Anda di halaman 1dari 11

Promosi Kesehatan pada Masyarakat tentang Pencegahan Hipertensi

Trisia Windy

102017157

Kelompok E4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat, 11510

Email : trisia.2017fk157@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang dapat hidup secara sosial dan ekonomi. Untuk menanggulangi hal tersebut
dilakukan program-program dengan membangun paradigma sehat yaitu dengan cara pandang
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Paradigma sehat merupakan model pembangunan
kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk
sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit. . Untuk mewujudkan kesehatan yang
optimal maka dilakukan promosi kesehatan berdasarkan apsek sasaran pelayanan, serta
memberikaan pemahaman konsep sehat-sakit untuk terwujudnya masyarakat yang sehat dan
mengupayakan adanya peran serta masyarakat dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Upaya dalam pencegahan hipertensi juga dapat dilakukan dengan mendatangi
posbindu.

Kata kunci : paradigma sehat, promosi kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, posbindu

Abstract

Health is a prosperous state of body, soul, and social that allows everyone to live socially
and economically. To overcome this is done programs by building a healthy paradigm that is
by way of view to improve the degree of health. Healthy paradigm is a health development
model that is oriented towards improving, maintaining, and protecting healthy people and
not just healing the sick. . To realize the optimal health, health promotion is done based on
the target service target, as well as providing understanding of healthy concepts for the
realization of a healthy society and striving for the participation of the community in
realizing clean and healthy living behavior. Efforts in the prevention of hypertension can also
be done by visiting posbindu.

Keywords : healthy paradigm, health promotion, clean and healthy living behavior
Pendahuluan

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan
merupakan unsur paling penting dalam hidup manusia. Hubungan antara kesehatan dan
lingkungan, menyusun suatu paradigama sehat yang merupakan model pembangunan
kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, dan pemeliharaan penduduk dan bukan hanya
penyembuhan pada orang sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyrakat. Kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor yaitu lingkungan, pelayan
kesehatan, perilaku dan keturunan. Hal ini sangat berkaitan karena lingkungan yang sehat
akan terwujud bila perilaku masyarakat juga sehat. Persoalan kesehatan masayarakat dapat
ditanggulangi dengan promosi kesehatan, perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-
penyakit tertentu, melakukan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, pembatasan
kecacatan serta rehanilitasi. Namun, yang paling penting dari semua itu adalah promosi
kesehatan agar masyarakat memiliki perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS).1 Pada makalah
ini, membahas mengenai tingginya angka kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat
terutama yang telah berumur 40 tahun. Diharapakan promosi kesehatan demi terciptanya
masyarakat sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat dapat berjalan dan diterapkan sesuai
konsep paradigma sehat dan konsep sehat-sakit.

Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui

1. Hipertensi atau sering disebut penyakit tekanan darah tinggi adalah keadaan

dimana tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah sitolik di 140

mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih yang

mengakibatkan angka morbiditas (kesakitan) dan angkat mortalitas (kematian).2

2. Sedentary adalah salah satu kebiasaan buruk manusia modern yaitu malas

bergerak.3

3. Obesitas adalah keadaan dimana berat badan melebihi batas normal dan dapat

membahayakan kesehatan tubuh dikarenakan timbunan lemak yang terlalu

banyak.4
Rumusan Masalah

Tingginya angka kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat terutama yang telah

berumur 40 tahun.

Hipotesis

Adanya pengaruh program penyuluhan kesehatan terhadap gaya hidup yang sehat.

Sasaran Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami tentang pradigma sehat.

2. Mahasiswa mampu memahami konsep sehat-sakit.

3. Mahasiswa mampu memahami perilaku hidup sehat dan bersih.

4. Mahasiswa mampu memahami upaya pencegahan preventif dan promotif.

5. Mahasiswa mampu memahami lima tingkat pencegahan penyakit bedasarkan menurut

Leavel dan Clark.

Pembahasan

Visi Indonesia Sehat

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Visi Indonesia Sehat pada tahun

2010 memiliki tujuan yaitu pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat

kesehatan tertentu, yaitu penduduk berperilaku bersih dan sehat (PHBS), mampu menjangkau

kesehatan yang bermutu, adil dan merata, sehingga memiliki kualitas kesehatan yang optimal.

Karena itu terbentuklah lima program untuk merealisasikan visi tersebut, yaitu:4

1. Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas, serta masyarakat.

2. Menangulangi permasalahan kesehatan masyarakat.

3. Menyelenggarakan pelbagai program kesehatan yang efektif, inovatif, serta efisien.


4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam dan kemandirian dalam memlihara

kesehatan.

5. Menggalang berbagai potensi demi terwujudnya penyelengaraan program kesehatan.

Paradigma Sehat

Cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif,
antisipatif, melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi banyak faktor
secara dinamis dan lintas sektor dalam satu wilayah. Paradigma sehat merupakan model
pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan
penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit. Pelaksanaan pembangunan
kesehatan sebagai bentuk aktualisasi dari cara pandang atau cara berpikir menjadikan
pembangunan berwawasan kesehatan sebagai kegiatan pembangunan kesehatan dan non-
kesehatan yang senantiasa memperhatikan dan memperhitungkan dampaknya bagi kesehatan.
Pembangunan kesehatan hendaknya diarahkan untuk memperkuat, meningkatkan dan
mengembangkan upaya preventif dan promotif. Upaya kuratif dalam prespketif paradigma
sehat yang dilakukan sejalan dengan upaya meningkatkan dan tetap mengembangkan upaya
pelayanan kuratif dengan menggunakan sarana dan prasarana yang merata dan memadai. 6
Paradigma sehat memiliki fungsi untuk membangkitkan kesadaran bahwa kesehatan adalah
karunia Tuhan, Hak Asasi Manusia (HAM), salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang harus dipelihara, ditingkatkan, dan dilindungi dari ancaman Kesehatan
masyarakat,yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, perilaku, lingkungan dan pelayanan
kesehatan.7

Konsep Sehat-Sakit

Adalah konsep yang kompleks, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi kondisi
sehat dan sakit. Sehat menurut WHO adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik
fisik, mental dan sosial serta tidak hanya terbebas dari penyakit. Menurut Undang-undang
Kesehatan RI No.23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan arti sakit
adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat dan merupakan penyimpangan dari keadaan
yang optimal. Dimana penyakit merupakan suatu proses gangguan faal tubuh (fisik), dan atau
gangguan psikologi (mental) maupun gangguan tingkah laku (behavior). 8
Membahas mengenai konsep sehat-sakit tentu perlu untuk menganalisi distribusi dan
mencari faktor-faktor apa yang berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan dalam suatu
penduduk tertentu dengan tujuan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya.
Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya,sesuai dengan
batasannya, sehingga epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan memahami
proses terjadinya dan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.8

Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit

Host (penjamu), dalam faktor ini tubuh dapat dikatakan sumber/pengidap yang
mejadi tuan rumah dari sebuah penyakit,dimana digolongkan berdasarkan:9
a. Genetik (keturunan): penyakit dapat diturunkan menurut garis keturunan keluarga
atau gen.
b. Umur : ada kecenderungan penyakit yang menyerang umur tertentu.
c. Jenis Kelamin : ditemukan penyakit yang terjadi lebih mungkin lebih banyak pada
wanita.
d. Suku /Ras/Warna Kulit : ditemukan ada perbedaan antara ras kulit putih dan kulit
hitam di Amerika.
e. Keadaan Fisiologi Tubuh: yaitu mekanisme pertahanan tubuh seperti, kelelahan,
kehamilan, puberitas, atau keadaan status gizi.
f. Keadaan Immunologis : Kekabalan yang diperoleh karena ada infeksi, memperoleh
dari ibu, atau kekebalan buatan (vaksinasi)
g. Tingkah Laku : Gaya hidup, personal hygiene, hubungan antar pribadi, dan rekreasi.

Agent (penyebab penyakit) adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi, yang

menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Beberapa penyakit agen merupakan penyebab

tunggal (single) misalnya pada penyakit menular, sedangkan pada penyakit tidak menular

biasanya terdiri dari beberapa agen contohnya pada penyakit kanker. Berikut ini yang

termasuk kedalam faktor agen:9

a. Faktor Nutrtisi : bisa dalam bentuk kelebihan gizi, misalnya tinggi kolesterol, atau

kekurangan gizi baik itu protein, lemak atau vitamin.


b. Penyebab Kimiawi : misalnya zat-zat beracun (karbon monoksida), asbes, kobalt, atau

allergen

c. Penyebab Fisik : misalnya radiasi dan trauma mekanik (pukulan, tabrakan) dalam

biologis beberapa penyebab, seperti : metazoa (cacing tambang, cacing gelang),

protozoa (amoeba, malaria), bakteri (typhoid, pneumonia syphilis, tuberculosis), fungi

(Taenea pedis), dan virus (cacar, campak, poliomyelitis)

Dalam konsep epidemiologi secara klasik faktor agen memang hanya didefenisikan

sebagai organisme hidup atau kuman infektif penyebab penyakit.

Environment (lingkungan) adalah faktor luar dari individu yang dapat berupa

lingkungan fisik,biologis, dan sosial. Yang tergolong faktor lingkungan meliputi :9

a. Lingkungan fisik : geologi, iklim, dan topografi

b. Lingkungan biologis : misalnya kepadatan penduduk, flora (sebagai sumber bahan

makanan), dan fauna (sebagai sumber protein)

c. Lingkungan sosial : berupa migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, keadaan perumahan,

keadaan sosial masyarakat (kekacauan, bencana alam,perang dan lainya.

Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Akibat dari kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi yang semakin hari
semakin meningkat, karena itu pemerintah mulai fokus untuk mencegah penyakit daripada
mengobati saat sudah sakit. Pencegahan adalah tindakan penghentian sebelum terjadi atau
timbulnya suatu penyakit.9 Terdapat lima tingkatan pencegahan penyakit menurut Leavel
dan Clark:10

1. Promosi kesehatan (health promotion), dilakukan sebelum sakit sehingga disebut


pencegahan primer.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (specific
protection), dilakukan sebelum sakit sehingga disebut pencegahan primer.
3. Melakukan diagnosis dini dan penanganan yang tepat (early diagnosis and prompt
treatment), usaha yang dilakukan saat sakit sehingga disebut pencegahan sekunder.
4. Pembatasan kecacatan (disability of limitation), usaha yang dilakukan saat sakit
sehingga disebut pencegahan sekunder.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation), tingkat pencegahan terakhir dan disebut
pencegahan tersier.

Promosi Kesehatan

Demi terciptanya masyarakat yang melakukan PHBS, perlu diadakannya promosi


kesehatan terhadap masyarakat. Salah satunya adalah tentang cara pencegahan hipertensi
dengan melakukan PHBS. Dalam melakukan promosi kesehatan terdapat tiga sasaran, yaitu
sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. 11

Sasaran primer (sasaran utama), upaya promosi kesehatan kepada pasien, individu

sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini

diharapkan dapat mengubah perilaku hidup mereka dari yang tidak bersih dan juga tidak

sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).11

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya

pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas

kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa.

Mereka diharapkan dapat turut serta dalam membantu meningkatkan PHBS pasien, dengan

cara menjadi teladan dan turut menyebarkan informasi seputar PHBS.11

Sasaran tersier berupa pembuatan kebijakan publik dalam bentuk peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka

yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Sehingga seluruh masyarakat wajib

untuk memberlakukan PHBS.11

Dalam melakukan promosi kesehatan, dibutuhkan strategi yang jitu agar dapat

terlaksana dengan baik. Strategi global menurut WHO adalah pemberdayaan (empowerment),
bina suasana (social support), dan advokasi. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan

pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, untuk membantu

individu, keluarga atau kelompok masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan

PHBS. Bina suasana adalah meciptakan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan

mendukung untuk dipraktikkannya PHBS serta penciptaan teladan dalam melaksanakan

PHBS. Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu

yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi

maupun non materi.11

Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)

Agar terciptanya kualitas hidup yang baik, perlu dilakukan peningkatan dalam
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang meliputi :12

1. Kebersihan diri pribadi serta lingkungan.

2. Kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan sebelum makan,

minum, dan mengolah makanan dan setelah buang air kecil atau besar.

3. Menggunting dan memelihara kebersihan kuku.

4. Pembudayaan dan pemanfaatan sanitasi rumah dan lingkungan (jamban, SPAL, dll)

sesuai dengan PHBS.

5. Peningkatan pengetahuan pemakaian dan pemeliharaan air bersih dan sehat bagi
keluarga.
6. Makanan bervariasi serta gizi seimbang.
7. Menggunakan garam beryodium secukupnya.
8. Makanan yang bebas karsinogenik (pencemaran).
9. Olahraga teratur.
10. Gaya hidup yang sadar akan bahaya AIDS serta menghindari rokok, minuman keras,
dan bebas narkoba.
Pencegahan hipertensi yaitu dengan mengubah gizi dan makanan serta gaya hidup yang

sesuai dengan PHBS. Cara pencegahan hipertensi dengan mengubah gizi dan makanan sesuai

PHBS adalah dengan diet rendah garam yaitu membatasi pemakaian garam serta makanan

yang diasinkan seperti ikan asin dan telur asin, membatasi makanan yang mengandung

pengawet dan zat monosodium glutamat seperti mie instan, daging kalengan, serta sayur

kalengan. Selain diet garam, ada juga diet lemak yaitu mengurangi daging berlemak seperti

daging kambing dan mengindari gorengan. Sedangkan cara pencegahan melalui gaya hidup

sesuai PHBS adalah dengan olahraga teratur dan terkontrol seperti jalan kaki, lari, bersepeda,

dan berenang. Berhenti merokok dan berhenti minum kopi serta menurunkan berat badan

bagi yang obesitas merupakan hal yang baik untuk mencegah hipertensi. Selain itu, dengan

menghidari stress dapat mencegah penyakit hipertensi dan berbagai penyakit lainnya.2

Posbindu

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan sebuah

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang bersifat promotif dan preventif

dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara

mandiri dan berkesinambungan. Sehingga Posbindu tidak melakukan kegiatan pengobatan

dan rehabilitasi dan berfokus pada promotif dan preventif. Kegiatan ini dilakukan sebagai

bentuk kesadaran dini terhadap bahaya PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM

tidak memperlihatkan gejala pada yang mengalaminya.13

Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko penyakit Tidak Menular (PTM)

meliputi merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol,

pengukuran berkala Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak

Ekspirasi (APE) dan pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol total, trigeliserida,

pemeriksaan klinis payudara (Clinical Breast Examination/ CBE), pemeriksaan lesi pra
kanker dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar alkohol dalam darah, tes

amfetamin urin, serta potensi terjadinya cedera.13

Jika pada wawancara, pengukuran, pemeriksaan hasilnya tidak sesuai dengn kriteria

baik, maka dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan secara terpadu baik dari penyuluhan

kelompok atau konseling secara perorangan dan kelompok, sesuai dengan kebutuhan,

Selanjutnya yang memerlukan penanganan lebih lanjut dirujuk ke Fasilitas Kesehatan tingkat

Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Kelompok PTM

Utama adalah hipertensi, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh

darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan

tindak kekerasan.13

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan merupakan aspek

kehidupan yang sangat penting bagi manusia. Sudah sepantasnya kita menjaga kesehatan kita

dengan melakukan PHBS, namun masih banyak masyarakat yang tidak melakukan PHBS

sehingga banyak dijumpai kejadian-kejadian penyakit salah satunya adalah hipertensi. Karena

itu perlu dilakukannya promosi kesehatan melalui penyuluhan PHBS agar masyarakat

terhindar dari penyakit hipertensi dan penyakit lainnya. Upaya dalam pencegahan hipertensi

juga dapat dilakukan dengan mendatangi posbindu.

Daftar Pustaka

1. Lapau B. Metode penelitian kesehatan : metode ilmiah penulisan skripsi, tesis, dan

disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2012. h.238.

2. Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina NB, Mahendra, Darmawan R. Care for yourself,

hipertensi. Jakarta : Penebar Plus; 2008. h.11.


3. Manampirng H. The alpha gilr’s guide. Jakarta: Gagas Media; 2015. h. 193.

4. Hersiana N. Happy eating : hamil tetap langsing.Jakarta: Visimedia. 2012. h. 31.

5. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan aplikasi: bagian 4 pendidikan

lintas bidang. Bandung : Imtita. 2007.

6. Joshua Y. Pengertian case fatality rate, [diperbaharaui 28 Agustus 2014]. Diunduh


dari https://idtesis.com/pengertian-dan-rumus-case-fatality-rate-menurut/ 14
November 2015. Jakarta
7. Purwandari A, Paradigma sehat. Dalam: Konsep Kebidanan: Sejarah dan Profesional;
Ester M, Wahyuhningsih E. Jakarta : EGC, 2008. Hal.44-6, 54
8. Asmadi N. Konsep Sehat Sakit. Dalam: Konsep dasar Keperawatan: Mardella A E.
Jakarta : EGC, 2008. Hal. 27
9. Rajab W. Buku Ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta : EGC; 2008.

h.18.

10. Badan Pengembangan dan Peneletian Kemenkes RI. Penyakit menular neglected.

Jakarta: Kemenkes. 2013.

11. Kemenkes RI. Promosi kesehatan di daerah bermasalah kesehatan: panduan bagi

petugas kesehatan di puskesmas. Diunduh dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-

dbk.pdf , pada 23 November 2017.

12. Effendi F, Makhfudli. Keperwatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2009. h.322.

13. Posbindu ptm, dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Diunduh dari

http://dinkes.jakarta.go.id/berita/posbindu-ptm-dari-masyarakat-oleh-masyarakat-dan-

untuk-masyarakat/, 23 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai