Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR TERSTRUKTUR MODUL 2

Oleh :

Nama : FERLI YULI ARDIANTA, S.Pd


NUPTK : 1037767668130123
NO. Peserta PPG : 19120622010275
Bidang Studi Sertifikasi : 220 – PJOK
Sekolah Asal : SMP NEGERI 2 TALANG PADANG

Instructions

Setelah mempelajari dan berdiskusi secara seksama tentang tema pada Modul 1, tolong
berikan penjelasan secara ringkas, jelas dan padat tentang:

1. Intisari sejarah olimpiade kuno dan modern

Jawaban

A. Olimpiade Kuno

Olimpiade konon dimulai di kota Olympia, Yunani, pada tahun 776 sebelum masehi.
Masyarakat Yunani kuno pada saat menyelenggarakan kompetisi olahraga yang diikuti
seluruh warga untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Dewa Zeus.Nama Olimpiade pun
diambil dari gunung Olimpus, yang dipercaya sebagai tempat kediaman Dewa Zeus. Pada
Olimpiade kuno, peserta dan penonton hanya terbatas untuk kaum pria, karena seluruh atlet
harus bertanding dengan tubuh telanjang. Olimpiade kuno mencapai puncaknya pada abad
ke-6 dan ke-5, lalu berangsur-angsur menurun hingga benar-benar tak terselenggara pada
tahun 393 M seiring dengan jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Berbagai pertandingan
dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya
tanpa memakai alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau
sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah
dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara gulat dan
tinju gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak
diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar
diperhatikan para atlet. Beberapa artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua
atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah
harus mengacungkan jari tanda mengaku kalah.

Simbol

Sejak 1896 hingga sekarang Olimpiade Musim Panas terus diadakan setiap empat tahun
sekali, kecuali pada masa Perang Dunia II. Sementara Olimpiade Musim Dingin baru mulai
diadakan sejak 1924. Simbol Olimpiade yang juga dikenal dengan sebutan cincin Olimpiade
terdiri dari lima buah cincin yang saling berkait. Cincin-cincin tersebut melambangkan
kesatuan dari lima benua yang ada di bumi dengan warna yang berbeda merepresentasikan
benua yang berbeda, dengan latar berwarna putih yang membentuk bendera Olimpiade.
Olimpiade memiliki simbol berupa lima cincin dengan warna berbeda (biru, kuning, hitam,
hijau, dan merah) yang saling terkait. Kelima cincin itu melambangkan lima benua yang ada
di dunia, Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa.Bendera ini sudah ada sejak tahun
1914 namun baru dikibarkan untuk pertama kalinya di Olimpiade Antwerpen 1920 di
Belgia.

Cabang olahraga

Sebelumnya, terdapat 35 cabang olahraga yang berkompetisi dalam Olimpiade. Namun


sejak Kongres Komite Internasional Olimpiade (IOC) pada 2002, jumlahnya dibatasi
menjadi maksimal 28 cabang olahraga, 301 pertandingan, dan 10.500 atlet. Pada Olimpiade
London 2012 lalu, hanya 26 cabang olahraga yang bertanding karena softbol dan bisbol
dianggap tidak sesuai dengan revisi yang dilakukan di Kongres IOC tahun 2005. Namun di
Olimpiade Rio 2016 nanti, jumlah cabang olahraga kembali ke sistem maksimum 28 cabang
dengan menambahkan cabang olahraga rugbi dan golf.
Pemenang dan medali

Para atlet dan tim yang berhasil menjadi juara di cabang masing-masing akan mendapatkan
medali. Emas untuk juara pertama, perak untuk juara kedua, dan perunggu untuk juara
ketiga. Dulu, medali emas yang diberikan benar-benar emas murni, namun setelah
Olimpiade Stockholm 1912, medali terbuat dari perak berlapis emas yang berlaku hingga
sekarang. Format tiga medali pertama kali diperkenalkan dalam Olimpiade St. Louis 1904.
Rekor atlet dengan medali emas terbanyak dipegang oleh perenang Amerika Serikat
Michael Phelps yang mengantongi 18 emas, 2 perak, dan 2 perunggu hasil dari Olimpiade
yang diikutinya sejak 2004 hingga 2012.Amerika Serikat juga mengantongi rekor negara
dengan medali terbanyak, 1072 emas, 860 perak, dan 749 perunggu dari 48 Olimpiade yang
diikuti. Dari 14 Olimpiade yang diikuti, Indonesia memperoleh 6 medali emas, 10 medali
perak, dan 11 medali perunggu.

B. Olimpiade Modern

Baru pada abad ke-19 Olimpiade dihidupkan kembali oleh bangsawan Perancis bernama
Pierre Fredy Baron de Coubertin. Olimpiade pertama yang tercatat sebagai olimpiade
modern diselenggarakan di Athena, Yunani, pada tahun 1896. Olimpiade tersebut diikuti
oleh 14 negara dengan total 241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan. Sejak 1896
hingga sekarang Olimpiade Musim Panas terus diadakan setiap empat tahun sekali, kecuali
pada masa Perang Dunia II. Sementara Olimpiade Musim Dingin baru mulai diadakan sejak
1924. Ajang olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah
L'Olympiadede la République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun
1796 sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis. Dalam pelaksanaannya, ajang ini
mengadopsi beberapa peraturan – peraturan yang berlaku dalam Olimpiade kuno. Ajang ini
juga menandai diterapkannya system metrik ke dalam cabang-cabang olahraga. Pada tahun
1850 sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much
Wenlock,Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama
Kelas Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari
ini. Tanggal 15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade
Wenlock. Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic
Festival Ajang ini dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang
olahraga pertama yang bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi
kebanyakan merupakan "atlet amatir". Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di
Athena pada tahun 1896 hampir identic dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865,
Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di
Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya.
Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernamaOlimpiade Nasional Britania Raya
diselenggarakan di London untuk pertama kalinya. Setelah banyak kejuaraan seperti
Olimpiade kuno digelar di berbagai negeri, seperti di Prancis dan Inggris, bangsa Yunani
berinisiatif untuk menghidupkam kembali Olimpiade pada tahun 1821. Dan pada tahun
1970 dan 1875 diadakanlah Olimpiade di stadion Panathenaic yang dikuti oleh atlet dari
Yunani dan Kekaisaran Ottoman.Pada tanggal 16-23 Jni 1894, dibentuklah Komite
Olimpiade Internasional atau IOC (International Olympic Committee) dalam sebuah
kongres di Universitas Sorbonne, Paris. Komite ini lantas menyelenggarakan Olimpiade
untuk kali pertama di tahun 1896 di Athena, Yunani. Olimpiade ini diikuti oleh 14 negara
dengan 241 atlet dalam 9 cabang olahraga. Setelah itu, Olimpiade digelar terus setiap empat
tahun sekali hingga sekarang

2. Penerapan 5 kajian filsafat dalam bidang olahraga

Jawaban

1. Idealisme adalah sebagai pusat kehidupan manusia.


Pandangan idealisme, yaitu :

 Pendidikan jasmani mengembangkan fisik dan jiwa secara simultan.


 Aktivitas fisik dapat mengembangkan kesegaran jasmani dan kepribadian.
 Pengembangan kualitas pribadi.
 Guru pendidikan jasmani sebagai model.
2. Realisme adalah kebenaran dapat ditentukan dengan baik melalui metode ilmiah.
Pandangan realisme, yaitu :

 Pandangan pendidikan jasmani bagian penting kurikulum.


 Kesegaran jasmani berpengaruh pada produktifitas.
 Pengembangan pendidikan jasmani secara ilmiah.
 Latihan memegang peranan penting.
 Kemengan pertandingan bukan tujuan utama.
 Permainan dan rekreasi dapat membantu anak berprestasi.

3. Pragmatisme adalah pengalaman manusia dapat mengubah konsep atau kenyataan.


Pandangan pragmatisme, yaitu :

 Pengajaran pendidikan jasmani bervariasi.


 Kegiatan pendidikan jasmani memiliki nilai social.
 Program pendidikan jasmani berdasarkan kebutuhan dan minat anak.
 Belajar pendidikan jasmani dengan metode pemecahan masalah.
 Guru sebagai motivator.

4. Naturalisme adalah sesuatu pada dasarnya memiliki nilai yang aktual dan fisikal
Pandangan Naturalisme, yaitu :

 Pendidikan jasmani menekankan manusia seutuhnya.


 Belajar harus melalui aktifitas mandiri.
 Bermain bagian penting pendidikan jasmani.
 Olahraga kompetitif tidak dianjurkan
5. Eksistensialisme/ Filsafat modern :
Kenyataan berdasar pada eksistensi manusia. Keberadaan individu lebih penting dari
pada masyarakat.
 Setiap siswa bebas memilih berbagai aktifitas dalam kurikulum.
 Aktifitas individu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
tanggung jawab dan kesadaran diri.
 Peran guru sebagai konselor, mengembangkan pemikiran reflektif.
 Mengkondisikan siswa untuk membuat pilihan dan bertanggungjawab atas pilihan
nya

3. Peran strategis olahraga dalam pengembangan karakter bangsa

Jawaban

Pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya harus tersusun rapi dalam sebuah program
yang sistematis dan berkelanjutan. Program tersebut diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan kebugaran dan menambah tabungan gerak.
Karena itu dibutuhkan strategi pengembangan yang mencakup beberapa aspek sebagai
berikut:

1. Kembangkan program yang menekankan pada penyediaan pengalaman gerak yang


disenangi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang. Program tersebut dapat
diterapkan dalam bentuk permainan-permainan yang menyenangkan sehingga peserta
didik lebih antusias yang tingga terhadap pembelajaran. Dengan antusiasme peserta
didik dalam belajar gerak maka pengalaman gerak yang dirasakan akan semakain
bervariasi. Misalnya materi lompat tidak perlu diberikan teknik melompat yang benar
namun dapat melalui permainan lompat kardus sehingga siswa akan merasa tidak
terbebani dengan tugas yang mereka berikan. Karena itu, jangan memberikan materi
yang mengharuskan siswa menguasai materi tersebut tetapi anak bisa memperoleh
pengalaman gerak yang lebih banyak.
2. Bantulah siswa untuk menguasai keterampilan gerak dan kembangkan penilaian diri
yang positif bahwa siswa dapat menguasai keterampilan tersebut. Biarkan siswa
melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki dan jangan memberikan patokan yang
terlalu memberatkan bagi siswa. Siswa yang belum mampu melakukan jangan
dipaksakan untuk bisa. Bantus siswa tersebut dengan pentahapan gerak dan
pengulangan yang lebih banyak. Sebagai contoh, bagaimana melakukan pemanasan
yang benar sebelum berlatih, bagaimana melakukan stretching yang aman dan efektif;
atau bagaimana memainkan suatu cabang olahraga dengan memuaskan dan
mendatangkan kesenangan.

3. Berikan kesempatan yang lebih luas dan merata sehingga semua semua siswa
merasakan setiap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran secara adil. Kesempatan
yang diberikan kepada setiap siswa harus sama sehingga mereka tidak merasa di bedakan
dengan siswa lain. Program yang diterapkan jangan memberikan kesempatan yang lebih
pada siswa yang mampu melakukan karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa kurang
percaya diri pada siswa yang belum mampu melakukan. Kesempatan yang ada
diusahakan agar siswa memanfaatkannya dengan baik sehingga penyusunan program
yang baik sangat diperlukan oleh guru dalam pelaksanaannya agar kesempatan yang
diberikan tidak di gunakan dengan percuma oleh siswa.

4. Berilah program yang dalam pelaksanaanya siswa belajar keterampilan-keterampilan


yang bermanfaat dalam kehidupannnya sehingga program yang diberikan bukan hanya
untuk kepentingan jasmani, seperti kebugaran, tetapi juga untuk perkembangan sosial,
dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupannnya ( berbasis life skill )
sehingga siswa mengaplikasikan kegiatan yang mereka lakukan dalam pembelajaran
kedalam kehidupan sehari-harinya. Keterampilan itu antara lain, mengatasi masalah,
memotivasi diri, meredam emosi, merencanakan sesuatu, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai