Anda di halaman 1dari 4

Ini aku nemu sedikit dari jurnal buat nambah argument saat presentasi

Produk herbal dari tanaman obat lebih disukai karena membutuhkan lebih sedikit waktu
penelitian, keamanan yang lebih tinggi, efisien, lebih diterima secara budaya dan lebih sedikit
efek samping. Komponen kimia yang ada dalam produk herbal adalah bagian dari fungsi
fisiologis makhluk hidup, sehingga mereka lebih dipercaya memiliki kesetaraan dengan
tubuh manusia. (Khanna et al., 1986 dalam Prasad et al., 2012)

Tanaman obat seperti Jatropha curcas memiliki peran penting dalam pengobatan berbagai
penyakit, termasuk infeksi bakteri dan jamur. Nama genus Jatropha berasal dari bahasa
Yunani jatr’os (dokter) dan troph’e (makanan), yang mengimplikasikan penggunaan
pengobatan (Kumar dan Sharma, 2008 dalam Prasad et al., 2012)

Kandungan dalam getah Jatropha curcas

Komposisi kimia referensi


Tannins, saponin, lilin and Perry et al. (1980), Watt et
resin al (1962)
Curcacycline A (ikatan Van den Berg et al (1995)
lingkar oktapeptida)
Curcacycline B (ikatan Catherine et al. (1997)
lingkar nonapeptida)
Curcain (protease) Nath and Dutta (1994)

Manfaat pengobatan getah Jatropha curcas

Mengatasi perdarahan gusi, Getah digunakan sebagai Fazwishni and Kristiani


sakit gigi, meredakan lidah obat kumur. Sedikit getah (2007), Perry et al (1980),
bayi yang terinfeksi pada kapas untuk mengobati Watt et al. (1962), Burkill
sakit gigi. (1935), Heyna (1987),
Suwondo (1993), Nath and
Dutta (1991)
Mengobati luka Aplikasikan getah pada luka, Nath and Dutta (1991)
protease curcain yang ada
pada getah bertanggung
jawab untuk proses
penyembuhan luka.
Infeksi jamur di mulut, Aplikasi dari getah Watt and Breyer-Brandwijk
sengatan lebah dan tawon, (1962), Schmook and
dan masalah pencernaan Seralta-Peraza (1997)
pada anak
Prokoagulan dan Getah dari Jatropha curcas Omolaja and Funmi (2003)
antikoagulan aktivitas darah mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk
pembekuan darah manusia
Anti-inflamasi Memijatkan getah pada area De Feo (1989)
trauma
Menjadi agen antibakteri Aplikasi dari getah Thomas (1989)
staphylococcus aureus

Masyarakat zaman dahulu menggunakan getah J. curcas untuk mengobati sakit gigi,
sebagai obat kumur untuk mengobati gusi berdarah, untuk menghentikan perdarahan,
pembalut luka dan masih banyak lagi (Fazwishni dan Kristiani, 2007) Getahnya mengandung
tannin, saponin, lilin dan resin (Perry and Metzger, 1980; Watt and Breyer-Brandwijk, 1932).
Sebuah enzim proteoliktik, curcain, dapat ditemui dalam getah dengan presipitasi alkohol dan
aseton (Nath and Dutta, 1991) dan dilaporkan dapat menyembuhkan luka pada anak tikus
(Nath and Dutta, 1997; Villegas et al., 1997). Sebuah komponen lama berbentuk lingkaran
oktapeptida yang dikenal dengan nama curcacycline A terdapat didalam getah, yang dapat
memasuki pathway klasik dari komplemen manusia dan proliferasi sel-T manusia (Van den
Berg et al., 1995). Sebuah komponen baru berbentuk lingkaran nonapeptida yang dikenal
dengan nama curcacycline B, diobservasi oleh Catherine et al. (1997), dapat meningkatkan
aktivitas rotamasi dari cyclophilin B. di Meksikom getah ini digunakan untuk infeksi jamur
didalam mulut, sengatan tawon dan lebah, dan masalah pencernaan pada anak (Schmook and
Seralta-Peraza, 1997; Watt and Breyer-Brandwijk, 1932). Di afrika dan asia tenggara, getah
ini dikatakan dapat secara efektif menangani kudis, eksim, dan kurap. Lebih lanjut lagi, getah
bisa digunakan sebagai obat kumur untuk perdarahan gusi dan mengurangi infeksi pada lidah
bayi. Di Filipina dan Indonesia, sedikit saja tetesan getah pada kapas digunakan untuk
mengobati sakit gigi (Watt and Breyer-Brandwijk, 1932; Perry and Metzger, 1980; Burkill,
1935; Heyne, 1987; Suwondo, 1993). Salah satu kasus yang dilaporkan, penggunaan
tradisional dari getah J. curcas adalah untuk menghentikan perdarahan; sebagai contoh,
ketika getah diaplikasikan langsung pada goresan atau luka berdarah, perdarahan akan cepat
berhenti (Dalziel, 1995; Watt and Breyer-Brandwijk, 1932; Neuwinger, 1996). Berbagai
obserbasi ini mengindikasi adanya aktivitas pro-koagulan didalam tanaman ini. Osaniyi dan
Onajobi (2003) tertarik untuk menginvestigasi aktivitas koagulan didalam getah tanaman ini
karena memiliki banyak potensi pengobatan. Investigasi dari aktivitas koagulan didalam
getah J. curcas menunjukkan bahwa keseluruhan getah secara signifikan mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Mereka juga menemukan bahwa ketika getahnya
dicampur untuk mengurangi konsentrasi kandungannya, aktivitas koagulannya pun
terhambat. Ini menunjukkan bahwa getah J. curcas mengandung baik pro-koagulan maupun
antikoagulan (Osaniyi and Onajobi, 2003). Fazwishni dan Kristiani (2007) mengadakan
mutagenicity test untuk mengevaluasi mutagenesitas dari getah dengan metode Ames dan
hasilnya menunjukkan bahwa getah J. curcas tidak menghasilkan aktivitas mutagenesis.
Getahnya bisa digunakan sebagai antiinflamasi dengan cara memijatkan getah pada area
trauma (De Feo, 1989).

Getah J. curcas juga menjadi antimikroba bagi Staphylococcus aureus, Bacillus


subtilis, Eschericia coli, pseudomonas aeruginosa, Streptocococcus pyogenes, Candida
albicans dan Trichophyton sp. (Oyi et al., 2002). Antimikroba dari getah bisa ada karena
adanya metabolisme sekunder seperti tannin, flavonoid dan saponin yang telah dikonfirmasi
merupakan kandungan dari getah. Tannin mengkoagulasi dinding sel protein mengakibatkan
aktivitas pembunuhan bakteri berkonsentrasi tinggi. Saponin adalah agen aktif permukaan
dimana mereka merubah permeabilitas dari dinding sel, sehingga memfasilitasi masuknya
material racun atau bocornya konstituen penting dari sel. Flavonoid adalah kompenen fenolik
dari alam; mereka bertindak sebagai racun sitoplasmatik dimana mereka meningkatkan
aktivitas enzim (Iwu, 1993; Pathak et al., 1991).

Getah dari daun dapat digunakan sebagai pengobatan ambeien, dan nyeri.
Mengatasi perdarahan gusi, sakit gigi, meredakan lidah bayi yang terinfeksi dan
Mengobati luka

Anda mungkin juga menyukai