pacar Jony (Maria) diperankan oleh : 10.

10

Anda mungkin juga menyukai