Satuan Acara Penyuluhan Jiwa
Satuan Acara Penyuluhan Jiwa
Disusun Oleh :
Sasaran : Klien & Keluarga Klien Gangguan Jiwa dengan Masalah DPD
I. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua
orang. Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh,
sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Yosep, 2007).
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan, karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri
sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh
Merawat diri atau defisit perawatan diri menurut Wartonah (2006), personal
hygiene berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan
Hygiene berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan
yang paling mendasar diantara kebutuhan dasar yang lainnya seperti kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
II. TUJUAN
tingkat kemampuan perawatan diri pada klien dengan masalah defisit perawatan diri
selama 1 x 30 menit diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan memahami
tingkat kemampuan perawatan diri pada klien dengan masalah defisit perawatan diri
Terlampir
KEGIATAN
No. WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan Memberikan salam Menjawab salam
5 menit Perkenalan Memperhatikan
Apersepsi Berpartisipasi aktif
Mengkomunikasikan tujuan Memperhatikan
2. Kegiatan Inti Penyuluh menjelaskan tentang:
15 menit Pengertian DPD Memperhatikan penjelasan
penyuluh dengan cermat
Penyebab DPD
Menanyakan hal-hal yang
Tanda dan gejala belum jelas
DPD Memperhatikan jawaban
dari penyuluh
Akibat dari DPD
Memperhatikan apa yang
Peran serta keluarga
disajikan oleh penyuluh
dalam pemenuhan
tingkat kemampuan
klien
V. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
a. LCD
b. Laptop
c. Soundsystem
d. Leaflet
Keterangan :
: Penyaji
: Peserta
: Fasilitator
: Observe
: Operator
Pembagian tugas kelompok :
a. MC : Tatik Waahyu Istikomah
b. Pemateri : Hidayati Diana Pertiwi
c. Fasilitator : Aulia Rochmatul Umah
d. Observer : Siti Komariyah
e. Dokumentasi : Rofik Julianto
1. Evaluasi Struktur
Jiwa Terpadu
2. Evaluasi Proses
b. Peserta kooperatif
penyuluhan selesai
benar
3. Evaluasi Hasil
c. Klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
B. Penyebab
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga
perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, lelah/ lemah yang dialami
diri.
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
4. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau
buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
D. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri seseorang.
1. Dampak fisik
terjadi adalah gangguan intregitas kulit (badan gatal-gatal dan terkena penyakit
kulit), rambut dipenuhi kutu atau ketombe, gangguan membran mukosa mulut
(karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut), infeksi pada mata,
menimbulkan infeksi pada telinga, serta gangguan fisik pada kuku yang dapat
sakit perut).
2. Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan
Carpenito-Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L. J.C (2004). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott Williams
& Wilkins
Keliat, B. A & Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kim, M.J. Mc Farland, G.K, dan McLane, A.M. (2006). Diagnosa Keperawatan. Edisi 7.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Stuart & Sundeen. (1991). Principles and practice of psychiatric nursing. Mosby Year
Book: Missouri
Stuart, Gail W. (2009). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia:
Elsevier Mosby
Townsent, M.C. (2010). Buku saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
DAFTAR PERTANYAAN AUDIEN :
1. Bu Damirah
2. Pak Waluyo
3. Pak Rojihufron