Anda di halaman 1dari 4

RUBELLA PADA TORCH

DEFINISI

Rubella yang sering disebut Campak Jerman (German Measles) atau juga disebut Ruam-3-Hari
merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Rubella dapat
menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak - anak,
bahkan bayi sekalipun. Sebenarnya Rubella ditemukan oleh Sir Norman Greg dari Eropa sejak
tahun 1941, namun baru dapat disosialisasikan pada tahun 1962. Walaupun penderita Rubella
tidak menampakkan gejala klinis 14-21 hari, namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa
tempat misalnya tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia. Penyakit ini menular
melalui partikel udara, dan masa inkubasinya memakan waktu 2 sampai 3 minggu. Selama
kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung kematian janin dan bahkan yang paling penting
malformasi kongenital berat. Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama pada wanita
berusia subur

Infeksi virus Rubella merupakan penyakit infeksi ringan pada anak dan dewasa muda, tetapi
akan istimewa seandainya infeksinya mengenai ibu hamil, di mana virus dapat menembus barier
plasenta dan langsung patogenik terhadap janin yang dikandungnya. Dampak kelainan
kongenital setelah kelahiran terutama dapat berupa katarak mata, kelainan jantung, tuli, diabetes,
dan paru - paru.

GEJALA

Rubella dapat ditularkan melalui kontak perpafasan dan memiliki masa inkubasi antara 2-3
minggu. Penderita dapat menularkan penyakit ini selama seminggu sebelum dan sesudah
timbulnya rash (bercak - bercak merah) pada kulit. Rash pada Rubella berwarna merah jambu,
menghilang dalam waktu 2-3 hari dan tidak selalu muncul untuk semua kasus infeksi.

CARA PENULARAN

Cara penularan virus Rubella terbagi menjadi dua, yaitu dari kontak pernafasan (Rubella
Akuisita) dan melalui plasenta (Rubella Kongenital).

Virus ini sampai kepada janin melalui ibu, melewati tiga cara:
1. Melalui jalan darah plasenta/ari-ari dari ibu ke janin.
2. Saat proses persalinan, di mana janin terkena darah ibu atau pun cairan tubuh ibu saat
melewati jalan lahir.
3. Saat proses menyusui, di mana penularan bisa melalui pernafasan ibu atau pun
melalui air susu ibu.
Bayi yang lahir dengan rubela kongenital menyebarkan virus sehingga merupakan ancaman bagi
bayi lain, serta orang dewasa rentan yang berkontak dengan bayi tersebut
KOMPLIKASI

Rubella yang mengenai ibu hamil terutama pada trimester pertama dapat mengakibatkan
komplikasi serius pada janin, seperti kecacatan lahir bahkan kematian janin. Rubella pada saat
kehamilan juga menjadi penyebab paling umum dari tuli kongenital.
Bila ibu terinfeksi Rubella saat kehamilan 8 – 10 minggu maka 50% janin yang terinfeksi akan
mengalami sindrom rubella yakni katarak, tuli dan kelainan jantung bawaan. Perlu diketahui
bahwa gejala rubella bisa berbeda-beda pada tiap orang, dan gejalanya juga mirip dengan gejala
penyakit atau kondisi kesehatan lain.
Infeksi virus Rubella pada ibu hamil biasanya akan mempengaruhi janin yang
dikandungan, sedangkan tingkat keparahan berbeda-beda untuk tiap trimester. Bila mengenai
saat usia kehamilan, bayi akan lahir dengan keadaan yang disebut Congenital Rubella Syndrome
(CRS) atau sindrom cacat bawaan karena rubella. Risiko ini meningkat dengan semakin
mudanya usia kehamilan. Misalkan, bila terkena pada trimester (tiga bulanan) awal, risikonya
adalah 90% terkena cacat bawaan. Bila terkena pada trimester kedua, risiko sebesar 20%. Risiko
akan mendekati minimal bila terinfeksi pada trimester ketiga atau trimester akhir kehamilan. Bila
menginfeksi pada trimester (tiga bulan) pertama, risiko keguguran akan meningkat sampai 20%.
Congenital Rubella Syndrome terjadi bila infeksi virus terjadi pada kehamilan 12 minggu (umur
kehamilan 3 bulan) maka bayi yang lahir timbul berbagai cacar CRS, dalam berbagai bentuk
seperti berikut:

- Pertumbuhan janin dalam Rahim terhambat hingga bayi lahir dengan berat badan kurang.
Tetapi bila setelah lahir diberikan perawatan dan gizi yang cukup pertumbuhan bayi tersebut
seperti bayi normal.

- Cacat menetap pada penglihatan dan pendengaran.

- Kelainan jantung (Ventrikular Septal Defect) atau terdapat lubang pada pembuluh nadi utama
ke paru (Patent Ductus Arteriosus).

- Kelainan pada mata, biasanya kornea keruh, katarak atau peradangan selaput jala (retinitis).

- Kelainan pada telinga tengah biasanya kiri kanan (bilateral) pada organ cochlea dan corti.

- kelainan pada darah berupa jumlah sel pembekuan darah kurang (trombositopenia), sel limfosit
darah (limfositopenia) dan kebocoran katup jantung.

- kelainan susunan syaraf pusat berupa peradangan otak menahun dan menetap (Chronic
Persisten Encephalitis), hingga anak akan mengalami keterlambatan mental (Mental
Retardation) dan radang selaput otak.
- Kelainan pada system kekebalan tubuh berupa cell mediated imuno disorder atau lipo
immunoglobulin complex deficiency yang terlihat secara serologis IgM Rubella tinggi disertai
IgG Rubella darah ibu juga tinggi.

- Kelainan pada system pencernaan berupa peradangan pancreas dan peradangan hati yang
terlihat sebagai diabetes dan berbagai gejala gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion
syndrome).

- Kelainan tulang berupa peradangan pada ujung tulang (metaphase).

- Kelinan yang sering : Tuli telinga tengah, katarak, bola mata kecil, retinopathy, glaucoma,
kelainan jantung dan retardasi mental.

- Kelainan yang lumayan jarang : Ikterus segera setelah lahir, kornea keruh, anemia hemolitik,
diabetes, pubertas dini, gangguan kelenjar gondok, dan kejang-kejang setelah lahir.

Bila ibu hamil terinfeksi pada kehamilan 4 bulan, resiko bayi lahir dengan CRS hanya
10% dan itupun hanya kelainan jantung. Bila infeksi virus pada umur kehamilan 5 bulan atau >5
bulan, resiko bayi lahir dengan CRS semakin kecil, kalaupun ada biasanya tuli telinga tengah.
Intuk infeksi virus yang terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu (umur kehamilan lebih 5
bulan), resiko CRS boleh dikatakan sudah tidak ada, karena proses pembentukan organ-organ
janin sudah lengkap.

RUBELLA PADA IBU HAMIL

Penyakit ini biasanya menyerang pada bagian saluran pernafasan atau di dalam tenggorokan.
Cara penularannya bisa lewat udara, ludah, kontak kulit, dan dapat juga lewat kotoran manusia.
Virus ini sangat berbahaya bila menyerang ibu hamil karena bisa mengakibatkan keguguran.
Kalau tidak keguguran maka anak yang dilahirkan bisa terkena penyakit katarak,
tuli, hidrosefalus,microsefalus, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung,
para - paru, dan limpa). Bisa juga menyebabkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan
mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata dan beberapa jenis penyakit lainnya.

Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah keguguran spontan yang bisa mencapai 50%.
Sel yang belum mtang lebih mudah terinfeksi virus Rubella. Hal ini disebabkan antigen yang
dibuat janin baru berfungsi setelah kelahirannya. Ini berarti antigen harus menunggu sampai
jangka waktu tertentu. Karena itu, virus mudah terinfeksi pada kehamilan 3 bulan pertama.
Akibatnya yang nampak, kecenderungan resiko pada bayi keguguran mencapai angka 50%.
Biasanya selain menyebabkan abortus spontan, juga menyebabkan pertumbuhan tengkorak kecil
dan penyakit lainnya. Makin tua kehamilan (terutama setelah 20 minggu) kelainan pada bayinya
lebih sedikit. Virus dapat diekspresikan melalui urin maupun pernafasan sampai selama 2 tahun,
tetapi sebagian menetap dalam tubuh bayi yang membentuk respons imunitas kuat. Dilaporkan
pula bahwa virus Rubella persisten pada bayi dan anak, dapat menyebabkan kelainan endokrin.

DIAGNOSIS

Konfirmasi infeksi rubela sulit dilakukan. Gambaran klinisnya mirip dengan penyakit lain, dan
sekitar seperempat dari infeksi rubela bersifat subklinis walaupun terjadi viremia yang telah
menginfeksi mudigah atau janin. Viremia mendahului gejala klinis sekitar 1 minggu. Orang
nonimun yang mengalami viremia rubela akan memperlihatkan titer puncak antibodi 1 sampai 2
minggu setelah awitan ruam. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, infeksi pada janin
semakin kecil menyebabkan malformasi kongenital. Cacat rubela dijumpai pada semua bayi
yang memperlihatkan tanda infeksi intrauterus sebelum minggu ke-11, tetapi hanya 35% dari
mereka yang terinfeksi pada usia 13 sampai 16 minggu

PENATALAKSANAAN

Ada beberapa dokter yang menangani ibu hamil terinfeksi Rubella biasanya diberi dua pilihan
meneruskan kehamilan dengan risiko tertentu atau terminasi (aborsi). Begitu sulitnya mendeteksi
dan mengobati virus Rubella, kadang dokter medis menganjurkan seorang wanita yang
merencanakan kehamilan untuk memeriksakan darah. Bagi wanita yang terkena virus Rubella
biasanya lebih kebal terhadap virus ini. Setelah vaksin diberikan dianjurkan untuk tidak hamil
selama 3 bulan sejak menerima vaksin.

Sumber :

Depkes RI. 2000. Warta Pusdakes vol 9 (4), 21

www.info-kes.com/2013/.../penyakit-infeksi-torch.html (diakses pada 26 Maret 2015 pukul


10:18)

http://sinarharapan.co/sehat/read/19978/infeksi-rubella-pada-ibu-hamil-

(Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10.13 WIB)

Anda mungkin juga menyukai