PENDAHULUAN
Saat ini, di seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta
jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025,
lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju, pertambahan populasi
atau penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak
heran bila masyarakat di negara maju sudah lebih siap menghadapi
pertambahan populasi lanjut usia dengan aneka tantangaannya. Namun, saat
ini, negara berkembang pun mulai menghadapi masalah yang sama.
Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain
timbulnya masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan
kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan degeneratif (Nugroho, 2014).
Murwani & Priyantari (2011) yang mengutip data dari WHO, pada abad 21
jumlah penduduk dunia yang lanjut usia semakin melonjak. Di wilayah Asia
Pasifik, jumlah kaum lanjut usia akan bertambah pesat dari 410 juta tahun
2007 menjadi 733 juta pada 2025, dan diperkirakan menjadi 1,3 miliar pada
tahun 2050. Pada tahun 2005-2010, jumlah lanjut usia akan sama dengan
anak balita, yaitu sekitar 19,3 juta jiwa (± 9%) dari jumlah penduduk.
Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki peringkat negara
dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan
Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup di atas 70 tahun. (Nugroho,
2014). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007,
jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,6 juta orang. Dari jumlah tersebut,
14% di antaranya berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau
yang merupakan daerah paling tinggi jumlah lansianya. Disusul Provinsi
Jawa Tengah (11,6%), Jawa Timur (11,14%), dan Bali (11,02%)
(Menkokesra dalam buku Murwani & Priyantari, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 yang
dikutip oleh Sari & Kamil (2017), jumlah kasus hipertensi ada 839 juta
kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan
jumlah perkiraan 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk
dunia. Hipertensi menyumbang 51 persen kematian akibat stroke dan 45
persen kematian akibat jantung koroner (Kemenkes RI, 2014). Menurut data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi hipertensi secara
nasional adalah sebesar 25,8%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebanyak
252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.
Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan dan tidak
memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini
akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan segar, karena senam lansia
ini mampu melatih tulang agar tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
didalam tubuh (Widianti & Properawati, 2010).