Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN MATERI DAN DASAR TEORI

BESERTA APLIKASI GEOTEKNIK

Diajukan
Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Geoteknik

Oleh:
Kelompok II
Titi Amalia (1604107010006)
Ratu Mora Lubis (1604107010007)
Nanda Oktaviani Puspa Dewi (1604107010008)
Nur Rizky (1604107010013)
Mita Krisna Dewi (1604107010015)
Fadhil Ramadhana (1604107010018)

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
RINGKASAN MATERI DAN DASAR TEORI BESERTA APLIKASI
GEOTEKNIK

Geoteknik merupakan ilmu atau studi untuk kepentingan manusia dalam


mencapai keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur melalui penyediaan
bangunan yang kuat dan aman dari ancaman kerusakan. Geoteknik juga
merupakan cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari ilmu tanah yaitu
kemampuan tanah untuk menahan beban yang ada diatasnya sehingga
pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik mungkin agar dapat berdiri
kokoh sesuai umur rencana pembangunan.

Pada era globalisasi ini tingkat pembangunan di suatu daerah tertentu


semakin meningkat pesat. Banyaknya bangunan bertingkat di kota-kota yang
hanya memperhatikan nilai estetika dan menggunakan bahan beton tanpa
memperhatikan ketahanan suatu infrastruktur tersebut terhadap goncangan, beban
maupun pengaruh cuaca. Hal ini membuat bangunan-banguanan menjadi mudah
runtuh ketika terkenan guncangan, mudah retak bahkan amblas karena kurangnya
pengetahuan mengenai ilmu geoteknik. Maka dari itu dalam makalah ini kami
akan membahas mengenai materi geoteknik, dasar-dasar geoteknik maupun
aplikasi geoteknik sebagai langkah awal untuk pemahaman dalam pembuatan
infrastruktur yang sesuai dengan building code SNI maupun IBC.

A. Dasar Teori Geoteknik

1. Pengertian Geoteknik
Geoteknik adalah salah satu dari cabang dari ilmu geologi yang
erat hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan. Kajian-kajian geoteknik memerlukan ilmu dasar seperti
matematika, statistika, fisika, biologi, dan kimia. Beberapa kajian
geoteknik berhubungan dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan
tol, jalan kereta api, jembatan, menara, pondasi gedung, desain lereng
rekayasa, dan lain-lain.

1
2. Tujuan Geoteknik
Geoteknik berguna untuk kepentingan manusia dalam mencapai
keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur yang kuat dan aman dari
ancaman kerusakan. Setiap perubahan roman muka bumi untuk keperluan
infrastruktur, selalu melibatkan kajian keamanan dan antisipasi agar
infrastruktur tersebut kuat dan aman. Untuk mendapatkan kondisi
infrastruktur tersebut di atas, maka pendekatannya dilakukan melalui
geoteknik. Yang dimaksud dengan infrastruktur adalah semua jenis dan
konstruksi suatu bangunan (Zakaria, 2003). Berdasarkan hal di atas,
pembangunan infra-struktur memerlukan antisipasi terhadap permasalahan
yang dapat menyebabkan kegagalan infrastruktur. Khusus mengenai
permasalahan yang timbul dari kajian geoteknik adalah perlu dilibat-
kannya faktor keamanan, baik dalam dayadu-kung tanah untuk pondasi,
maupun dalam kestabilan lereng.

3. Kondisi Geoteknik
Kondisi geoteknik, baik keadaan, jenis dan sifat-sifat yang
menjadi parameter dari tanah pondasi rencana. Yang dimaksud dengan
kondisi geoteknik adalah :
a. Struktur dan penyebaran tanah serta batuan.
b. Sifat fisis tanah (soil properties).
c. Sifat teknis tanah atau batuan (engineering properties).
d. Kapasitas dukung tanah terhadap pondasi yang diperbolehkan sesuai
dengan tipe pondasi yang akan digunakan.

B. Materi Geoteknik

1. Performance Based Seismic Design (PBSD)


Adalah suatu konsep design yang saat ini sedang diterapkan dalam
design seismik diberbagai bangunan dan jembatan. Tujuan utamanya
adalah untuk menghasilkan struktur yang akan memiliki hasil yang dapat
diprediksi jika terjadi gempa bumi. Parameter yang menentukan dalam
PBSD yaitu:

2
a. Tingkat kerusakan yang dapat diterima dipilih untuk tingkat intensitas
gempa yang ditentukan.
b. Bangunan dapat dirancang berdasarkan pada suatu atau beberapa
tujuan kinerja. Tujuan kinerja yang dipilih akan tergantung pada
penggunaan struktur, misalnya bangunan kritis terhadap keselamatan
seperti rumah sakit dan ruang kebakaran diharuskan tetap operasional
(kerusakan ringan, sebagian besar operasi dapat segera dilanjutkan)
setelah kejadian gempa bumi yang parah.

Sebagai contoh: Sebuah bangunan tempat tinggal dapat dirancang


untuk dua tujuan kinerja:

1. Untuk dapat beroperasi penuh (tidak ada kerusakan, layanan


berkelanjutan) berdasarkan gempa intensitas rendah dan probabilitas
kejadian tinggi.

2. Untuk mencapai pencegahan keruntuhan (kerusakan yang luas


sementara tidak membahayakan kehidupan penghuninya) karena
peristiwa gempa bumi yang parah namun kecil kemungkinannya.

Mengingat bahwa PSBD bermaksud untuk mencapai tujuan kinerja


tertentu, design perlu didasarkan pada prediksi yang dapat diandalkan
tentang gempa bumi dan perilaku bangunan. Oleh karena itu, dalam
PBSD memerlukan hal-hal berikut:

 Sebuah studi geoteknis dari situs bangunan yang memperhitungkan


semua kesalahan seismik terdekat dan kondisi tanah lokal yang
menyatakan kemungkinan percepatan tanah untuk setiap tingkat
gempa bumi ditentukan melalui analisis probabilistik.
 Teknik pemodelan state-of-praktik komponen structural (dinding,
header, kolom, lempengan, dll) berdasarkan temuan dari studi
penelitian analitik dan eksperimental.
 Perangkat lunak komputer yang kuat untuk memodelkan system
structural dan menentukan pergerakan dan kekuatan yang sesuai untuk
setiap tingkat gempa.

3
 Pedoman PSBD yang memberikan rekomendasi tentang parameter
dan tolerasi untuk digunakan dalam design, analisis dan evaluasi
struktur.
 Tinjauan Sejawat Independen untuk control kualitas yang terdiri
dari insinyur yang berpratik dan profesor universitas dengan
pengalaman terkemuka dibidang teknik seismik.

(Centeno. 2016)

2. Struktur Bangunan Berdasarkan Kriteria Desain dan Pembebanan

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Faktor yang mempengaruhi struktur bangunan berdasarkan kriteria


desain dan pembebanan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan layan (serviceability)


Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara aman,
tanpa kelebihan tegangan pada material dan mempunyai batas deformasi
dalam batas yang diizinkan. Kemampuan layan meliputi:
− Kriteria kekuatanyaitu pemilihan dimensi serta bentuk elemen
struktur pada taraf yang dianggap aman sehingga kelebihan tegangan pada
material (misalnya ditunjukkan adanya keratakan) tidak terjadi.
− Variasi kekakuan struktur yang berfungsi untuk mengontrol
deformasi yang diakibatkan oleh beban. Deformasi merupakan perubahan
bentuk bagian struktur yang akan tampak jelas oleh pandangan mata,
sehingga sering tidak diinginkan terjadi. Kekakuan sangat tergantung pada
jenis, besar, dan distribusi bahan pada sistem struktur. Untuk mencapai
kekakuan struktur seringkali diperlukan elemen struktur yang cukup
banyak bila dibandingkan untuk memenuhi syarat kekuatan struktur.
− Gerakan pada struktur yang juga berkaitan dengan
deformasi.Kecepatan dan percepatan aktual struktur yang memikul beban
dinamis dapat dirasakan oleh pemakai bangunan, dan dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman. Pada struktur bangunan tinggi terdapat gerakan struktur
akibat beban angin. Untuk itu diperlukan kriteria mengenai batas

4
kecepatan dan percepatan yang diizinkan.Kontrol akan tercapai melalui
manipulasi kekakuan struktur dan karakteristik redaman.

b. Efisiensi
Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang
relative lebih ekonomis. Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini
adalah jumlah material yang diperlukan untuk memikul beban. Setiap
system struktur dapat memerlukan material yang berbeda untuk
memberikan kemampuan layan struktur yang sama. Penggunaan volume
yang minimum sebagai kriteria merupakan konsep yang penting bagi
arsitek maupun perencana struktur.

c. Konstruksi
Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan struktural.
Konstruksi merupakan kegiatan perakitan elemen-elemen atau material
material struktur. Konstruksi akan efisien apabila materialnya
mudahdibuat dan dirakit. Kriteria konstruksi sangat luas mencakup
tinjauan tentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan,
serta jenis dan alat yang diperlukan dan waktu penyelesaian. Pada
umumnya perakitan dengan bagian-bagian yang bentuk dan ukurannya
mudah dikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada merupakan hal
yang dikehendaki.

d. Ekonomis
Harga merupakan faktor yang menentukan pemilihan struktur.
Konsep harga berkaitan dengan efisiensi bahan dan kemudahan
pelaksanaannya. Harga total seuatu struktur sangat bergantung pada
banyak dan harga material yang digunakan, serta biaya tenaga kerja
pelaksana konstruksi, serta biaya peralatan yang diperlukan selama
pelaksanaan.

5
e. Lain-lain
Selain faktor yang dapat diukur seperti kriteria sebelumnya, criteria
relatif yang lebih subyektif juga akan menentukan pemilihan struktur.
Lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 128. Peran struktur untuk
menunjang tampilan dan estetika oleh perancang atau arsitek bangunan
termasuk faktor yang juga sangat penting dalam pertimbangan struktur.

B. Pembebanan pada Struktur


Dalam melakukan analisis desain suatu struktur, perlu ada
gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada
struktur.Gambar 3.12, menunjukan diagram beban-beban yang harus
diperhatikan dan cara untuk menentukan karakteristiknya. Perencanaan
pembebanan diIndonesia diatur melalui SNI 03-1727-1989-F, Tata cara
perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
(Anonymous. 2015)

3. Estimasi Risiko

Estimasi risiko ini terdiri atas analisis-analisis terhadap dua bagian, yaitu :
a. Likelihood
Likelihood merupakan probabilitas suatu risiko dapat terjadi pada
suatu komponen pada suatu periode waktu tertentu. Dalam melakukan
estimasi likelihood ini digunakan data report di bagian control room. Dari
data kegagalan pada masing-masing komponen pada periode waktu
tertentu tersebut, dicari nilai Mean Time to Failure (MTTF), yaitu waktu
rata-rata komponen tersebut mengalami kegagalan. Nilai likelihood
diperoleh dari perbandingan antara jumlah operasi harian terhadap nilai
MTTF. likelihood ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

61320
Likelihood = 𝑀𝑇𝑇𝐹 (1)

Sedangkan untuk komponen yang tidak terdapat dalam maintenance


data MTTF di dapat dari data failure rate yang terdapat pada database

6
Offshore Reliability Data (OREDA) 2002. Persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut :

1
MTTF = 𝐹𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 (𝜆) (2)

 Consequences
Consequences ini ditentukan berdasarkan penyimpangan pembacaan
transmitter dan indicator dari rata-rata dilihat pada tingkatan control limit
yang dicapai oleh data. Tinjauan consequences adalah dari segi tingkat
kerusakan komponen, dari segi pengaruhnya pada manusia, atau dari segi
biaya yang dikeluarkan akibat adanya bahaya yang telah disebutkan
tersebut, serta biaya yang hilang akibat terganggunya proses produksi.
Standar yang digunakan adalah the standard Australia/ New Zealand
(AS/NZS 4360:2004).

 Analisis Risiko
Analisis terhadap risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan
Likelihood dan consequences yang telah didapat pada tahap estimasi.
Kombinasi didapat dengan menggunakan risk matrix untuk standar
AS/NZS 4360:2004.

Tabel 1. Risk Matrix Standard AS/NZS 4360:2004

7
 Analisis Emergency Response Plan (ERP)

Analisis ERP dilakukan dengan cara menentukan risiko yang paling mungkin
dan paling berdampak besar terhadap sistem jika terjadi. Risiko paling
berpengaruh tersebut dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis pada tabel
HAZOP. Setelah itu, diidentifikasi safeguard dan langkah evakuasi seperti apa
yang akan dilakukan jika terjadi bahaya, serta bagaimana respon dan tanggung
jawab dari divisi terkait yang terdampak secara langsung.

 Analisis Safety Integrity Level

Analisis safety integrity level dilakukan untuk melihat suatu sistem terletak
pada tingkat keamanan tertentu. SIL ditentukan dengan mencari nilai PFD rata-
rata. Untuk kemudian disesuaikan dengan tabel SIL seperti tabel berikut :

Gambar 2. Tabel SIL

4. Struktur Bangunan Tahan Gempa

a. Standar bangunan anti gempa

Untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik, maka struktur


bangunan harus simetris. Bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti kuat
dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Estetika bangunan memang
penting sebagai upaya memperindah lingkungan dan enak dipandang mata. Tapi
yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat.
Salah satu bahan bangunan yang bagus untuk bangunan anti gempa adalah
baja ringan dan semen mortar. Baja ringan yang dimaksud antara lain
adalah kanal C galvalum, reng, atap galvalum, dan pipa kotak galvalum. Sudah

8
saatnya orang-orang yang berkecimpung di bidang pembangunan memikirkan
untuk memakai bahan bangunan yang seringan mungkin. Penggunaan bahan yang
ringan ini merupakan syarat bagi bangunan anti gempa. Baja ringan yang pertisi
dapat membuat penggunaan genteng lebih optimal. Mortar adalah campuran dari
semen, pasir dan batu kapur (limestone). Jika di campur air, adonan ini lebih
kental dan pekat di banding beton atau concrete. Mortar sering di gunakan untuk
melekatkan benda seperti bata atau batu agar menyatu.
Tiang bangunan berdiameter kecil juga bisa menggunakan baja ringan.
Selain baja ringan, semen mortar cukup bagus dipakai pada bangunan anti gempa.
Selain tahan api, jenis semen ini dapat menahan panas matahari. Harganya
memang lebih mahal. Tapi investasi untuk keselamatan jiwa ini tidak akan ada
ruginya.

b. Struktur bangunan tahan gempa

Bangunan yang di katakan tahan gempa adalah bangunan yang merespon


gempa dengan sifat dakilitas yang mampu bertahan dari keruntuhan, dan
fleksibilitas dalam meredam getaran gempa.
 Dirancang dan diperhitungkan.
 Kombinasi beban dan analisis struktur.
 Penggunaan material yang ringan.
 Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi.
Ciri-ciri umum fisik bangunan tahan gempa
 Struktur memiliki sistem penahan gaya dinakik gempa.
 Kekuatan sistem penahan gempa.
 Konfigurasi strukturnya memenuhi syarat untuk tujuan bangunan tahan
gempa.

9
Gambar 3. Bantalan Isolasi

c. Hal yang harus diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa

 Pondasi
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi
untuk menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah
yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60-80 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug
dan stamping selesai dipasang. Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang
kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof
dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm
dengan panjang 20 -25 cm. Pondasi salah satu hal yang harus di perhatikan pada
saat membangun, karena pondasi termasuk salah satu bagian penting dalam
bangunan.

Gambar 4. Contoh Pondasi

10
 Beton

Beton adalah bagian umum pada bangunan, beton dapat di buat dengan
mencampur Pasir (ageregat halus, kerikil (ageregat kasar) air dan semen.

Gambar 5. Contoh Beton

 Beton Bertulang

Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah


menjadi tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat
diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi.
Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat
bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan untuk menghasilkan beton
dengan kualitas tinggi.

11
Gambar 6. Design Beton

Bahwa banyak bangunan yang mudah roboh saat gempa disebabkan


karena konstruksi bangunan yang kurang kokoh dan tidak memenuhi standar
baku. Maka dari itu untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik buatlah
struktur bangunan yang lebih simetris. Karena bangunan dengan struktur simetris
sudah terbukti lebih kuat dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Dan
salah satu penunjang agar bangunan itu kokoh yang harus dipikirkan terlebih
dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat, serta bahan baku yang memenuhi
syarat untuk bangunan tahan gempa seperti baja ringan dan semen mortar.

C. Aplikasi Geoteknik
Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik yang berkaitan
dengan pembangunan sarana dan prasarana bagi kehidupan manusia. Di dalam
pendidikan tinggi cabang imu ini biasa di pelajari di Program Studi Teknik Sipil,
Teknik Geofisika dan Teknik lainnya. Didalamnya diperdalam pembahasan
mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dengan kemampuan
menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya. Pada kelanjutannya ilmu ini
digunakan untuk :
a. Perencanaan pondasi.
b. Perencanaan perkerasan lapisan dasar jalan (pavement design).

12
c. Perencanaan struktur di bawah tanah (terowongan, basement) dan dinding
penahan tanah).
d. Perencanaan galian
e. Perencanaan bendungan.

Dalam pengaplikasiannya ilmu geoteknik merupakan langkah awal


terbentuknya suatu infrastruktur. Tanpa ilmu geoteknik akan sangat sulit suatu
bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Di dalam geoteknik dipelajari bebearapa
pembahasan yang terkait misal mekanika tanah, rekayasa pondasi, rekayasa
gempa, geologi teknik dan juga yang lainnya. Dari ilmu-ilmu yang didapat dari
ilmu geoteknik memang sepatutnya suatu perncangan bangunan dapat memahami
kaidah geoteknik secara mendasar dan mendalam. Kekokohan suatu bangunan
bukan hanya ditentukan dari material yang digunakan, tapi juga bagaimana
material-material itu ditanam sedemikian rupa menjadi suatu pondasi yang kokoh.
Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan ilmu geoteknik berperan
penting untuk mengetahui kekuatan tanah yang akan menjadi pondasi, mengetahui
kerentanan tanah terhadap guncangan sehingga dapat menentukan material yang
akan digunakan.

Aplikasi geoteknik bisa digunakan dalam bidang geofisika. Salah satu nya
adalah penggunaan metode geofisika yang dapat digunakan dalam menentukan
faktor-faktor dari kestabilan struktur tanah. Misalkan seperti :
a. Metode gravity, dapat digunakan untuk mengidentifikasi densitas (rapat
massa) batuan dari tanah. Jika suatu tanah berdensitas tinggi, bisa
diasumsikan rapat massa nya tinggi dan tingkat kestabilannya juga
semakin tinggi. Metode ini juga bisa digunakan dalam menentukan bentuk
tubuh batuan pembentuk daratan tanah dibagian bawah. Sehingga bisa
menentukan daerah mana saja yang ada kemungkinan terjadinya longsoran
bawah tanah.
c. Metode seismik, baik seismik refleksi atau refraksi keduanya bisa menjadi
urgen dalam menentukan daerah tanah dengan porositas dan permeabilitas
yang baik atau buruk. Jika mayoritas porositas batuan dari daratan tanah

13
buruk, maka daya serap tanah terhadap air juga buruk, sehingga bisa
diasumsikan daerah tersebut sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat
tinggal yang aman.
d. Metode geolistrik, bisa dilakukan determinasi terhadap keberadaan jalur-
jalur air bawah tanah. Sehingga daerah yang dekat dengan jalur ini dan
kebetulan struktur tanahnya rawan bisa dihindari, karena daerah daratan
jenis ini juga mengandung potensi bencana longsor.
Geoteknik berguna untuk kepentingan manusia dalam mencapai
keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur yang kuat dan aman dari ancaman
kerusakan. Setiap perubahan roman muka bumi untuk keperluan infrastruktur,
selalu melibatkan kajian keamanan dan antisipasi agar infrastruktur tersebut kuat
dan aman. Untuk mendapatkan kondisi infrastruktur tersebut diatas, maka
pendekatannya dilakukan melalui geoteknik. Yang dimaksud dengan infrastruktur
adalah semua jenis dan konstruksi suatu bangunan. Infrastruktur dapat berupa :

a. Bangunan yang langsung berhubungan dengan permukaan tanah atau


fondasi, baik jenis fondasi dangkal maupun fondasi dalam, untuk berbagai
keperluan.
b. Bangunan jembatan (jembatan untuk jalan, jalan raya ataupun jalan kereta
api).
c. Bangunan rumah, gedung, kantor, stasiun, hotel, dll.
d. Konstruksi bawah permukaan (bangunan lantai dasar, basement, tempat
perlindungan, bunker, maupun bangunan-bangunan pada pertambangan
seperti tunnel atau pit)
e. Jalan, jalan raya, dan jalan kereta api
f. Lereng rekayasa (slope hasil pekerjaan cut & fill : pemotongan dan
timbunan; lereng open pit dalam tambang terbuka).
g. Dinding penahan (talud, retaining wall) untuk lereng/jalan, bangunan tepi
lereng, dll.
h. Tanggul (embankment)
i. Saluran irigasi maupun saluran drainase
j. Bendung (weir) maupun bendungan (dam)

14
k. Terowongan (untuk keperluan teknik sipil secara umum maupun teknik
pertambangan).
Maka dari itu, aplikasi geoteknik dapat digunakan dalam bidang
pembangunan dan untuk identifikasi nya salah satu nya menggunakan metode
geofisika.
Salah satu contoh aplikasi geoteknik dalam geofisika adalah
penerapan peralatan georadar sebagai teknologi pendukung pemantau
an perilaku bendungan studi kasus: bendungan cacaban, Jawa Tengah.
Bendungan merupakan bangunan sipil yang cukup kompleks dan sangat
berisiko jika terjadi keruntuhan atau kerusakan. Pada setiap bendungan
harus dilakukan pemantauan perilaku bendungan secara kontinu. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan
pendukung penyelidikan terhadap kinerja bangunan air. Adanya
rongga-rongga yang dapat mengarah ke terjadinya bocoran, dapat dideteksi
secara dini. Kerusakan bendungan-bendungan yang mengalami rembesan
dan berumur tua akan dapat dideteksi dengan peralatan seperti georadar.
Pada bulan Agustus 2010 telah dilakukan pengkajian penerapan georadar di
Bendungan Cacaban, Jawa Tengah. Terdapat dugaan bahwa terjadi
rembesan pada tubuh bendungan tersebut. Lintasan pengukuran yang
digunakan pada tubuh bendungan adalah 6 lintasan memanjang dan 4
lintasan melintang di pelimpah. Hasil pengukuran georadar memperlihatkan
bahwa tubuh bendungan terbagi dalam 2 perlapisan, lapisan atas
menunjukkan variasi sementara lapisan bawahnya lebih homogen. Pelimpah
terbagi dalam 3 perlapisan, lapisan atas dan tengah menunjukkan
variasi, di mana lapisan tengah lebih kontras dan bervariasi sedangkan lapisan ba
wah homogen. Ditemukan pula deviasi hubungan garis freatik teoritis, garis
freatik dari pisometer dan garis freatik pada lintasan deret-deret pisometer
dari pengukuran georadar dengan pembacaan instrumentasi. Deviasi yang
muncul disebabkan adanya reflektor nilai amplitudo dan tingkat kepadatan
yang berbeda pada perlapisan bendungan urugan.

15
Gambar 7. Beberapa hasil radargram Bendungan Cacaban

Gambar 10. Beberapa hasil radargram Bendungan Cacaban (lanjutan).

16
Gambar 9. Penampang memanjang tubuh Bendungan Cacaban

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonymous. 2015. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Bangunan Berdasarkan


Kriteria Desain dan
Pembebanan.http://febriecoseiger.blogspot.com/2015/07/faktor-yang-
mempengaruhi-struktur.html. Tanggal Akses 11 juli 2015.

Centeno,J. 2016. Arti Desain Seismik Berbasis Kinerja.


https://glotmansimpson.com. Tanggal Akses 8 juli 2016.

Zakaria Z. & Jihadi L.H.. 2016. Peran Ilmu Dasar dalam Geoteknik untuk
Menunjang Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan
Lingkungan. Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3.
Universitas Padjadjaran.

18

Anda mungkin juga menyukai