PENDAHULUAN
Otitis media adalah suatu peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid atau sel-sel mastoid. Otitis media
dibagi menjadi otitis media supuratif dan otitis media nonsupuratif. Pada masing-
masing klasifikasi, otitis media bisa dalam bentuk akut maupun kronis. Pada
laporan kasus ini akan dibahas mengenai otitis media supuratif yang bersifat
kronis atau disingkatsebagai OMSK, atau dalam bahasa awam disebut sebagai
congek. Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan radang pada telinga
tengah yang ditandai dengan adanya perforasi membran timpani dan sekret yang
keluar dari telinga tengah. Sekret bisa keluar terus menerus atau hilang timbul,
sekret mungkin encer atau pun kental. OMSK ini juga dibagi menjadi 2, yaitu
OMSK tipe tenang (tipe mukosa/tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe
tulang/tipe maligna).
Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia ini antara 3,8% dan pasien
OMSK merupakan 25% dari jumlah kasus pasien-pasien yang berobat di
poliklinik THT di rumah sakit. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah,
lingkungan yang kurang bersih, status kesehatan serta gizi yang buruk merupakan
faktor yang menjadi dasar meningkatnya prevalensi OMSK di negara
berkembang.
1
1.3 Tujuan Penulis
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) FK
UKRIDA di RSUD Tarakan.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga (aurikula) dan liang telinga
sampai membran timpani (Gambar 1). Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang
rawan elastik dan kulit yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara
menuju saluran telinga luar.Liang telinga berbentuk huruf S, dengan 1/3 bagian
luar dengan rangka tulang rawan dan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang. Panjang liang telinga luar ini ±2,5-3 cm.
3
Bagian ini dipisahkan dari cavitas tympani oleh membrana tympanica,
bagian ini dilapisi oleh kulit yang dilengkapi glandula sebasea dan glandula
seruminosa (modifikasi kelenjar apokrin dengan menghasilkan serumen), dengan
mempunyai fungsi sebagai resonator gelombang. Serumen dan rambut telinga ini
dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.2
Membran Timpani
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat
aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dan antrum
mastoid. 1Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani
disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke
arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pada pukul 5
untuk membran timpani kanan. Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya dari
luar yang dipantulkan oleh membran timpani.2
4
Gambar 2. Membran Timpani 3
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi untuk menggetarkan membran timpani ke perilimfa
telinga dalam. Kavum timpani berbentuk celah sempit yang miring, dengan
sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang membran timpani. Di
depan, ruang ini berhubungan dengan nasofaring melalui tuba Eustachius dan di
belakang dengan antrum mastoideum.4
Bagian bawah dinding anterior dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang
memisahkan kavum timpani dari arteri karotis interna. Pada bagian atas dinding
anterior terdapat muara dari 2 buah saluran. Saluran yang lebih besar dan terletak
5
lebih bawah menuju tuba Esutachius, dan yang terletak lebih atas dan lebih kecil
masuk ke dalam saluran untuk m. Tensor timpani. Septum tulang yang tipis, yang
memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke belakang pada dinding medial,
yang akan membentuk tonjolan mirip selat.4
6
dan ditutupi oleh basis stapedius. Pada sisi medial fenestra terdapat skala vestibuli
perilimfa telinga dalam. Di bawah ujung posterior promontorium terdapat fenestra
koklea, yang berbentuk bulat dan ditutupi oleh membrana timpani sekundaria.
Pada sisi medial dari fenestra ini terdapat perilimfa ujung buntu skala timpani.4
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua krus, corpusnya berbentuk
bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei. Sedangkan crusnya dibagi dua,
yaitu crus longum dan crus breve. Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan,
dan sebuah basis. Pinggir basis dari stapes akan melekat dengan pinggir fenestra
vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare.4
7
n. Trigeminus. M. Stapedius berfungsi secara refleks meredam getaran stapes
dengan menarik kolumnanya dan otot ini dipersarafi oleh n. Fasialis.4
8
2.1.3 Telinga Dalam
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas
koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan (vestibuler) yang terdiri atas
kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.2 Koklea ini terdiri atas dua ruangan
atau saluran, canal vestibular bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah.
Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus
koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagian dasar
duktus koklea inilah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ
corti (Gambar 4).2
9
Gambar 4. Koklea3
10
Gambar 5. Mekanisme Pendengaran3
2.3.1 Definisi
Otitis Media secara umum adalah proses inflamasi yang terjadi di telinga
tengah. OMSK adalah inflamasi di telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul, sekret dapat
berupa encer atau kental, bening atau berupa nanah. Dikatakan OMSK apabila
proses tersebut sudah lebih dari 2 bulan.5,6
2.3.2 Epidemiologi
Menurut Bhargava (1999) tidak ada perbedaan angka kejadian pada jenis
kelamin wanita ataupun pria, dan dapat terjadi disemua usia.7 Berdasarkan angka
11
kejadian OMSK yang telah dilakukan survei oleh WHO tahun 2004, tentang
OMSK dibeberapa negara.8 (Tabel 1)
Grup Populasi
Sangat Tinggi (>4%) Tanzania, India, Solomon Islands, Guam,
Perhatian yang mendesak dan berurusan Australian Aboriginies, Greenland
dengan masalah kesehatan masyarakat
Tinggi (2-4%) Nigeria, Angola, Mozambique, Republic of
Beban penyakit harus dihindari dan diatasi Korea, Thailand, Philippines, Malaysia,
Vietnam, Micronesia, China, Eskimos
Rendah (1-2%) Brazil, Kenya
Sangat rendah (<15) Gambia, Saudi Arabia, Israel, Australia,
United Kingdom, Denmark, Finland,
American Indians
Tabel 1. Klasifikasi negara berdasarkan prevalensi OMSK.8
2.3.3 Etiologi
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada
anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis) dan mencapai telinga tengah
melalui tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor
predisposisi yang dijumpai pada anak dengan palatoskisis dan sindrom down.
Adanya tuba patulous, menyebabkan refluks isi nasofaring yang merupakan faktor
insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat.
Faktor host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi
adalah defisiensi imun sistemik. Kelainan humoral, seperti
hipogammaglobulinemia dan cell-mediated (infeksi HIV) dapat timbul sebagai
infeksi telinga kronik.
12
Faktor-faktor risiko OMSK antara lain:3
Lingkungan
Genetik
Infeksi
Proses infeksi pada otitis media supuratif kronik sering disebabkan oleh
campuran mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang multiresisten terhadap
standar yang ada saat ini. Kuman penyebab yang sering dijumpai pada OMSK
ialah Pseudomonas aeruginosa sekitar 50%, Proteus sp. 20% dan Staphylococcus
aureus 25%.
Jenis bakteri yang ditemukan pada OMSK agak sedikit berbeda dengan
kebanyakan infeksi telinga lain, karena bakteri yang ditemukan pada OMSK pada
umumnya berasal dari luar yang masuk ke lubang perforasi tadi.
13
Infeksi saluran nafas atas
Autoimun
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronik yang lebih tinggi
dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian
penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-
toksinnya, namun hal ini belum terbukti kebenarannya.
Hal ini terjadi pada otitis kronik aktif, dimana tuba eustachius sering
tersumbat oleh edema. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi
membran timpani menetap pada OMSK:
2.3.4 Patogenesis
Pada kebanyakan kasus OMSK muncul karena stage perforasi dari OMA
yang tidak mengalami penyembuhan. Patofisiologi OMSK dimulai dari iritasi dan
inflamasi yang berkepanjangan di mukosa telinga tengah, respon inflamasi
14
tersebut menyebabkan edem mukosa dan munculnya ulserasi diakibatkan
kerusakan di lapisan epitel. Penjamu berusaha memperbaiki kerusakan tersebut
sehingga menghasilkan jaringan yang bergranulasi dan hal ini menyebabkan
munculnya polip di kavitas telinga tengah. Siklus dari inflamasi, ulserasi, infeksi
dan jaringan granulasi akan terus berlangsung dan dapat menghancurkan batas
tulang disekitarnya dan dapat menuju komplikasi yang lebih serius dari
OMSK.5,10
15
2.3.5 Klasifikasi
16
perforasi sentral. Pada OMSK tipe aman tidak ditemukan
kolesteatoma.6
1. Kongenital
17
bersama-sama dengan ganglion genikulatum, dari medial sampai ke bagian leher
dari tulang malleus. Kumpulan epitel ini nantinya akan mengalmi involusi
menjadi lapisan lapisan epitel telinga tengah. Jika involusi ini gagal terjadi maka
kumpulan epitel tersebut akan menjadi kolesteatom kongenital.
2. Didapat
18
terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang
berlansung lama (teori metaplasia).12
Pada OMSK tipe bahaya terdapat sekret yang berbau dan lebih sering
purulen dibandingkan dengan mukopurulen. Ketulian yang sangat berat sering
19
terjadi karena tulang tulang pendengaran sudah rusak, jika ditemukan polip dan
jaringan granulasi maka ditemukan perdarahan dari telinga yang terlihat. Gejala
ini terjadi secara insidous sehingga penderita tidak awas kapan awal terjadinya
penyakitnya muncul, tapi kebanyakan dari kasus – kasus yang ada, keluhan ini
dimulai sejak masa kanak – kanak.6
Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer)
tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan
yang keluar mukus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi
mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya
sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan
infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi
atau berenang.
Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret
yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma
dan produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga
dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang
encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.3,12
Gangguan pendengaran
20
fenestra ovalis. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat
karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat
harus diinterpretasikan secara hati-hati.3,12
Adanya nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK dan bila ada
merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena
terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi
akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus
lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi
mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda
berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis, subperiosteal abses, atau
trombosis sinus lateralis.3,12
Vertigo
21
meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo.
Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran
timpani.3,12
2.3.7 Diagnosis
Anamnesis (history-taking)
Pemeriksaan otoskopi
22
Pemeriksaan audiologi
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan bakteriologi
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari hidung, sinus
paranasal, adenoid, atau faring. Dalam hal ini penyebab biasanya adalah
pneumokokus, streptokokus atau H. influenza. Akan tetapi, pada OMSK keadaan
23
ini agak berbeda karena adanya perforasi membran timpani maka infeksi lebih
sering berasal dari luar yang masuk melalui perforasi tadi.12
Gambar 9. Gambaran pada penderita OMSK tipe bahaya yang sudah lanjut,
adanya fistula post-aurikular.12
24
yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini juga rusak
maka struktur lunak disekitarnya akan terkena. Rusaknya periostium akan
menyebabkan terjadinya abses sub-periosteal, suatu komplikasi yang tidak
bahaya. Apabila infeksi mengarah ke tulang temporal, maka akan menyebabkan
paresis n.fasialis atau labirinitis. Bila ke arah kranial, akan menyebabkan abses
ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses otak. 13
1. Komplikasi terjadi pada awal suatu infeksi atau eksaserbasi akut, dapat
terjadi pada hari pertama atau kedua sampai hari kesepuluh.
2. Pada operasi, didapatkan dinding tulang telinga utuh, dan tulang serta
lapisan mukoperiosteal meradang dan mudah berdarah, sehingga disebut juga
mastoidtis hemoragika.
Penyebaran yang melalui erosi tulang dapat diketahui apabila sebagai berikut:13
3. Pada operasi dapat ditemukan lapisan tulang yang rusak di antara fokus
supurasi dengan struktur di sekitarnya. Struktur jaringan yang terbuka biasanya
dilapisi oleh jaringan granulasi.
25
Sedangkan penyebaran melalui jalan yang sudah ada ditandai apabila ditemukan
gejala sebagai berikut :13
2. Pada operasi dapat ditemukan jalan penjalaran melalui sawar tulang yang
bukan oleh karena erosi.
Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
Melalui jalan yang sudah ada, seperti garis fraktur tulang temporal, bagian
tulang yang lemah atau defek karena pembedahan, dapat memudahkan masuknya
infeksi.
Menembus selaput otak
Masuk ke jaringan otak
26
terjadinya komplikasi. Pada stadium akut, naiknya suhu tubuh, nyeri kepala atau
adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk, somnolen atau
gelisah yang menetap dapat merupakan tanda bahaya. Timbulnya nyeri kepala di
daerah parietal atau oksipital dan adanya keluhan mual, muntah yang proyektil
serta kenaikan suhu badan yang menetap selama terapi diberikan merupakan tanda
komplikasi intrakranial.13
A. Komplikasi intratemporal
1. Mastoiditis
Sistem mastoid air cell dan telinga tengah saling berhubungan, sehingga
semua proses inflamasi yang terjadi di telinga tengah akan mengenai mastoid
juga. Mastoiditis yang disebabkan OMSK merupakan perluasan dari proses
infeksi yang menetap di telinga tengah. Tidak hanya di struktur mastoidnya saja
tapi bisa ke struktur lain di sekitar mastoid.15
Gejala utama dari mastoiditis adalah adanya triad symptoms yaitu otalgia,
nyeri post-aurikular, dan demam. Salah satu gejala yang paling sering adalah post-
auricular tenderness yang dijumpai pada 80% kasus mastoiditis. Selain itu
27
penonjolan pinna, eritema post-auricular, dan pembengkakan merupakan gejala
klasik yang juga dapat dijumpai. CT-scan merupakan merupakan pilihan untuk
penegakan diagnosa. 15
28
barulah dipikirkan untuk dilakukan dekompresi. Pada OMSK, tindakan
dekompresi harus segera dilakukan tanpa harus menunggu pemeriksaan
elektrodiagnostik.13
3. Petrositis
4. Labirinitis
29
membran oval window sehingga dapat menembus ke labirin. Tidak diketahui
apakah labirinitis menyebabkan meningitis atau meningitis yang menyebabkan
labirinitis, tetapi kedua komplikasi OMSK tersebut dapat terjadi secara
bersamaan.13
30
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang – kadang diperlukan juga
drainase nanah dari labirin untuk mencegah meningitis. Pemberian antibiotika
adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan OMSK dengan atau tanapa
kolesteatoma. 1
B. Komplikasi Ekstrakranial
1. Abses subperiosteal
C. Komplikasi Intrakranial
1. Abses Otak
Abses otak dimulai dari propagasi bakteri disekitar vena yang berasal dari
mastoid ke parenkim otak yang berdekatan. Pada saat bakteri telah mencapai
31
korteks atau white matter,bakteri tersebut bermigrasi ke kapiler lokal
menyebabkan pembengkakan endotel dan serebritis fokal. Jaringan menjadi
edema, hemoragi, dan nekrosis. Abses dapat bervariasi dalam ukuran. Seringnya
berbentuk ireguler dan multilokular. Pada awalnya kapsul sulit untuk
diidentifikasi dan seiring berjalannya waktu kapsul dapat terlihat dengan mudah.13
Gejala abses serebelum biasanya lebih jelas daripada abses lobus temporal.
Abses serebelum dapat ditandai dengan ataksia, disdiadokokinetis, tremor intensif
dan tidak tepat menunjuk suatu objek. 13
Afasia dapat terjadi pada abses lobus temporal. Gejala lain yang
menunjukkan adanya abses otak, berupa nyeri kepala, demam, muntah, serta
keadaan letargik. Selain itu sebagai tanda yang nyata suatu abses otak ialah nadi
yang lambat serta serangan kejang. Pemeriksaan likuor serebrospinal
memperlihatkan kadar protein yang meninggi serta kenaikan tekanan likuor.
Mungkin terdapat juga edem papil. Lokasi abses dapat ditentukan dengan
pemeriksaan angiografi, ventrikulografi, atau dengan tomografi komputer. 13
32
2. Meningitis
Gejala utama dari meningitis adalah sakit kepala berat. Pasien akan
cenderung untuk berbaring, sering muntah, dan fotopobia serta general
hyperesthesia. Tingkat kesadaran pasien dapat normal, somnolen, stupor, atau
tidak berespon. Demam sering tinggi dan bertahan lama. Kaku kuduk dan nyeri
muncul ketika dokter mencoba untuk menekuk leher pasien dan ini pertanda
untuk dilakukannya tes neurologik. 13
33
kesadaran sampai koma pada pasien OMSK. Gejala kelainan susunan saraf pusat
bisa berupa kejang, hemiplegia, dan pada pemeriksaan terdapat Kernig positif.13
Secara klinis, pasien akan memberi tanda dan gejala sakit kepala yang
hebat, suhu tubuh akan meningkat secara dramatis sebagai tanda penyakit sedang
berlangsung. Malaise, menggigil dan kaku kuduk mengindikasikan bahwa pasien
mengalami kegawatdaruratan, setelah beberapa saat tingkat kesadaran pasien akan
menurun dan gejala lain akan muncul. Kebanyakan pasien yang pusnya terkumpul
di sisi kiri otak dapat menimbulkan afasia dan hemiparesis kontralateral yang
progresif dan terdapat deviasi mata ke arah sisi lesi otak. Keseluruhan gejala
klinis abses subdural akan berkembang secara sedikit demi sedikit dalam beberapa
jam dan paling lama 10 hari.13
34
Jaringan yang nekrosis tersebut akan menjalar ke tunika intima dan
menyebabkan fibrin, sel darah dan platelet tertarik ke jaringan nekrosis tersebut
sehingga terbentuk trombus. Trombus tersebut dapat terinfeksi, membesar dan
menutup aliran darah menuju sinus.13
Rasa nyeri biasanya tidak jelas kecuali apabila sudah ada abses perisinus.
Kultur darah biasanya akan positif, terutama bila diambil pada saat demam.
Pengobatan harus dilakukan secara pembedahan, membuang sumber infeksi di
sel-sel mastoid, membuang tulang yang berbatasan dengan sinus (sinus plate)
yang nekrotik, atau membuang dinding sinus yang terinfeksi atau nekrotik. Jika
sudah terbentuk trombus harus juga dilakukan drainase sinus dan mengeluarkan
trombus. Sebelum itu dilakukan dulu ligasi vena jugulare interna untuk mencegah
trombus terlepas ke paru dan ke dalam tubuh lain.13
5. Hidrosefalus Otitis
35
Gejala berupa nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan yang kabur, mual
dan muntah. Kedaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus lateralis
yang mengakibatkan kegagalan absorbsi likuor serebrospinal oleh lapisan
arkhnoid.13
2.4 Tatalaksana
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-
ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini
antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu (1) adanya perforasi
membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan
dunia luar, (2) terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus
paranasal, (3) sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga
mastoid, dan (4) gizi dan higiene yang kurang.
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luas infeksi, yang
dapat dibagi atas: konservatif dan operasi.12,16
36
Otitis media supuratif kronik benigna aktif
b. Pemberian antibiotika
1. Antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak
tanpa dibersihkan dulu adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang atau tidak
progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.
37
Irigasi dianjurkan dengan garam faal agar lingkungan bersifat asam yang
merupakan media yang buruk untuk tumbuhnya kuman.12,16
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah
:12,16 Polimiksin B atau polimiksin E, Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman
gram negatif. Neomisin, Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif.
Toksik terhadap ginjal dan telinga.Kloramfenikol, Obat ini bersifat bakterisid
terhadap basil gram positif dan negatif kecuali Pseudomonas aeruginosa.12,16
2. Antibiotik sistemik.
38
Untuk bakteri anaerob dapat digunakan metronidazol yang bersifat
bakterisid. Pada OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg per 8 jam
selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu.12,16
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan
konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan
ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya adalah supaya infeksi tenang
dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak
diperbaiki.12,14,16
b) Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau
kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum
timpani dibersihkan dari semua jaringan patolgik. Dinding batas antara liang
telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga
ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini ialah
untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi
intrakranial, sementara fungsi pendengaran tidak diperbaiki.12,14,16
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak boleh berenang seumur hidupnya
dan harus kontrol teraut ke dokter. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang
tandur pada rongga operasi serta membuat meatoplasti yang lebar sehingga
39
rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang
telinga luar menjadi lebar. 12,14,16
d) Miringoplasti
e) Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang
lebih berat atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenagkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran.
Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus
dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi
tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III,
IV, dan V. Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi
kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan
patologis. Tidak jarang operasi ini harus dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6
s/d 12 bulan.12,14,16
40
f) Pendekatan ganda timpanoplasti (combined approach tympanoplasty)
41
Gambar 10. Algoritma tatalaksana OMSK2
42
2.5 Prognosis
Keterlambatan dalam penanganan karena sifat tidak acuh dari pasien dapat
menimbulkan kematian yang merupakan komplikasi lanjut OMSK yang tidak
ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK terjadi pada 18,6% pasien
karena telah mengalami komplikasi intrakranial yaitu meningitis.12,16
43