Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI DENGAN INTRAUTERINE GROWTH RESTRICTION


DI RUANG PERINATOLOGI RSD
dr. SOEBANDI JEMBER

NAMA : IKA ADELIA SUSANTI, S.Kep


NIM : 14231110101093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INTRAUTERINE
GROWTH RESTRICTION
Oleh : Ika Adelia Susanti, S.Kep

A. Diagnosa Medis
Intrauterine Growth Restriction

B. Intrauterine Growth Restriction


a. Pengertian
IUGR adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang
meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang
beratnya dibawah 10 persentil untuk usia gestasionalnya. Selain itu IUGR dapat
diartikan juga sebagai suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah standar
berat dari usia kehamilannya (Wikjosastro, 2005).
Pertumbuhan jani terhambat merupakan suatu bentuk deviasi atau reduksi
pola pertumbuhan janin. Keadaan yang terjadi pada IUGR ini yaitu janin todaka
mampu berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat dari gangguan nutrisi
dan oksigenase, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan
bedan lahir dibawah batasan tertentu dari umur kehamilan (Hasibuan dan Dessy,
2009)

Gambar (1) Gambar (2)


Gambar 1. Bayi dengan IUGR
Gambar 2. Perbandingan bayi IUGR (kiri) dengan pertumbuhan normal sesuai usia
gestasi

b. Penyebab
Menurut Hasibuan (2009), Penyebab IUGR adalah sebagai berikut:

MATERNAL PLASENTAL FETAL


Gangguan Vaskular Invasi trofoblast Genetik (20%)
(25-30%) abnormal Kelainan kromososm
Hipertensi Infark plasenta Kelainan kongenital
Diabetes Melitus Plasenta previa Kehamilan ganda (5%)
Penyakit Ginjal Plasenta Infeksi Intrauterine
Gangguan hiperkoagulasi sirkumvallate Cytomegalovirus
Thrombophilia Anomali vaskular Malaria
Sindroma antibodi umbilikal – plasental Parvovirus
Antiphospholipid Insersi tali pusat Rubella
Hipoksia persisten velamentosa Toxoplasmosis
(penyakit paru atau Herpes virus
jantung, anemia yang HIV
berat)
Malnutrisi, toksin (alkohol,
rokok, obat-obatan,dll)
Malformasi uterus atau
adanya massa

c. Patofisiologi
Menurut Hasibuan (2009) Penyebab multifaktor dari IUGR ini disebabkan
oleh tiga kemungkinan yaitu gangguan fungsi plasenta, faktor ibu; dimana
berkurangnya suplai oksigen atau asupan gizi, faktor janin; dimana penurun
kemampuan janin untuk menggunakan asupan gizi. Plasenta memainkan peranan
penting dalam dua kategori yang pertama. Perkembangan abnormal, berkurangnya
perfusi, dan disfungsi vili – vili plasenta sering mengakibatkan IUGR, khususnya
pada tipe simetris.
Pada plasenta dari ibu dengan hipereklamsi terjadi invasi sitotrofoblas
yang dangkal pada rahim dan diferensiasi sitotrofoblas yang abnormal. Kegagalan
invasi sitotrofoblas ini akan mencegah remodeling desidual distal menyebabkan
berkurangnya perfusi maternal-vili plasenta, hipoksia plasenta setempat yang akan
mengakibatkan terjadinya IUGR. Disfungsi vili plasentayang disebabkan oleh
apoptosis pada trofoblas, stress oksidatif, infark dan kerusakan sitokinin akan
mengakibatkan terjadinya angiogenesis yang tidak menentu pada plasenta,
sehingga menghambat pemulihan dari plasenta.
Menurut Yongki (2012) patofisiologi IUGR disajikan dalam bagan
berikut:

Bagan 1. Patofisiologi kehamilan dengan IUGR

d. Klasifikasi
Menurut Hasibuan (2009) Terjadinya IUGR dapat diklasifikasikan kedalam
tiga kelompok :
1. IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
Pada IUGR tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil
akibat berkurangnya potensi pertumbuhan janin dan berkurangnya proliferasi
seluler semua organ janin. IUGR tipe-1 ditandai dengan berat badan, lingkar
kepala dan panjang badan berada dibawah persentil 10. IUGR simetris ini
terjadi selama kehamilan trimester ke-1 dan trimester ke-2 dan angka
kejadian kira – kira 20 – 30 % dari seluruh bari IUGR.
2. IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional)
IUGR tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi,
sehingga sebagian besar energi digunakan langsung untuk mempertahankan
pertumbuhan organ vital (seperti otak dan jantung). Hal ini umumnya terjadi
akibat insufisiensi plasenta. IUGR asimetris mempunyai ukuran kepala
normal tetapi lingkar perut kecil. IUGR tipe-2 memiliki berat badan yang
kurang dari persentil ke-10, sedangkan ukuran kepala dan panjang badan
normal. IUGR asimetris terjadi pada trimester terakhir, yang disebabkan
karena terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan.
3. IUGR Kombinasi
Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal, sedikit pengurangan jaringan
lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan parah, janin
mungkin akan mengalami kemampuan untuk kompensasi sehingga terjadi
peralihan dari IUGR kombinasi menjadi IUGR tipe simetris.

Simetris Asimetris
Insidensi 20 – 30 % Insidensi 70 – 80 %
Terjadi pada trimester ke-1 Terjadi pada trimester ke-3
& ke-2
Semua bagian tubuh kecil Kepala lebih besar dari abdomen
Penyakit genetik, infeksi Insufisiensi pembuluh darah plasenta
Komplikasi neonatus, Biasanya keadaan neonatus agak buruk
prognosis buruk dan membaik bila komplikasi dihindari
atau diterapi secara adekuat.

e. Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala bayi yang mengalami IUGR (Suhag & Vicenzo, 2013):
1) Berat badan bayi lahir kurang
2) Apgar skor rendah
3) pH tali pusat kurang dari 7,0
4) bayi di intubasi
5) bayi kejang dan mengalami sepsis
6) bayi mengalami polisitema, hiperbilirubin, hipoglikemia, hipotermia
7) pada saat berkembang menjadi anak-anak akan mengalami risiko cerebral
palsy, keterlambatan pertumbuhan, perawakan pendek dan gangguan
perkembangan saraf
8) Bayi tampak lemah, kurang bertenaga dan kurang daya hisapnya (Proverawati
dan Ismawati, 2010).
9) Asfiksia saat lahir, aspirasi mekonium, perdarahan paru
Menurut AIMU (2018) tanda dan gejala klinis dari bayi IUGR adalah bayi
terlihat tampak kurang gizi, tubuh kurus, pucat, kulit kering dan longgar serta tali
pusat tipis dan kusam, tidak tebal dan berkilau.
Tanda dan gejala lain bayi yang mengalami IUGR adalah sebagai berikut:
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm dan lingkar dada kurang dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif dan otot masih hipotonis
c) Kepala lebih besar daripada badan, rambut tipis dan halus
d) Tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
e) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
f) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak pada dahi, pelipis,
telinga dan lengan
g) Lemak subkutan kurang
h) Pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Putting susu belum terbentuk sempurna
j) Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltic usus dapat terlihat
k) Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belumm tertutup oleh
labia mayora
l) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna
Pada ciri-ciri diatas hamper mirip dengan tanda gejala pada berat badan
bayi lahir rendah yang membedakan adalah kulit pucat, mekonium kering keriput,
tipis, vernix caseosa tipis/ tidak ada, jaringan lemak dibawah kulit tipis, dan tali
pusat berwarna kuning kehijauan.
f. Penanganan (Manuaba, Chandranita & Fajar, 2007)
Upaya untuk mencegah terjadinya IUGR yaitu
1) Upaya umum
a) Meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat sehungga cukup nutrisi
dalam bentuk empat sehat lima sempurna
b) Melakukan pengobatan yang menyertai pada ibu hamil seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, kardiovaskuler, diabetes mellitus dan
penyakit paru
c) Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil dalam keadaan sehat
psikologis, ekonomi dan fisik yang tepat
d) Berhenti hamil setelah mencapai umur sekitar 35 tahun sehingga
kemungkinan penyakit di atas tidak berpengaruh
e) Saat hamil lebih banyak istirahat baring
2) Upaya khusus
a) Tidur miring ke kiri untuk meningkatkan kelancaran aliran darah menuju
retroplasenter sehingga dapat meningkatkan aliran nutrisi, vitamin,
pertukaran O2 dan CO2 serta meningkatkan fungsi plasenta lainnya
b) Memberikan pengobatan ringan dengan aspirin 150 mg/hari, dipiridimol
225mg/hari dan pemberian heparin untuk mengurangi thrombosis.
Cara kerja obat diatas adalah untuk mengurangi kemungkinan agregasi
trombosit sehingga menurunkan kemungkinan trombosit kapiler dalam
plasenta, meningkatan aliran darah plasenta sehingga lebih mampu
memberikan nutrisi dan pertukaran O2 dan CO2, mengurangi suasana
asidosis, meningkatkan perbandingan prostasiklin/ tromboksan A2
sehingga terjadi vasodilatasi yang ujungnya dapat meningkatkan alirah
darah sirukulasi retroplansenter. Obat diatas diharapkan dapat
meningkatkan BB bayi dan memperpanjang usia kehamilan dan akhirnya
dapat meningkatkan BB bayi.
Pertolongan pertama dalam menangani janin dugaan IUGR adalah dengan
memonitor dalam pertolongan persalinan dalam bentuk spontan atau induksi
persalinan yaitu:
a) Gangguan detak jantung janin
b) Ketidakmampuan janin melakukan kompensasi terhadap tekanan kontraksi
otot uterus sehingga akan menambah beratnya asfiksia
c) Keadaan IUGR sering berkaitan dengan oligohidramnion sehingga kompresi
tali pusat akan memberat gangguan detak jantung janin
d) Gangguan detak jantung janin akan terganggu karena terjadinya insufisiensi
plasenta sehingga kontraksi otot uterus akan menambah beratnya asfiksia
intrauteria
e) Evaluasi detik jantung janin secara terus menerus dengan kardiotokografi
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.
f) Tindakan persalinan dengan bayi dugaan IUGR ini harus dengan seksio
sesarea untuk mengurangi mortalitas/ morbiditas.
Penanganan bayi dengan IUGR yaitu sebagai berikut (Septa dan Darmawan,
2011):
a) Pemberian vitamin K yang diberikan 1 mg melalui intramuskular sekali
pemberian atau per oral 2 mg dalam tiga kali pemberian.
b) Mempertahankan suhu tubuh normal dengan memberikan kontak kulit ibu
dengan bayi, kangoro mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan
hangat, hindari memandikan bayi dengan air dingin serta pantau terus suhu
tubuh.
c) Pemberian nutrisi. Pada bayi dengan IUGR tidak memiliki reflek menelan
dengan sempurna namun pemberian nutrisi perlu tetap dipantau. Nutrisi
yang dibutuhkan oleh bayi semuanya terdapat di dalam ASI. Lakukan
timbang berat badan selama dua kali seminggu dan pemberian minum
minimal 8 kali sehari. Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler
dan respirasi yang tidak stabil, fungsi usus berlum berfungsi dan IUGR
berat dengan berat lahir <1000 gram. Kebutuhan cairan pada bayi baru lahir
adalah 120-150 ml/kg/hari atau 1000-1200 kal/kg/hari.
Bagan Protap penatalaksanaan kehamilan dengan IUGR di Indonesia (2011)
C. Pathway
Faktor Maternal, Faktor Fetal, Fraktor Plasenta

Hipertrofi dan Hiperplasia sel pada bayi

Mempengaruhi pertumbuhan janin

Ketidasimetrisan organ

Gangguan Pertukaran Gas IUGR


Risiko
Transport O2 terhambat Berat badan bayi rendah Ketidakstabilan
Kadar Gula Darah
Sel darah merah terbentuk
Asupan nutrisi kurang
namun kurang
Hipoglikemia
Pembentukan plasma juga Glukosa kurang
Energy terbentuk (-)
sedikit
tidak ada simpanan lemak
Pembentukan albumin juga Bayi lemas
sedikit Tidak dapat menahan panas
tubuh Tidak ada Reflek rooting
Bilirubin tidak dapat dan sucking
ditranspor ke sel Hipotermia
hepatosit Ketidakefektifan Pola
Makan Bayi
Gagal terkonjugasi
Hiperbilirubin
Bilirubin tidak dapat dieksresikan

Bilirubin banyak terdapat di darah

Ikterik Neonatus Kulit, mukosa bibir, sclera kuning


D. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Riwayat ibu
a) Tinggi badan ibu
b) Umur ibu
c) Riwayat adanya bayi dengan berat badan rendah dalam keluarga
d) Jumlah kunjungan antenatal, status sosial ekonomi, status nutrisi
e) Penyakit ibu: diabetes, penyakit jantung, hipertensi, toksemia, TORCH
f) Plasenta previa, abruptio plasenta
g) Penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, rokok yang lalu dan selama
kehamilan
2) Status kelahiran bayi
a) Kelahiran tunggal, kembar
b) Keadaan umum bayi
c) Nilai APGAR rendah, asfiksia, dilakukan resusitasi, asidosis
d) Keadaan umum bayi: tampak sakit sedang sampai berat dengan tubuh
tampak kecil dan simetri
e) Disproporsi: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
f) Kelainan kongenital, kelainan kromosom
g) Pengkajian ulang masa gestasi dengan menggunakan: skoring
Lubchenco dan Ballard
3) Sistem gastrointestinal
a) Abdomen scaphoid
b) Bayi tampak lapar
4) Sistem integumen
a) Pucat, kulit kering
b) Rambut tipis
5) Sistem muskuloskeletal
a) Kulit keriput, turgor kulit tidak elastis dan sutura melebar
b) Kurang lapisan lemak
c) Pertumbuhan otot-otot tubuh kurang baik
d) Bayi tampak kurus
6) Sistem neurologik
a) Mungkin lemah
b) Mungkin aktif
c) Hipotermia
7) Sistem pernapasan, jika ada distres napas:
a) Takipnea
b) Gasping
c) Sianosis
8) Perilaku
a) Letargi
b) Tangisan kuat
c) Sadar
9) Pemeriksaan diagnostik
Foto thoraks untuk menentukan komplikasi pada paru yang berhubungan
dengan asfiksia seperti pneumonia dan pneumotorak yang disebabkan oleh
aspirasi
10) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan gula darah perifer (dextrostix) 1-2 jam setelah lahir.
b) Analisa gas darah
c) Kultur darah
d) Darah lengkap
e) Elektrolit
f) Protein total, albumin

b. Diagnosa Keperawatan
1) Hipotermia berhubungan dengan panas tubuh hilang
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan transport O2 ke seluruh
tubuh terganggu
3) Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan asupan nutrisi
kurang
4) ikterik neunatus berhubungan dengan bilirubin di dalam darah (gagal
transport)
5) Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan reflek rooting dan
sucking tidak ada
c. Rencana Tindakan Keperawatan
NO. Diagnosa NOC NIC
1. Hipotermia Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Monitor TTV
berhubungan dengan selama 3x24 jam hipotermia teratasi 2. Kaji perfusi jaringan
panas tubuh hilang dengan criteria hasil 3. Kaji turgor kulit bayi
a. Suhu tubuh normal 36,5-37,5 derajat C 4. Kaji berat badan bayi
b. Perfusi jaringan baik (CRT<2 detik) 5. Kaji dehidrasi bayi
c. Turgor kulit baik (hangat kering merah) 6. Keringkan bayi setelah lahir
d. Berat badan normal (3000 gram) 7. Beri pengetahuan keluarga untuk memberikan selimut saat
e. Denyut nadi bayi normal (120- membendong bayi
150x/menit) 8. Beri selimut hangat
f. Bayi tidak mengalami dehidrasi 9. Monitor intake dan output cairan
10. Kolaborasi dengan tim medis lain jika suhu tubuh semakin
menurun
2. Gangguan Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Monitor TTV
pertukaran gas selama 3x24 jamgangguan pertukaran gas 2. Kaji turgor kulit
berhubungan dengan teratasi dengan criteria hasil 3. Kaji jalan nafas
transport O2 ke a. Bayi dapat bernafas spontan 4. Kaji perfusi jaringan
seluruh tubuh b. Bayi dapat menangis 5. Posisikan punggung bayi miring setelah makan
terganggu c. Bayi tidak tampak biru (perfusi jaringan 6. Ajarkan keluarga cara memberikan minum, makan atau ASI
baik) 7. Kolaborasi dengan tim medis lain jika bayi mengalami
d. TTV normal (nadi 120-150 x/menit, kondisi yang buruk
suhu 36,5-37,5, RR 30-40 x/menit)
3. Risiko Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Pertahankan askes jalan nafas
ketidakstabilan kadar selama 3x24 jam risiko ketidakstabilan 2. Beri bayi makanan sesuai dengan kebutuhan
gula darah kadar gula darah dengan criteria hasil 3. Beri pengetahuan kepada keluarga manfaat pemberian ASI
berhubungan dengan a. Berat badan bayi (3000 kg setelah lahir) 4. Kolaborasi dengan tim medis lain jika kondisi bayi
asupan nutrisi b. TTV normal (nadi 120-150 x/menit, mengalami penurunan
kurang suhu 36,5-37,5, RR 30-40 x/menit)
c. Bayi dapat menangis spontan
d. Bayi tidak gemetar dan berkeringat
berlebih
4. ikterik neunatus Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Kaji kulit bayi
berhubungan dengan selama 3x24 jam risiko ikterik neunatus 2. Kaji BB bayi
bilirubin di dalam teratasi dengan criteria hasil 3. Kaji turgor kulit bayi
darah (gagal a. Kulit bayi kemerahan 4. Beri pengetahuan kepada keluarga kondisi bayi setiap
transport) b. Turgor kulit baik (hangat kering merah) harinya
c. Berat badan bayi sesuai umur (bayi 5. Fasilitasi bonding dengan keluarga
badan lahir normal 3000 gram) 6. Bantu orang tua untuk merencanakan perawatan responsive
terhadap kondisi bayi
7. Sokong bayi untuk menjaga posisi dan mencegah perubahan
bentuk
8. Ganti posisi bayi secara berkala
9. Gunakan popok kecil untuk mencegah abduksi panggul
paha
10. Kurangi kebisingan lingkungan
11. Informasikan kepada orang tua tindakan untuk mencegah
SIDS
12. Kolaborasi dengan tim medis lain jika bayi mengalami
pernurunan kondisi
5. Ketidakefektifan Setelah diberikan selama 3x24 jam 1. Kaji reflek sucking bayi
pola makan bayi tindakan keperawatan ketidakefektifan 2. Kaji kebutuhan nutrisi dan cairan bayi
berhubungan dengan pola makan bayi tertasi dengan criteria 3. Beri OGT bila bayi tidak bisa sucking
reflek rooting dan hasil: 4. Beri susu botol/ ASI bila bayi sudah bisa sucking
sucking tidak ada a. Bayi mendapatkan nutrisi yang sesuai 5. Awasi pemberian susu
b. Bayi dapat rooting dan sucking 6. Beri reflek rooting untuk melatih menghampiri arah
c. Bayi dapat menghabiskan ASI atau sentuhan
susu formula 7. Edukasi keluarga terkait keadaan bayi
8. Edukasi keluarga cara untuk melatih sucking pada bayi
9. Beri motivasi kepada keluarga untuk selalu menjaga pola
makan bayi
10. Kolaborasi dengan tim medis lain bila bayi tidak mau
menyusui
DAFTAR PUSTAKA

American International Medical University. 2018. Intrauterine Growth Restriction


(IUGR): Symptoms, Causes, Diagnoses, Management, Complication and
Prevention. Diseases and Management.
https://www.aimu.us/2018/01/15/intrauterine-growth-restriction-iugr-
symptoms-causes-diagnosis-management-complications-prevention/
Bulechek, G. M., H. K. Butcher., J. M. Dochterman., dan C. M. Wagner. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC). Philadelphia: Elsevier.
Hasibuan, Dessy S.2009. Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan Janin
Terhambat dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi. Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK USU. Medan .
Herdman, T. H. & Kamitsuru S. 2015. Nanda International: Diagnosis
Keperawatan. Jakarta: EGC
Manuaba, Chandranita & Fajar. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Moohead, S. M. J., M. L. Maas., dan E. Swanson. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC).
Septa, W. dan Darmawan. 2011. Faktor Risiko Bayi Berat Badan Lahir Rendah di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2010. JKKI Vol 3 no 8.
file:///C:/Users/Administrator/Downloads/6712-11638-1-SM.pdf
Suhag, A., & Vincenzo B. 2013. Intrauterine Growth Restriction (IUGR):
Etiology and Diagnosis. Curr Obstet Gynecol Rep 2:102-111. DOI:
10.1007/s13669-013-0041-z

Anda mungkin juga menyukai