Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN

DAN SESAR MENGGUNAKAN METODE GRAVITY


DI KECAMATAN TRIENGGADENG, PIDIE JAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:

Mita Krisna Dewi


NIM. 1604107010015

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
APRIL, 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Skripsi dengan judul “Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dan
Sesar Menggunakan Metode Gravity Di Kecamatan Trienggadeng, Pidie
Jaya” dapat tersusun. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................3
1.4 Manfaat ...........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3


2.1 Kondisi Daerah Penelitian ..............................................................................4
2.2 Sesar ...............................................................................................................4
2.2.1 Definisi Sesar .........................................................................................4
2.2.1 Klasifikasi Sesar ....................................................................................5
2.2.3 Analisis Sesar.........................................................................................6
2.3 Metode Gaya Berat ........................................................................................6
2.3.1 Definisi ..................................................................................................6
2.3.2 Koreksi Metode GayaBerat ...................................................................8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................10


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................10
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................10
3.3 Diagram Alir .................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Sumatera terletak disebelah barat wilayah negara Indonesia. Resiko


gempa pada wilayah ini tergolong tinggi. Hal ini disebabkan sepanjang pulau
Sumatera terdapat zona subduksi yang lokasinya sejajar dengan garis pantai. Zona
tersebut mengakibatkan terbentuknya patahan geser yang membentang di
sepanjang Pulau Sumatera, yang dikenal sebagai Patahan Sumatera. Selain itu,
pada daratan pulau Sumatera terdapat sesar yang terbagi kedalam beberapa segmen.
Setidaknya terdapat 19 segmen pada wilayah ini.

Gempa Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 mempengaruhi kondisi stress


yang tidak hanya di sepanjang zona subduksi tetapi juga pada sesar Sumatera yang
lokasinya paralel terhadap zona subduksi. Sebagai hasil dari peningkatan stress
maka aktifitas seismik di sepanjang patahan Sumatera meningkat secara sistematik.
Potensi bencana yang diakibatkan dari pengaruh gempa daratan yang bersumber
dari sesar/patahan aktif dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan yang lebih
parah dibandingkan dengan gempa yang bersumber di lautan, yang terajdi pada
magnitudo yang sama (Sugiyanto, dkk 2011 dalam Nana).

Selanjutnya gempa yang terjadi pada tanggal 07 Desember 2016 dengan


kekuatan 6.5 SR yang berpusat di wilayah Meureudu, Pidie Jaya merupakan gempa
berasal dari sesar geser. Lokasi gempa terletak di laut berdekatan dengan Patahan
Samalanga Sipopok namun sedikit ke bagian barat. Kejadian dari gempa ini
memakan korban jiwa sebanyak 102 orang dan menimbulkan kerusakan
infrastruktur yang sangat parah (BNPB 2016).

Studi kasus mengenai sesar atau patahan menjadi sangat penting dalam
rangka melakukan usaha mitigasi bencana pergerakan tanah, maka perlu dilakukan
survey geofisika dengan menggunakan salah satu metode geofisika yaitu metode
gayaberat. Survey tersebut dilakukan untuk penentuan lokasi sesar di kawasan
Trienggadeng, Pidie Jaya. Selain karena lokasi sesar yang berada dekat dengan

1
pemukiman warga, penggunaan lahan sebagai lokasi pemukiman juga menjadi
faktor penting perlunya survey letak sesar di lokasi penelitian.

Sesar bawah permukaan sulit untuk diidentifikasi karena informasi yang


terbatas dari peta geologi dan profil bawah permukaan. Salah satu metode geofisika
yang dapat digunakan adalah metode gayaberat. Dengan mengetahui .perbedaan
medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya maka
adanya struktur di bawah permukaan didapatkan dari variasi nilai densitas batuan
di bawah permukaan.

Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari adanya sesar menjadi faktor


penting perlunya dilakukan survei lokasi sesar dan interpretasi bawah permukaan
di lokasi penelitian. Oleh karena itu, metode ini diharapkan mampu untuk
menginterpretasi struktur bawah permukaan dan sesar di Trienggadeng, Pidie Jaya
sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Struktur
Bawah Permukaan dan Sesar Menggunakan Metode Gayaberat Di
Trienggadeng, Pidie Jaya”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah dalam


penelitian ini adalah:

a. Bagaimana variasi nilai densitas pada struktur bawah permukaan dilokasi


penelitian dengan menggunakan metode gayaberat
b. Bagaimana interpretasi dengan data gayaberat untuk mengidentifikasi sesar
bawah permukaan di lokasi penelitian

2
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui variasi nilai densitas pada struktur bawah permukaan di
lokasi penelitian berdasarkan metode gayaberat.
b. Melakukan interpretasi dan mengidentifikasi struktur bawah permukaan
dan pendugaan keberadaan zona sesar berdasarkan nilai densitas batuan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
a. Mengetahui letak dan keberadaan sesar bawah permukaan dalam upaya
mitigasi bencana pergerakan tanah atau gempa.
b. Memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat mengenai
struktur bawah permukaan yang berpotensi dapat menimbulkan bencana
gempa bumi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai literatur pendukung
dalam mendesai tata ruang dan dasar pembangunan wilayah
Kabupateng Pidie Jaya berbasis mitigasi bencana gempa bumi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Daerah Penelitian

Kabupaten Pidie Jaya merupakan pecahan dari Kabupaten Pidie, dengan


luas wilayah 1.162,84 Km2. Kabupaten Pidie Jaya berada pada belahan utara bukit
barisan yang terdiri dari kawasan pegunungan, dataran rendah dan kawasan
perairan (laut). Menurut garis khatulistiwa, Kabupaten ini terletak pada 04o06’ –
04o47’ LU, 95o96’ - 96o30’ BT. Daerah untuk penelitian ini tepatnya di Kecamatan
Trienggadeng. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 119,94 Km2.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

2.2 Sesar
2.2.1 Definisi Sesar

Sesar atau patahan (fault) menurut Ragan (1973) merupakan bidang atau
zona rekahan yang terlihat telat mengalami pergerakan. Berdasarkan Asikin (1979),
sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan antara bagian yang berhadapan, dengan arah yang sejajar

4
dengan bidang patahan. Pergeseran terjadi karena adanya gaya tektonik yang
bekerja di dalam bumi.

Anderson (1951 dalam McClay, 1987) dan Ragan (1973) mengenali sifat
dari arah tegasan utama, dalam hubungannya dengan hukum Coulomb mengenai
batas kekuatan suatu massa yang menyiratkan bahwa sesar naik, mendatar dan
normal terbentuk pada atau dekat permukaan bumi, yang terdapat 3 arah tegasan
dengan 2 arah tegasan horizontal dan 1 arah tegasan vertikal.

2.2.2 Klasifikasi Sesar

Secara genesis, pergerakan relatif sepanjang sesar, dibedakan menjadi lima


jenis sesar yaitu:

1. Sesar naik (thrust fault) adalah sesar yang blok di atas bidang sesar bergerak
relatif naik terhadap blok yang berbeda di bawah bidang sesar, dengan sudut
kemiringan bidang sesar kurang dari 30o (Hardwood, 2009).
2. Sesar berbalik (reserve fault) adalah sesar yang blok di atas bidang sesar
bergerak relatif naik terhadap blok yang berada di bawah bidang sesar,
dengan sudut kemiringan bidang sesar antara 30o hingga 90o (Hardwood,
2009).
3. Sesar turun (gravity atau normal fault) adalah sesar yang blok di atas bidang
sesar bergerak relatif turun terhadap blok yang berada di bawah bidang
sesar, dengan sudut kemiringan bidang sesar antara 30o hingga 90o
(Hardwood, 2009).
4. Detachment fault adalah sesar yang blok di atas bidang sesar bergerak relatif
turun terhadap blok yang berada di bawah bidang sesar, dengan sudut
kemiringan bidang sesar kurang dari 30o (Hardwood, 2009).
5. Sesar mendatar (strike-slip fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar
terhadap arah jurus bidangnya.

5
2.2.3 Analisis Sesar

Menurut Bott (1959), pergerakan sesar akan mengikuti arah kekar gerus
yangg berpasangan (Conjugate Shear). Dalam analisis sesar dengan menggunakan
data kekar untuk menentukan jenis sesar dapat diterapkan dengan menggunakan
konsep klasifikasi sesar secara dinamik menurut Anderson dengan patokan sebagai
berikut:

1. Tegasan utama maksimum (𝜎1) berada pada titik tengah perpotongan 2


bidang kekar gerus berpotongan yang mempunyai sudut sempit (0o – 90o).
2. Tegasan utama menengah (𝜎2) berada pada titik perpotongan antara 2
bidang kekar gerus berpotongan.
3. Tegasan utama minimum (𝜎3) berada pada titik tengah perpotongan 2
bidang kekar gerus berpotongan yang mempunyai sudut tumpul (90o –
180o).
4. Ketiga tegasan utama saling tegak lurus.

2.3 Metode GayaBerat


2.3.1 Definisi
Metode gayaberat merupakan metode geofisika yang memanfaatkan medan
gravitasi bumi untuk menggambarkan bawah permukaan berdasarkan keragaman
rapat masanya. Metode gayaberat adalah suatu usaha untuk menggambarkan
keadaan bawah permukaan berdasarkan pada variasi medan gravitasi bumi yang
diakibatkan oleh perbedaan densitas batuan bawah permukaan. Parameter yang
diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya.

Prinsip dasar fisika yang mendasari metode gayaberat adalah Hukum


Newton tentang gaya tarik menarik. Hukum Newton menyatakan bahwa gaya tarik
menarik antara dua partikel dengan massa medan m yang terpisah sejauh r – ro dari
pusat massanya sebanding dengan perkalian antara massa mo dengan m dan

6
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Gaya gravitasi tersebut dapat ditulis
dalam suatu persamaan sebagai berikut:

Dengan F (r) adalah gaya yang bekerja pada m oleh karena adanya mo dan memiliki

arah yang berlawanan dengan arah yaitu dari mo menuju m. Sedangkan


G adalah konstanta medan gravitasi yang besarnya 6,67428 x 10-11 Nm2kg-2 atau
m2kg-1dt-2.

Besaran yang terukur dalam metode gravitasi adalah medan gravitas. Medan
gravitasi dari partikel mo adalah besarnya gaya per satuan massa pada suatu titik

sejauh dari m yang dijabarkan sebagai berikut:

Dengan adalah medan gravitasi, mo adalah massa benda, dan


adalah jarak dari titik amat ke titik massa. Menganggap bumi homogen, berbentuk
s feris dan tidak berotasi, maka besarnya medan gravitasi g di permukaan bumi
adalah:

Dengan Me adalah massa bumi (kg) dan Re adalah jari-jari bumi (meter). Medan
gravitasi g biasa disebut juga sebagai percepatan gravitasi yang memiliki satuan
(m/s2) atau dalam cgs dinyatakan dalam gal (1 gal = 1 cm/s2).

7
2.3.2 Koreksi Metode GayaBerat

Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang memiliki


tingkat ambiguitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai yang didapatkan ketika
pengukuran daipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga perlu dilakukan koreksi
untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut.

Koreksi-koreksi pada metode geofisika antara lain:

a. Koreksi tidal, koreksi yang dipengaruhi oleh adanya benda-benda langit di


sekitar bumi yang mengakibatkan adanya gaya tarik dengan bumi (matahari
dan bulan). Pengaruh ini disebut dengan efek pasang-surut (tidal effect)
(Untung, 1999).
b. Koreksi drift, merupakan koreksi yang disebabkan oleh kejauhan alat akibat
pengukuran data. Efek ini akan memberikan nilai pembacaan yang berbeda
(Hadipandoyo, 2004).
c. Koreksi lintang, koreksi ini dilakukan karena pengukuran di tempat yang
memiliki nilai yang beda pula. Hal ini disebabkan jarak titik pengukuran
terhadap inti bumi yang berbeda di tiap lintang yang berbeda (Sleep dan
Fujita, 1997).
d. Koreksi udara bebas, koreksi ini dilakukan karena perbedaan ketinggian
titik pengukuran, sehingga koreksi ini membuat titik pengukuran seolah-
olah di ketinggian h=0 meter di atas permukaan laut (Blakely, 1996).
e. Koreksi bouger, koreksi ini dilakukan karena terdapat massa yang
dihilangkan pada koreksi udara bebas (Telford, dkk 1990).
f. Koreksi terrain, koreksi ini disebabkan titik pengukuran memiliki
perbedaan ketinggian terhadap daerah sekitarnya. Perbedaan ketinggian ini
akan mempengaruhi besarnya nilai yang diukur (Telford, dkk 1990).

Dari koreksi-koreksi ini akan didapatkan nilai percepatan gravitasi bumi


yang diakibatkan oleh variasi densitas batuan di bawah permukaan yang disebut
complate bouguer anomaly (CBA).

Anomali Bouguer disuatu titik amat dapat didefinisikan sebagai selisih


antara harga gayaberat pengamatan (gobs) terhadap gayaberat normal teoritis.

8
Besarnya harga gayaberat di titik tersebut diperkirakan dari gayaberat normal
dengan memasukkan nilai koreksi udara bebas, ketinggian dan koreksi medan.
Rumus Anomali Bouguer:

Dimana, ∆g adalah anomaly Bouguer, gobs adalah percepatan gayaberat teramati, gn


adalah percepatan gayaberat setelah dikoreksi lintang, FAC adalah koreksi udara
bebda, BC adalah koreksi Bouguer dan TC adalah koreksi medan.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan studi literatur dan survei akan dilakukan dari bulan April-Mei
2019 dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2019. Pengambilan data
dilakukan secara langsung di Kecamatan Trienggadeng, yang tepatnya di Desa
Meucat Pangwa, Pidie Jaya.

3.2 Alat dan Bahan

Secara garis besar peralatan yang digunakan pada Metode Gravity terdiri
atas :

a. 1 Set Gravimeter dan Tripod


b. 1 buah GPS
c. 1 gulungan Meteran dan Penggaris 30cm

Gambar 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam Meode Gravity

10
Alat yang digunakan dalam metode gravity bernama Gravimeter.
Gravimeter merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur medan gravitasi
lokal dari bumi. Sebuah gravimeter adalah jenis accelerometer, khusus untuk
mengukur percepatan penurunan konstan gravitasi, yang bervariasi sekitar 0,5% di
atas permukaan bumi.Variasi data gravity yang telah didapatkan diolah
menggunakan Software yang bernama Surfer dan Qctool. Surfer adalah Software
yang digunakan untuk memproccesing data menjadi bentuk Kontur 2D agar dapat
mengetahui Anomali di bawah permukaan bumi. Qctool adalah Software yang
digunakan untuk mengetahui nilai Koreksi Tidal (Tide).

11
3.3 Diagram Alir Penelitian

Perumusan Masalah Dan Studi Literatur

Pengambilan Data Gravity Survey


Lapangan

Pengolahan data Gravity dan Koreksi


gravity

Complete Bouguer Anomaly (BCA)

Analisa Spektrum

Pemisahan Anomaly Regional-Residual

Anomali Regional Anomali Residual

Pemodelan 2D

Model

Interpretasi

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

12
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, Sukendar, 1979. Dasar – Dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik
Geologi ITB, Bandung.

Bott, M.H.P., 1959. The mechanisms of oblique slip faulting. Geology Magazine,
Volume 96.

Blakely, Ricard. J. 1996. Potensial Theory In Gravity And Magnetic Application.


Cambridge: University Press.

BNPB. 2016. Laporan Bencana Gempa Pidie Jaya. Badan Nasional


Penanggulangan Bencana.

Hardwood, Richard, 2009. “Structural Geology”.

Hadipandoyo, S., 2004. In House Training Gravity. Departemen Energi dan


Sumber Daya Mineral Pusdiklat Migas Cepu. Blora.

McClay, K. R., 1987. The Mapping of Geological Structures, Open University


Press, New York

Ragan, Donal M., 1973. Structural Geology: An Introduction to Geometrical


Techniques, Edisi Kedua, John Wiley and Sons, New York

R. E. S. W. M. Telford, L.P. Geldart, Applied Geophysics. New York: Press New


York, 1990.

Sleep, N.H. and Fujita, K., 1997. Principles of Geophysics. Blackwell Science, Inc.
USA.

Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics Second
Edition. Cambridge, University Press. USA.

Untung, M., 2001. Dasar–Dasar Magnet dan Gayaberat Serta Beberapa


Penerapannya (Seri Geofisika). Himpunan Ahli Geofisika Indonesia.

13
Wardhana, D.D, Harjono, H, Sudaryanto. 2014. Struktur Bawah Permukaan Kota
Semarang Berdasarkan Data GayaBerat. ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638,
Vol. 24, No. 1, Juni 2014 (53-64)

Wachidah, N, dan Minarto, E. 2018. Identifikasi Struktur Lapisan Bawah


Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di
Lapangan “A”, Pongkor, Jawa Barat. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 7, No. 1.

Yulistina, S. 2017. Studi Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Untuk


Mengetahui Sistem Sesar Berdasarkan Analisis First Horizontal Derivative (FHD),
Second Vertical Derivate (SVD), dan 2,5D Forward Modeling Di Daerah
Manokwari Papua Barat. Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

14

Anda mungkin juga menyukai