Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk pengembangan sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis teorinya,

sehingga sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah

mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang

akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi itu sendiri.

Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s Third

New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan

tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang

yang dibahas. Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah, proses

mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi

dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan atau

keputusan bagi pemakainya.

Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep,

definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan

maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.

Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami mengenai

penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran terutama di bidang
akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani antara fenomena sosial di bidang

akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk menyusun makalah dengan mengambil

judul “ACCOUNTING THEORY AND ACCOUNTING RESEARCH”

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan uraian diatas dapat diungkapkan dalam

beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Struktur Teori Akuntansi?

2. Bagaimana Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi?

3. Bagaimana Riset Akuntansi?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan identifikasi masalah diatas

dapat diungkapkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Struktur Teori Akuntansi..

2. Untuk mengetahui Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi.

3. Untuk mengetahui Riset Akuntansi.

1.4. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode studi kepustakan

dimana kami menggunakan buku pustaka sebagai sumber dalam pembuatan makalah ini
BAB II

ANALISIS MATERI

2.1. Srtuktur Teori Akuntansi

Batasan teori akuntansi telah didefinisi sebagai pengukuran dan pengkomunikasian data

yang menampakkan aktivitas ekonomi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu :

1. Data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

2. Pengukuran data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

3. Komunikasi data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa yang akan datang tergantung

pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi. Struktur teori akuntansi

merupakan elemen yang saling terkait yang menjadi pedoman pengembangan teori dan

penyusunan teknik-teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut :

1. Rumusan Tentang Tujuan Laporan Keuangan.

Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Tujuan laporan

keuangan yang umum adalah untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya

untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Keuangan

merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :


“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”

2. Rumusan Tentang Postulat yang Dirumuskan dari Tujuan Laporan Keuangan

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenaraannya sendiri atau

disebut aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya, yang menggambarkan aspek

ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dari suatu lingkungan di mana akuntansi tersebut

beroperasi.

a. Postulat Entitas

Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang

terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat memungkinkan

akuntan membedakan antara transaksi bisnis dan individu, akuntan melaporkan transaksi

perusahaan, bukan transaksi pemilik perusahaan.

b. Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas

akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang

sedang berjalan. Postulat ini mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk

dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas

akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.

c. Postulat Unit Pengukur (Postulat Unit Of Measure)


Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan

cara yang sama. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter.

Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan akuntansi :

1. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran moneter

(uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya nonmoneter.

2. Terkandung dalam unit moneter itu sendiri yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi

karena tergantung kepada kemampuan daya belinya.

d. Postulat Periode Akuntansi

Postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan

perubahaan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.,

3. Konsep Teoritis Akuntansi yang Berhubungan dengan Asumsi-Asumsi dan Sifat-Sifat

Akuntansi.

Konsep Teoritis Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya

sendiri atau disebut juga aksioma yang juga sudah dietrima umum karena kesesuainnya dengan

tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam

ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.

4. Rumusan Prinsip Akuntansi Utama yang Didasarkan pada Postulat dan Konsep Teoritis

Sebelumnya.
Prinsip (dasar) akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh

outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat-

postulat akuntansi dan konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan

teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan. Standar

Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar, yaitu :

a. Dasar Akrual

Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan pada

kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi kas.

b. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan terus

melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan

likuidasi.

5. Standar atau Teknik Akuntansi Sebagai Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai

Kebutuhan Para Pemakai, yang Dirumuskan dari Prinsip Akuntansi yang Utama.

Standar (teknik) Akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari Prinsip

Dasar Akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan

pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu

lembaga (entity), organisasi atau perusahaan.

2.2. Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi


Teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori. Suatu

teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada. Tetapi

cara berpikir tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi. Saat ini ada dua pendekatan

dalam perumusan teori akuntansi, yaitu pendekatan tradisional, yang mana praktik dan pembuktian

akuntansi memiliki arti yang sama, sedangkan pendekatan yang baru, merupakan upaya-upaya

yang dilakukan untuk menyajikan pembuktian teori yang logis dan empiris.

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak

adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang

disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai

berikut :

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.

2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.


Eldon S. Hendrikson (1970) mendefinisikan teori sebagai suatu set proporsi termasuk

aksioma, teorema bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formal dan informal yang diarahkan

untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan konkret atau yang abstrak.

Sedangkan menurut Hendriksen teori adalah satu set susunan hipotesis, konsep, dan prisip

pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk satu bidang yang dipertanyakan.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang

komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur

teori dalam beberapa elemen, yaitu : postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip

atau standar dan prosedur atau metode-metode.

2.3. Sifat Dasar Teori Akuntansi

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan

menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.

Pada awalnya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Bahkan

terdapat teori-teori yang berbeda dan berkembang, yang disajikan dalam sejumlah literatur.

Banyak teori-teori yang muncul karena dipakainya beberapa pendekatan-pendekatan yang berbeda

dalam penyusunan teori akuntansi.

Perbedaan ini menyebabkan American Accounting Association’s Committee on Concepts

and Standard for External Reports menyebutkan bahwa :

1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi keinginan

semua keadaan dan waktu dengan efektif.


2. Didalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan teori

yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang diinginkan para

pemakai laporan keuangan.

McDonald berargumen bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen, yaitu :

1. Menyandikan fenomena ke penyajian secara simbolis.

2. Manipulasi atau gabungan sesuai dengan peraturan.

3. Menerjemahkan kembali ke fenomena yang sesunggunhnya.

Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalakn teori akuntansi

saja, tetapi harus menggunakan literatur dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi

merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.

2.3. Metodologi-Metodologi dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori

akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian diantara praktik dan penelitian akuntansi

menyebabakan munculnya berbagai metodologi. Dari berbagai pendapat dan praktik, Belkaoui dan

Godfrey mengemukakan ada beberapa metode yang dikenal dalam suatu literatur, diantaranya :

1. Metode Deskriptif (Pragmatic)

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya

metode perumusan teori akuntansi harus bersifat deskriptif atau menjelaskan.


2. Psychological Pragmatic

Metode ini mengamati pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi tersebut (laporan

keuangan) yang disusun dari berbagai aturan, standar prinsip atau pedoman. Jika terdapat

reaksi maka dianggap bahwa akuntansi dapat bermanfaat secara relevan. Tetapi bisa saja

terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguan laporan keuangan sehingga bukan saja reaksi itu

yang disebabkan oleh laporan keuangan.

3. Metode Normatif

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti serta tidak

memperdulikan apakah berlaku dipraktik sekarang atau tidak.

4. Metode Positif

Yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau

diterima umum. Berdasarkan metode ini maka dirumuskan problem penelitian untuk

mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Para pendukung metode

ini, menyebutkan bahwa metode ini digolongkan sebagai metode ilmiah, karena menggunakan

peraturan yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan model statistik matematis yang

bersifat logik.

2.5. Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi

Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan di dalam merumuskan teori akuntansi.

Belkaoui memberikan penjelasan tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai

berikut :
I. Pendekatan Informal, yang dibagi dalam :

a. Pragmatis, praktis (nonteoritis)

Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian

terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis.

b. Pendekatan otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan oleh

organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.

Karena pendekatan ini juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, maka pendekatan

ini dapat secara mudah diidentifikasikan sebagai pendekatan pragmatis.

Kedua pendekatan ini barasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik yang dihasilkan harus

didasarkan kepada pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan

memiliki fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain, suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah

suatu teori yang buruk.

II. Pendekatan Toeritis, yang dibagi kedalam :

a. Pendekatan deduktif

Dalam penyusunan taori akuntansi, dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil

penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu sebjek dengan sejumlah

pertimbangan..

Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari :

1. Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan.


2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi.

3. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi.

4. Pengembangan teknik-teknik akuntansi.

b. Pendekatan Induktif

Dalam penyusunan teori akuntansi pendekatan ini dimulai dengan serangkaian

pengamatan, kemudian pengukuran dan selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu

konklusi. Argumentasi induktif membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus ke

suatu bentuk yang bersifat umum.

Tahap-tahap pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi :

1. Mengumpulkan semua observasi.

2. Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang dan

sejenis, seragam serta mirip.

3. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan hubungan secara

berulang.

4. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.

c. Pendekatan Etik.

Dalam pendekatan ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran.

Pendekatan ini diperkenalkan oleh D.R.Scott. Beliau mendefinisikan keadilan sebagai


perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, kebenaran sebagai

pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan

kewajaran sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, serta tidak memihak.

d. Pendekatan Sosiologis.

Menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi.

Pendekatan ini merupakan perluasan dari konsep etik dan yang menjadi perhatian adalah

kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemilik. Menurut konsep ini, prinsip

akuntansi dinilai dari penerimaan seluruh pihak terhadap laporan keuangan, khususnya

yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap masyarakat.

e. Pendekatan Makro Ekonomi.

Pendekatan ini menekankan kepada kontrol perilaku indikator makro ekonomi yang

menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Dari pendekatan ini dapat disimpulkan bahwa

1. Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi.

2. Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomis.

f. Pendekatan Eklektif.

Merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi

pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip

dalam akuntansi.
2.6. Riset Akuntansi

Riset akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang sudah ada lebih dari seratus tahun yang lalu.

Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi. Hasil

dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan

struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk

“statement ilmiah” sehingga menjadi teori.

Proses mencari kebenaran dimulai dengan cara dogamtis dimana kebenaran berasal dari orang atau

pihak ataupun lembaga yang diberi dan diyakini memiliki otoritas untuk menetapkan kebenaran.

Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara normatif dengan menggunakan logika

ilmiah, serta pemikiran yang sehat. Dari cara normatif ini berkembang lagi sehingga kemudian

menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat pada kenyataan yang ada dilapangan yaitu

fenomena sosial.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam suatu penelitian. Metode-metode ini tergantung

kepada suatu problem atau masalah penelitian yang akan dibahas. Tentunya akan berbeda antara

metode penelitian untuk ilmu eksakta dengan metode penelitian untuk ilmu sosial. Tetapi dalam

ilmu sosial pun memiliki perbedaan metode penelitian. Bahkan dalam ilmu akuntansi pun ada

beberapa metode yang akan dipakai dalam suatu penelitian.

Dari perbedaan metode yang digunakan diatas, maka secara garis besar ada tiga cara yang dipilih,

yaitu :

1. Metode Kuantitatif
Yaitu metode yang menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengidentifikasi dan mengolah

variabel yang muncul dari suatu problem atau masalah yang akan dijawab.

2. Metode Kualitatif

Yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel yang akan dibahas tanpa harus

melakukan pengukuran terlebih dahulu.

3. Metode Campuran antara Kuantitatif dan Kualitatif

Metode ini menggambungkan dari dua metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode

kualitatif dan sebagian lagi menggunakan metode kuantitatif.

2.7. Proses Penelitian Ilmiah

Suatu teori dilahirkan dari berbagai kegiatan dan tahap penelitian. Metode berbeda dengan

metodologi. Dimana metode adalah cara melakukan penelitian sedangkan yang dimaksud dengan

metodologi adalah ilmu yang mendasari metode tersebut. Keabsahan dari suatu metode yang

digunakan akan sangat menentukan apakah hasil riset tersebut dapat diakui sebagai ilmiah atau

tidak.

Ada seorang peneliti yaitu Nachimas dan Nachimas (1981) menyatakan bahwa :

“Ilmu bukanlah badan atau struktur ilmu yang bersifat khusus atau umum, dan ilmu

menyatu bukan disatukan oleh masalah atau topiknya melainkan oleh metodologinya.”

Nachimas dan Nachimas (1981) juga mendefinisikan :


“Metodologi ilmiah adalah suatu sistem dari prosedur dan peraturan yang eksplisit

berdasarkan atas suatu riset yang dilakukan dan ilmu pengetahuan yang dinilai.”

masalah pilihan ekonomis.

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan uraian makalah tersebut diatas maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

 Struktur Teori Akuntansi berisi elemen-elemen :

a. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.

b. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan

c. Konsep teoritis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat akuntansi.

Postulat dan konsep teoritis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.

d. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis yang

tercantum sebelumnya.

e. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai

kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip akuntansi utama.

 Teori Akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis

gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan anatara varibel yang satu dengan
variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan

fenomena yang mungkin akan muncul.

 Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak

adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang

disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai

berikut :

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.

2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

 Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi.

Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di bidang

akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut dituangkan dalam

berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.


Diposting oleh Rama Surayuda di 02.37
Label: TEORI AKUNTANSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ► 2011 (4)

 ▼ 2010 (13)
o ► Oktober (1)
o ▼ Agustus (9)
 disclouser
 TEORI DAN RISET AKUNTANSI
 PERANAN AKUNTANSI SOSIAL DALAM PELESTARIAN ALAM
 INCOME SMOOTHING
 EARNING MANAGEMENT
 EFISIENSI PASAR
 AKUNTANSI SDM
 SEJARAH AKUNTANSI
 AGENCY THEORY
o ► April (3)

Mengenai Saya

Rama Surayuda
Lihat profil lengkapku
PETUNJUK DALAM RISET AKUNTANSI

Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau petunjuk riset
akuntansi. Mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset normatif murni generasi
yang lalu

The Decision-Model Approach/Pendekatan Keputusan-Model

Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit value dan
discounted cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan
ini tidak menyatakan informasi yang diinginkan users melainkan lebih berkonsentrasi
pada informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Dengan
demikian orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini
adalah pembuat keputusan yang perlu diajar bagaimana menggunakan informasi jika
mereka tidak familiar dengan informasi tersebut.

Terdapat banyak peserta dari sekolah yang menyarankan jarak/range dari kemungkinan
penilaian. Chambers and Sterling menyarankan pendekatan exit value karena harga jual
asset relevan untuk keputusan untuk menahan atau melepaskan asset. Juga, kumpulan
exit value dari seluruh asset melengkapi perhitungan total likuiditas yang tersedia pada
perusahaan. Bell adalah penganjur current value yang menyokong pemakaian deprival
value dari asset

Deprival value lebih rendah dari

1. replacement cost
2. the recoverable amount/jumlah yang dapat dicover dari yang lebih tinggi dari
NRV atau PV

Solomon juga menganjurkan deprival value yang juga bersemangat bertahan dari
kebutuhan pada conceptual framework dilandaskan pada kriteria pengakuan dan
pengukuran dengan menguatkan current value karena sangat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan

Pekerjaan beberapa teoritikus akuntansi penting lainnya pun jatuh pada decision-model
approach, meskipun orientasi penilaian mereka tidak dengan asumsi primer seperti
Chambers, Sterling, Bell dan Solomon. Ijiri adalah penganjur kuat terhadap fungsi
pelayanan dengan konsern pada pertanggungjawaban manajemen (yang disebutnya
akuntor) dan pemilik atau akunteks. Ijiri adalah penganjur historical costing dengan
penyesuaian untuk perubahan pada purchasing power dari unit moneter (GPLA).
Mattesich adalah penganjur metode aksioma tegas/rigorous axiomatic method untuk
menentukan teori akuntansi umum yang dapat digunakan untuk menentukan informasi
spesifik yang diperlukan users. Terakhir, Staubus menganjurkan pengukuran akuntansi
meniru discounted cash flows lebih dekat dan memungkinkan untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan oleh investor.

Sifat normatif dari pendekatan ini (D-MA) mengarahkan pendekatan teori yang lebih baru
mengumumkan bahwa D-MA tidak ilmiah. Bagaimanapun Mattesich menunjukkan
dengan sangat jernih bahwa value-laden assumptions memerlukan aspek aktivitas
berorientasi tujuan (means-ends) sebagaimana ilmu administrasi termasuk akuntansi.
Dengan kata lain metode dan pendekatan ilmiah dapat dimanfaatkan dapat dimanfaatkan
dalam aktivitas yang berkeinginan akhir menentang, misalnya ilmu alam yang mencoba
melukiskan dunia alam. Bila tidak mendominasi seperti digunakan sebagai prioritas pada
peningkatan riset empirik dalam akuntansi, pendekatan ini masih merupakan fokus yang
penting dalam riset akuntansi.

Dua keputusan besar tercakup oleh pendekatan ini

1. memungkinkan user memprediksikan dengan lebih baik cash flow pada masa
depan
2. menganalisa efesiensi dan efektivitas pelayanan manajemen

Riset Pasar Modal

Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan harga saham
perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak bias terhadap
informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat merefleksikan secara utuh
semua informasi yang tersedia untuk publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin
keuangan diketahui sebagai effecient market hypothesis. Dalam tambahan return on
security adalah sebuah fungsi dari resiko; volatility (kemudahan berubah) dari return on
security terhadap volatility dari seluruh pasar saham. Wawasan yang sangat signifikan
meningkat memberi tekanan pada peragaman portofolio investasi lebih dari mencoba
untuk ‘menggendang’ pasar pada sebuah basis saham individu. Hipotesa efesiensi pasar
memiliki potensi implikasi yang signifikan pada akuntansi. Misalnya karena informasi
terefleksi dengan cepat pada harga saham, daya dorong untuk peningkatan keterbukaan
dengan sedikit perhatian pada pilihan alternatif akuntansi tumbuh lebih kuat. Sejak
hipotesa efesiensi market diungkapkan return on risk didasarkan pada resiko, riset
lain mencoba menaksir hubungan akuntansi yang didasarkan pada pengukuran resiko
(misalnya rasio Laporan Keuangan) dan pasar yang didasarkan pada pengukuran resiko.
Dampak dari pilihan kebijakan akuntansi pada security price juga diuji secara luas.

Riset Perilaku

Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus diselidiki. Perhatian utama dari riset
ini adalah bagaimana pengguna laporan keuangan membuat keputusan dan informasi
apa yang mereka butuhkan. Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan
decision model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi
percobaan yang terkendalikan dengan seksama

McIntyre, misalnya mencoba menemukan apakah informasi replacement cost lebih


bermanfaat dari historical cost dalam mengevaluasi rate of return annual aktual? Dengan
kata lain, pendekatan ini mencari pengertian informasi terseleksi dan bagaimana
prosesnya. Empat perusahaan menengah pada industri ban dan karet dianalisa lebih dari
tiga tahun periode. Subyek penelitian McIntyre adalah mahasiswa S1 dan S2. Sebagian
mahasiswa lebih memilih laporan keuangan dengan replacement cost, sebagian historical
cost dan sebagian yang lain memilih keduanya. Subyek penelitian diminta untuk memilih
perusahaan yang menghasilkan rate of return annual aktual tertinggi dalam 3 tahun

Rate of return annual aktual dirumuskan sbb;

r = 1 (∆M+D)

n M

n : lama asumsi periode riset(dalam tahun)

D : dividen yang diterima selama periode riset

M : nilai pasar saham pada awal periode riset

∆M : perubahan nilai pasar saham selama periode riset


Meskipun terdapat kualifikasi yang dapat dipertimbangkan, McIntyre menemukan
kegagalan untuk memperlihatkan keuntungan kepada users laporan keuangan dengan
replacement cost. Tetapi pertanyaan seberapa representatif mahasiswa yang dijadikan
subyek oleh McIntyre untuk mengambil keputusan adalah sebuah masalah yang
sebenarnya dari riset perilaku.

Pada saat riset perilaku berada pada tahapan awal, banyak hal yang menarik. Banyak
studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan normatif dengan
proses keputusan aktual dari users. Perbaikan dari kemungkinan oleh pembuat keputusan
terjadi lebih sedikit dari model keputusan Bayesian menandakan hal tersebut adalah
tepat. Riset lain menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan
yang dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial. Pada saat riset
perilaku merupakan deskriptif atau positif dalam pendekatannya akan mudah melompat
kepada kesimpulan normatif yang memakai data akuntansi untuk tujuan pengambilan
keputusan.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,………………………..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

RISET AKUNTANSI

Pengantar
Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk kebenaran di bidang akuntansi. Ada
beberapa metode penelitian yang dipakai, secara garis besar ada tiga cara yang dipilih :

1. Metode kuantitatif, yaitu dengan menggunakan rumus-rumus statistic dalam


mengidentifikasi dan mengolah variable yang muncul dari problema yang akan dijawab.
2. Metode kualitatif, yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel yang akan
dibahas tanpa melakukan pengukuran.
3. Metode campuran, yaitu dengan cara menggabungkan kedua metode diatas baik kuantitatif
maupun kualitatif.

Proses Penelitian Ilmiah


Keabsahan metode yang digunakan menentukan apakah hasil dari suatu riset itu dapat
diakui sebagai science atau tidak. Science berasal dari kata latin yang berarti mengetahui. Dari
sikap ini mereka mendefinisikan Science sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang dilahirkan
dengan cara menggunakan metodologi ilmiah maka hasilnya sah menjadi Science.
Nachimas (1981, 15). Metodologi ilmiah adalah suatu sistem dari prosedur dan peraturan
eksplisit berdasarkan mana suatu riset dilakukan dan ilmu pengetahuan dinilai.

Akuntansi : Art, Science atau Technology


 Para pendukung Art, akuntansi itu sangat sarat dengan pertimbangan dan penafsiran pribadi
yang dilakukan oleh praktisi dibidang ini sehingga sukar merumuskan dalam formula matematis.
 Para pendukung Science, ilmu akuntansi itu banyak didominasi oleh prosedur pengukuran yang
ketat yang akan menghasilkan atribut ekonomi yang mempunyai arti seperti dalam hal pengukuran
asset yang dijadikan dasar peramalan.
 Para pendukung Technology, mengolah data yang belum berguna yang diperoleh menjadi
laporan keuangan sebagai produk yang berguna bagi masyarakat.

Paradigma Akuntansi
George Ritzer, memperluas menjadi enam paradigma akuntansi :

1. The inductive paradigm.


2. The deduktif paradigm.
3. The decision model paradigm.
4. The aggeregate behaviour paradigm.
5. The individual user paradigm.
6. The economics paradigm.

Penelitian di Bidang Akuntansi


Bidang-bidang riset yang telah dilakukan dalam akuntansi :

1. The decision model approach.


2. Capital market research.
3. Behaviour research.
4. Agency teory
5. Information economics.
6. Deconstruction.
7. Marxism in accounting.
8. Islam in accounting.

Di lain pihak, Ahmed Belaoui membagi menjadi empat yaitu :

1. Functionalist
2. Interpretive
3. Radical Humanist
4. Radical Structuralist

Ruang Lingkup Penelitian Akuntansi

1. Konsentrasi Akuntansi Keuangan

Pembahasan mengenai bagaimana laporan keuangan disusun untuk tujuan publik. Disini biasa
dibahas metode pencatatan, prinsip dan standart akuntansi keuangan, penyajian laporan yang
wajar, pemilihan teknik atau standart akuntansi, metode penyusutan, penyisihan, perbandingan,
metode teori akuntansi. Konsentrasi ini dapat dikelompokkan menjadi bidang-bidang :

a. Teori akuntansi
b. Standart akuntansi
c. Akuntansi sebagai pertanggungjawaban
d. Perhitungan laba akuntansi
2. Akuntansi Manajemen

Pembahasan mengenai bagaimana caranya agar akuntansi dapat dipergunakan untuk membuat
informasi tentang model-model yang berguna dalam pengambilan keputusan yang dilakukan
manajemen yaitu :
a. Pengambilan keputusan
b. Bidang manajemen
3. Akuntansi Pasar Modal

Pembahasan mengenai bagaimana reaksi pasar terhadap keluarnya informasi akuntansi,


laporan keuangan periodic atau informasi lainnya.

4. Akuntansi Perpajakan

Pembahasan mengenai bagaimana akuntansi mengakomodasi masalah peraturan


perpajakan, perbedaan konsep pengakuan biaya, pengakuan haisl perbedaan metode penyusutan,
defense tax dan sebagainya.

5. Auditing

Pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori, proses, hasil, perilaku
dan sebagainya.

6. Sistem Informasi Akuntansi

Pembahasan mengenai bagaimana angga mendesain system informasi akuntansi yang


menghasilkan informasi yang sudah menjadi komoditi, dalam pertimbangannya akan
memperhatikan cost benefit rasio.

7. Tren Akuntansi

Pembahasan mengenai berbagai hal yang dibicarakan dalam literature, tetapi masih dalam
tahap proses belum menjadi prinsipyang harus diberlakukan.

8. Topik Lain
a. Bidang akuntansi pemerintah
b. Pendidikan dalam bidang akuntansi
c. Akuntansi keperilakuan
d. Akuntansi koperasi
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,………………………

I. Teori Akuntansi

Definisi

a. Teori adalah sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu

pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan berbagai

variable yang saling berkaitan untuk menjelaskan berbagai fenomena tersebut.

b. Akuntansi adalah:

i. Seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat

keuangan, diukur dengan satuan uang, serta dilakukan intrepertasi atasnya”. (AICPA).

ii. Suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi kuantitatif dan bersifat keuangan yang

bermanfaat untuk membuat keputusan-keputusan ekonomik.

c. Teori Akuntansi (Accounting Theory) adalah asumsi-asumsi dasar (basicassumptions),

definisi-definisi (definitions), prinsip (principles), dan konsep-konsep (concepts) ang

mendasari penyusunan peraturan atau ketentuan akuntansi (accounting rules) dan

pelaporan keuangan (financial reporting) serta bagaimana asumsi-asumsi dasar, definisi-

definisi, prinsip, dan konsep-konsep tersebut diperoleh.

d. Definisi ini hanya terkait dengan akuntansi keuangan (financial accounting) dan tidak

berlaku untuk akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan.

e. Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:


i. Pemilihan metode penilaian (valuation methods)

ii. Pengembangan Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi sebagai

landasan penyusunan aturan akuntansi.

iii. Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan prinsip-prinsip lainnya yang

menjadi pedoman dalam penyusunan aturan akuntansi.

iv. Penelaahan alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu diantara alternative-

alternativenya.

f. Teori akuntansi juga mencakup hipotesis dan teori yang didasarkan kepada metode penelitian

dan analisis yang lebih formal seperti yang digunakan dalam disiplin lain. Metode formal

yang dimaksud adalah metode riset yang diderivasi dari filsafat, matematika, dan statistika.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktik

akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan

dasar bagi pengembangan praktik tersebut. Hubungan antara akuntansi dan praktik dapat dilihat

pada gambar di bawah :

Anda mungkin juga menyukai