Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

TENTANG ASKEP KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN ASMA

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Feby Yusti Elvisa 17686
2. Rahmi Yunira 17697
3. Rio Pandi 17698

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH


PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Prakek Keluarga dengan judul ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.I dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Asma Di RT 02 Dukuh
VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta.
Laporan ini di sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktek Keluarga program Diploma III
Keperawatan Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta.
Dalam menyusun Laporan Praktek Keluarga ini penulis banyak mendapat bimbingan dari pihak-pihak
terkait.tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nuryandari, SKM.M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta
2. Ibu Wahyu Ratna, SKM.M.Kes selaku pembimbing praktek keluarga
3. Bapak Andang Supriyanto, selaku ketua RT 01 yang telah memberikan tempat untuk singgah
selama praktek keluarga ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Semua pihak dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan, sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktek Keluarga ini.
Penulis menyadari keterbaatasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam penyusunan
Laporan praktek Keluarga ini sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Laporan Praktek Keluarga ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat digunakan
sebagai wacana tambahan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan keluarga.

Bantul, Mei 2012

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada
sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya
terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002).
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia, dengan sekitar 300
juta penduduk dunia adalah penyandang asma. Penyakit asma masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di
Negara maju dan Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab
kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO pada tahun 2005
menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena asma dan saat ini penderita asma di
dunia sebanyak 300.000.000 . Beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari
4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang
menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma. Sementara orang
dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%. Di
Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah
penderita pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005
mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi asma di Indonesia untuk daerah
pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%.
Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul
Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena penanganan
kasus asma belum maksimal. Oleh karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini
mencoba untuk memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn.I dengan gangguan
sistem peernafasan: asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta
wilayah kerja Puskesmas Kasihan II.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa menengetahui dan mampu:
a. melakukan pengkajian pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
b. melakukan analisa data pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota
keluarga menderita Asma
d. Menyusun perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota
keluarga menderita asma
e. Melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu
anggota keluarga menderita asma
f. Melakuan evaluasi pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita
asma
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan bahwa keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam keluarga terdapat ikatan
perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan
peran masing-masing serta keterkaitan emosional.
Menurut Burges (1963) dalam Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2007),
memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau
jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, peran sebagai ayah dan ibu,
peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

12
1. Diagnosis Keperawatan
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, perumusan
diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara
jelas dan sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang ditemukan sebagai
komponen pandukung terhadap diagnosis keperawatan actual dan risiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.

a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) sebagai
berikut :
NO Kriteria Skor

Bobot
1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2 1
-Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.


2. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
x Bobot
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

3. Jumlahkan skor untuk semua criteria skor tertinggi adalah 5.


b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang
segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan masalah
dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani
masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan atau
tenaga
c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, dan
waktu
d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria potensi masalah
bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,
prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah masalah. Umumnya makin berat
masalah tersebut makin sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah
sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan
potensi masalah bisa dicegah
c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau
rawan, hal ini menambah masalah bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam memeberikan skor pada cerita ini, perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani segera,
maka harus diberi skor tinggi.

2. Pelaksanaan
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatn
Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan yang menjadi sehat
dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungklin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengendalikan
fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan
fasilitas tersebut.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatn
Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan
keperawatan keluarga antara lain :
a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi konseling,
suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau terciptanya suatu
kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup
sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara keluarga dan
perawat dalam kesepakan dalam asuhan keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui langkah
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi)
f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan merencanakan
perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik
keperawatan, yaitu :
a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan yang
memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau
dokter.
c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan secara
tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan Nursalam
(2008).
Dalam Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :.
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status kesehatan klien
pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi.
4. Dokumentasi
Menurut Nursalam 2008 dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada “medical
record“. Penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari
salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan keperawatan lebih lanjut. Dokumentasi
keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Kegunaan dokumentasi adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim kesehatan
lainnya.
b. Sebagai dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan.
c. Dapat digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.
d. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan keperawatan.
e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan yang
diberikan terhadap pasien.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk dapat memenuhi dan
melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan dengan tepat. Keterampilan tersebut
antara lain keterampilan dalam memenuhi standar dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawata.
a. Dokumentasi pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari klien, membuat data dasar tentang klien,dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien.
Jenis dokumentasi pengkajian :
1) Pengkajian awal (Initial Assesment)
Pengkajian awal dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.
2) Pengkajian kontinue (Ongoing Assesment)
Pengkajian kontinue merupakan pengembangan data dasar. Informasi yang diperoleh
dari pasien selama pengkajian awal dan informasi tambahan (berupa tes diagnostic
dan sumber lain) diperlukan untuk menegakan diagnosis.
3) Pengkajian ulang
Data pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari informasi selama
evaluasi.
b. Dokumentasi diagnosis keperawatan
Dalam melakukan pencatatan diagnosis keperawatan digunakan pedoman yaitu :
1) Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah risiko.
2) Catat diagnosis keperawatan risiko dan risiko tinggi ke dalam masalah atau format
diagnosis keperawatan.
3) Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang dibuat dari sumber- sumber diagnosis
keperawatan.
4) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi.
c. Dokumentasi rencana keperawatan
Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan keperawatan tentang penyusunan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Secara umum pedoman untuk rencana
keperawatan yang efektif adalah sebagai berikut :
1) Sebelum menulis, cek sumber informasi data.
2) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti.
3) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur, dan kriteria hasil sesuai dengan identifikasi
masalah.
4) Memulai instruksikan perawatan harus menggunakan kata kerja seperti catat,
informasikan dan lain- lain.
5) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau tidak
jelasnya tulisan.
d. Dokumentasi implementasi
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh perawat.
Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria
hasil dari tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif. Beberapa pedoman yang
dipakai dalam pencatatan intervensi keperawatan adalah:
1) Gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah dikerjakan.
2) Berikan keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan pasien dalam
memberikan intervensi keperawatan.
3) Catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan intervensi.
4) Catat prosedur yang tepat.
e. Dokumentasi evaluasi
Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap
tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk
mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan.
1) Pendokumentasian dengan menggunakan DAR
Semua masalah klien diidentifikasi dalam catatan keperawatan dan terlihat pada
rencana keperawatan. Kolom focus dapat berisi : D: (data) masalah klien
A : (action) tindakan
R : respon klien
Merupakan system dokumentasi dengan konstruksi data tindakan dan evaluasi dimana
setiap diagnose keperawatan diidentifikasi dalam catatan perawatan, terkait pada
rencana keprawatan atau setiap daftar masalah dari setiap catatan perawat dengan suau
diagnose keperawatan.
2) Pendokumentasian dengan menggunakan SOAPIE :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien
O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A : Assement adalah analisa masaklah klien
P : Planning of action adalah rencana tindakan
I : Implementasi adalah pelaksanaan tindakan
E : Evaluasi adalah penilaian dari pelaksanaan tindakan

B. Konsep Penyakit Asma


1. Pengartian
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot
polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi
berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami
inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

2. Penyebab
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi, 2001 : 7)
-
3. Tanda Dan Gejala
a. Stadium dini
1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
4) Whezing belum ada
5) Belum ada kelainan bentuk thorak
6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
7) BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b) Whezing
c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
4. Patofisiologo / Pathways

Spasme otot Sumbatan Edema Inflamasi


bronchus mukus dinding bronchus

Mk : Tak efektif Obstruksi sal nafas Alveoli tertutup


bersihan ( bronchospasme )
jalan nafas
Hipoksemia Mk : Gg Pertuka
ran gas

Penyempitan jalan Asidosis metabolik


nafas

Peningkatan kerja Mk : Kurang pengetahuan


pernafasan

Peningkatan kebut Penurunan


oksigen masukan oral

Hyperventilasi Mk : Perub nutrisi


kurang dari
kebutuhan tbh
Retensi CO2

Asidosis respirato

5. Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan cosinofit total
Uji kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Foto dada
Analisis gas darah
6. Pengkajian
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels

b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar


c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
7. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi secret,
sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
- Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
- Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
- Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi
8. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
 Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
 Kaji/pantau frekuensi pernafasan
 Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan
otot bantu
 Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
 Pertahankan polusi lingkungan minimum
 Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
 Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
 Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan
air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
 Berikan obat sesuai indikasi
 Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

b. Kerusakan pertukaran gas


Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH :
- Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang
normal dan bebas gejala distres pernafasan
- Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi
Intervensi
 Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir,
ketidak mampuan bicara/berbincang
 Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk
bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi
individu.
 Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
 Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
 Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
 Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
 Awasi tanda vital dan irama jantung.
 Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
 Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

c. Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi kurang dari tubuh


Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh : -Menunjukan peningkatan BB
-Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan /
mempertahanka berat yang tepat.
Intervensi :
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
Avskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi
kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
Timbang BB sesuai induikasi.
Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

d. Kurang pengetahuan
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan
menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program
pengobatan.
Intervensi:
- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
- Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
- Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak
diinginkan
- Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien
atau orang terdekat
- Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Oleh : Leni Erwati


NIM : 1509 063
Hari/tanggal : Rabu/ 9 Mei 2012
Jam : 16.00 WIB
Sumber Data : Pasien, keluarga Pasien
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksan Fisik, Studi Dokumentasi

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama : Tn.I
b. Umur : 35 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir : SLTA
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta
h. Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga :4
2. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Umur Agama L/P Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Dengan
KK
1. Ny.I 29 th Islam P Istri SLTA IRT
2. An.S 7 th Islam L Anak SD Pelajar
3. An.T 3 th Islam P Anak - -
4. An.M 2 th Islam L Anak - -
3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir
Keluarga Tn.I mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada anggota keluarga yang
meninggal dunia.
4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dirinya berserta istri dan anaknya tinggal dalam satu rumah.
5. Struktur dan Tipe Keluarga
a. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.I berlangsung baik dan dilakukan tiap hari.biasanya
membicarakan tentang masalah pekerjaan dan sekolah anaknya. Dalam
berkomunikasi bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak
mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.I saling menyayangi dan saling mendukung sebagai kekuatan dan
kekompakan dalam membantu pengobatan dan kebutuhan anak-anaknya. Ny.I
mengatakan setiap ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan secara
bersama-sama, tetapi Ny.I yang paling sering mengambil keputusan.
3) Struktur peran keluarga
Tn.I sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai wiraswasta. Ny.I bekerja
sebagai ibu rumah tangga. An.S saat ini masih duduk di bangku kelas satu SD,
sedangkan kedua anaknya masih belum sekolah.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama dan
mengharapkan anaknya kelak menjadi anak yang taat dalam menjalankan ibadah
dan berharap kelak menjadi anak yang sukses.
b. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family yaitu keluarga inti yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak usia sekolah:
memenuhi kebutuhan sekolah anak, membimbing anak untuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memiliki rumah sendiri.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan
penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh. Keluarga Tn.I mengatakan
bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh,
sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh. Keluarga
Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya
tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan
secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung
diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda dengan
An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat serangan asma tidak langsung
periksa ke dokter, melainkan dengan cara istirahat dan mengolesi minyak di
dadanya. Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke pelayanan kesehatan
kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur
bayam dengan lauk telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang
makan telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun
jajan ya cuma es krim. Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah
sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Obat An.M
masih tampak belum habis. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin
kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-
kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya. An.M tampak asyik berlarian
kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
4) Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering
merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus. Disamping
itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung
kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
periksa ke dokter. Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya belum memiliki
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
b. Fungsi Biologis
Tn.I berusia 35 tahun dan Ny.E berusia 29 tahun merupakan usia produktif yang
sudah dikaruniai 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan. Keluarga Tn.I
mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak ingin menambah
momongan lagi
c. Fungsi Ekonomis
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan
Tn.I membuka usaha jualan pulsa untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan Tn.I tidak menentu.
d. Fungsi Psikologis
Keluarga Tn.I mengatakan walaupun kehidupan keluarganya kurang mencukupi
tetapi masing-masing anggota keluarga merasa nyaman, saling perhatian, dan saling
menyayangi.
e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya sudah menjalankan fungsi pendidikan
dengan menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku kelas satu SD.
f. Fungsi Agama
Keluarga Tn.I mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama Islam. Keluarga
Tn.I mengaku jarang mengerjakan sholat 5 waktu.
g. APGAR keluarga
Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7 . Nilai 7-10 mengindisikan bahwa
keluarga memiliki fungsi yang baik.

8. Sistim Pendukung Keluarga


Keluarga Tn.I mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat berjumlah 5 orang.
Keluarga Tn.I mengatakan jarak antara rumah dengan Puskesmas ± 800 meter dan dapat
ditempuh dengan sepeda motor.
9. Genogram
stroke Liver

29 th 35 th asma

7 th 3 th 2 th asma
Keterangan
: laki-laki : klien

: perempuan : garis pernikahan

: laki-laki meninggal : garis keturunan

: perempuan meninggal : tinggal serumah

10. Status Kesehatan Keluarga Inti


a. Status kesehatan anggota keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian hari Rabu, 9 Mei 2012 didapatkan data kesehatan:
1) Tn.I
Kepala Tn.I berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit kepala tidak berketombe,
visus 6/6, tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva tampak berwarna merah,
sclera tampak berwarna putih, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada
secret yang keluar, murkosa bibir tidak ada stomatitis, bibir tampak lembab,
telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tampak
tato pada leher, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat
pergerakan dinding dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat bernafas, tidak teraba
nyeri tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi bunyi nafas terdengar vesikuler.
Tidak tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah. Tampak tato pada tangan
kanan. Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.
Tn.I pada saat ini dalam keadaan sehat, tidak dalam kondisi kambuh asmanya.
Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 120/80 mmHg TB : 170 cm=1,7 m
Nadi : 80 x/menit BB : 68
68
Suhu : 36,2°C IMT :(1,7)² = 23,5

RR : 20 x/menit Status Gizi Baik


2) Ny.I
Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala tidak berketombe,
rambut tampak rontok, rambut kering, visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca
mata, sclera tampak berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak
cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang
keluar, mukosa bibir tidak ada stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang
tanggal, telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari
telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe, tidak tampak kelemahan
pada kedua anggota gerak. Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m
Nadi : 82 x/menit BB : 57 kg
57
RR : 18 x/menit IMT : (1,48)² = 27,02

Status gizi Obesitas


3) An.S
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tampak
caries gigi bagian atas
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital:
Nadi : 80 x/menit TB : 110 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 17 kg
17−22,9
Suhu : 36,5°C Z score : 26,5−22,9 = -1,6

Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)


4) An.T
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan

Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit TB : 80 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 11 kg
11−13,9
Suhu : 36°C Z score : 15,5−13,9 = 1,8

Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)


5) An.M
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest, tidak sesak nafas
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung tambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 90 x/menit TB : 60 cm
Respirasi : 25 x/menit BB : 10 kg
10−12,6
Suhu : 36°C Z score : 13,9−12,6 = 2

Status Gizi baik (-2 SD s/d +2 SD)


b. Penyakit yang diderita
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I menderita Asma sejak kecil, sedangkan An.M
menderita asma sejak usia 5 bulan.
c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan
Keluarga Tn.I mengatakan An.M dan Tn.I menderita asma. Keluarga Tn.I
mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit jantung, Dm,
maupun Hipertensi.
d. Anggota keluarga yang menderita cacat
Keluarga Tn.I mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang menderita cacat baik
psikis maupun fisik.
e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti kusta, TBC, Hepatitis.
f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit langsung periksa ke
dokter. Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak rutin periksa ke dokter hanya
waktu sakit saja baru periksa. Keluarga Tn.I mengatakan saat An.M sakit baru minum
obat dan diberikan secara teratur sesuai anjuran dokter. Keluarga Tn.I mengatakan
tidak berani memberikan obat warung saat keluarganya sakit.

11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga


Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mmempunyai hobby
khusus.
12. Hubungan Antar Anggota Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan hubungan dengan suami, anak-anak, dan anggota keluarga
yang lain terjalin harmonis.
13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah diselesaikan dengan jalan
musyawarah bersama, tetapi paling banyak pengambil keputusan diambil oleh ibu.
B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Penghasilan
a. Penghasilan utama
Keluarga Tn.I mengatakan sumber penghasilan utama diperoleh dari Tn.I yang bekerja
sebagai wiraswasta dengan penghasilan rata-rata Rp. 700.000 per bulan. Sedangkan
Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.
b. Penghasilan sampingan/tambahan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak memiliki penghasilan tambahan
c. Jumlah penghasilan dalam keluarga
Jumlah penghasilan dalam keluarga Rp700.000,00-Rp1.000.000,00.
2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan
a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 600.000,00
b. Biaya pendidikan anak : Rp 45.000,00
c. Biaya kesehatan : Rp ……-……….
d. Biaya pakaian : Rp …… -…………
e. Biaya rekreasi : Rp ……-…………
f. Biaya perbaikan rumah : Rp ……-…………
g. Tabungan : Rp 20.000,00
h. Biaya tak terduga : Rp ……-…………

3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari


Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dirasa kurang.
4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan pengelolaan keuangan dalam keluarga dipegang oleh suami.
Ny.I mengatakan setiap harinya dijatah Rp.20.000,00 oleh suami.
5. Keadaan ekonomi
Pendapatan ekonomi keluarga Tn.I sangatlah kurang. Ny.I mengatakan sudah tidak
membeli beras karena sudah mendapat raskin(beras untuk keluarga miskin) dari
pedukuhan, sedangkan untuk biaya sekolah An.S mendapat dana BOS(Bantuan
Operasional Sekolah). Barang-barang yang dimiliki Keluarga Tn.I adalah sebuah sepeda
motor, kulkas, TV, tabungan.
6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat
Ny.I mengatakan sebelum mempunyai An.M, rajin ikut kegiatan PKK. Tetapi semenjak
An.M lahir, Ny.I berhenti ikut kegiatan PKK karena terlalu sibuk mengurusi anak-anak dan
rumah tangga. Keluarga Tn.I mengatakan hubungan keluarga dengan ketua RT, ketua KK
LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin harmonis. Keluarga Tn.I mengatakan
Tn.I aktif ikut kegiatan Ronda. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di
rumah tokoh masyarakat.

7. Pendidikan
No Nama Pendidikan Pendidikan Non Tamat/belum Ket
Anggota Formal Formal tamat/tidak
Keluarga tamat
1. Tn.I SLTA - Tamat -
2. Ny.I SLTA - Tamat -
3. An.S SD - Belum tamat -

8. Budaya
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan suaminya keturunan
Tiong Hoa. Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat istiadat dari masing-masing kebudayaan
yang bertentangan dengan kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku Jawa.
9. Agama/Spiritual Keluarga
Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat beribadah. Keluarga Tn.I
mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun kepercayaaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Rumah
a. Luas pekarangan dan bangunan
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas bangunan rumah 12 m² .
b. Status kepemilikan : numpang tempate saudara
c. Jenis rumah : dipetak-petak
d. Jenis bangunan : permanen
e. Atap rumah : genteng
f. Langit-langit : ternit
g. Lantai rumah : keramik
h. Ventilasi : tidak ada
i. Jendela : tidak mempunyai jendela.
j. Pencahayaan : sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
k. Penerangan malam hari : sumber penerangan dari lampu PLN
l. Pembagian ruang : - kamar tidur :
- dapur :
- WC :
m. Denah rumah

U
dapur

WC
Sumur gali kamar

2. Perabot rumah
Keluarga Tn.I mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor gas. Keluarga Tn.I
mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur diletakkan di rak kecil. Perabot rumah
tangga sudah tertata rapi.

3. Pengelolaan Sampah
Keluarga Tn.I mengatakan cara pembuangan sampah langsung di tempat pembuangan
sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I
mengatakan sampah-sampah di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang
terletak di depan rumah. Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air minum ± 2
meter.
4. Sumber Air
Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air minum dengan bak
penampungan limbah (septic tank) ± 6 meter. Tidak tampak pencemaran air, kualitas air
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

5. Jamban Keluarga
Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa latrine. Letak jamban
berada di luar rumah. Jarak jamban dengan sumber air minum kurang dari 10 meter dan
tidak terawat.
6. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada bak penampungan
limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan sumber air minum kurangg dari 10
meter. Letak di belakang rumah.
7. Kandang Ternak
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki kandang ternak.
8. Kamar mandi
Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi, terletak di luar rumah,
tempat penampungan air menggunakan ember dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap
hari.
9. Halaman rumah
Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah.
10. Lingkungan rumah
Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa. Jarak dengan tetangga
berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah.
11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan
a. Fasilitas pendidikan : SD
Jarak dari rumah : 2 km
b. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah : 100 m
c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas
Jarak dari rumah : ± 800 m
d. Fasilitas peribadatan : masjid
Jarak dari rumah : ± 500 m
e. Fasilitas lainnya : terminal
Jarak dari rumah : ± 5 km

D. KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Keluarga Berencana
Keluarga Tn.I merupakan pasangan usia subur. Umur Tn.I saat ini 35 tahun, sedangkan
Ny.I berumur 29 tahun. Keluarga Tn.I mengatakan menjadi aseptor KB dan sebelumnya
pernah mendengar KB dari bidan. Keluarga Tn.I mengatakan jenis alat kontrasepsi yang
digunakan adalah KB suntik. Tempat pemsangan di bidan. Keluarga Tn.I mengatakan
kontrol alat KB secara teratur setiap 1 bulan. Ny.I mengatakan mengeluhkan sering
pusing-pusing akibat dari alat KB yang digunakan.
2. Balita
a. Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
Keluarga Tn.I mempunyai 2 balita An.T berumur 3 tahun dan An.S berumur 2 tahun.
Keluarga Tn.I mengatakan tidak rutin kunjungan ke posyandu. Ny.I mengatakan waktu
An.T dan An.M diperiksan ke bidan status gizinya baik, tetapi saat diperiksakan ke
posyandu balita status gizinya buruk. Sehingga keluarga Tn.I mengatakan malas untuk
memeriksakan anaknya ke posyaandu balita. Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya
sakit baru periksa. Kedua balita mempunyai KMS dan diisi oleh bidan dan kader.
Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS pada bulan Agustus tahun 2011
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi
balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik . Status kesehatan
An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat. Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita
sudah diberikan tablet vitamin A. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan
pantangan pada kedua balita. Keluarga mengatakan tahu tentang perkembangan anak,
tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara
walaupun tidak jelas
b. Status Imunisasi Bayi dan Balita
Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap

No Nama Umur Status imunisasi Keterangan

BCG Polio DPT Hepatitis Campak Lain-


1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 lain
1. An.T 3 th            lengkap
2. An.M 2 th            lengkap
: sudah diberikan
E. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL
1. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn.I menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat ini,dan merasa bahagia
dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang.
2. Pemenuhan status social
Keluarga Tn.I mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan keluarga selalu aktif
dalam kegiatan masyarakat.
3. Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa.
4. Gangguan mental pada anggota keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa bersalah, gagal,
kecewa atau tertekan. Keluarga Tn I mengatakan An.S dan An.T sering bertengkar. Ny.I
beranggapan bahwa menurut kebudayaan Cina kedua anaknya berbeda shio sehingga sering
bertengkar.
5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti agresif, ekstrim, peminum
alkohol, suka melamun, suka menyendiri, senang pergi tanpa tujuan, suka menangis tanpa
sebab, ataupun suka mencuri tanpa sengaja.
6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Tn.I berharap dengan adanya petugas kesehatan yang berkunjung ke rumah dapat
membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita asma.
F. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH

1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi


Keluarga Tn.I menyadari bahwa ada salah satu anggota keluarga yang menderita Asma yaitu
An.M. Keluarga mengatakan Asma dapat mengancam jiwa karena dulu ada saudara Tn.I
yang meninggal disebabkan oleh asma. Keluarga beranggapan bahwa asma merupakan
penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa kambuh dan berbahaya sehingga harus
ditangani segera.
Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil, sehingga sangat perlu sekali
inormasi tentang kesehatan balita.
Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah jika tidak mempunyai jendela ataupun
ventilasi, karena dulu pernah dibuat ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah
terasa panas sehingga sekarang ditutup lagi.
2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah
Keluarga Tn.I mengatakan menerima keadaan An.M yang sakit anemia, tetapi Ny.I juga
berusaha untuk meningkatkan status kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
kesehatan yang ada.
II. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB

DS: Ketidakefektifan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma Manajemen
sejak berumur 5 bulan. Regimen
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya Terapeutik
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg . Dan apabila Asma pada
serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 An.M di
mg dari dokter disuruh untuk berhenti. keluarga Tn.I
DO:
- Terapi yang sudah diberikan Salbuven 3x25 mg
- Nadi : 90 x/menit, Respirasi :25 x/menit, Suhu : 36 °C
- Status Gizi Baik

DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau keluarga Tn.I
menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, mengenal
sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga penyakit asma
langsung kambuh. pada An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda
dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M
sama dengan anggota keluarga yang lain.

DO:
- KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat
ditanya tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan
lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke keluarga Tn.I
pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa mengambil
sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan keputusan pada
ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. An.M
DO: -
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering keluarga Tn.I
mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur. merawat An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan yang sakit asma
telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,
kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila
serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25
mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I
mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali
memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain
di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan
teman-temannya.
- DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan
kakak-kakaknya
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok keluarga
aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari menciptakan
tidak habis satu bungkus. lingkungan yang
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kondusif bagi
kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, An.M
akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak
memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga
tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak
langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
DS: Potensial
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan peningkatan
tablet vitamin A. tumbuh
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan kembang balita
pada kedua balita. di keluarga Tn.I
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah
diimunisasi dasar lengkap

DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari
Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis
merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan
An.M tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam
keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahun
BB=60 cm
TB=10 kg

DS Risiko
terjadinya TBC
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan
di keluarga
sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih Tn.M
kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga
terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.

DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutup ternit
- Ventilasi tidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam
rumah
III. SKALA PRIORITAS
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah: 3/3 x1 1 - Keluarga Tn.I mengatakan


Deficit An.M terdiagnosa Asma
sejak berumur 5 bulan.
- Keluarga Tn.I mengatakan
An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven
3x25 mg. Dan apabila
serangan asmanya sudah
sembuh obat salbuven 3x25
mg dari dokter disuruh untuk
berhenti.
2. Kemungkinan masalah 1/2 x2 1 Factor pendukung:
dapat diubah: sebagian - Jarak puskesmas dengan
rumah ± 800 meter
- ada yang mengantar An.M ke
tempat pelayanan kesehatan
- keluarga Tn.I mempunyai
sepeda motor.
- Pendidikan terakhir keluarga
Tn.I adalah SMA sehingga
mempengaruhi penyerapan
informasi
Factor penghambat:
- sumber dana untuk
kesehatan tidak ada
- keluarga Tn.I belum
memiliki Jamkesmas

3 Kemungkinan masalah 3/3 x 1 1 - Dengan mengurangi factor


dapat dicegah:tinggi pencetus serangan asma
seperti kelelahan, terhindar
dari batuk pilek, rumah tidak
berdebu, tidak ada yang
merokok di dalam rumah
diharapkan Asma tidak
kambuh lagi
- Dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat untuk
penderita asma, diharapkan
asma dapat terkontrol

4. Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan bahwa


masalah berat, harus asma merupakan penyakit
segera ditangani keturunan yang sewaktu-waktu
bisa kambuh dan berbahaya
sehingga harus ditangani segera

Jumlah 4
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah: krisis 1/3 x 1 1/3 - Status kesehatan An.T dan


An.M saat ini dalam keadaan
sehat
- Kesimpulan hasil pengkajian
DDST An.M pada hari Rabu,
9 Mei 2012 adalah normal
- Perhitungan Status Gizi
balita menurut Z score An.I
dan An.M tergolong status
gizi baik .

Kemungkinan masalah 1/2 x2 1 Factor pendukung:


- Keluarga mengatakan tahu
dapat diubah:sebagian
tentang perkembangan anak,
tetapi hanya sedikit seperti
perkembangan anak usia 2
tahun sudah bisa berbicara
walaupun tidak jelas
- Jarak puskesmas dengan
rumah ± 800 meter
- keluarga Tn.I mempunyai
sepeda motor.
- Pendidikan terakhir keluarga
Tn.I adalah SMA sehingga
mempengaruhi penyerapan
informasi
Factor penghambat
- sumber dana untuk
kesehatan tidak ada
- keluarga belum mempunyai
Jamkesmas

Kemungkinan masalah 3/3 x1 1 Dengan motivasi dan dukungan


dapat dicegah:tinggi keluarga Tn.I untuk rajin ke
Posyandu balita tiap bulan,
diharapkan status tumbuh
kemban balita lebih meningkat
lagi
Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Keluarga Tn.I menyadari bahwa
Merasa ada masalah dan anaknya masih kecil-kecil,
sehingga sangat perlu sekali
segera ditangani
informasi tentang kesehatan
balita.

Jumlah 3 1/3
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

Sifat Masalah: ancaman 2/3 x1 2/3 Rumah yang pengap, tidak ada
ventilasi udara, dan tidak dapat
jendela dapat berisiko terjadi
penyakit TBC

Kemungkinan masalah 0x2 0 Factor pendukung


dapat diubah:sulit - Saudara Tn.I bila datang ke
rumah Tn.I sering
menasehati kapan mau sehat
kalau rumah seperti ini
seperti tidak ada jendela,
ventilasi, dan terasa pengap

Factor penghambaat
- sumber dana keluarga
untukpembangunan rumah
tidak ada
- status kepemilikan rumah
numpang
- kelurga Tn.I belum tahu
bahwa kondisi rumah tidak
ada ventilasi, jendela, dan
pengap dapat menyebabkan
timbulnya penyakit TBC

Kemungkinan masalah 3/3 x1 1 Dengan keluarga memberi


dapat dicegah:tinggi ventilasi di atas atap, risiko
terjadinya penyakit TBC dapat
dicegah

Menonjolnya masalah : 0/2 x1 0 Keluarga Tn.I mengatakan tidak


Tidak merasa ada ada masalah jika tidak
maslah mempunyai jendela ataupun
ventilasi, karena dulu pernah
dibuat ventilasi di atas rumah,
tetapi suhu di dalam rumah
terasa panas sehingga sekarang
ditutup lagi.

jumlah 3 2/3
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
berhubungan dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek
asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga
langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain.

DO:
KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang
sehat untuk penderita asma.
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara
rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke
dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO:-
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam
dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es
krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven
3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari
dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol,
terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-
kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di
dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat
mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya
matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
2. Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.M ditandai dengan :

DS :
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan,
akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa
pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung
masuk ke rumah.

DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutup ternit
- Ventilasi tidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai dengan:


DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A.
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita.
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap

DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas garis merah,
sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi
baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahun
BB=60 cm
TB=10 kg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn.I
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Tupan: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan Keefektifan dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
dengan: Manajemen - Beri pendidikan Melakukan kontrak waktu S:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal Regimen Terapeutik kesehatan kepada dengan keluarga - Ny.I mengatakan bahwa”
penyakit asma pada An.M ditandai dengan: Asma di Keluarga keluarga tentang Ttd sekarang saya sudah tahu
DS: Tn.I asma, bagaimana leni mbak tentang penyakit
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya Tupen 1: cara merawat asma”.
kecapekan atau menderita batuk pilek Setelah dilakukan penderita asma dan Kamis, 17 Mei 2012 - Ny.I mengatakan paham
asmanya langsung kambuh, sedangkan tindakan jenis makanan Jam 10.30 setelah diberikan
suaminya bila terlalu kecapekan juga keperawatan selama yang dikonsumsi. Memberikan pendidikan pendidikan kesehatan
langsung kambuh. 30 menit diharapkan - Evaluasi kesehatan kepada keluarga tentang tentangg penyakit
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu keluarga Tn.I pengetahuan tentang asma, bagaimana asma, Mampu menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, mampu mengenal keluarga tentang cara merawat penderita asma tanda dan gejala,
makanan yang dianjurkan dan tidak penyakit asma penyakit asma, dan jenis makanan yang penyebab, makanan yang
dianjurkan. Jenis makanan yang dengan kriteria hasil: cara merawat dikonsumsi dianjurkan dan tidak
dikonsumsi An.M sama dengan anggota - Mampu penderita asma dan Ttd dianjurkan , dan
keluarga yang lain. menjelaskan jenis makanan leni lingkungan yang sehat
tentang penyakit yang dikonsumsi untuk penderita asma
DO: asma Kamis, 17 Mei 2012 dengan benar
KeluargaTn.I tampak menggelengkan - Mampu Jam 11.00 wib
kepala saat ditanya tentang pengertian, menjelaskan Evaluasi pengetahuan O:
tanda dan gejala, penyebab, makanan yang tanda dan gejala, keluarga tentang penyakit - Ny.I tampak mampu
dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan menjelaskan kembali
penyebab, asma, cara merawat
lingkungan yang sehat untuk penderita tentangg penyakit asma,
makanan yang penderita asma dan jenis
asma. Mampu menjelaskan tanda
dianjurkan dan makanan yang dikonsumsi
dan gejala, penyebab,
tidak dianjurkan
makanan yang dianjurkan
, dan lingkungan Ttd
dan tidak dianjurkan , dan
yang sehat untuk Leni
lingkungan yang sehat
penderita asma
untuk penderita asma
dengan benar
- Ny.I tampak mengangguk
anggukkan kepala
- Ny.I tampak antusias
mengikuti pendidikan
kesehatan
- Ny.A menerima leflet yang
diberikan
A:
Masalah Ketidakefektifan
Manajemen Regimen
Terapeutik Asma pada An.M
di keluarga Tn.I berhubungan
dengan Ketidakmampuan
keluarga Tn.I mengenal
penyakit asma pada An.M
teratasi
P:
Hentikan intervensi
Ttd
leni

b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil Tupen 2: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Rabu, 17 Mei 2012
keputusan pada An.M ditandai dengan: Setelah dilakukan dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 19.00 wib
DS: tindakan - Diskusikan dengan Kontrak waktu dengan S:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak keperawatan selama keluarga keluarga - Ny.I mengatakan akan
diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara 30 menit diharapkan pentingnya control Ttd membicarakan dengan
rutin, hanya kalau merasa sakit atau keluarga Tn.I rutin leni suami untuk rutin control
mendapat serangan asma langsung mampu mengambil - Berikan ke dokter tidak hanya
diperiksan ke dokter dan tidak berani keputusan dengan reinforcement Kamis, 17 Mei 2012 sakit
memberikan obat bebas. kriteria hasil: terhadap sikap Jam 18.30 wib
DO: - - Keluarga yang positif yang - Diskusikan dengan O:
mengatakan mau diungkapkan keluarga pentingnya - Ny.S tampak
membawa An.M keluarga untuk control rutin menganggukkan kepala
rutin control, rutin periksa tidak - Berikan reinforcement - Tn.S tmpak sedang tidak
tidak hanya terhadap sikap yang
ketika sakit. hanya ketika sakit positif yang berada di rumah
diungkapkan keluarga
untuk rutin periksa tidak A:
hanya ketika sakit Masalah Ketidakefektifan
Manajemen Regimen
Ttd Terapeutik Asma pada An.M
Leni di keluarga Tn.I berhubungan
dengan Ketidakmampuan
keluarga Tn.I mengambil
keputusan pada An.M teratasi
P:
Hentikan intervensi
Ttd leni

c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M Tupen 3: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
yang sakit asma ditandai dengan: Setelah dilakukan dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
DS: tindakan - Motivasi keluarga Kontrak waktu dengan S:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling keperawatan selama untuk menyiapkan keluarga Ny.I mengatakan akan
sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam 2 kali kunjungan makanan yang Ttd menyiapakan makanan yang
dengan lauk telur. selama satu minggu sebaiknya leni sebaiknya dikonsusi oleh
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling diharapkan keluarga dikonsumsi An.M Kamis, 17 Mei 2012 anaknya.
senang makan telur. mampu merawat - Anjurkan keluarga Jam 10.45 wib Ny.I mengatakan akan lebih
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak Ny.I dengan criteria untuk memonitor - Motivasi keluarga untuk mengawasi aktivitas anaknya
pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma hasil: dan menjaga menyiapkan makanan agar jangan sampai kelelahan.
es krim. - Keluarga Tn.I aktivitas anak setiap yang sebaiknya O:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M mampu hari agar jangan dikonsumsi An.M - Wajah Ny.I tampak rileks
minum obat hanya kalau sakit yaitu menyiapkan sampai kelelahan - Menganjurkan keluarga - An.M tampak sedang
salbuven 3x25 mg. Dan apabila makanan yang - Mengevaluasi untuk memonitor aktivitas mencoret-coret buku dan
serangan asmanya sudah sembuh obat harus apakan An.M makan anak setiap hari agar tidak tampak kelelahan
salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh dikonsumsi oleh sesuai yang jangan sampai kelelahan
untuk berhenti. Keluarga Tn.I penderita asma. dianjurkan. A:
mengatakan An.M tidak rutin kontrol, - An.M mampu Ttd Masalah Ketidakefektifan
terakhir kali memeriksakan anaknya mengkonsumsi Leni Manajemen Regimen
pada bulan Desember 2011. makanan yang Terapeutik Asma pada An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih boleh dan tidak di keluarga Tn.I berhubungan
sering bermain di rumah dengan kakak- boleh bagi dengan Ketidakmampuan
kakaknya dibandingkan dengan teman- penderita asma. keluarga Tn.I merawat An.M
temannya. - Keluarga yang sakit asma teratasi
DO: mampu sebagian
- Obat An.M masih tampak belum habis memonitor dan P:
- An.M tampak asyik berlarian kesanan menjaga Lanjutkan intervensi
kemari dengan kakak-kakaknya aktivitas An.M - Kontrak waktu dengan
agar tidak keluarga
kelelahan - Motivasi keluarga untuk
menyiapkan makanan yang
sebaiknya dikonsumsi
An.M
- Anjurkan keluarga untuk
memonitor dan menjaga
aktivitas anak setiap hari
agar jangan sampai
kelelahan
- Evaluasi apakah An.M
makan sesuai yang
dianjurkan
Ttd
leni

d. Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan Rabu, 16 Mei 2012 Kamis,, 17 Mei 2012


lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai Tupen 4: - Kontrak waktu Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
dengan: Setelah dilakukan dengan keluarga Kontrak waktu dengan S:
DS: tindakan - Jelaskan pentingnya keluarga - Ny.I mengatakan akan
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah keperawatan selama rumah yang sehat Ttd menasehati Tn.I untuk
seorang perokok aktif dan sering merokok 2 kali kunjungan untuk penderita leni tidak merokok bila
di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis selama satu minggu asma Kamis, 17 Mei 2012 sedang berada dekat
satu bungkus. diharapkan keluarga - Diskusikan dengan Jam 10.50 wib dengan An.M
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga Tn.I mampu keluarga tentang - menjelaskan pentingnya - Ny.I mengatakan akan
mengatakan kebersihan lingkungan sangat menciptakan penyebab asma rumah yang sehat untuk lebih menjaga rumahnya
mendukung kesehatan, akan tetapi rumah lingkungan yang - Anjurkan keluarga penderita asma lagi supaya terlihat bersih
masih kurang sehat seperti tidak memiliki kondusif bagi An.M selalu membersihkan - mendiskusikan dengan
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga dengan criteria hasil: rumah keluarga tentang O:
tidak memiliki jendela sehingga cahaya - Tn.I tidak - Anjurkan Tn.I untuk penyebab asma - Perabot rumah tangga
matahari tidak langsung masuk ke rumah. merokok di mengurangi - menganjurkan keluarga tidak tampak rapi
DO: dalam rumah konsumsi rokok atau selalu membersihkan - Rumah terasa pengap
- Luas bangunan rumah 12 m² menyarankan untuk rumah
- Ventilasi tidak ada tidak merokok di - menganjurkan Tn.I untuk A:
- Tidak mempunyai jendela dalam rumah mengurangi konsumsi Masalah Ketidakefektifan
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah - Evaluasi apakah Tn.I rokok atau menyarankan Manajemen Regimen
masih merokok di untuk tidak merokok di Terapeutik Asma pada
dalam rumah atau dalam rumah An.M di keluarga Tn.I
tidak ttd berhubungan dengan
leni Ketidakmampuan keluarga
mmenciptakan lingkungan
yang kondusif bagi An.M
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervesi
- Kontrak waktu dengan
keluarga
- Jelaskan pentingnya
rumah yang sehat untuk
penderita asma
- Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyebab asma
- Anjurkan keluarga selalu
membersihkan rumah
- Anjurkan Tn.I untuk
mengurangi konsumsi
rokok atau menyarankan
untuk tidak merokok di
dalam rumah
- Evaluasi apakah Tn.I
masih merokok di dalam
rumah atau tidak
Ttd
leni
No Hari/tanggal Diagnosa keperawatan SOAPIE Paraf
1 Jum’at/18 Ketidakefektifan Manajemen Regimen Jam 10.00 wib
Mei 2012 Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I S:
berhubungan dengan Ketidakmampuan - Ny.I mengatakan An.M masih tertidur.
keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
ditandai dengan: O:
DS: An.M tampak sedang tidur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling A:
sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di
dengan lauk telur. keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling An.M yang sakit asma teratasi sebagian
senang makan telur. P:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak - Kontrak waktu dengan keluarga
pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es - Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi
krim. An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum - Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari
obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 agar jangan sampai kelelahan
mg. Dan apabila serangan asmanya sudah - Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter
disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I I:
mengatakan An.M tidak rutin kontrol, Jam 10.00 wib Ttd
terakhir kali memeriksakan anaknya pada - Kontrak waktu dengan keluarga Leni
bulan Desember 2011. - Memotivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih dikonsumsi An.M
sering bermain di rumah dengan kakak- - Menganjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap
kakaknya dibandingkan dengan teman- hari agar jangan sampai kelelahan
temannya. - Mengevaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
DO: E:
- Obat An.M masih tampak belum habis Jam 11.00 wib. Ttd
- An.M tampak asyik berlarian kesanan S: Leni
kemari dengan kakak-kakaknya - Ny.I mengatakan sudah menyiapkan sayur bayam, lauk tempe, dan buah
jeruk bagi keluarganya khususnya An.M.
- Ny.I mengatakan dari tadi pagi tidak meminum es krim
- Ny.I mengatakan An.M sudah makan 1 kkali dan menghabiskan satu porsi
O:
- Di meja makan tampak sayur bayam, lauk tempe, dan buah jeruk
- An.M tampak sedang tidur

A:
Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M
di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat
An.M yang sakit asma teratasi
P:
Hentikan intervensi

2 Jum’at/18 Ketidakefektifan Manajemen Regimen Jam 10.00 wib


Mei 2012 Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I S:
berhubungan dengan ketidakmampuan Ny.I mengatakan sudah rumahnya belum memiliki ventilasi
keluarga mmenciptakan lingkungan yang O:
kondusif bagi An.M ditandai dengan: Rumah masih terasa pengap
DS: A:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga
seorang perokok aktif dan sering Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan
merokok di dalam rumah. Dalam sehari yang kondusif bagi An.M teratasi sebagian
tidak habis satu bungkus. P:
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga - Kontrak waktu dengan keluarga
mengatakan kebersihan lingkungan - Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
sangat mendukung kesehatan, akan - Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
tetapi rumah masih kurang sehat seperti - Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
tidak memiliki ventilasi sehingga terasa - Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk
pengap, dan juga tidak memiliki jendela tidak di dalam rumah
sehingga cahaya matahari tidak - Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
langsung masuk ke rumah.
I: Ttd
DO: Jam 10.15 WIB Leni
- Luas bangunan rumah 12 m² - Kontrak waktu dengan keluarga
- Ventilasi tidak ada - Menjelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
- Tidak mempunyai jendela - Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam - Menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
rumah - Menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan
untuk tidak merokok di dalam rumah
- Mengevaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak

E: Ttd
Jam 11.00 wib leni
S:
- Ny.I mengatakan suaminya sudah merokok di luar rumah

O:
- perabotan tampak sudah tertata rapi
- rumah tampak pengap
- rumah terasa bebas rokok

A:
Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M
di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi
P:
Hentikan intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.M Tupan:  Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis,, 17 Mei 2012
ditandai dengan : Tidak terjadi dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
DS : penyakit TBC di  Jelaskan kepada Kontrak waktu dengan S:
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan keluarga Tn.I keluarga Tn.I tentang keluarga - Ny.I mengatakan sudah
lingkungan sangat mendukung kesehatan, Tupen: penyebab timbulnya Ttd paham tentang
akan tetapi rumah masih kurang sehat Setelah dilakukan penyakit TBC leni penyebab timbulnya
seperti tidak memiliki ventilasi sehingga tindakan  Diskusikan dengan Kamis, 16 Mei 2012 penyakit TBC
terasa pengap, dan juga tidak memiliki keperawatan selama keluarga Tn.I untuk Jam 11.00 wib - Ny.I mengatakan akan
jendela sehingga cahaya matahari tidak 30 menit diharapkan membuat ventilasi - Jelaskan kepada keluarga mendiskusikan dengan
langsung masuk ke rumah. pengetahuan udara ataupun Tn.I tentang penyebab keluarganya untuk
keluarga Tn.I jendela timbulnya penyakit TBC membuat venilasi udara
DO: meningkat dengan  Diskusikan dengan O:
- Luas bangunan rumah 12 m² criteria hasil: keluarga Tn.I untuk - Ny.I tampak menjawab
- Langit-langit tertutup ternit - Mampu membuat ventilasi udara pertanyaan dengan benar
- Ventilasi tidak ada menjelaskan ataupun jendela - Kondisi rumah terasa
- Jendela tidak mempunyai jendela. penyebab Ttd pengap, tidak ada
- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke terjadinya leni ventilasi udara dan
dalam rumah penyakit TBC jendela
- Keluarga tn.I A:
mau membuat Risiko terjadinya - penyakit
ventilasi udara TBC di keluarga Tn.M
atau jendela teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
 Kontrak waktu dengan
keluarga
 Jelaskan kepada keluarga
Tn.I tentang penyebab
timbulnya penyakit TBC
 Diskusikan dengan
keluarga Tn.I untuk
membuat ventilasi udara
ataupun jendela
Ttd leni
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di Tupan: - Kontrak waktu Kamis, 17 mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
keluarga Tn.I ditandai dengan: Tumbuh kembang dengan keluarga Jam 11.00 wib Jam19.00 wib
DS: balita di keluarga - Kaji pengetahuan Kontrak waktu dengan S:
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita Tn.I tetap meningkat keluarga tentang keluarga - Ny.I mengatakan
sudah diberikan tablet vitamin A. Tupen: tumbuh kembang Ttd paham tentang tumbuh
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada Setelah dilakukan balita Leni kembang balita
makanan pantangan pada kedua balita. tindakn keperawatan - Beri pendidikan - Ny.I mengatakan
- Keluarga mengatakan kedua balitanya selama 2 kali kesehatan tentang Kamis, 17 mei 2012 bahwa,”ya besok mbak
sudah diimunisasi dasar lengkap kunjungan dalam tumbuh kembang Jam 18.40 wib sya ke posyandu balita
satu minggu balita - Mengkaji pengetahuan
DO: diharapkan - motivasi keluarga keluarga tentang tumbuh O:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pengetahuan untuk memantau kembang balita - Ny.A tampak antusias
pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal. keluarga Tn.I tumbuh kembang - Memberi pendidikan mengikuti pendidikan
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T tentang tumbuh balita kesehatan tentang kesehatan tentang
sesuai KMS normal di atas garis merah, kembang balita - Motivasi keluarga tumbuh kembang balita tumbuh kembang
sedangkan An.M pas garis merah. meningkat dengan untuk mengunjungi - Motivasi keluarga untuk balita
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z criteria hasil: posyandu balita mengunjungi posyandu - Ny.A telah
score An.I dan An.M tergolong status gizi - Mampu setiap bulan balita setiap bulan mendapatkan leaflet
baik . menjelaskan Ttd
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini A:
tubuh kembang leni
dalam keadaan sehat - Potensial peningkatan
pada balita -
- Umur An.M = 2 tahun tumbuh kembang balita di
- Ny.I mau rutin
BB=60 cm keluarga Tn.I teratasi
ke posyandu
TB=10 kg P:
balita tiap
Hentikan intervensi
bulan
Ttd
- Pertumbuhan
leni
dan
perkembangan
balita sesuai
dengan
perkembangan
balita
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan kasus yang dilaporkan pada bab III di banding
dengan teori. penulis akan menguraikan beberapa kesenjangan yang ditemukan pada pelaksanaan asuhan
keperawatan tersebut dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, impleentasi, dan
evaluasi
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari penerapan proses keperawatan. Kelengkapan data sangat
diperlukan sebelum menentukan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Praktek
keperawatan keluarga dimulai tanggal 7-19 Mei 2012 di dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan
Bantul Yogyakarta. Walaupun sebenarnya praktek keperawatan keluarga bersamaan dengan praktek
keperawatan komunitas. Sasaran dari Praktek keperawatan keluarga ini adalah sebuah keluarga di
suatu wilayah yang perlu dibina karena ada masalah kesehatan. Berbeda sekali dengan ilmu
keperawatan yang lain yang sasarannya adalah individu. Proses asuhan keperawatan keluarga ini
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Oleh karena
itu penulis memulai proses keperawatan dari pengkajian.
Pengkajian dilakukan di rumah keluarga Tn.I yang anggota keluarganya menderita Asma.
Pengkajian dimulai pada hari rabu tanggal 9 Mei 2012. pengkajian menggunakan questioner yang
sudah diberikan dari kampus. metode pengkajian yang dilakukan kali ini dengan cara wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentsi. dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif
dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari keluarga Tn.I dengan cara wawancara dengan
menggunakan pertanyaan, sedangkan data obyektif di peroleh dengan melakukan observasi dan
pemeriksaan fisik.
Dalam teori penyebab asma adalah asap, debu, cuaca dingin, alergi, kelelahan, influenza keturunan
dan yang penulis temui dalam melakukan pengkajian penyebab asma pada AN.M adalah kelelahan.
Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta yang ditemukan di lapangan
mengenai penyebab asma. Selain itu, dari tanda dan gejala yang tampak pada An.M sama dengan
yang ada pada teori yang menyatakan bahwa tanda dan gejala asma adalah batuk, sesak nafas, suara
nafas wheezing. Tetapi ada juga kesenjangan yang penulis temukan pada rumah Tn.I diantaranya
kondisi rumah yang kurang sehat dan tidak adanya ventilasi.
Pada saat pengkajian penulis menemukan factor pendukung dan factor penghambat. factor
pendukungnya antara lain Ny.I sangat kooperatif dan kerjasama saat dilakukan pengkajian, rumah
keluarga Tn.I tidak jauh dari posko sehingga sangat mudah dijangkau dengan jalan kaki. Sedangkan
untuk factor penghambatnya adalah Tn.I terlihat tidak suka bila ada petugas kesehatan yang datang ke
rumah dan sulitnya mencari waktu yang tepat untuk pengkajian.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang terdapat pada teori diantaranya adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan
pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi (Nanda, 2007).
Tetapi setelah dilakukan pengkajian dan penentuan prioritas masalah pada keluarga Tn.I khususnya An.M,
masalah keperawatan yang muncul sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan karena tidak ada data yang
mendukung munculnya masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran gas,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi. Tetapi untuk penyebabnya sudah
sesuai dengan fungsi perawatan keluarga antara lain ketidakmampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, ketidakmampuan menciptakan lingkungan yang kondusif, dan ketidakmampuan memanfaatkan sumber-
sumber kesehatan. Berdasarkan pengkajian dan penentuan prioritas masalah, maka ditentukan diagnosa
sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I brhubungan
dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M Risiko
terjadinya TBC di keluarga Tn.I
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.I
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I penulis tidak ditemukan factor
penghambat, tetapi menemukan factor pendukung seperti terdapat data-data dari hasil pengkajian yang
menunjang untuk merumuskan diagnosa keperawatan serta terdapat referensi yang dapat membantu
penulis dalam merumuskan masalah diagnosa keperawatan.
C. Intervensi
setelah mengetahui masalah yng ada pada keluarga Tn.I khususnya An.M maka tahap selanjutnya
adalah menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah. dalam membuat
rencana asuhan keperawatan ini tidak lepas dari keikutsertaan keluarga dalam memecahkan masalah
sesuai dengan tujuan dari perencanaan tersebut yaitu mencari jalan efisien bagi masala yang dihadapi
oleh keluarga. penyusunan perencanaan dilakukan sesuai dengan teori, yaitu menitikberatkan pada
lima tugas keluarga yaitu:
1. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyait asma
2. ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk pengobatan
3. ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit asma
4. keidakmampuan keluarga menciptkan lingkungan yang sehat bagi penderita asma
5. keluarga mampu menggunakan sumber-sumber kesehatan

Dalam membuat perencanaan penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat. Faktor
pendukung tersebut adalah ketersediaan referensi yang cukup tentang asma sehingga penulis dapat
menyusun intervensi yang akan dibuat. Perencanaan yang dilakukan penulis adalah memberikkan
pendidikan kesehatan tentang asma, mendiskusikan tentang pengambilan keputusan untuk rutin
berobat, serta bagaimana merawat dan menciptakan lingkungan bagi penderita asma. sedangkan untuk
factor penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan keluarga Tn.I untuk memahami masalah asma
D. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan asuhan keperawatan untuk masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen
Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I, yang sudah penulis lakukan adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang asma dan perawatannya. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan
pada tanggal 17 Mei 2012. Penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Factor pendukungnya antara lain adanya antusias dari keluarga
Tn.I untuk mendengarkan dan menerima pendidikan kesehatan dan adanya rasa ingin tahu dari
keluarga Tn.I tentang penyakit asma. Sedangkan factor penghambatnya adalah waktu pelaksanaan
kurang efektif karena tidak seluruh anggota keluarga ikut dalam pendidikan kesehatan tentang asma.
E. Evluasi
Tahap akhir yang penulis lakukan adalah membandingkan antara tingkat keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang telah penulis lakukan dengan tujuan dari tindakan keperawatan. sebagian tujuan
telah tercapai, tetapi masih ada tujuan yang belum tercapai.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga dapat memberikan data yang sesuai
untuk permasalahan keluarga
2. diagnosa keperawatan dalam keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga sesuai
dengan munculnya permasalahan dalam keluarga
3. penyusunan perencanaan dilakukan dengan menetapkan prioritas, menetapkan tujuan,
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga.
4. tindakan keluarga ditentukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP secara operasional.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta

Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta

Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta

Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika :
Jakarta

Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai