Dalam pandangan ahli Barr pada tahap ini kurikulum PPSP mengenai Konsep
Pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk:
1. PIPS terintegrasi dengan nama PKN/ Studi Sosial
2. PIPS terpisah, dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung
untuk mata pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi
3. PKN sebagai suatu bentuk PIPS khusus, yang dalam konsep Social Studies
termasuk "Citizenship Transmission."
Selanjutnya pada kurikulum 1975 PIPS menampilkan 4 profil, yaitu:
1. PMP menggantikan PKN sebagai suatu bentuk PIPS khusus yang mewadahi
Citizenship Transmission
2. PIPS terpadu untuk SD
3. PIPS terkonfederasi untuk menempatkan IPS sebagai konsep payung
pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi Koperasi
4. PIPS terpisah yang mencakup mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi untuk SMA atau Sejarah dan Geografi untuk SPG.
Pada kurikulum PIPS tahun 1984 masih sama dengan tahun 1975, tetapi pada
kurikulum tahun 1984 mengalami penyempurnaan. Dalam Kurikulum tahun 1994
mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti
oleh semua siswa dalam setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA). Mata
pelajaran IPS dapat diwujudkan dalam:
1. PIPS terpadu di SD kelas 3 sampai dengan kelas 6
2. PIPS terkonfederasi di SLTP mencakup mata pelajaran Geografi, Sejarah dan
Ekonomi Koperasi
3. PIPS terpisah pada jenjang SMU, hampir mirip dengan "Social Studies" tetapi
merupakan bagian Ilmu Pengetahuan Sosial
Sedangkan Kurikulum PIPS tahun 2004, mata pelajaran IPS hampir sama dengan
yang terdapat pada kurikulum 1994. Tetapi perbedaannya terletak pada jenjang
SMA, mata pelajaran Sosiologi yang tadinya hanya diperoleh siswa kelas 3 saja
sekarang sudah diberikan pada siswa kelas 2. Maka terdapapat 2 versi mengenai
PIPS tersebut, yaitu:
1. PIPS untuk pendidikan dasar dan menengah
2. PIPS untuk jurusan Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi
Titik tolak pemikiran mengenai kedudukan konseptual PDIPS atau objek telaah
dari sistem pengetahuan PDIPS tersebut, adalah:
1. Karakteristik potensi perilaku belajar siswa SD, SLTP, dan SMA.
2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-
STKIP
3. Kurikulum dan bahan ajar IPS SD, SLTP dan SMA
4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disiplin ilmu lain yang relevan
5. Teori, prinsip, strategi, media dan evaluasi pembelajaran IPS
6. Masalah-masalah sosial dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak sosial
7. Norma Agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme
III.Uraian Materi
A. Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul Menelaah Eksistensi IPS dalam
Dunia Pendidikan di Indonesia dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan
merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka
usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat
Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini
pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya
UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses
pembentukan karakter dan budi pekerti anak. Sedanglan Tujuan Pendidikan
(Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Sifat dan Karakteristik IPS
Menurut Sapriya (2009: 7), mengemukakan bahwa: “Salah satu karakteristik
sosial studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat
perkembangan masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan
tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat
pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19) adalah sebagai
berikut:
1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah
fakta dari segi ilmu).
2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja
melainkan bersifat komrehensif (meluas) dari berbagai ilmu sosial dan lainnya
sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah
satu masalah/tema/topik.
3. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu
mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis.
4. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan bahan-
bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di
masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksi-kannya
kepada kehidupan di masa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun
budayanya.
5. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah
berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap
dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah
permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat.
6. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang
bersifat manusiawi.
7. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan
keterampilannya.
8. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasya-
rakatan yang dekat dengan kehidupannya.
9. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa melaksanakan prinsip-
prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS
itu sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis,
artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.Perubahan
dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkem-
bangan masyarakat.
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and attitudes) Pada hakikatnya sebuah nilai
dipelajari dari hasil pergaulan dan komunikasi antara individu dalam kelompok
baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial,yaitu: (a). Nilai Subtantif
Merupakan nilai yang dipegang atau diyakini oleh seseorang da umumnya hasil
belajar,terutama siswa bisa memahami bahwa dalam masyarakat terdapat
keberagaman nilai. (b). Nilai Prosedural Peran guru sangat besar karena siswa harus
diarahkan dan dilatih sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas dan
nilai prosedural diantaranya: Nilai kemerdekaan, toleransi,kejujuran menghormati
kebenaran dan pendapat orang lain.
4. Dimensi Tindakan (Action) Tindakan sosial merupakan hal ayang sangat penting
karena dapat memungkinkan siswa dapat menjadi siswa yang aktif,dan merekapun
harus berlatih secara kongkrit dan praktis.agar menjadi warga Negara yang baik
dalam kehidupan masyarakat. Fokus utama dari program IPS adalah membentuk
individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya dunia manusia,aktivitas
dan interaksinya yang ditunjukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang
bebas,yang mempunyai rasa tanggungjawab untuk melestarikan,melanjutkan dan
memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.
B. Struktur IPS
Dalam suatu struktur pengetahuan, termasuk didalamnya Ilmu sosial tersusun atas
tiga tingkatan yaitu:
1. Fakta
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang
terjamin kebenarannya.
2. Konsep
Konsep adalah sebuah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan
alat intelektual yang membangun kegiatan berfikir, dan memecahkan masalah.
3. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluuruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu
gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
HANDOUT 4
Nama Mata Kuliah : Pendidikan IPS Terpadu (2 SKS)
Nomor Kode : PKH-6264
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa
Jurusan : PLB
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Dosen Mata Kuliah : Dr. Haryanto, M. Pd.
Pertemuan : 6
2. Geografi
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani: ‘geo’ berarti bumi dan
‘grafhein’ berarti tulisan. Jadi secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang
bumi.Menurut para pakar: Geografi adalah ilmu kausal yang mempelajari
gejala-gejala di muka bumi beresta permasalahannya melalui pendekatan
geografis (spatial approach), pendekatan ekologi (ecology approach),
pendekatan terhadap manusia (human approach) untuk program pembangunan
jangka panjang, proses pembangunan dan menunjang pembangunan(Bintaro,
1981).
3. Ekonomi
Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani (oikos) yang berarti
“keluarga, rumah tangga” dan (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”
maka secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga”. Konsep
Dasar Ekonomi:
a. Keterbatasan sumber daya;
b. Kebutuhan yang tidak terbatas;
c. Keuntungan ekonomi;
d. Kekeluargaan;
e. Tenaga kerja;
f. Modal
4. Sosiologi
Sosiologi adalah istilah yang berasal dari kata latin ‘socius’ yang artinya
‘teman’, dan ‘logos dari kata Yunani yang bertarti ‘cerita’, diungkapkan
pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive”
karangan August Comte (1798-1857). Menurut Pitirin Sorokin, Sosiologi
adalah ilmu yangmempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gelaja ekonomi, gejala keluarga, dan
gejala moral), gejala non-sosial, serta ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala
sosial lain. Konsep Dasar Sosiologi:
a. Interaksi sosial
b. Sosialisasi
c. Kelompok sosial
d. Pelapisan sosial
e. Proses sosial
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel
berikut:
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan
peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.
HANDOUT 6
Nama Mata Kuliah : Pendidikan IPS Terpadu (2 SKS)
Nomor Kode : PKH-6264
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa
Jurusan : PLB
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Dosen Mata Kuliah : Dr. Haryanto, M. Pd.
Pertemuan : 9
A. Learning Outcome:
1. Mahasiswa dapat menganalisis pendekatan pembelajaran IPS
2. Mahasiswa dapat menganalisis model-model pembelajaran IPS
3. Mahasiswa dapat menganalisis teknik-teknik pembelajaran IPS
B. Uraian Materi
1. Pendekatan Pembelajaran IPS Terpadu
a. Pengertian
Menurut Wina Sanjaya (2009: 127), pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan
pendekatan yangberpusat pada siswa (student-centered approaches).
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan startegi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif.
b) Kekurangan
Adapun kekurangan dari pelaksanaan model pembelajaran innkuiri adalah
sebagai berikut:
Mengandalkan kesiapan berfikir, sehingga siswa yang mempunyai
kemampuan berfikir lambat bisa kebingunan dalam berfikir secara luas,
membuat abstraksi, menemukan hubungan antarkonsep dalam suatu
matapelajaran, atau menyusun sesuatu yang telah diperoleh secara tertulis
maupun lisan.
Tidak efisien, khususnya bila jumlah siswa terlalu banyak sehingga akan
menghabiiskan waktu yang lebih banyak.
Lebih menekankan pada penguasaan kognitif serta mengabaikan aspek sikap
dan keterampilan.
Memerlukan sarana dan fasilitas.
b) Kekurangan
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
4) Model Pembelajaran berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Menurut Woods (1989), cara mengembangkan keterampilan problem
solving siswa adalah membuat mereka senang belajar, membuat mereka belajar
terbaik, belajar terarah sendiri, mengembangkan keterampilan kelompok,
mewawancarai siswa setelah melakuakn aktivitas, mengembangkan dan
mengukur kepercayaan diri.
1 2 3
PENENTUAN PENYUSUNAN PRNYUSUNAN
PERTANYAAN PERENCANAAN JADWAL
MENDASAR PROYEK
6 5 4
EVALUASI MENGUJI MONITO
PENGALAMAN HASIL RING
A. Learning Outcome
1. Mahasiswa dapat menganalisis sumber-sumber pembelajaran IPS
2. Mahasiswa dapat menganalisis media-media pembelajaran IPS
3. Mahasiswa dapat menganalisis evaluasi pembelajaran IPS
B. Uraian Materi
1. Sumber-Sumber Pembelajaran IPS
a. Pengertian
Menurut Abdul Majid (2006: 170) sumber belajar diartikan segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat
digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah
laku.
Menurut Cece Wijaya (1992: 36) ada lima jenis fungsi dalam pengembangan
sumber belajar yaitu:
a. Fungsi riset dan teori
Tujuan fungsi riset dan teori ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan
yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar, dan fungsi tugas.
b. Fungsi desain
Tujuan fungsi desain ialah menjabarkan secara garis besar teori teknologi
pendidikan berikut isi mata-mata pelajarannya ke dalam spesifikasinya
untuk dipakai sebagai sumber belajar. Output dari fungsi desain ialah
berupa: produksi sumber-sumber khusus dan identifikasi sumber-sumber
yang ada,
c. Fungsi Produksi dan Penempatan
Tujuan fungsi ini ialah menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke dalam
sumber sumber kongret. Output dari fungsi produksi dan penempatan ialah
produk kongret dalam bentuk prototip atau bahan-bahan produk untuk
sumber belajar.
4) Fungsi Evaluasi dan Seleksi
Tujuan fungsi ini ialah untuk menentukan atau menilai penerimaan sumber-
sumber belajar oleh fungsi lain. Tujuan penilaian adalah:
a) Keefektifan sumber dalam mencapai tujuan
b) Kemampuan-sumber-sumber dalam mencapai standar produksi
c) Kemampuan sumber-sumber untuk dipahami
d) Kemampuan sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhan khusus
5) Fungsi Organisasi dan Pelayanan
Tujuan fungsi ini ialah untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan
informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi lain serta pelayanan bagi
para siswa
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film scrip, transparansi dan
sebagainya.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan
sebagainya.
c) Multimedia yaitu penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih
format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk
membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.
A. Learning Outcome:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian RPP.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip pengembangan RPP.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen RPP.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah pengembangan RPP.
5. Mahasiswa dapat menyusun RPP.
6. Mahasiswa dapat mempraktekkan pembelajaran IPS di dalam Kelas
B. Uraian Materi
1. Pengertian RPP
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan seperangkat rencana yang
menggambarkan proses dan prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD). RPP dapat juga dikatakan sebagai
rencanakegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap guru wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, perkembangan peserta didik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtopik yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih Permendikbud Nomor 65 Tahun .
3. Komponen RPP
RPP paling sedikit memuat: Komponen RPP adalah sebagai berikut: (a) tujuan
pembelajaran, (b) materi pembelajaran, (c) metode pembelajaran, (d) sumber
belajar, (e) penilaian. Menurut Permendikbud 81A Tahun 2014 komponen-
komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini:
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
b) pembelajaran;
c) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
d) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
e) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
f) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau
tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk
melakuan aktivitas tersebut.
b) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, mene-
rapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan
karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik)
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk
mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/
inquirylearning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok;
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Satuan Pendidikan :
Kelas :
Semester :
Program Keahlian :
Mata Pelajaran :
Jumlah Pertemuan :
Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
Indikator Pencapaian :
Tujuan Pembelajaran :
Materi Ajar :
Fakta :
Konsep :
Prinsip :
Prosedur :
Alokasi Waktu
Metode Pembelajaran :
Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
Penilaian
A. Penilaian Proses :
B. Penilaian Hasil :
Sumber Belajar :
..........., ........2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Matapelajaran
............................ ..............................
Adapun aspek-aspek yang akan menjadi indikator penilaian dalam praktek atau micro
teaching sesuai dengan materi-materi kegiatan pembelajaran IPS yang telah dipelajari.
Indikator-indikator penilaian dalam praktek pembelajaran IPS adalah mulai dari
kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Format Penilaian Praktek atau Micro Teaching Pembelajaran IPS Terpadu
Nama Mahasiswa :
Materi :
Skor Penilaian
No Komponen yang Dinilai Nilai Ket
1 2 3 4 5
1 Kegiatan Pendahuluan
Mengkondisikan kelas
Melakukan apersepsi
2 Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Penyampaian materi jelas dan sesuai dengan hirarki
belajar dengan mengkaitkan dengan realitas kehidupan
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Model Pembelajaran yang relevan
Relevansi metode pembelajaran yang digunakan
Relevansi media pembelajaran yang digunakan
Kesesuian alokasi waktu
Menumbuhkan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas,
baik, dan benar
3 Kegiatan Penutup
Melibatkan peserta didik merangkum pembelajaran
Melakuakn refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan
Melakukan tindak lanjut dengan memberi arahan atau
tugas sebagai bahan remedi/pengayaan.
Keterangan skor tertinggi dari penilaian Praktek atau Micro Teaching adalah 100.
5 = sangat baik
4 = baik
3 = kurang baik
2 = tidak baik
1 = sangat tidak baik