Anda di halaman 1dari 3

SOP

LIMBAH BAHAN
BERACUN DAN
BERBAHAYA

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :

Tanggal terbit :
Halaman :
Ditandatangani 1 Kepala Puskesmas Cileunyi
oleh: /
1
PUSKESMAS CILEUNYI
drg. Hj.Endang Noor Farchiyah., M.H. Kes
NIP. 19640116 199203 2 003

Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
1. Pengertian
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membehayakan
lingkungan kesehatan, kelangsungan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Sebagai acuan Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan


2. Tujuan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun berbahaya.

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Alat dan bahan

A. Sanitarian melakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang
6. Langkah –langkah
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,limbah benda tajam, limbah
farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi,limbah radioaktif, limbah container
bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi.katagori limbah
beracun dan berbahaya berdasarkan criteria sebagai berikut:
1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
5. Menyebabkan infeksi
6. Bersifat korosif
B. Sanitarian mengumpulan Limabah Medis
1. Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
2. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam.
C. Sanitarian menentukan persyaratan pewadahan Limbah Medis
1. Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamya ,misalnya
fiberglass.
2. Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan non medis.
3. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah.
4. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus
(safety box) seperti botol atau karton yang aman.
5. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak
langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan lagi.
6. Tempat limbah minimal memiliki dua macam tempat, satu untuk limbah
medis(warna kuning atau merah) dan satunya lagi untuk limbah nonmedis
(warna hitam).
7. Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya
misalnya fiberglass.
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
c. Terdapat minimal satu buah untuk setiap ruangan atau sesuai
kebutuhan.
8. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi limbah maka harus diangkat
supaya tidak menjadi perindukan faktor penyakit atau binatang
pengganggu.
D. Sanitarian menempatkan penampungan sementara
1. Jika terdapat insenerator, maka limbah harus dibakar selambat-lambatnya
dalam waktu 24 jam.
2. Jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis harus dimusnahkan
melalui kerjasama dengan Puskesmas atau pihak lain yang mempunyai
insenerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya dalam
waktu 24 jam apabila disimpan pada suhu ruangan.
3. Pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm, masker, pelindung mata, pakaian
panjang apron untuk industri, pelindung kaki/ sepatu boot, dan sarung
tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)
E. Pengolahan
1. Lokasi pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan
dalam lokasi penghasil limbah atau diluar penghasil limbah.
Syarat lokasi pengolahan didalam area penghasil limbah :
a. Daerah bebas banjir
b. Jarak dengan fasilitas umum minimal 50 meter.
c. Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimal 300 meter.
d. Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam, dan hutan lindung
minimal 300 meter.
2. Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi seperti :
a. Sistem keamanan fasilitas
b. Sistem pencegahan terhadap kebakaran.

7. Hal –hal yang perlu


diperhatikan

8. Unit terkait

9. Dokumen terkait

Anda mungkin juga menyukai