Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status kesehatan pada masyarakat miskin akan menjadi 4 kali lebih buruk
dibandingkan masyarakat yang tidak miskin, dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan, dan biaya pengobatan yang semakin
mahal.
Kasus kematian akibat kecelakaan lalu-lintas di Indonesia masih terbilang
tinggi.Menurut data statstik WHO tahun 2007, Indonesia menempati urutan ke-1
dengan jumlah kematian terbanyak se-Asia Tenggara akibat kecelakaan lalulintas.
Patah tulang (fraktur) adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epiphysis, bersifat total maupun parsial, umumnya disebabkan oleh
trauma dan biasanya disertai cidera di jaringan sekitarnya.Neglected fracture adalah
suatu fraktur yang tidak ditangani atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga
menghasilkan keadaan keterlambatan dalam penanganan, atau kondisi yang lebih
buruk dan bahkan kecacatan.4,5.Menurut Subroto Sapardan, Neglected Fracture
adalah penanganan patah tulang pada extremitas (anggota gerak) yang salah oleh
bone setter (dukun patah), yang masih sering dijumpai di masyarakat Indonesia. Arief
Darmawan mengatakan neglected fracture adalah fraktur yang penanganannya lebih
dari 72 jam, umumnya terjadi pada masyarakat dengan pendidikan dan status sosio-
ekonomi rendah.Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program
jaminan kesehatan sosial untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan
kesehatan. Dengan Jamkesmas, diharapkan keterbatasan akses terhadap pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dapat diatasi.
Sukardja menggolongkan keterlambatan pengobatan menjadi 3 jenis yaitu
kelambatan penderita, kelambatan dokter dan kelambatan rumah sakit. Kelambatan
dari penderita dapat dikarenakan penderita tidak merasa terganggu akan penyakitnya,

1
kurang menyadari bahaya dari penyakitnya, ada rasa takut, tidak mempunyai biaya,
keluarga tidak mengijinkan ke dokter serta akses menuju tenaga kesehatan tidak
terjangkau.Pendidikan yang rendah membuat penderita tidak memiliki pengalaman
dan pengetahuan mengenai penyakit yang dideritanya. Dengan adanya keterlambatan
berobat, maka penanganan penyakit menjadi lebih sulit dari sebelumnya.Badan
kesehatan dunia (World Helath Organization,( WHO) mencatat tahun 2007 terdapat
lebih dari juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta
orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2%
dari insiden kecelakaan yang terjadi. Insiden fraktur di USA diperkirakan menimpa
satu orang pada 10.000 populasi setiap tahunnya.
Masyarakat di seluruh dunia, ketika belum mengenal pengobatan
konvensional (kedokteran modern) menggunakan pengobatan tradisional untuk
mengatasi problem kesehatannya. Pengobatan tradisional sering juga diposisikan
sebagai pengobatan alternatif yaitu sebagai pilihan lain dari pengobatan
konvensional. Pengobatan tradisional sudah lama dikenal di kalangan masyarakat,
jauh sebelum kedokteran modern (Barat) masuk ke kepulauan Indonesia.Pada
awalnya, pengobatan tradisional itu banyak berdasarkan pada kepercayaan yang
bersifat mistik, kepercayaan pada tenaga- tenaga gaib yang berakar pada animisme.
Disamping itu, penyembuhan tradisional terbentuk melalui suatu proses, yaitu
mencoba berulang-ulang cara- cara dan obat-obat tertentu dalam menangani berbagai
macam penyakit (cara empirik).
Sangkal putung merupakan suatu pengobatan patah tulang oleh dukun patah
tulang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural dengan cara mengurut,
memberi doa, dan minyak.Biasanya masyarakat yang berobat ke dukun sangkal
putung karena alasannya biaya pengobatan dan operasi orthopaedi/tulang yang relatif
mahal, selain itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai ilmu medis dan bingung mengenai langkah atau pilihan yang tepat untuk
mengobati patah tulang Upaya penyembuhan ini kemudian dipengaruhi oleh berbagai

2
kebiasaan dan pandangan dari luar, antara lain dari india, cina, timur tengah, dan
eropa. Berbagai agama yang masuk dan berkembang di kepulauan nusantara kita juga
mempengaruhi cara penyembuhan tradisional itu seperti agama Hindu, Budha, Islam,
dan Kristen. Sejak abad ke-19 terdapat pula pengaruh ilmu kedokteran modern
kedalam penyembuhan tradisional.(Hanafiah, 2008). Pengobatan tradisional adalah
ilmu dan seni pengobatan berdasarkanhimpunan dari pengetahuan dan pengalaman
praktek, baik yang dapat di terangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan
diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, dan
sosial (WHO, 1978)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Patah tulang (Fraktur)

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, dan atau
tulang rawan epiphysis, baik yang bersifat total maupun parsial, yang pada umumnya
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,baik
berupa trauma langsung maupuntrauma tidak langsung, biasanya disertai cedera di
jaringan sekitarnya.

2.2 Etiologi Fraktur


Fraktur merupakan akibat dari :
1. Insiden trauma tunggal
2. Stres berulang
3. Kelemahan abnormal dari tulang (fraktur patologis) Penyebab fraktur yang
terbanyak adalah trauma
4. Luka tembak atau luka tikam
5. Kecelakaan dijalan raya (penyebab paling sering)
2.3Klasifikasi Fraktur
Berdasarkan etiologi :
1. Fraktur traumatik : terjadi karena trauma tiba-tiba. Trauma bersifat langsung dan
tidak langsung. Trauma bersifat langsung yaitu trauma yang menyebabkan
tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma
tidak bersifat langsung yaitu trauma yang dihantarkan ke tempat yang lebih jauh
dari daerah fraktur. Misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menimbulkan
fraktur klavikula

4
2. Fraktur patologis : terjadi karena kelemahan tulang akibat kelainan patologis di
dalam tulang atau tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit Paget, metastasis
tulang, tumor)
3. Fraktur stress : karena adanya trauma terus menerus pada suatu tempat
2.4 Jenis-jenis Fraktur
a. Fraktur komplit
Patah pada seluruh garis tulang dan biasanya mengalami pergeseran (dari yang
normal)
b. Fraktur tidak komplit
Patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
c. Fraktur tertutup (fraktur simple)
Patah tulang,tidak menyebabkan robekan kulit.
d. Fraktur terbuka/fraktur kompleks
Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
e. Fraktur kominitif
raktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
f. Fraktur green stick
Fraktur yang salah satu sisi tulang sedang sisi lainya membengkok dari tulang.
g. Fraktur Kompresi
Tulang mengalami kompresi (tulang belakang
h. Fraktur depresi
Fraktur yang tulang fragmen tulangnya terdorong ke dalam tulang rengkorak dan
wajah

5
2.5 Gejala dan tanda klinis fraktur adalah :
a. Adanya riwayat trauma
b. Rasa nyeri dibagian tulang yang patah
c. Bengkak
d. Ada deformitas, seperti angulasi, rotasi, dan discrepancye.Nyeri tekan di
daerah fraktur dan sumbu, disertai gerakan yang abnormal serta mungkin
dapat teraba krepitasi tulang dari fragmen tulang yang bergesek pada
permukaan fraktur
e. Gangguan fungsi sebagai akibat dari rasa nyeri, putusnya kontinuitas
tulang, dan gangguan neurovaskuler.
Tujuan pengobatan fraktur :
1. Menghilangkan nyeri
2. Mendapatkan danmempertahankan posisi yg memadai dari fragmen fraktur
3. Mengharapkan danmengusahakan union
4. Mengembalikan fungsi secaraoptimal dengancara mempertahankan fungsi otot
dansendi, mencegah atrofi otot, adhesi, dankekakuan sendi, mencegah terjadinya

6
komplikasi sepertidekubitus, trombosis vena, infeksi saluran kencing serta
pembentukan batu ginjal
5. Pengembalikan fungsi secaramaksimal merupakantujuan akhir pengobatan
fraktur.
2.6 Proses Penyembuhan Fraktur
1. Kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam
fraktur.Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah,
akan mati sepanjang satu atau dua milimeter.
2. Radang dan proliferasi seluler
Dalam waktu 8 jam setelah fraktur,terjadi reaksi radang akut disertai
proliferasisel
3. Pembentukan kalus
Sel yang berkembang biak memiliki potensi krondrogenik dan osteogenik.Bila
diberikan keadaan yang tepat,sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam
beberapa keadaan,juga kartilago. Populasi sel sekarang juga mencakup
osteoklasyang mulai membersihkan tulang yang mati. Massa sel yang
tebal,dengan pulau pulau tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kalus
atau bebat pada permukaan periosteal dan endosteal. Sementara tulang fibrosa
yang imatur (atau anyaman tulang )menjadi lebih padat, gerakan pada tempat
fraktur semakinberkurang dan pada empat minggu setelah cedera fraktur
menyatu.
4. Konsolidasi
Bila aktivitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut,anyaman tulang berubah
menjadi tulang lamelar. Sistem itusekarang cukup kaku untuk memungkinkan
osteoklas menembusmelalui garis fraktur, dan osteoblas mengisi celah-celah
yangtersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru.Ini adalahproses yang
lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelumtulang cukup kuat untuk
membawa beban yang normal.5.Remodeling.Fraktur telah dijembatani oleh suatu

7
manset tulangyang padat. Selama beberapa bulan, atau bahkan beberapa
tahun,pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorpsi
danpembentukantulang yang terus-menerus.
Terdapat beberapa faktor yang bisa menentukan lamapenyembuhan.Setiap faktor
akan memberikan pengaruh penting terhadap prosespenyembuhan.Faktor–faktor
tersebutantara lain :
a. Umur penderita
Waktu penyembuhan tulang pada anak-anakjauh lebih cepat daripada
orang dewasa.
b. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur
Lokalisasi fraktur memegangperanan penting.Fraktur metafisis
penyembuhannya lebih cepatdaripada diafisis.Disamping itu fraktur
transversal lebih lambatdibandingkan dengan fraktur oblik karena kontak
yang lebihbanyak.
c. Faktor adanya infeksi dan keganasan local
Infeksi dan keganasanakan memperpanjang proses inflamasi lokal yang
akanmenghambat proses penyembuhan dari fraktur
d. Vaskularisasi pada kedua fragmen
Apabila kedua fragmenmempunyai vaskularisasi yang baik,maka
penyembuhan biasanya tanpa komplikasi.

2.7 Komplikasi
a. Delayed Union (penyambungantertunda)
Penyambungan tulang patah yang lebih lama dibandingkan standar normal
waktu penyembuhan tulang.

b. Nonunion (tidak/gagal menyambung)


Fraktur yang gagal menyambung dalam jumlah waktu yang wajar ini disebut
nonunion. Solusi : operasi

8
 Malunion
Penyambungan tulang yang salah, seperti menyambung tapi miring,
menyambung tumpang tindih, dan lain sebagainya. Solusi :
operasi.Setelah dilakukan operasi dan tulang telah menyambung maka
"pen" harus segera dilepas, biasanya 1 tahun setelah operasi
pemasangan "pen" agar tidak menimbulkan efek penolakan tubuh
yang berbahaya.

c. Nekrosis Avaskular
Gangguan aliran darah yang menyebabkan kematian tulang lokasi yang palin
g sering terkena adalah kaput femur, kutub proksimal skapoid, dan kaput talus

d. Osteoartritis
Proses degenerative dini pada sendi akibat malignment yang buruk.

e. Osteoporosis
Akibat penggunaan yang tidak benar, dan bentuk yang paling berat, atrofi sud
ect, dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan jaringan lunak.

2.8Prinsip penanganan fraktur terbuka


1. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi.
2. Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat mengancam jiwa
3. Berikan antibiotika yang sesuai dan adekuat
4. Lakukan debridement dan irigasi luka
5. Lakukan stabilisaasi fraktur
6. Lakukan rehabilitasi ektremitas yang, mengalami fraktur
Penanganan awal fraktur terbuka tetap mengedepankan keadaan umum (life –
threatening) pasien terlebih dahulu yaitu : memasang cairan intravena dua jalur,
pemeriksaan klinis dan radiologi terhadap toraks, abdomen, cervical dan lain-lain,
pemeriksaan laboratorium seperti darah rutin dan urinalisa dan pemeriksaan lain

9
sesuai indikasi. Hal yang paling penting dalam penangan fraktur terbuka adalah
untuk mengurangi atau mencegah terjadinya infeksi.
 Antibiotika
Untuk fraktur terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan
cephalosporin,dan dikombinasi dengan golongan aminoglikosida. Untuk fraktur
terbuka tipe I diberikan inisial 2 gram golongan cephalosporin, dan dilanjutkan
dengan pemberian 1 gr setiap 6 sampai 8 jam selama 48 sampai 72 jam. Pada fraktur
terbuka tipe II dan tipe III pemberian antibiotika kombinasi sangat di anjurkan untuk
dapat mencegah infeksi dari bakteri gram positif ataupun gram negatif.Kombinasi
antibiotika yang dianjurkan adalah golongan cephalosporin (2 gr) dikombinasikan
dengan golongan aminoglikosida (3 – 5 mg/kg) diberikan inisial, dilanjutkan selama
3 hari.10.000.000 unit penisilin diberikan terhadap luka sangat kotor (farm
injuries).Anti tetanus di indikasikan untuk semua fraktur terbuka.
 Debridement
Debridement adalah pengangkatan jaringan yang rusak dan mati sehingga luka
menjadi bersih.Untuk melakukan debridement yang adekuat, luka lama dapat
diperluas, Debridement yang adekuat merupakan tahapan yang sanagat penting
untuk pengelolaan fraktur terbuka.Debridement harus dilakukan sistematis, komplit
serta berulang.Untuk.fraktur terbuka tipe I diperlukan cairan normal saline yang
bejumlah 1-2 liter , sedangkan tipe II dan tipe III diper lukan cairan sebanyak 5-10
liter.
 Stabilisasi fraktur
Pada fraktur terbuka, stabilisasi fraktur berguna untuk memberikan perlindungan
terhadap kerusakan jaringan yang lebih parah, mempermudah akses dalam
melakukan perawatan luka, mempermudah pasien dalam melakukan mobilisasi, dan
pasien dapat melakukan isometric muscle exercise serta melakukan gerakan sendi di
atas ataupun dibawah garis fraktur baik secara aktif ataupun pasif.

10
Stabilisasi pada fraktur terbuka di bagi dua cara yaitu dengan menggunakan
fiksasi internal (intramedullary nails atau plate and screw) dan fiksasi eksternal.
Pemilihan implant didasarkan dari lokasi cedera, konfigurasi fraktur, tipe fraktur
terbuka, cedera lain yang menyertai fraktur terbuka dan kemampuan dari ahli bedah.

2.9 Penanganan Fraktur Tertutup


Metode pengobatan fraktur tertutup pada umumnya dibagi dalam 4 macam, yaitu
konservatif, reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus dengan
K-wire, reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang, serta eksisi
fragmen tulang dan penggantian dengan protesis.
 Konservatif
a. Proteksi semata-mata ( tanpa reduksi atau imobilisasi)
Proteksi fraktur dilakukan dengan cara memberikan sling (mitela) pada
anggota gerak atas atau tongkat pada anggota gerak bawah. Indikasi proteksi
semata-mata ini terutama adalah fraktur yang tidak bergeser, fraktur iga yang
stabil, falang dan metakarpal atau fraktur klavikula pada anak.
b. Immobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi)
Immobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna hanya nmemberikan sedikit
imobilisasi, biasanya mempergunakan plaster of Paris (gips) atau dengan
bermacam-macam bidai dari plastik atau metal. Indikasi imobilisasi dengan
bidai eksterna digunakan pada fraktur yang perlu dipertahankan posisinya
dalam proses penyembuhan.
c. Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna,
mempergunakan gips. Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan
baik dengan pembiusan umum ataupun lokal. Reposisi yang dilakukan
melawan kekuatan terjadinya fraktur. Penggunaan gips untuk imobilisasi
merupakan alat utama pada teknik ini. Indikasi teknik ini adalah sebagai bidai
pada fraktur untuk pertolongan pertama, imobilisasi sebagai pengobatan

11
definitif pada fraktur, imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis, sebagai
alat bantu tambahan pada fiksasi interna yang kurang kuat, serta apabila
diperlukan manipulasi pada fraktur yang bergeser dan diharapkan dapat
direduksi dengan cara tertutup dan dapat dipertahankan.
d. Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasireduksi
tertutup pada fraktur yang diikuti dengan traksi berlanjut dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu traksi kulit dan traksi tulang reduksi tertutup
dengan traksi kontinu dan counter traksi

2.10 Dukun Sangkal Putung


Dukun Sangkal putung merupakan suatu pengobatan patah tulang oleh dukun patah tulang
yang dianggap memiliki kekuatan supranatural dengan cara mengurut, memberi doa, dan
minyak.Biasanya masyarakat yang berobat ke dukun sangkal putung karena alasannya biaya
pengobatan dan operasi orthopaedi/tulang yang relatif mahal, selain itu jugadisebabkan karena
minimnyapengetahuan masyarakat mengenai ilmu medis dan bingung mengenai langkah atau
pilihan yang tepat untuk mengobati patah tulang.
2.11 Faktor yang mempengaruhi pasien memilih pengobatanDukun Sangkal Putung
Menurut Foster dan Anderson (dalam Agusmarni, 2012), faktor yang
mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif atau tradisional, yaitu:
a. Faktorsosial
Salah satu yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti, yaitu
pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain
dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti
pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikirpanjang.
b. Faktorekonomi
Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam penerimaan atau
penolakan pengobatan.Faktor ini diperkuat dengan persepsi masyarakat
bahwa pengobatan alternatif membutuhkan sedikit tenaga, biaya, danwaktu.
c. Faktorbudaya

12
Nilai-nilai budaya yang dominan pada individu sangat mempengaruhi
pembentukan kepribadian individu.Dalam hal ini budaya dipengaruhi suku
bangsa yang dianut oleh pasien, jika aspek suku bangsa sangat mendominasi,
maka pertimbangan untuk menerima atau menolak di dasari pada kecocokan
suku bangsa yang dianut.Semua kebudayaan mempunyai cara-cara
pengobatan, beberapa melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan
supranatural dan supernatural.
d. Faktorpsikologis
Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan, karena itu berbagai
cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka mencari kesembuhan maupun
meringankan beban sakitnya, termasuk datang ke pelayanan pengobatan alternatif.
e. Faktor kejenuhan terhadap pelayananmedis
Proses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan pasien bosan dan berusaha
mencari alternatif pengobatan lain yang mempercepat proses penyembuhannya.
f. Faktor manfaat dankeberhasilan
Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh
terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
g. Faktorpengetahuan
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga, atau pikiran
yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

2.12 Cara pengobatan patahtulang oleh dukun patah

Pada umumnya cara-cara penyembuhan tradisional di Indonesia dapat di kategorikan


dalam upaya penyembuhan dengan:

a. Ramuan tumbuhanobat
b. Cara fisik ( patah tulang, ketok, refleksologi, akupunktur, dan sebagainya)
c. Meditasi, pernapasan dan tenaga dalam
d. Penyembuhan dengan cara spiritual (doa, mantera, psikoterapi, dsb.).

Seorang tabib atau dukun dapat melakukan salah satu atau beberapa
caratersebut di atas, namun pendekatannya selalu holistik dengan mengutamakan
13
kepentingan orang sakit. Seorang pelaksana penyembuhan
tradisional selalu memperhatikan latar belakang orang sakit, seperti keluarga, agama
dan kepercayaan, budaya, tradisi, dan lingkungan

2.13 Masalah Pada Penyembuhan Patah Tulang

Patah tulang dapat sembuh tanpa masalah pada kebanyakan orang.Namun,


masalah fraktur hampir selalu terjadi akibat cedera yang parah. Masalah masalah
tersebut antara lain:

a. Sindromkompartemen
Pembengkakan parah akibat patah tulang dapat menimbulkan tekanan pada
pembuluh darah sehingga menghambat suplai darah, akibatnya aliran darah
tidak cukup sampai ke otot-otot sekitar fraktur. Penurunan suplai darah dapat
menyebabkan otot-otot sekitar fraktur menjadi mati, yang dapat menyebabkan
cacat jangka panjang. Sindrom kompartemen biasanya terjadi hanya setelah
cedera yang parah.
b. Cederaneurovaskular
Beberapa fraktur begitu parah sehingga arteri dan saraf di sekitar lokasi cedera
menjadi rusak. Kondisi ini juga bisa menimbulkan kecacatan seperti mati rasa
atau lumpuh.
c. Infeksi
Fraktur terbuka (patah tulang hingga tulang terlihat/keluar kulit) dapat terinfeksi
ketika ujung tulang bergerigi yang menembus kulit terkena udara, tanah, atau
debu.
d. Arthritis pasca-trauma
Fraktur yang meluas ke sendi (fraktur intra-artikular) dapat menyebabkan
radang sendi dini.

14
Penanganan dari dukun
Menurut Saleh (1998) penanggulangan dan pengobatan patah tulang secara
tradisional ada beberapa prinsip yang sama dengan pengobatan mutakhir yang dapat
diterima secara logika antara lain :
Prinsip penarikan traksi bagian tubuh yang patah untuk mengembalikan posisi
tulang seperti semula. Pemberian bidai dari anyaman kelapa, anyaman alang-alang,
baluran daun sereh. Prinsipnya sebagai fiksasi tulang yang patah setelah
dikembalikan pada posisi semula. Di sini ada beberapa kekurangan dalam fiksasi
secara tradisional karena mempergunakan bahan yang lunak dan fiksasinya tidak
melewati dua atau tiga persendian sehingga tulang yang patah dapat bergerak dari
posisi yang diharapkan. Adanya kompres dengan daun-daun segar yang diharapkan
dapat memperlancar aliran darah sehingga dapat mengurangi pembengkakan. Adanya
pemijatan/urut-urut yang dilakukan dalam penanggulangan patah tulang disertai
dengan olesan berupa minyak-minyak kelapa yang mungkin.
Pengobatan Tradisional atau Herbal menurut WHO, Herbal yaitu
menggunakan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar dll yang
digunakan untuk pengobatan:
a. Bahan-bahan tanaman termasuk jus segar,getah,minyak olahan,minyak asli
resin.Beberapa negara material-material tumbuhan tadi sudah ada yang di olah
dengan prosedur yang di kembangkan masyarakat lokal,penguapan (steaming),
pemanggangan (roasting), pencampuran dengan madu.
b. Pengelolahan herbal di landaskan pada produk tumbuhan yang sudah di lestarikan
dan ada beberapa pengolahan tanaman hasil ekstraksi,pelarutan,konsentrasi atau
proses pengolahan fisikawi,dan biologi jenis pengobatan ini termasuk pengolahan
yang di campur dengan madu.
c. Produk tanaman terakhir pengelolahan bahan tanaman baik dari satu atau lebih dari
satu jenis tanaman yang digunakan. Kedua yaitu terapi adalah terapi-terapi yang di
gunakan dengan teknik bervariasi, tanpa menggunakan meditsi misalnya
akupuntur,terapi fisik,terapi mental,spiritual (Noorkasiani, 2010).

15

Anda mungkin juga menyukai