Anda di halaman 1dari 10

NEUROANATOMI CEREBRUM

Pembimbing :

dr. Jan Andries Tangkilisan, MARS

Disusun Oleh :

Ganda Firdaus Silalahi

1561050195

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

PERIODE 03 APRIL – 06 MEI 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron (Leonard, 1998). Otak merupakan
organ yang sangat mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di otak mati tidak
mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi
tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang
rusak.

Secara garis besar, Sistem saraf terdiri dari 2 subdivisi besar yaitu central
nervous system (CNS) yang terdiri dari otak dan korda spinalis, dan peripheral
nervous system yang terdiri dari jaringan saraf di luar CNS.

Fungsi sistem saraf dapat dibagi menjadi tiga kelompok :

a) Fungsi sensorik : Reseptor sensori mendeteksi stimulan internal seperti


peningkatan keasaman darah, dan stimulan eksternal seperti nyeri dan panas.
Informasi sensorik ini dibawa menuju otak dan korda spinalis melewati saraf
spinal dan cranial.
b) Fungsi integrasi : Sistem saraf memproses informasi sensorik dengan
menganalisis dan menyimpannya atau menimbulkan respon terhadap stimulan.
Proses ini disebut persepsi. Persepsi terjadi di otak.
c) Fungsi motorik : Setelah informasi sensorik diintegrasi, sistem saraf
menghasilkan respons motorik yang tepat dengan mengaktivasi efektor (otot
dan kelenjar) melewati saraf kranial dan spinal. Stimulasi yang diterima
efektor menyebabkan otot berkontraksi dan kelenjar mengeluarkan
sekretnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Sistem Saraf Pusat

 Cerebrum

Cerebrum merupakan pusatnya kecerdasan manusia. Ini menyediakan kita


kemampuan membaca, menulis, dan berbicara; mengkalkulasi angka dan mengarang
musik; dan untuk mengingat memori, rencana untuk ke depannya, dan
membayangkan hal – hal yang belum pernah ada. Cerebrum terdiri dari korteks
cerebri, substansi putih di bagian dalam, dan nuclei di antara substansi putih.

a) Korteks serebri
Korteks serebri merupakan suatu daerah yang berwarna abu – abu yang
membentuk pinggiran terluar dari cerebrum. Pada saat perkembangan embrio,
ketika ukuran otak bertambah secara cepat, substansi abu – abu dari korteks
membesar lebih cepat dibandingkan substansi putih. Sebagai hasilnya, daerah
korteks membentuk lipatan – lipatan yang dikenal sebagai gyrus. Di antara dua
gyrus terdapat suatu celah. Celah yang paling dalam di antara dua gyrus
disebut fissura sedangkan celah yang dangkal di antara dua gyrus disebut
sulcus. Fissura yang paling mencolok, fisura longitudinal, memisahkan cerebrum
menjadi dua hemisfer yaitu kiri dan kanan. Hemisfer cerebral dihubungkan
oleh korpus kallosum, sebuah pita luas dari substansi putih yang mengandung
akson yang menghubungkan kedua hemisfer.

b) Lobus Pada Cerebrum

Setiap hemisfer serebri dibagi menjadi 4 lobus. Lobus ini dinamakan sesuai
dengan tulang yang menutupinya: frontal, parietal, oksipital, dan temporal.
Sulcus centralis rolandii memisahkan lobus frontal dengan lobus parietal.
Sebuah gyrus besar, gyrus precentral merupakan area motorik primer dari
korteks serebri. Gyrus besar lainnya, gyrus postcentral merupakan area
somatosensory dari korteks serebri. Fissura lateral silvii memisahkan lobus
frontal dengan lobus temporal. Sulcus Parietooccipitalis memisahkan lobus
parietal dengan lobus oksipital. Bagian kelima dari cerebrum, insula, tidak bisa
dilihat pada permukaan otak karena ini terletak di dalam sulcus lateral, bagian
yang dalam dari parietal , frontal, dan lobus temporal. Lobus ini berfungsi
sebagai pusat motorik dan sensorik organ viseral.
Lobus Frontal terdiri atas 4 gyrus yaitu 1 gyrus vertical (gyrus precentralis)
dan 3 gyrus horizontal ( gyrus frontalis superior, gyrus frontalis medial, gyrus
frontalis inferior). Gyrus frontalis inferior terbagi menjadi 3 bagian yaitu pars
orbitalis, pars triangularis, dan pars opercularis.

Lobus parietal terdiri atas 3 gyrus yaitu gyrus poscentralis, lobulus parietal
superior, dan lobulus parietal inferior yang terdiri atas gyrus supramarginalis
dan gyrus angularis.

Lobus occipitalis terbagi menjadi dua bagian yaitu cuneus dan gyrus
lingualis. Kedua bagian itu dipisahkan oleh sulkus yang disebut sulkus
calcarinus.

Lobus Temporal terdiri atas 3 gyrus yaitu gyrus temporal superior, gyrus
temporal medial, dan gyrus temporal inferior. Gyrus temporal superior disebut
juga gyrus transversal Heschi.

c) Substansi Putih Cerebral


Substansi putih terdiri dari tiga tipe akson yang bermielin :

1. Traktus assosiasi : mengandung akson yang menghantarkan impuls antar gyri


pada hemisfer yang sama.

2. Traktus commisura : mengandung akson yang menghantarkan impuls antar


gyrus pada hemisfer yang berbeda. Tiga grup penting dari traktus commisura
adalah corpus callosum, commisura anterior, dan commisura posterior.

3. Traktus proyeksi : mengandung akson yang menghantarkan impuls dari


bagian yang rendah ke bagian yang tinggi ataupun sebaliknya. Sebagai contoh
adalah kapsula interna, sebuah pita tebal dari substansi putih yang
mengandung baik ascending mapun descending akson.
d) Ganglia Basal
Di dalam tiap hemisfer terdapat tiga nuclei yang disebut basal ganglia.
Mengingat bahwa ganglion adalah kumpulan badan sel di luar CNS, penamaan
nuclei di sini adalah satu pengecualian dari aturan tersebut. Justru penamaan
seperti basal nuclei jarang digunakan oleh para neuroscientist. Hal ini
disebabkan kita dapat dibingungkan dengan nama region otak lainnya seperti
nucleus basalis, yang memburuk pada penderita alzheimer.

Ganglia basal dibagi menjadi dua jenis yaitu korpus claustrum dan korpus
striatum. Korpus striatum terbagi menjadi dua jenis lagi yaitu nukleus
kaudatus dan nukelus lentiformis. Nukleus lentiformis dibagi menjadi dua yaitu
putamen dan globus pallidus.
Fungsi utama dari ganglia basal adalah membantu menginisiasi dan
menghentikan pergerakan dari tubuh. Basal ganglia juga berfungsi untuk
menekan pergerakan yang tidak diinginkan dan meregulasi otot. Lebih jauh lagi
ternyata ganglia basal mempengaruhi banyak aspek dari fungsi cortical,
termasuk sensorik, limbik, kognitif, dan linguistik. Kelainan pada basal ganglia
dapat memunculkan penyakit parkinson dan skizofrenia.

e) Sistem Limbik
Sistem limbik adalah daerah melingkar yang dibatasi oleh bagian lebih atas
dari batang otak dan korpus kallosum. Komponen – komponen dari sistem limbik
sebagai berikut :

1. Lobus limbik : terdiri atas region yang dibatasi gyrus cingulata, yang
terletak di atas korpus kallosum dan gyrus parahippocampus termasuk dari
lobus temporal. Hippocampus adalah sebuah bagian dari gyrus
parahippocampus yang menghubungkan dengan lantai dari ventrikel lateral.
2. Gyrus dentate terletak di antara hippocampus dan gyrus parahippocampus.
3. Amygdala dibentuk dari sekumpulan neuron terletak di dekat bagian bawah
dari nukleus kaudatus.
4. Korpus mammilare adalah dua masa lingkaran dekat dengan bagian
infundibulum.
5. Thalamus yang terdiri atas dua nuclei.
6. Bulbus olfaktori
7. Fornix

Sistem limbik berperan penting dalam pengaturan emosi seseorang,


termasuk senang, sakit, takut, dll. Ini juga terlibat dalam penciuman dan
memori. Amygdala ternyata berperan penting dalam pemunculan ekspresi
agresif dan takut. Jadi, dapat disimpulkan seseorang yang mengalami
kerusakan amygdala maka gagal untuk mengenali ekspresi ketakutan di situasi
yang tepat.

Hippocampus, bersama dengan bagian – bagian lain dari cerebrum berperan


penting dalam pembentukan memori. Orang – orang dengan kerusakan sistem
limbik mudah melupakan kegiatan yang baru saja berlalu dan tidak dapat
memasukkan apapun ke dalam memori.
f) Daerah Fungsional dari Korteks Serebri
1. Area Sensorik
o Area somatosensorik primer (area 1, 2, dan 3)
Terletak di gyrus postcentralis. Area somatosensori primer menerima
impuls berupa sentuhan, tekanan, getaran, gatal, geli, suhu, nyeri,
propriocepsi.
o Area visual primer (area 17)
Terletak di gyrus lingualis lobus oksipital. Area ini menerima informasi
visual dan terlibat dalam persepsinya.
o Area auditory primer (area 41 dan 42)
Terletak di gyrus transversus Heschi. Area ini menerima informasi
suara dan terlibat dalam persepsinya.
o Area olfaktori primer (area 34 dan 28)
Terletak di lobus temporal aspek medial atau disebut lobus pyriformis.
Lobus ini tersusun atas gyrus parahippocampus, uncus, dan stria
olfaktori lateral. Area ini menerima impuls berupa bau dan terlibat
dalam persepsinya.
2. Area Motorik
o Area motorik primer (area 4)
Terletak di gyrus precentral dari lobus frontal. Setiap bagian dari
area ini mengendalikan kontraksi sadar dari otot yang spesifik.
o Area Broca (area 44 dan 45)
Terletak di pars triangularis dan opercularis. Area ini mengendalikan
pergerakan otot – otot spesifik yang mengakibatkan kita dapat
berbicara sesuai apa yang kita pikirkan.
3. Area Assosiasi
o Area asosiasi auditory (area 22)
Terletak di gyrus temporal medial dan inferior. Area ini memungkinkan
kita untuk mengenali jenis suara tertentu.
o Area asosiasi visual (area 18 dan 19)
Terletak di lobus oksipital. Area ini menerima impuls dari area visual
primer dan thalamus.
o Area wernicke (area 40 dan 39)
Terletak di gyrus supramarginalis dan angularis. Area ini memungkinkan
kita menginterpretasikan makna dari hal yang kita baca atau dengar.
Area ini aktif ketika kita menerjemahkan kata – kata menjadi sebuah
pikiran.

BAB III

DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora, GJ, Derrickson HB. Principles of Anatomy And Physiology volume 1.

ed 12th. Hoboken : John Winley & Sons, 2009.hal 460 – 522.

2. Snell, Richard. 2006. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 5. Jakarta :
EGC

3. Martini, Frederic H. 2007 . Fundamentals of anatomy and physiology. San Fransisco :


USA

Anda mungkin juga menyukai