kisah yang lebih tua dibanding penciptaan manusia. Ia hadir dan berawal
ketika manusia masih dalam perencanaan penciptaan.
Karena hanya iblis dan para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum
manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari iblis, yaitu Azazil. Makhluk
yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh
Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar
mereka tidak tertimpa laknat oleh Allah.
Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat
Israfil menangis. Ia takut, kalau itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain
juga menangis dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah
mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu.
Ketika itu, Allah, Dzat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan
maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi :
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada
para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam,
yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas
mereka.
Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi
gelar terbaru baginya, dengan sebutan Iblis :
“Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan
aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah.”
(QS. Al A'raf : 12) (QS. Shaad : 75)
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan
para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah.
Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata :
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah, dan tak menyadari, bahwa
kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa
kepada siapa saja, termasuk dirinya.
Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta, yaitu masa
hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai
khalifah, dalam firmanNya :
Dasar Iblis, Allah yang Maha Pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas
bersumpah akan menyesatkan Adam, anak cucunya, beserta seluruhnya,
kecuali hamba-hamba yang mukhlis di antara mereka.
Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, nasi
sudah menjadi bubur, karena hal itu Adam dan Hawa diusir dari surga
dan ditempatkan di bumi.
Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang
takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga
ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud,
umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-
bangsa yang takabur dan sombong, lalu mereka dinistakan oleh Allah,
senista-nistanya.
Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno,
Qarun, Hamaan, dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat
pedih di dunia dan pasti di akhirat nanti.
Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat, dan berhaji
merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-
perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan
budaya warisan nenek moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar
budaya itu tak bernilai.
Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri
dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap, tanpa nur
iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang
hak (benar), dengan yang batil (salah).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja
sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya
jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya,
sebagaimana golongan setan dari jenis jin.
Iblis dan pasukannya para setan yang terkutuk tentu menjadi bagian
yang dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu
pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk
menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
Wassalam..