Anda di halaman 1dari 21

DESENTRALISASI

DUMILAH AYUNINGTYAS

1
DEFINISI
• Rondinelli mendefinisikan sebagai pemindahan
tanggung jawab dalam perencanaan, pengambilan
keputusan, pembangkitan serta pemanfaatan
sumber daya dan kewenangan administratif dari
pemerintah pusat ke :
1)tingkat pemerintahan yg lebih
rendah;2)kementrian;3)organisasi semi
otonom;4)organisasi non pemerintah;5)badan
otoritas regional
2
DEFINISI
• Mills dkk mendifinisikan sebagai transfer kewenangan dan
kekuasaan dari tingkat pemerintah yg tinggi ke tingkat yg lebih
rendah dalam satu hierarki politis-adminstratif atau teritorial.

3
DEFINISI

• Desentralisasi dimaksudkan untuk meningkatkan


partisipasi publik dalam pengambilan keputusan,
sehingga dpt menyediakan pelayanan yg sesuai dg
kebutuhan dan aspirasi setempat.

4
4 (empat) Bentuk Desentralisasi
• Dekonsentrasi
pemindahan sebagian kewenangan dari pemerintah pusat ke
kantor daerah secara administratif.
• Devolusi
pemindahan kekuasaan secara legal ke badan politis lokal
(pemda) yg dalam beberapa fungsi benar2 independen.

5
4 (empat) Bentuk Desentralisasi
• Delegasi
pemindahan tanggung jawab menajerial untuk tugas2
tertentu ke organisasi2 yg berada di luar struktur
pemerintah pusat dan hanya secara tidak langsung
dikontrol oleh pemerintah pusat
• Privatisasi
pemindahan tugas pengelolaan ke organisasi sukarela
atau swasta
6
Tinjauan Sejarah Desentralisasi

• Tahun 1950-1960’an,desentralisasi dlm bentuk


pemerintahan daerah dicetuskan
• Tahun 1970-1980’an,telah dicoba diterapkan
dibeberapa negara berkembang
• Tahun 1990’an,lebih dari 25 negara di Afrika telah
menerapkan desentralisasi tetapi lebih merupakan
bentuk dekonsentrasi.
• Setelah era 1990’an bentuk reformasi yg dipilih oleh
sebagian besar negara berkembang adalah
desentralisasi demokratis
7
Sejarah Desentralisasi di Indonesia

• Tahun 1905 terbentuklah kotamadya pertama,yg


diikuti terbentuknya kabupaten pertama di tahun
1910
• Tahun1920 terbentuk provinsi pertama di pulau
jawa.
• Tahun 1945 dikeluarkan UU No.1 yg mengatur
tentang Otonomi Regional namun tidak berumur
panjang krn masih adanya intervensi kolonial
Belanda
8
Sejarah Desentralisasi di Indonesia
• Tahun 1957 dikeluarkan UU No.1 yg menyebutkan
bahwa dewan lokal berhak menunjuk pimpinan
pemerintah daerah,namun kembali tertunda
pelaksanaanya krn adanya pemberontakan di daerah2.
• Otonomi regional mulai dipertegas melalui UU No.5
tahun 1974 yg beberapa aspeknya baru mulai
dilaksanakan pada tahun 1992.
• Tahun 1999 dikeluarkan UU No.22 yg mengatur
tentang pemerintahan daerah dan UU No.25 tentang
keseimbangan fiskal pusat dan daerah
• UU 32/2004

9
UU 23/2014
Sejarah Desentralisasi di Indonesia
• Bulan Agustus tahun 2000 dikeluarkan amandemen
UUD 1945 dg revisi dan 2 tambahan pada pasal 18
UUD ’45 sbg dasar konstitusi untuk pelaksanaan
otonomi regional&desentralisasi secara luas
• Dengan pemberlakuan 2 UU,maka ada 3 bentuk
desentralisasi di Indonesia yaitu devolusi, dekonsentrasi
dan tugas pembantuan.
• Proses desentralisasi di Indonesia terbagi dlm 3
tahap,yaitu: fase pengenalan (2001-2003), fase
konsolodasi (2004-2007), fase stabilisasi (2007).
10
3 (tiga) Pendekatan Dalam Memahami
Otonomi Daerah Menurut Bruce
G.Carruthers
• Pendekatan kelompok afiliasi
menekankan pada faktor hubungan personal dg dunia
atau jaringan eksternal sebagai fakrot determinan dalam
menjelaskan otonomi tidaknya suatu negara
• Pendekatan ketergantungan struktural
menjelaskan keterkaitan antara negara dengan lingkungan
yang mempengaruhinya
• Pendekatan budaya
menekankan kemampuan organisasi untuk meningkatkan
legitimasi bentuk2 budaya dg mengembangkan
identitas,tujuan organisasi
11
Desentralisasi di Bidang Kesehatan

Pra berlakunya UU No.22 tahun 1999


• Pelaksanaan desentralisasi sangat sentralistik
• Daerah tidak diberikan improvisasi untuk sesuai dg kondisi di
lapangan
• Sulitnya pemerintah dalam mengeluarkan peraturan perundangan
untuk mendukung kegiatan desentralisasi

12
Desentralisasi di Bidang Kesehatan
Pasca diberlakukannya UU No.22 tahun 1999
• UU tsb mnggunakan sistem residu dlm menentukan
kewenangan pemda sehingga seluruh kewenangan tidak
terkecualikan
• Daerah memiliki kewenangan yg luas
• Tetapi banyak Pemda yg masih menunggu perintah Pusas
krn kurangnya pemahaman thd UU tsb.
• Daerah yg kurang memiliki sumber daya kewenangan tsb
menjadi ‘killing field’ krn dipaksa untuk mandiri tetapi
realitas mereka belum dapat membiayai kegiatannya
sendiri
13
Desentralisasi di Bidang Kesehatan
• Masalah juga terjadi di tingkat Pusat:
- terjadinya konflik antara kerangka hukum
desentralisasi dg perundangan sektoral
- ketika pusat mengeluarkan pedoman, kriteria atau
standar terjadi perluasan norma yg sebenarnya tdk
boleh dilakukan
- peraturan pusat sering melakukan perubahan
terhadap pedoman dll tanpa memperhatikan keadaan
teknis di daerah
- belum mantapnya alokasi anggaran oleh pusat yg
terlihat dari daerah yg ‘kaya’ dan ‘miskin’ mendapat
anggaran yg sama
14
UU 32/2004 UU
23/2014 Tentang

15
Peran Pemerintah di Sektor Kesehatan dlm
Konteks Goodgovernance

Ada 3 Peran Pemerintah:


• Regulator, peran ini dapat dilakukan oleh Depkes
di pemerintah pusat atau Dinkes Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
• Pemberi dana, dilakukan oleh pemerintah pusat
dan daerah.
• Pelaksana, dilakukan oleh rumah sakit
pemerintah pusat atau daerah, puskesmas.
16
Peran Pemerintah di Sektor Kesehatan dlm
Konteks Goodgovernance
WHO membedakan peran pemerintah sbb:
• Pengarah (oversight/stewardship) dilakukan oleh
Depkes,mencakup 3 aspek yaitu:
1. menetapkan, melaksanakan dan mematau aturan sistem
kesehatan
2. menjamin keseimbangan antar berbagai key player dlm sektor
kesehatan
3. menetapkan perencanaan strategis bagi keseluruhan sistem
kesehatan.
Fungsi Stewardship dibagi dalam 6 subfungsi yaitu perancangan
sistem, penilaian kinerja, penetapan prioritas,advokasi
intersektoral, regulasi dan perlindungan konsumen 17
Peran Pemerintah di Sektor Kesehatan dlm
Konteks Goodgovernance
• Regulator (melaksanakan kegiatan regulasi), menurut
Brennan dan Berwick regulasi diperlukan dengan tujuan:
1. mencegah biaya yg sangat tinggi
2. keterbatasan informasi yd dimiliki konsumen
3. moral hazard, yaitu utk mencegah over-utilization
penggunaan fasilitas kesehatan
4. kelangkaan,misal langkanya dokter pd wilayah tertentu
5. monopoli
6. mengutamakan kesejahteraan publik
18
Berbagai isu dlm goodgovernance di
sektor kesehatan
• Komitmen politik untuk pengembangan
pelayanan kesehatan
• Pendekatan yang pro-orang miskin
• Menyeimbangkan peran pemerintah, swasta, dan
LSM
• Menangani kegagalan pasar
• Manajemen lembaga pelayanan kesehatan yg
orientasi pd pengguna
• Partisipasi luas masyarakat dlm pengambilan
keputusan
19
Berbagai isu dlm goodgovernance di
sektor kesehatan
• Memberantas praktik legal dalam pelayanan
kesehatan temasuk korupsi
• Pembiayaan pelayanan kesehatan yg responsif dan
fair
• Desentralisasi pelayanan

20
Sekian

21

Anda mungkin juga menyukai