Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja
muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari
rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat
dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan
menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur (Tranter, 1999).
a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non pengion,
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang
berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi (jamur)
e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan
tersebut. Jadi, manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang bila digunakan
dengan benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari
kerja)
2.3 Risiko
Kata risiko dipercaya berasal dari bahasa arab yaitu “rizk” yang berarti
“Hadiah yang tidak terduga dari surga”. Sedangkan kamus webster memberikan
munculnya, dan konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik” (Cross,
1998).
munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek.
Risiko ini secara umum memiliki ciri-ciri antara lain probabilitas rendah
secara jelas dan lebih fokus pada keselamatan manusia dan pencegahan timbulnya
Risiko ini secara umum memiliki ciri-ciri antara lain memiliki probabilitas
tinggi (high probability), tingkat pemajanan yang rendah (low level exposure),
konsekuensi yang rendah (low consequence), memiliki masa laten yang panjang
(long latency), efek tidak langsung terlihat dan bersifat kronik (delayed effect).
Hubungan sebab akibatnya tidak mudah ditentukan. Risiko ini fokus pada
kesehatan manusia terutama yang berada di luar tempat kerja atau fasilitas.
Risiko ini memiliki ciri-ciri antara lain melibatkan interaksi yang beragam
antara populasi dan komunitas ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, ada
ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitat
dan dampak ekosistem yang mungkin bisa bermanifestasi jauh dari sumber risiko.
Ciri dari risiko ini lebih berkaitan dengan presepsi kelompok atau umum
tentang performance sebuah organisasi atau produk, nilai property, estetika, dan
penggunaan sumber daya yang terbatas. Fokusnya pada nilai-nilai yang terdapat
Ciri-ciri dari risiko ini antara lain memiliki risiko yang jangka panjang dan
jangka pendek dari kerugian property, yang terkait dengan perhitungan asuransi,
pertimbangan akan selalu berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat
merugikan terhadap risiko yang dimiliki oleh sebuah sistem kerja (Djunaedi,
2005).
risiko tergantung terhadap tipe risiko, namun sebagian besar memiliki rangkaian
kegiatan yang sama yaitu identifikasi bahaya, evaluasi nilai risiko dan
pengendalian. Proses ini dapat diterapkan pada semua tingkatan kegiatan, jabatan,
(Djunaedi, 2005).
untuk muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif. Hal ini dapat
4. Economy and Efficiency. Keuntungan dalam hal ekonomi dan efisiensi akan
tercapai dengan lebih fokus pada sumber daya, perlindungan aset, dan
8. Director protection. Dengan manajemen risiko yang baik maka pekerja akan
lebih hati-hati dan waspada terhadap risiko, maka akan menghindarkan dari
masalah.
10. Personal wellbeing. Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara umum
tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang telah dilakukan untuk langkah
pengembangan.
2. Penetapan Tujuan
dilaksanakan.
3. Identifikasi Risiko
4. Analisis Risiko
5. Evaluasi Risiko
keputusan pengendalian.
6. Pengendalian Risiko
1. Eliminasi
mengendalikan paparan, namun juga merupakan langkah yang paling sulit untuk
bahan bakar.
2. Substitusi
substansi alternatif dapat berfungsi sama efektif dengan yang sebelumnya. Penting
untuk memastikan bahwa agen pengganti sudah diketahui dan memiliki bahaya
atau tingkat toksisitas yang lebih rendah. Sebagai contoh penggunaan minyak
daripada merkuri dalam barometer, penyapuan dengan sistem basah pada debu
3. Pengendalian Engineering
pekerja dari bahaya. Tiga macam alternatif pengendalian engineering antara lain
pekerja.
b. Guarding, prinsip dari sistem ini adalah mengurangi jarak atau kesempatan
kontaminan.
4. Pengendalian Administratif
ini baik untuk jenis risiko yang rendah, sedangkan untuk tipe risiko yang
signifikan harus disertai dengan pengawasan dan peringatan. Dengan kata lain
lain yang bisa menjadi jalur pemajan. Kebersihan pribadi juga penting
dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang terpapar
lebih sedikit.
dijalankan.
apron, boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff), dll.
adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat
kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja
dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja,
yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Dewi,
2006).
dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi
kerja.
1. Telaahan Personal
dan penyakit kerja, lalu sejak dini perusahaan dapat menyiapkan upaya-upaya
pencegahannya.
2. Sistem Insentif
Insentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang dan bahkan
penghargaan. Bentuk lain adalah berupa peluang karir bagi para karyawan
yang mampu menekan kecelakaan dan penyakit kerja bagi dirinya atau
bahaya atau resiko dari pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan dan
aturan yang menyangkut apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh
oleh semua pihak karena ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
yang tepat.
2. Kebijakan yang sah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan risiko
diikuti.
International).
tepat.
secara rutin.
pemeliharaan perlengkapan.
Menurut Argama (2006) terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan
sarana sosialisasi.
iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik
dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
optimal.
hilang.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra
perusahaan.
keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka
risiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam tempat kerja, sehingga karyawan
yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja pun juga
semakin berkurang.
mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan
menjado merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.
3. Lebih sedikitnya uang yang dibayarkan kepada pekerja untuk waktu kerja
5. Menurunnya lembur
6. Meningkatnya produktivitas
disebut EHS, HES, SHE, K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan) dan SSHE (Security, Safety, Health, Environment). Semua itu adalah
HES bukan sekedar mengetengahkan issue seputar hak dan kewajiban, tetapi juga
Consortium Duri terdiri dari beberapa program (WIS Consortium, 2013) yaitu:
harus dilakukan. Setelah bahaya di tempat kerja diidentifikasi, bahaya itu dapat
dengan mudah diatasi atau jika sulit diidentifikasi maka diperlukan evaluasi lebih
lanjut oleh tim manajemen HES dan pengawas konstruksi. Jika ada keraguan
bahwa kondisi tempat kerja adalah bahaya, itu harus dibahas di tempat kerja yang
JSA harus dilakukan untuk semua aktivitas kerja dan harus dilakukan
setiap hari karena bahaya baru akan mudah timbul tergantung pada sifat pekerjaan
dan lokasi kerja. Job Safety Analysis (JSA) adalah pendekatan terstruktur untuk
korektif.
Sistem Izin Kerja perusahaan adalah bersifat wajib pada semua kegiatan
melanjutkan.
a. Koordinasi
Sebuah sistem yang luas dan terpadu dari forum komunikasi harus
ganti rugi.
a. Inspeksi K3
Inspeksi K3 adalah suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada
b. Audit K3
secara kritis dan sistimatis untuk menentukan kelemahan unsur sistem (manusia,
sarana, lingkungan kerja dan perangkat) agar dapat dilakukan perbaikan atau
2.9.4 Training
HES harus dikaji dan dievaluasi. Hasil evaluasi akan menjadi dasar benar atau
tidak tindakan improvement atau korektif diperlukan. Kinerja HES akan diukur
melalui HES catatan kecelakaan, hasil investigasi kecelakaan, hasil audit dan
masukan lainnya dari klien atau karyawan. Evaluasi diatur untuk dilakukan secara
bulanan namun pada situasi tertentu, evaluasi dapat dilakukan setiap saat setiap
buletin, spanduk, poster, dan papan akan diberikan sebagai diperlukan untuk
menjamin pekerja dan mengingatkan untuk bekerja dengan cara yang aman setiap
saat. Semua media bahan-bahan akan diperbaharui dan diganti dalam jangka
waktu tertentu sehingga mereka tetap dapat dibaca. Newsletter tentang kinerja
proyek akan diterbitkan dan diposting secara bulanan agar semua karyawan
mendapatkan informasi .
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
PelaksanaanLeading
Program Leading
IndikatorterhadapLag PencapaianLa
Indicator
ging Indicator di PT. gging
WIS CONSORTIUM Indicator
Riau