Anda di halaman 1dari 26

ⓘ Dioptimalkan oleh Google 17 jam yang lalu Lihat yang asli

https://zulfakhairiah.wordpress.com/2012/12/06/budidaya-sukun/

zulfakhairiah Menu

Search Search

Smile! You’re at the best WordPress.com site ever

Advertisements

Report this ad

Budidaya Sukun
 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk, berkah, serta Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah budidaya tanaman Hortikultura.

Maksud di buatnya makalah ini adalah bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen mata
kuliah hortikultura dan sekaligus memberi ilmu pengetahuan mengenai budidaya tanaman sukun (Artocarpus
communis )

Walaupun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam pembelajaran budidaya tanaman hortikultura.

Akhir kata, sekian dan terima kasih.

Jambi,   April  2012

Penulis

 
 

DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………………..  i

Daftar isi ………………………………………………………………………………………………………………  ii

BAB I

Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………………  1

1. Latar belakang ……………………………………………………………………………………………  1


2. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………….  2
3. Mamfaat ……………………………………………………………………………………………………  2

BAB II

Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………………………………………..  3

BAB III

Isi dan Pembahasan ……………………………………………………………………………………………….  4

1. Morfologi dan klasifikasi tanaman sukun ………………………………………………………  5


Morfologi tanaman ………………………………………………………………………………..  5
Klasifikasi tanaman ……………………………………………………………………………….  5
Lingkungan dan daerah penanaman yang cocok …………………………………………….  5
Syarat tumbuh ………………………………………………………………………………………  5
Ketinggian tempat …………………………………………………………………………………  6
Suhu ……………………………………………………………………………………………………  6
Curah hujan dan kelembaban ………………………………………………………………….  6
Sinar matahari ……………………………………………………………………………………….  6
Tanah …………………………………………………………………………………………………..  6
Pembibitan …………………………………………………………………………………………………  7
Membuat bibit sendiri ……………………………………………………………………………  7
Penanaman ………………………………………………………………………………………………..  9
Persiapan tanah ……………………………………………………………………………………..  9
Pembukaan lubang tanah ………………………………………………………………………..  10
Penanaman bibit ……………………………………………………………………………………  10
Langkah –langkah penanaman ………………………………………………………………..  11
Pemeliharaan ……………………………………………………………………………………………..  11
Pembuatan pagar tanaman ………………………………………………………………………  12
Pengairan ……………………………………………………………………………………………..  12
Penyiangan dan pembubunan ………………………………………………………………….  12
Pemengkasan ………………………………………………………………………………………..  13
Pemupukan …………………………………………………………………………………………..  13
Hama dan penyakit ……………………………………………………………………………….  14
Panen dan pasca panen ………………………………………………………………………………..  16
Panen …………………………………………………………………………………………………..  16
Pasca panen ………………………………………………………………………………………….  17

BAB IV Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………  22

Daftar pustaka …………………………………………………………………………………………………….  iv

BAB I

PENDAHULUAN

1. a.      Latar Belakang


 

Tanaman sukun tercatat berasal dari daerah Pasifik, yang kemudian berkembang di daerah tropis. Pada abad
XVIII sukun dikembangkan di daerah Malaysia, dan selanjutnya berkembang sampai ke Indonesia. Tanaman
sukun sekarang telah tersebar di Kepulauan Indonesia. Di pulau Jawa tanaman sukun telah cukup lama
dikenal. Hal ini terbukti dengan adanya tanaman sukun di Kebun Raya Bogor yang telah berumur ratusan
tahun, yang diduga ditanam oleh ahli botani Belanda.

Ada sementara masyarakat yag berpantang menanam tanaman sukun karena dianggap tabu. Di Malaysia ibu
hamil tidak boleh makan buah sukun, dengan alasan yang tidak jelas. Selain itu tanaman sukun kurang dikenal
oleh masyarakat, dan teknologi budidaya sukun belum berkembang. Oleh karena itu tanaman sukun tidak
berkembang dengan pesat.

Buah sukun telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Ada yang memanfaatkanya sebagai makanan
pokok tradisional, antara lain di Hawai, Tahiti, Fiji, Samoa, dan Kepulauan Sangir Talaut. Selain itu sukun
dimanfaatkan pula sebagai makanan ringan. Cara pemanfaatannya, ada yang hanya direbus, diiris dan
dibakar, dimasak seperti kentang, atau cara tradisional yang lain. Pada saat sekarang pemanfaatan sukun
telah selangkah lebih maju, terutama di daerah penghasil sukun.

Pemanfaatan sukun sebagai bahan pangan semakin penting, sejak pemerintah mulai melancarkan program
diversifikasi pangan. Sukun mengandung karbohidrat dan gizi yang baik seperti halnya ubi, uwi, gembili,
gadung, suweg dan lain-lain. Dengan demikian sukun mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas
agroindustri di waktu mendatang.

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu
berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap
menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak,
pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan
terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga
jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal)
seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah
menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik.  Buah sukun
mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak
tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun
mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang
sering digunakan untuk bibit.

1. b.      Tujuan

Tujuan dari di buat nya makalah ini adalah sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah
holtikultura serta memberikan ilmu pengetahuan tentang pembu        didayaan tanaman SUKUN kepada
pembaca mengenai bagaiman cara membudidaya tanaman SUKUN dengan baik dan benar.

1. c.       Mamfaat

Dengan adanya makalah ini di harapkan kepada pembaca  dapat mengambil informasi tentang
pembudidayaan tanaman sukun serta bermamfaat bagi masyarakat luar atau yang membutuhkan.
 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi. sejak jaman penjajahan Belanda
sukun lebih populer sebagai sumber pangan alternatif. di beberapa daerah lain sukun umumnya dimakan
sebagai makanan sampingan. sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan
karbohidrat yang mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr
bahan sukun.

Tanaman sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, seperti tanah Podsolik Merah Kuning, tanah
berkapur dan rawa pasang surut. Tanaman sukun akan tumbuh lebih baik pada tanah subur seperti tanah
alluvial dan regusol dan akan tumbuh lebih baik pada lahan-lahan dengan permukaan air tanah yang cukup
dalam, bahkan sukun dapat tumbuh pada lahan-lahan marginal dan kering. Sukun dapat tumbuh mulai dari
daerah dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. pada umumnya
sukun tumbuh optimal pada ketinggian sampai 400 m DPL dengan suhu rata-rata 20-24 Derajat Celcius
dengan curah hujan 1500 – 2500 mm/tahun dengan kelembaban 79-90 %.

Manfaat Sukun adalah Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti di goreng. Jaman dahulu di
Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai obat sakit kuning. Bunganya
dapat di ramu sebagai obat. Bunganya dapat menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu
digosokkan pada gusi yang giginya sakit. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi
obat. Di India bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan
asma. Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk
obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan untuk
mngobati limpa yang membengkak. Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang
ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan membuat permen karet. Kayu
sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain
mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. Serat kulit kayu bagian dalam dari
tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai
mode pakaian.

 
 

BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu
berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap
menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak,
pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan
terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga
jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal)
seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah
menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah
keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin,
sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun,
walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak
berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang
terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik
bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri
buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak
berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping
dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.

Manfaat

Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui
fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu
bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga
jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau
daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

1. 1.      Morfologi dan Klasifikasi tanaman sukun

1. Morfologi tanaman

Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili Moraceae yang banyak
terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20 meter
(Mustafa, A.M., 1998). Di pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya
terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai
bahan makanan alternatif (Heyne K, 1987). Sukun bukan buah bermusim meskipun biasanya berbunga dan
berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak
berbentuk poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun (Mustafa,
A.M.,1998)

1. Klasifikasi tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Familia : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus communis

1. 2.      Lingkungan dan Daerah Penanaman yang Cocok

1. Syarat tumbuh.

Pohon sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir semua daerah di-Indonesia dapat tumbuh, bahkan
Sukun di Irian Jaya dan Halmahera diduga merupakan tanaman asli Indonesia. Sukun dapat tumbuh dari
dataran rendah hingga dataran tinggi dan dari asalnya didaerah kepulauan sukun pun cocok dikembangkan di
Indonesia yang merupakan daerah kepulauan. Namun untuk berproduksi optimal, faktor lingkungan
merupakan satu hal yang sangat menentukan yaitu ketinggian tempat, iklim dan tanah.

1. Ketinggian tempat.

Tanaman sukun tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi 700 m di atas permukaan laut. Pada
ketinggian 700 m diatas permukaan laut tanaman sukun masih mau tumbuh asalkan daerahnya tak begitu
dingin. Umumnya tanaman sukun akan tumbuh optimal didataran rendah hingga sedang, pada ketinggian 0 –
400 m di atas permukaan laut. Daerah-daerah dingin atau pegunungan yang jauh dari permukaan laut jarang
di tumbuhi sukun, kalaupun daerah tersebut ditemukan tanaman sukun biasanya tanaman lebih cenderung
tumbuh rimbun dan kurang berbuah normal.

1.  Suhu.

Sukun pun mampu tumbuh di daerah yang memiliki temperatur harian rata-rata 20-40 °C. pertumbuhan
optimal didapat di daerah dan kisaran suhu 21 – 33 °C.

1.  Curah Hujan dan Kelembaban.

Selain tumbuh dapat di sembarang ketinggian tanaman sukun dapat tumbuh di daerah kering seperti Madura,
NTT, sampai daerah basah seperti Jawa Barat. Kisaran hujannya 1500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban ini
penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan dan pembesaran buah.

1. Sinar Matahari.

Pohon sukun memiliki kebutuhan sinar matahari yang sedikit rumit, sewaktu masih muda tanaman lebih baik
bila ternaungi, tetapi setelah tanaman dewasa pohon sukun membutuhkan sinar matahari penuh.

1. Tanah

Pohon sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik merah kuning, tanah berkapur dan
rawa pasang surut. Sebenarnya di ketinggian manapun tanaman ini dapat tumbuh, maka yang diinginkan
untuk tanaman baru adalah permukaan air tanah haruslah relatif dangkal, tetapi tidak tergenang. Sukun
memang tidak berbiji, jadi pohon sukun hanya dapat diperbanyak secara vegetatif. Adapun caranya bisa
memilih dengan setek akar, okulasi, cangkok, atau tunas akar. Tehnik okulasi dan cakok ini mempunyai
kendala yaitu sumber atau pohon tidak banyak, cabang bergetah dan juga sulit mencakok cabang/ranting
yang sudah tinggi. Oleh karenanya, bila dibutuhkan bibit dalam jumlah banyak, cara ini sulit dipenuhi.
Pembibitan pohon sukun dengan cara setek akan merupakan alternatif utama yang dipakai para
pembibit.  Cara ini timbul karena secara alami akar sukun mampu menumbuhkan tunas sebagai tanaman
baru. Berdasarkan hal tersebut muncul kesimpulan baru bahwa akar tanaman sukun di dalam media
pembibitan dapat juga menumbuhkan tunas. Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembaban
dan kebutuhan airnya terjaga. Untuk mengantisipasi penyiraman, para petani biasanya melakukan
penanaman diawal musim hujan, dengan demikian air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan air
untuk tanaman yang baru.

1. 3.      Pembibitan

Produktivitas suatu tanaman ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya pemakaian bibit yang baik dan
sehat. Bibit ini dapat diperoleh dari penjual tanaman atau dengan jalan membibitkan.

1. Membuat Bibit Sendiri

Dalam kegiatan pembibitan sukun ada beberapa teknik pembiakan vegetatif yang dapat dilakukan:

Pemindahan tunas akar alami

Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk merangsang tumbuhnya tunas akar
alami dapat dilakukan dengan cara melukai akar yang menjalar di permukaan tanah menggunakan parang. 
Setelah tunas tumbuh sekitar 30 cm sudah dapat dipindahkan ke media dalam polybag/pot. Bibit hasil
sapihan ini dipelihara di persemaian sampai siap tanam.

Pencangkokan

Teknik mencangkok dilakukan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah terbatas. Untuk memperoleh hasil yang
baik maka ranting yang dicangkok harus ranting yang baru dan belum produktif (menghasilkan buah). Cara
pencangkokan tanaman sukun adalah sebagai berikut:

Kulit ranting dikupas sekitar 3 -5 cm dan bagian kambium pada permukaan luka dibersihkan dan dikeringkan
selama sehari. Mengolesi luka bagian atas dengan zat pengatur tumbuh seperti rootone F. Menutup seluruh
luka dengan campuran tanah dan kompos atau dengan media lain yang telah disemprot insektisida.
Membungkus media dengan sabut kelapa atau plastik serta diikat kuat sehingga cangkok tidak goyah.
Pelaksanaan yang baik adalah pada musim hujan sehingga media cangkok cukup lembab untuk pertumbuhan
akar. Pengambilan hasil cangkokan dilakukan setelah cangkok berakar dengan baik yaitu setelah berumur 23
bulan. Pengambilan dilakukan dengan cara memotong pangkal cabang yang dicangkok dengan gergaji. Hasil
cangkokan segera ditanam pada media tanah di persemaian dan diberi naungan/peneduh.

Stek akar

Metode ini didasarkan atas peristiwa alami pertumbuhan tunas akar dan dapat menghasilkan jumlah benih
yang banyak dan seragam.

Tahapannya sebagi berikut :

1. Persiapan Setek Akar.

Akar di ambil dari pohon induk yang tidak sedang pembungaan atau masa berbuah (bulan oktober). Pohon
induk sebaiknya berumur sekitar 20 tahun biasanya lebih berhasil dibanding pohon yang muda. Pengambilan
akar dilakukan secara bertahap dan tanaman tidak perlu dibongkar. Pengambilan akar diikuti dengan
pemberian pupuk sebelum lubang galian ditutup kembali. Akar dipotong secara hati-hati, di angkat dan
dikumpulkan .

2. Pembuatan Setek Akar.

Akar dipotong-potong dibuat stek dengan panjang antara 15 cm s/d 20cm. Disusun teratur searah ujung
pangkalnya sehingga mudah penanamannya. Setek diletakan di tempat yang teduh / tidak kepanasan.

3. Pembuatan Tempat Persemaian

Digunakan sebagi tempat sementara untuk menyemaikan setek akar agar bertunas dan berakar. Tempat
harus terlindung, tidak terkena matahari langsung. Tempat persemaian dapat berupa tanah yang berpasir atau
di buatkan bak kayu yang  berpasir. Agar bebas jamur, persemain disemprot fungisida.

4. Penyemaian Setek.

Tujuan penyemaian untuk memacu setek akar tunas. Setek akar ditanam kedalam tanah pasir dengan
kedalaman sekitar 8 cm. Bagian akar yang lebih muda diletakan dibagian bawah jika terbalik tidak dapat
bertunas. Pertunasan dapat dipacu dengan hormon Rootone F dan disiram secara teratur. Jarak antara
persemaian sekitar 3 cm. Setek akar yang sudah berdaun 3-5 lembar siap dipindahkan ke polybag.

5. Pembuatan Tempat Pembenihan.

Menggunakan Polybag berukuran 10 X 15 cm yang diberi lubang-lubang kecil    di bawahnya. Media tanam
terdiri dari tanah yang berpasir dan pupuk kandang perbandingan 1 : 1. Diberi naungan.

6. Pembesaran Benih.

Setek yang sudah bertunas dan berakar ditanam dipolybag. Dilakukan penyiraman dan pengendalian hama
penyakit secara teratur. Jika benih bertunas banyak, tunas dikurangi sehingga tinggal satu yang sehat dan
bagus. Setelah benih berumur 3-5 bulan, tanaman siap dipindahkan ke lapangan.

1. 4.      Penanaman

Berikut ini diuraikan cara penanaman sukun yan didahului oleh persiapan tanam, pembuatan lubang, dan
penanaman bibit.

1. Persiapan Tanam
Penanaman sukun sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini dimaksudkan agar tanaman terhindar
dari kekurangan air pada awal pertumbuhannya. Penanaman baik dilakukan pada sore hari untuk menghindari
penguapan yang tinggi.

Saat menunggu tersedianya bibit yang siap tanam, minimum 1 bulan sebelum tanam, dilakukan persiapan
penanaman. Lahan dibersihkan dari semak, rumput, bebatuan dan gangguan lain. Untuk tanah dilereng atau
tempat yang miring, usahakan tanaman dapat ditanam pada bagian yang dibuat datar. Apabila merencanakan
untuk membuat kebun sukun, lakukan pengukuran jarak tanam. Pengukuran jarak tanam dimaksudkan agar
tanaman menjadi lebih rapi sehingga memudahkan pengontrolan dan perawatan terhadap tanaman. Jarak
tanam sukun ialah 12 x 12 m hingga 15 x 15 m. Pada jarak tersebut, dipasang patok atau bilah bamboo untuk
nantinya dibuat lubang.

1. Pembuatan Lubang Tanam

Mula-mula galilah tanah berukuran 75 x 75 x 75 cm atau 100 x 100 x 75 cm. Sengaja lubangnya dibuat besar
mengingat pertumbuhan tanaman ini cepat dan tanamannya cukup besar. Beberapa pustaka menyebutkan
bahwa lubang tanam untuk sukun cukup 50 x 50 x 50 cm. Hal ini kurang baik untuk pertumbuhan tanaman
selanjutnya, apalagi pada tanah yang bertekstur padat.

Tanah galian lubang dipisahkan antara top soil ( bagian atas ) dan tanah sub-soil ( bagian bawah ). Tanah
bagian atas kemudian dicampur pupuk kandang dengan perbandingan yang sama atau sekitar 1 blek minyak
tanah.

Lubang dibiarkan terbuka selama 1 – 2 minggu agar tanah terkena sinar matahari untuk mematikan bibit
penyakit atau hama lainnya yang bersarang dalam tanah. Selain itu, membuat tanah teroksidasi dengan baik.
Bila lahan yang akan ditanami kemasamannya tinggi, sebaiknya pH diturunkan dengan memberi kapur
sebanyak 0,5 – 1 kg per lubang.

Satu minggu sebelum penanaman, tanah bekas galian dimasukkan ke lubang. Tanah bagian bawah
dimasukkan lebih dahulu. Selanjutnya barulah dimasukkan tanah bagian atas yang telah dicampur pupuk
kandang. Setelah tanah diratakan, berilah patok kayu sebagai tanda.

1. Penanaman Bibit

Setelah lubang tanam siap, penanaman pun siap dilakukan. Bibit yang sudah dipersiapkan dibawa ke dekat
lubang tanam. Gali kembali lubang tanam dengan cara yang sama. Tanah disebelah atas ditaruh di sebelah
kiri, tanah galian sebelah bawah ditaruh sebelah kanan.

Kantong bibit kemudian disobek dengan pisau atau gunting agar tidak mengganggu perkembangan akar
tanaman. Tanaman kemudian dimasukkan ke dalam lubang. Timbun kembali tanah dengan cara
memasukkan tanah galian bawah terlebih dahulu diikuti tanah galian sebelah atas. Pada waktu penimbunan
tambahkan pula NPK sekitar 100 g. Usahakan agar tanah sejajar dengan leher akar. Beri sedikit air agar tanah
mudah dimampatkan sehingga posisi tanaman menjadi kokoh.

Selanjutnya lakukan penyiraman dan tindakan pemeliharaan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan
baik.
 

1. Langkah-langkah Penanaman

Berikut ini diuraikan langkah-langkah penanaman sukun secara ringkas :

Bersihkan lahan dari rumput, batu, atau kotoran.


Pada jarak tanam 12 x 12 cm hingga 15 x 15 cm buat lubang tanam dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm.
Tanah sebelah atas ditaruh di sebelah kiri, tanah sebelah bawah di taruh di sebelah kanan.

Tanah bagian atas dicampur dengan 1 blek pupuk kandang.


Buka plastik penutup bibit.
Masukkan bibit dalam lubang. Timbun dengan tanah bagian bawah terlebih dahulu baru tanah bagia
atas. Saat penimbunan ini dapat ditaburkan pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.
Beri sedikit air agar tanah dapat dimampatkan sehingga posisi tanaman menjadi lebih kokoh.
Selanjutnya tanaman perlu dirawat dan disiram secara teratur agar mampu tumbuh dengan baik.

Untuk penanaman sukun di kebun, saat tanaman masih muda di sela-selanya dapat ditanam tanaman lain,
seperti palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dan lain-lain), sayuran (cabai, tomat, terung, sawi, kacang
panjang, kemangi, dan lain-lain), atau jenis tanaman lainnya yang berguna. Tanaman sampingan ini selain
berguna untuk dikonsumsi juga dapat menambah pemasukan, sekaligus berfungsi sebagai tanaman penutup
tanah. Setelah tanaman sukun besar dan tajuknya menaungi, biasanya tanaman lain akan sulit tumbuh
dengan baik di bawahnya.

1. 5.      pemeliharaan

Tanaman muda yang baru ditanam sangat rentan terhadap kekeringan, karena itu harus ditanam pada musim
hujan dan dinaungi, selain itu harus dijaga supaya tidak kekeringan. Penyiangan dan pembumbunan
merupakan kegiatan penting karena tanaman sukun mudah kalah dalam persaingan pengambilan unsur hara
dari tanaman lainnya. pemupukan merupakan upaya penting untuk supaya sukun tumbuh dengan baik, bisa
dengan pupuk organik juga pupuk anorganik dengan memperhatikan jumlah, waktu dan cara yang tepat.
organisme pengganggu tanaman dalam kelompok hama antara lain penggerek buah, penggerek batang dan
bekicot serta dari kelompok penyakit antara lain busuk buah dan gugur buah.

Berikut ini dibahas beberapa tindakan pemeliharaan yang penting dilakukan pada pohon sukun, yakni
pembuatan pagar pengaman, pengairan, penyiangan dan pembumbunan, pemangkasan, serta pemupukan.

1. Pembuatan Pagar Pengaman


Pagar tanaman cukup dibuat sederhana. Jika ada dana, dapat dibuatkan dari kawat. Namun, bila ingin yang
lebih murah, dapat dibuat dari bambu. Caranya, belahan bambu ditancapkan dengan  jarak 10 cm dari tajuk
terluar tanaman muda. Maksudnya agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu oleh pagar pengaman.
Belahan bambu ditancapkan miring dengan posisi menyilang dengan belahan bambu lainnya. Pagar akan
lebih kuat bila belahan saling disangga dengan posisi saling menutupi belahan lainnya.

1.  Pengairan

Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembapan dan kebutuhan airnya terjaga. Untuk
mengantisipasi penyiraman, petani biasanya melakukan penanaman di awal musim hujan. Dengan demikian,
air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan tanaman.

Apabila hujan yang turun sangat sedikit atau penanaman dilakukan di musim kemarau, penyiraman
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Tanaman muda perlu disiram sedikitnya sekali sehari. Namun,
saat udara amat panas penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore, akan lebih membantu.

Tanaman sukun umumnya dapat berproduksi dengan baik di lokasi yang berdekatan dengan sungai atau
aliran air. Hal ini menunjukkan bahwa sukun sesungguhnya lebih menyukai lingkungan yang lembab,
meskipun tidak basah lembab.

1.  Penyiangan dan Pembumbunan

Gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar tanaman perlu juga dicabut atau dibuang. Bila gulma yang
tumbuh hanya sedikit maka pencabutan manual dengan tangan dapat dilakukan. Namun, jika gulma yang
tumbuh banyak maka alat Bantu seperti kored atau cangkul perlu dipakai untuk efisiensi pekerjaan.

Penyiangan pada pohon sukun muda biasanya diikuti juga dengan pembumbunan. Tanah yang keras disekitar
tanaman bias pula digemburkan lalu tanahnya ditinggikan sedikit ke arah pokok tanaman. Tanaman sukun
dewasa umumnya jarang ditumbuhi gulma. Apabila dilakukan penyiangan, hal ini perlu di lakukan secara hati
– hati. Akar sukun yang sebagian menjalar gampang sekali terkana cangkul. Bila akar luka hanya sedikit,
tidaklah menjadi soal. Justru hal ini membantu menumbuhkan tunas pada akar yang terluka tersebut. Namun,
pohon dewasa yang sedang berbuah sebaiknya sedapat mungkin tak banyak di lukai karena dapat
mengganggu produksi buah.

1. Pemangkasan

Pemangkasan sebaiknya hanya dilakukan terhadap cabang yang rimbun saja atau cabang yang terserang
hama penggerek batang. Pemangkasan berat hingga tanaman nyaris gundul tak berdaun yang dimaksudkan
untuk merangsang pertumbuhan cabang/tunas baru jarang dilakukan pada sukun. Pemangkasan ringan
umumnya sudah mampu merangsang tumuhnya tunas dan cabang. Alat yang digunakan dalam
pemangkasan dapat berupa golok atau gergaji yang tajam.

Seandainya hendak dilakukan pemangkasan, sebaiknya dilakukan paling tidak saat tanaman berumur 4 tahun.
Keuntungan pemangkasan pada umur demikian sebagai berikut :
1. Perawakan tanaman dapat dibuat lebih kecil sehingga pemanenan menjadi lebih mudah dilakukan

2. Untuk tanamanyang ditanam dengan system tumpang sari, baik dengan palawija, hortikultura, ataupun
tanaman lain yang berguna, pemangkasan dapat memungkinkan tanaman di sekitar tajuk tanaman
sukun tumbuh dengan baik. Pemangkasan berikutnya sebaiknya dilakukan 3 tahun sekali saja.

3.  Pemupukan

Dengan pertimbangan umur tanaman yang mempengaruhi besarnya tajuk tanaman, jumlah produksi,
besarnya batang dan percabangan, serta jumlah daun, berikut ini perkiraan kebutuhan pupuk untuk tanaman
sukun :

Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Pupuk Untuk Tanaman Sukun

Umur Tanaman Urea (g) TSP (g) KCl (g) Pupuk Kandang (blek)
0 – 1 tahun 30 – 75 40 – 75 25 – 40 1
2 – 5 tahun 130 – 200 80 – 150 80 – 150 2
5 tahun lebih 150 – 250 150 – 250 150 – 300 3

Dosis pupuk diatas berlaku untuk satu tahun. Pemberiannya dapat dilakukan 2 kali dengan jumlah per tahun
dibagi 2. Pemberiannya pertama sebulan setelah panen raya yang terjadi sekitar bulan Januari – Februari.
Pemberian kedua sebulan setelah panen susulan yang terjadi sekitar bulan Juli – Agustus.

Selain dosis pemupukan diatas, ada juga petani yang memberikan pupuk gabungan antara nitrogen – fosfor –
kalium – atau NPK. Dengan demikian, pemberian menjadi lebih praktis. Jika menggunakan NPK, dosisnya 1
kg per tahun di tahun pertama. Selanjutnya setiap tahun dosisnya ditambah 1 kg hingga tahun keempat. Dosis
tahun-tahun selanjutnya menggunakan tahu keempat ini (4 kg). Pupuk ini juga diberikan 2 kali setahun. Perlu
diingat bahwa pemberian pupuk dalam bentuk NPK harus tetap disertai penambahan pupuk kandang dengan
dosis yang sama seperti table 3.

Cara pemberian pupuk dengan menggali lubang di daerah lingkaran tajuk tanaman, lalu pupuk dibenamkan ke
dalam lubang tersebut. Selanjutnya, lubang ditimbuni kembali dengan tanah.

1. Hama dan Penyakit

Hama yang biasa menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat buah (Dacus
sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya disiram dengan larutan
insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat mematikan pohon. Oleh karena itu,
bila ada serangan harus cepat diberantas. Penyakit yang biasa mengancam tanaman sukun adalah mati
pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.).
Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius.

Hama yang menyerang tanaman sukun antara lain :


Ø Bekicot ( Achatina fulica ) mengganggu persemaian sukun
Ø Penggerek Batang ( stem borer ) menyerang pada bagian batang

Ø Belalang ( Valanga sp ) menyerang pada bagian daun


Ø Penggerek Buah menyerangpada bagian buah
Ø Keluang ( Pterocarpus edulis ) hama ini menyerang pada bagian buah sukun.

Penyakit yang menyerang tanaman sukun

Mati Tunas Semai

Bagi penangkar bibit sukun sering mengalami kesulitan dari gangguan penyakit mati tunas semai. Serangan
penyakit tersebut disebabkan oleh faktor kelembapan yang tinggi, terutama di musim penghujan, sehingga
tunas semai ditumbuhi oleh jamur. Jamur tersebut, bila menyerang, akan menyebabkan tunas yang tumbuh
dari stek akar mengalami layu pucuk, dan kemudian diikuti oleh bagian dibawahnya, mengering, dan mati.
Cara pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan persemaian menurut petunjuk teknis yang benar,
bedeng persemaian disemprot dengan fungisida, dan penyiraman tidak boleh terlalu lembab.

Spot Kering Daun

Spot kering daun diduga disebabkan oleh jamur. Gejala spot kering, nampak pada daun yang cukup tua,
utamanya pada musim kemarau. Daun yang terserang menunjukkan bercak-bercak kering berwarna coklat
pada permukaannya. Bercak kering tersebut mengakibatkan daun berlubang dan tembus pandang, karena
bagian yang mati kemudian terlepas dan yang tertinggal seperti kasa. Penyakit ini tidak banyak merugikan.
Cara pengandaliannya adalah dengan penyemprotan fungisida.

Ø Gugur Buah

Penyakit gugur buah sering dijumpai pada musim penghujan daripada musim kemarau. Pohon tua yang
berbuah lebat lebih sering terkena gejala gugur buah daripada pohon muda yang sedikit buahnya. Penyakit ini
diduga disebabkan oleh sejenis jamur (Fusarium sp). Gejala penyakit dapat dikenali dari penampang tangkai
buah yang memperlihatkan bercak kecoklatan. Jaringan sel pada tangkai buah sebagian rusak dan tidak
berfungsi. Sambungan antara tangkai buah dan ranting menjadi lemah, kemudian buah gugur. Walaupun
gugur buah tidak serentak dan jumlahnya relatif sedikit, namun akan mengurangi produksi buah. Cara
pengendalian yang dianjurkan adalah membuat kondisi pohon tetap sehat dengan perawatan lingkungan, dan
pemupukan tanaman yang tepat dan teratur.
Ø Busuk Buah

Gejala busuk buah diakibatkan oleh terjadinya pembusukan pada permukaan luar buah, kemudian di ikuti
dengan pembusukan di bagian dalam buah. Warna daging buah dari putih kekuningan berubah menjadi coklat
tua agak basah dan menimbulkan bau yang spesifik. Pembusukan dapat terjadi pada sebagian buah atau
hampir seluruh buah, tergantung intensitas serangan penyakit tersebut. Biasanya buah yang terserang
penyakit ini dapat bertahan sampai tua di pohon, namun sering pula buah telah gugur sebelum tua. Busuk
buah menyebabkan merosotnya nilai ekonomi buah dan berkurangnya produksi. Upaya pengendalian busuk
buah dapat dilakukan dengan cara pembungkusan buah sukun sejak masih muda.

1. 6.      Panen dan pasca panen


Panen

Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dengan produksi optimal pada umur 8 – 10 tahun.
Dengan pemeliharaan yang baik dapat mencapai produksi buah di atas 500 – 1000 kg/tanaman/tahun.
Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Buah Sukun menjadi tua setelah berumur tiga bulan sejak
berbunga. tanda-tanda buah sukun yang tua dan siap dipetik ialah permukaan kulit yang semula kasar
menjadi halus, warna buah berubah menjadi kekuningan kusam, buah sukun dipanen sebelum terlalu tua atau
jatuh, karena kalau terlalu tua atau jatuh daging buahnya akan terasa pahit. buah sukun yang telah dipanen
dapat disimpan selama satu mimggu.

Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah sukun dipotong pada tangkainya dengan
galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan
buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke tanah agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi
pangkal serangan busuk buah yang berakibat buah terasa pahit.
Kriteria panen :

Kulit buah yang semula kasar kini menjadi halus, kulit yang bertonjolan kecil kini membesar, selain itu
kulit cenderung datar tidak terlalu nampak lagi tonjolannya.

Warna kulit buah yang semula hijau cerah berubah kekuning-kuningan. Buah tua yang terlalu kuning
tidak terlalu enak dikonsumsi.
Buah sukun tua tampak padat, tetapi cenderung agak lunak bila ditekan. Buah yang terlalu lunak
menandakan sukun kelewat umur bahkan sedang mengalami proses pembusukan.

1. Pasca Panen

Buah sukun mempunyai daging buah tebal, rasanya manis dan kandungan airnya tinggi, sehingga tidak tahan
lama untuk disimpan. Sekitar tujuh hari setelah dipetik, buah menjadi matang, dan selanjutnya akan rusak
akibat proses kimiawi. Apabila akan dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama, buah sukun perlu diproses
terlebih dahulu menjadi tepung sukun, gaplek sukun atau berbagai masakan sukun.
 

Aneka ragam masakan dari sukun

1. Keripik sukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  1 buah sukun yang tua

ð  1 sdm kapur sirih

ð  1 sdm garam

ð  minyak goreng secukupnya untuk menggoreng

Cara pembuatan :

Buah sukun tua dikupas, kulitnya dibuang. Bagi yang suka bagian empulurnya, bagian ini tidak usah dibuang
apalagi untuk pembuatan potongan keripik yang bundar-bundar. Namun, bagi yang tidak suka, bagian
empulurnya dapat dibuang. Selanjutnya sukun dipotong tipis-tipis berbentuk bundar atau memanjang
mengikuti separuh diameter buah. Remdam potongan-potongan ini dalam air yang sudah diberi sirih dan
garam selama 15 menit. Selanjutnya, potongan sukun diangkat dan ditiriskan. Panaskan minyak dalam
penggorengan. Goreng potongan sukun dalam minyak panas hingga benar-benar kering. Setelah ditiriskan
dan dibiarkan sekitar 5 menit agar dingin, potongan keripik dapat dimasukkan dalam toples atau dikemas
dalam kemasan plastik agar tahan lama.

1.  Puding Sukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  0,5 kg daging buah sukun

ð  1 btr kelapa

ð  0,5 kg gula pasir

ð  2 btr telur

ð  2 bungkus agar-agar

ð  2 daun pandan

ð  seujung sdt garam


 

Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah bersih dikukus. Kelapa diparut, lantas diperas menjadi 2 gelas santan kental. 
Setelah sukun matang, dilumatkan sambil dicampur dengan santan. Telur dikocok. Daun pandan diremas dan
diambil airnya. Rebus agar-agar dam 2 gelas air. Tambahkan gula, garam, sari pandan, kocokan telur, dan
sukun yang telah dilumatkan. Rebus hingga masak. Basahi cetakan pudding. Masukkan cairan agar-agar ke
dalamnya. Biarkan mengeras dan dingin sebelum dihidangkan.

1. Bolu Sukun

 Bahan yang dibutuhkan :


ð  200 g daging buah sukun

ð  3 btr telur ayam

ð  100 g gula pasir

ð  100 g mentega, dicairkan

ð  50 g sukade

ð  ½ sdt ovalet

ð  2 bungkus kecil panili

Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah bersih dipotong-potong, lalu dikukus sampai masak. Setelah lembut, ditumbuk
hingga halus. Dalam wadah terpisah, kocok telur, gula, ovalet, dan panili hingga mengembang. Sambil dikocok,
sedikit demi sedikit tambahkan sukun hingga adonan rata. Masukkan adonan ke dalam cetakan kue. Taburi
sukade di sebelah atas. Pangganglah hingga kue bolu ini matang.

 
1. Donat Sukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  1 buah sukun ( sekitar 800 – 1.000 g )

ð  100 g mentega

ð  1 btr telur

ð  150 g gula pasir

ð  gula halus atau misis secukupnya untuk menaburkan donat

ð  minyak goreng secukupnya

Cara pembuatan :

Buah sukun dikupas, kulit dan empulur dibuang. Ambil dagingnya, lantas dicuci hingga bersih. Kukus daging
buah hingga matang. Setelah dihaluskan, tambahkan telur, gula pasir, mentega, dan tepung terigu, sambil
diaduk-aduk. Setelah adonan tidak lengket, pengadukan dihentikan. Adonan lantas dibentuk seperti kue donat,
yakni bulat melingkar seperti gelang yang besar dan gemuk. Goreng bulatan ini hingga matang atau
kecokelatan. Tiriskan hingga minyaknya turun Setelah dingin, olesi mentega kemudian ditaburi gula halus atau
misis. Donat siap untuk dihidangkan.

1. Klepon Sukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  0,75 kg daging buah sukun tua

ð  ¼ kg gula merah, disisir

ð  ¼ kg tepung tapioca

ð  1 btr kelapa muda, diparut

ð  0,5 sdt panili

ð  pewarna sedikit bila dibutuhkan

Cara membuat :

Daging buah sukun dicuci bersih. Kukus hingga masak. Selanjutnya, didinginkan. Giling atau tumbuk hingga
halus. Sambil menumbuk, sebaiknya daging buah dicampur tepung tapioka, panili, dan pewarna sambil
diuleni. Adonan dibentuk menjadi bulat seperi bola pimpong dengan diisikan bola pimpong di dalamnya. Bola
berisi gula merah selanjutnya dikukus sebentar hingga matang. Setelah masak, hidangkan dengan dicampur
parutan kelapa muda yang sudah diberi sedikit garam.

1. Castengel Sukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  150 g tepung sukun

ð  90 g keju parut

ð  120 g tepung maizena

ð  3 kuning telur

ð  1 putih telur

Cara pembuatan :

Sisihkan sedikit kuning telur untuk mengoles kue. Mentega, kuning telur, dan putih telur dikocok atau dimixer
sampai berwarna putih. Masukkan tepug sukun dan tepung maizena ke dalamnya. Aduk sampai rata.
Tambahkan keju parut. Adonan lantas dibuat menjadi potongan-potongan memanjang. Sebelah atasnya,
diolesi dengan kuning telur. Lakukan pemanggangan atau dioven hingga kue masak.

1. Cheese stick

Bahan yang dibutuhkan :

ð  125 g tepung sukun

ð  250 g tepung kanji

ð  250 g keju kraft

ð  3 kuning telur

ð  1 sdt soda kue

ð  1 sdt garam

ð  3 sd garam

ð  0,5 liter minyak untuk menggoreng


 

Cara pembuatan :

Masukkan tepung sukun, tepung kanji, keju, soda kue, dan garam ke dalam suatu wadah agar mudah
tercampur. Aduk adonan hingga rata. Kuning telur dikocok, selanjutnya sedikit demi sedikit di masukkan ke
dalam adonan sambil diuleni dengan air. Adonan yang sudah tercampur merata ditipiskan. Potong panjang-
panjang sekitar 8 – 10 cm. Panaskan minyak dalam penggorengan, selanjutnya kue digoreng dengan panas
sedang hingga matang.

1. Kolak ukun

Bahan yang dibutuhkan :

ð  0,5 kg daging buah sukun tua

ð  150 g gula merah

ð  3 lb daun pandan

ð  1 btr kelapa parut diambil santannya

ð  2 gls air

ð  0,5 – 1 sdt garam

Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah dibersihkan dipotong-potong sesuai selera, misalnya berukuran 2 x 2 cm.
Kelapa parut diperas santannya dengan 2 gelas air. Rebus air santan sambil tesur diaduk agar tidak pecah.
Masukkan gula merah, garam, dan daun pandan. Setelah hampir mendidih, daging buah suku dimasukkan.
Tunggu sampai sukun matang. Selanjutnya angkat dan hida.

 
 

BAB IV

KESIMPULAN

1. Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi,

2. sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang mencapai
28,2 gr, energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.

3. Dapat digunakan sebagai obat – obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi, sariawan, dapat meringankan
asma, infeksi kulit, getahnya dapat mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.

4. Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam makanan seperti, keripik sukun, donat
sukun, kolak sukun, puding sukun, dsb.

 
 

Setelah saya mempelajari  tentang  budidaya tanaman sukun

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu
berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap
menjari, dan berbulu kasar. Ide pokok pada makalah saya ialah BUDIDAYA TANAMAN SUKUN kemudian topik
nya ialah SUKUN kesimpulan nya yang dapat saya ambil adalah :

1. Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi,


2. sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang mencapai
28,2 gr, energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.
3. Dapat digunakan sebagai obat – obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi, sariawan, dapat meringankan
asma, infeksi kulit, getahnya dapat mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.

4. Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam makanan seperti, keripik sukun, donat
sukun, kolak sukun, puding sukun, dsb. Sekian terima kasih.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

  http://bppsukra.blogspot.com/2011/02/sukun-sebagai-pangan-alternatif.html

  http://Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Swadaya.  Jakarta.

  http://www.budidaya sukun.iptek.net.id

Advertisements

Report this ad

Share this:

Twitter Facebook

December 6, 2012 Leave a reply

Advertisements

Report this ad

« Previous Next »
Advertisements

Report this ad

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name

Email

Website

Post Comment

Notify me of new comments via email.

Advertisements

Report this ad

Advertisements

Report this ad

View Full Site

Close and accept


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Follow
Skip to primary content Home
About

Anda mungkin juga menyukai