Anda di halaman 1dari 8

Kaidah Dasar Bioetik

Trisia Windy

102017157

Kelompok : E4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Email : trisiawindy1@gmail.com
Abstract

A rapid development in biology and medicine make medical ethics incapable of

accommodating all the problems related to life. Therefore, since the last decade bioethics has

been developed or also called biomedical ethics.1 Now modern society, so more critical of

health information. Therefore, the basic principles of bioethics are necessary for a doctor. The

basic principles of bioethics is the most basic thing to a doctor. Because the basic principles of

bioethics regulates how to behave in accordance with medical ethics. In the bioethics there are

4 aspects, namely: Beneficence, Non-Maleficence, Justice, and Autonomy.

Keywords: Bioethics, Beneficence, Non-Maleficence, Justice and Autonomy

Abstrak

Perkembangan yang begitu pesat dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat

etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan

dengan kehidupan. Oleh karena itu, sejak dekade terakhir ini dikembangkan juga bioetika atau

disebut juga etika biomedis.1 Masyarakat yang sekarang sudah modern, sehingga lebih kritis

terhadap informasi kesehatan. Oleh sebab itu, kaidah dasar bioetik diperlukan bagi seorang

dokter. Kaidah dasar bioetik (KDB) adalah hal paling dasar yang perlu diketahui seorang

dokter. Karena KDB mengatur bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran. Di

dalam bioetik terdapat 4 aspek, yaitu : Beneficence, Non-Maleficence, Justice, dan Autonomy.

Kata kunci: Bioetika, Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy


Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas.2 Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan

dengan akhlak, serta nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Menurut Kamus Kedokteran, etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam suatu

profesi.3

Etika profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dengan pasien,

keluarga, masyarakat umum, teman sejawat, dan mitra kerja.4 Tujuan pendidikan etika dalam

pendidikan dokter adalah untuk menjadikan calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki

kematangan intelektual dan emosional. Etika profesi kedokteran tentu berbeda dengan bioetika.

Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan

dokter dan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Sementara bioetik lebih luas dari

etika kedokteran, yaitu cabang dari etika normatif yang mengivestigasikan masalah terutama

dalam bidang medis.

1.2 Rumusan Masalah

Seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kurus pucat, berjalan tertatih-tatih dan terus

batuk. Dokter enggan melakukan anamnesis terhadap pasiennya.

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana

dapat memahami tentang kaidah dasar bioetik yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip seperti

Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy


Pembahasan

2.1 Pengertian Bioetik

Di dalam ilmu medis dan biologi terdapat cabang bioetika. Bioetika berasal dari kata bios

yang berarti kehidupan dan ethos yang yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral yang

berlaku. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang

ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro dan

makro, masa kini dan masa mendatang (Bartens, 2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial,

agama, ekonomi dan hukum bahkan politik.5

Terlepas dari isu-isu keagaman maupun kehidupan tadi, bioetika dibagi menjadi empat

prinsip dasar yang disebut dengan kaidah dasar bioetik. Pembagian kaidah dasar ini pertama kali

dikemukakan oleh Beauchamp dan Childress yang adalah dua orang jurnalis.6 Klasifikasi

tersebut didasari akan tujuan pengambilan keputusan yang tepat bagi dokter maupun pasiennya

agar keduanya sama-sama mencapai suatu kemufakatan yang mendatangkan kebaikan.

Klasifikasi tersebut meliputi: Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy.

2.1.1 Beneficence

Beneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu tindakan untuk

kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau

hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana pasiennya ketika pasien dalam kondisi

wajar. Resiko yang mungkin timbul dikurangi sampai seminimal mungkin dan memaksimalkan

manfaat bagi pasien.7


2.1.2 Non-maleficence

Non-maleficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak boleh melakukan sesuatu

yang jahat atau buruk yang membuat pasien menderita. Dokter haruslah mengambil tindakan

yang paling kecil resikonya “One ought not to inflict evil or harm” merupakan poin penting

dalam non-maleficence. Prinsip ini juga hampir sama dengan beneficence tetapi hanya berlaku

untuk pasien keadaan gawat darurat.

2.1.3 Justice

Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakuan yang adil

kepada hak sorang lain selain diri pasien itu sendiri. Dalam hal ini, dokter tidak boleh membeda-

bedakan pasien maupun keluarga pasien berdasarkan tingkat ekonomi, sosial, suku, agama,

kasta, dll.

2.1.4 Autonomy

Autonomy adalah prinsip yang berisikan hak seorang pasien berpikir secara logis dan

membuat keputusannya sendiri. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku bagi pasien yang dapat

berkomunikasi, sudah dewasa untuk mengambil keputusan sendiri, serta dalam keadaan masih

sadar. Setelah mendapatkan informasi yang memadai pasien bebas dan berhak memutuskan apa

yang dilakukan terhadapnya. Pasien berhak untuk dihormati dan didengarkan pendapatnya;

untuk itu perlu adanya persetujuan tindakan medik (informed consent). Dokter dan perawat tidak

boleh memaksakan tindakan atau pengobatan.8


2.2 Skenario

Dokter A sedang bertugas di unit rawat jalan, menerima seorang pasien laki-laki setengah

baya, tampak kurus pucat, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu

ditemani oleh anak perempuannya. Dokter A enggan melakukan anamnesis dan langsung

memeriksa si pasien sekadarnya. Ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter A

memberikan resep dan surat untuk pemeriksaan laboratorium. Si anak bertanya tentang penyakit

ayahnya tetapi dokter A tetap enggan menjelaskan.

2.3 Istilah yang Tidak Diketahui

1. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui

pengajuan pertanyaan.9

2.4 Analisis Masalah

Dalam skenario ini, dokter melanggar kaidah dasar bioetik yaitu Beneficence. Berikut

adalah pelanggaran Beneficence yang ditemui dalam kasus tersebut.

1. Merendahkan nilai pokok harkat dan martabat manusia.

2. Memandang pasien/keluarga/sesuatu hanya sejauh menguntungkan dokter (tidak

memberitahukan panyakit pasien kepada keluarga)

3. Tidak memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau prefensi pasien

4. Tidak menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

5. Mengobati secara tidak proporsional (dokter enggan melakukan anamnesis)

6. Tidak menjaga kelompok rentan (orangtua)

7. Tidak menjaga hubungan baik antara dokter dan pasien


2.5 Hipotesis

1. Dokter melanggar kaidah bioetik

2. Pasien kemungkinan menderita penyakit yang cukup serius

2.6 Mind Map

Jenis-Jenis Bioetik Beneficence

Kaidah Dasar Bioetik

 Beneficence
 Non-maleficence
Pelanggaran
 Justice Bioetik
 Autonomy

Kesimpulan

Bioetika adalah norma- norma atau nilai –nilai moral. Bioetika merupakan studi

interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu

kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika

menyelidiki dimensi etis dari masalah – masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi yang

terkait dengan penerapannya dalam kehidupan.

Dalam bioetika terdapat empat kaidah dasar bioetik, yaitu autonomy, beneficence, non-

maleficence, dan justice. Autonomy adalah prinsip menghormati hak – hak pasien, namun, pasien

tersebut harus memiliki jiwa yang sehat, sadar penuh, dan berkepribadian matang. Beneficence

adalah prinsip bioetik dimana dokter melakukan suatu tindakan kebaikan dan untuk kepentingan

orang lain, tindakan kebaikan dapat diambil untuk membantu, mencegah, atau menghapus

kerugian yang dialami pasien. Non-maleficence adalah prinsip yang memiliki arti tidak
merugikan, dan pasien dalam keadaan darurat yang memerlukan suatu intervensi medik.

Sementara justice adalah prinsip yang membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri, dan

memiliki prinsip memberikan perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien.

Dalam skenario yang dibahas, dokter tersebut telah melakukan pelanggaran Kaidah Dasar

Bioetik Beneficence, karena tidak melakukan anamnesis terhadap pasien dan langsung

memberikan surat pemeriksaan lab dan resep. Dokter juga enggan menjelaskan penyakit pasien

tersebut kepada anak perempuannya. Keadaan ini menyebabkan hubungan tidak baik antara

dokter dengan pasiennya.

Daftar Pustaka

(1) Hanafiah, M.J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
(2) Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum Kedokteran Edisi 1. Jakarta :
Pustaka Dwipar. 2005

(3,4,5) Hanafiah, M.J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

(6) Ricard, Matthieu. 2013. Altruism, The Power of Compassion to Change Yourself and the
World. Britania Raya: Atlantic Books

(7,8) Effendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Penertbit Salemba Medika

(9) Megasari, Miratu, dkk. 2015. Paduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Penerbit
Deepublish

Anda mungkin juga menyukai