PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air
besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (Hembing Wed,
08 feb 2006)
Disentri Basiler disebut juga shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh
beberapa jenis basil gram negatif. (Nandar Sawitra)
Disentri merupakan suatu peradangan pada usus besar yang ditandai dengan gejala sakit perut
dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
(Sep 6th, 2008 | Filed under Health/Kesehatan)
Disentri merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang muncul seperti diare berdarah,
lendir dalam tinja, dan nyeri yang dipaksakan untuk mengeluarkan tinja. (Written by Mochamad
Subecha, Saturday, 26 March 2011)
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih
harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam atau berikan
anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit – sedikit namun sering lebih dapat
diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan
pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan
makanan yang mengandung banyak gizi.
2.TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep medis Disentri basiler meliputi, definisi, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi., manifestasi klinis, komplikasi, prognosis.
b. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan Disentri basiler meliputi: pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
3. MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan disentri ini bermanfaat untuk melakukuan askep
yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan, implementasi,
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air
besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (Hembing Wed,
08 feb 2006)
Disentri Basiler disebut juga shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh
beberapa jenis basil gram negatif. (Nandar Sawitra)
Disentri merupakan suatu peradangan pada usus besar yang ditandai dengan gejala sakit perut
dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
(Sep 6th, 2008 | Filed under Health/Kesehatan)
Disentri merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang muncul seperti diare berdarah,
lendir dalam tinja, dan nyeri yang dipaksakan untuk mengeluarkan tinja. (Written by Mochamad
Subecha, Saturday, 26 March 2011)
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di
colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: 1) sakit di
perut yang sering disertai dengan tenesmus(menosongkan usus), 2) berak-berak, dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir.
Disentri Basiler disebut juga shigelosis adalah penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh
beberapa jenis basil gram negatif.
Ciri-ciri penyakit :
syok hipovolemik.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Panjangnya ± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :
a. Selaput lender
d. Jaringan ikat.
c. Tempat feses
C. ETIOLOGI
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60%
kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa
disebabkan oleh Shigella
1. Disentri basiler
D. GEJALA KLINIS
Disentri basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan
setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
E. PATOFISIOLOGI
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman yang
tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
PATWAY
F. PENATALAKSANAAN
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan
pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya
bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak.
Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri : a. Koreksi dan maintenance cairan
dan elektrolit. b. Diet c. Antibiotika d. Sanitasi
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam
penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status
hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
. b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori
dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat
diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga
mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan
preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang
memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk
memperpanjang masa sakit.
1. Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
2. Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
3. Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi.
4. Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng benar
disegel atau botol).
2. Sayur kacang (kedele, kacang hijau, buncis dll.) mengandung serat 3-6 gr
c. Antibiotika
Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai.
Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko
komplikasi dan kematian.
Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan
placebo10.
Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja
berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik
harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-
50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E.
hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan§ dengan bersih sehabis
membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Terapi rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio
glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit untuk
pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan sekaligus dan
larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila diare terus
berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah tangga atau
membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati
dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih praktis
untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus segera diberikan
pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih banyak cairan dari
biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh diberikan pada anak yang menderita
diare termasuk sari buah manis yang diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.
1. Aman bila diberikan dalam jumlah banyak. Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman
buah komersial yang manis harus dihindarkan karena menyebabkan diare osmotik, memperberat
dehidrasi.
2. Mudah menyiapkan.
Pengobatan awal dehidrasi berat, karena cairan harus diganti dengan cepat.
Penderita dengan pengeluaran tinja yang sangat banyak dan cepat (lebih dari 15
ml/kgBB/jam) serta penderita tidak dapat minum cairan dengan jumlah yang cukup untuk
mengganti kehilangannya.
Penderita dengan muntah berat dan berulang-ulang.
Penderita malabsorbsi glukosa; penderita seperti itu larutan oralit menyebabkan volume
tinja meningkat nyata dan tinja mengandung glukosa jumlah besar.
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih
harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam atau berikan
anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit – sedikit namun sering lebih dapat
diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan
pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan
makanan yang mengandung banyak gizi.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri / kolera.
Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti protozoa menghambat
pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana kesehatan. Hal ini juga
menghamburkan uang.
Tanda-tanda memburuknya diare, Ibu harus membawa anaknya ke sarana kesehatan jika :
1. Pengkajian
Anamnesis
1. Identitas
Identitas klien yang harus diketahui oleh perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, pekerjaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan, dan
pekerjaan klien/ asuransi kesehatan
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan bahkan
berbusa. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali.
Pernah mengalami diare sebelumnya, dan penyakit GI lainya. Serta penggunaan obat-
obatan terkait.
4. Riwayat Nutrisi
Perlu dikaji mengenai pola nutrisi yang di konsumsi oleh seseorang dan jenis-jenis
makanan yang dikonsumsi sehari-harinya
5. Riwayat Lingkungan
Perlu kita kaji bagaimana lingkungan sekitar seseorang. Apakah lingkungan dapat
dikatakan higienis atau tidak. Seperti keadaan air untuk mencuci makanan, suhu tempat
menyimpat makanan, kebersihan lingkungan serta kebersihat alat-alat untuk makan
Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
Pada pasien dengan diare kronisbiasanya akan mengalami dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt
karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan).
2. B2 (Blood)
Pada pasien dengan diare kronis biasanya nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang . Hal ini akibat dari manifestasi pola pernafasan.
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
Pada pasien dengan diare kronis urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
5. B5 (Bowel)
Secara umum, paien megalami defisit kebutuhan nutrisi dan dehidrasi. Feses berbentuk encer,
terdapat darah, lendir, lemak serta berbuih/berbusa. Perut terasa sakit saat dilakukan
6. B6 (Bone)
Lemah karena pasien merasa capek saat diare yang mengakibatkan terbatasnya aktivitas yang
ingin dan akan di lakukuan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
3. Perencanaan Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang
Tujuan :
Intervensi :
- Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air
terlalu panas atau dingin).
Rasional : Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung
dan sluran usus.
- Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
Tujuan :
Kriteria Evaluasi :
- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Intervensi
- Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
Rasional: Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj
urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
Rasional : Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat
untuk membersihkan sisa metabolisme.
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kriteria Evaluasi :
- Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
Rasional : merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Rasional : Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces.
- Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
Rasional :Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi
iskemi dan irirtasi.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan, tidak terjadi penurunan berat bedan secara terus menerus.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
TINJAUAN KASUS
Tn. C 20 th petani , pendidikan SD dating kerumah sakit dengan keluhan BAB cair,
muntah – muntah , kejang, ekstrimitas dingin , wajah biru, anus luka, inkontinuitas alvi dan urin,
perut cekung klien gelisah, keadaan umum lethargi, TD 130/ 90 ,RR 32 x/ menit, N 116 X/
menit, S 39 c, hasil lab ditemukan leukosit meningkat dan ditemukan entamoeba coli , DX,
Disentri Basiler
A.PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn.c
Umur : 20 th
Alamat :-
Agama :-
Status perkawinan :-
Pendidikan : SD
Tanggal masuk :-
Golongan darah :-
No Regi/rekam medik : -
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
.-
1. .Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-
rata 8 cm) pertahun.
Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah
14 – 16 buah
2. Perkembangan
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
N :166 X/ menit
S : 39 C
Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
RR 32x permenit
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
---
4. B4 (Bladder)
---
5. B5 (Bowel)
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan tinja Pemeriksaan darah : DPL, kadar feritin. kadar vitamin B12 darah,kadar
asam folat darah, albumin serum, eosinofll darah..
- Kolonoskopi, ileoskopi, dan biopsi, barium follow through atau enteroclysis, USG abdomen, CT
Scan abdomen
- Fungsi usus dan pankreas : tes fungsi ileum dan yeyunum, tes fungsi pankreas, tes Schilling.
5. Penatalaksanaan
a. Non farmakologis :
Diet lunak tidak merangsang. tinggi kalori. tinggi protein, bila tidak tahan laktosa diberikan
rendah laktosa. bila maldigesti lemak dibenkan rendah lemak. Bila penyakit Crohn dan kolitis
ulserosa diberikan rendah serat pada keadaan akut. Pertahankan minum yang baik, bila perlu
infus untuk mencegah dehidrasi
b. Farmakologis:
1. Bila sesak napas dapat diberikan oksigen, infus untuk memberikan cairan dan elektrolit.
2. Antibiotika bila terdapat infeksi.
4. Bila alergi makanan/obat/susu, diobati dengan menghentikan makanan/ obat penyebab alergi
tersebut.
8. Malabsorsi diatasi dengan pembenan enzim Kolitis diatasi sesuai jenis kolitis
DATA FOKUS
No Data Penyeb Masalah
ab
1 DS : Infeksi Kekuran
BAB mukosa gan
cair kolon cairan
dan
DO: elektroli
BAB t
lebih
3 x/ Makana
hari n / zat
tidak
dapat di
serap
Isi
rongga
usus
yang
berlebih
an
Diare
2 DS : Terjadi BB
Munt rasa menurun
ah - mual akibat
munt ↓ tidak
ah Nafsu seimban
DO : makan gnya
BB menuru intake
3. menu n dan
run ↓ output
Kebutu
han
DS : intake
Lem dan Intolera
nsi
as output
aktivitas
dan tdk
puca seimban
t g
DO :
TD Peningk
atan
:13O frekwen
/90 si BAB
mmH
g
RR
Kelelah
an
: 32
x/
Intolera
menit nsi
aktivita
N
s
:166
X/
menit
S
: 39
C
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang.
2. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
2. Bantu
pasien
untuk
melakuka
n
kegiatan
yang
berat-
berat
BAB III
PENUTUP
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti
radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare meliputi anti
motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit,
smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah
termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di
bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri / kolera.
Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti protozoa menghambat
pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana kesehatan. Hal ini juga
menghamburkan uang.
DAFTAR PASTAKA