Anda di halaman 1dari 16

PARAGRAF

TUGAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
pada jurusan Arsitektur

Dosen Pembimbing:
Mawaddah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Ulfiatun Risma (180701109)
2. Amira Fudla (180701110)
3. Nikmaturrahma (180701102)
4. Nur Ina (180701157)
5. Muhammad Rosil (180701142)
6. Fana Upiani (150701131)

PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah yang berjudul “PARAGRAF” dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam tak lupa kita sampaikan kepada
Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan, sehingga mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini kami selaku mahasiswa
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran-saran
yang sifatnya membangun kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan kepercayaan serta bimbingannya dalam menuliskan makalah ini.
Demikianlah, akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa/i dan orang-orang yang membacanya, terutama bagi
kami sendiri sebagai penulis yang bersangkutan. Amin.

Banda Aceh, 13 April 2019


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………I
DAFTAR ISI............................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2
2.1 Pengertian Paragraf......................................................................................2
2.2 Ciri-Ciri Paragraf .........................................................................................2
2.3 Fungsi Paragraf ............................................................................................3
2.4 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ...........................................................4
2.4.1 Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran)................................................4
2.4.2 Kepaduan Paragraf ............................................................................5
2.4.3 Ketuntasan..........................................................................................6
2.4.4 Keruntutan .........................................................................................7
2.4.5 Konsistensi Sudut Pandang .................................................................8
2.5 Jenis-Jenis Paragraf ........................................................................................9
a. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat topik ......................................9
b. Jenis Paragraf Berdasrkan Urutannya .......................................................9
c. Jenis paragraf Menurut Sifat Isinya ...........................................................9
2.6 Unsur-Unsur Paragraf .....................................................................................9
1) Pengertian kalimat utama ..........................................................................9
2) Pengertian Kalimat Penjelas ......................................................................9
3) Pengertian Ide pokok/Gagasan Utama .......................................................9
4) Pengertian Kalimat Penegas ..................................................................... 10
5) Penertian Transisi .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................... 15
3.2 SARAN .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan
dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus
dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti
menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan
ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus
jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama
mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif .
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf
yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini
disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan
paragraf yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf ?
2. Apa saja ciri-ciri paragraf ?
3. Apa saja fungsi paragraf ?
4. Apa saja syarat-syarat pembentukan paragraf ?
5. Apa saja unsur-unsur paragraf ?

C .Tujuan
1. Untuk memahami pengertian paragraf.
2. Untuk mendalami ciri-ciri paragraf.
3. Untuk mendeskripsikan fungsi paragraf.
4. Untuk memahami syarat-syarat pembentukan paragraf.
5. Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Widjono (2005:160) mengatakan bahwa paragraf mempunyai beberapa
pengertian: (1) paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan
yang panjang ada dalam paragraf. (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtun logis, dalam satu kesatuan
ide yang tersususn secara lengkap, utuh, dan padu. (3) paragraf adalah bagian dari
suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapakan satuan
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya. (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak
menunjukkan ketunasan atau kesempurnaan.
Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri dari satu kalimat dapat
digunakan. paragraf satu kalimat ini dapat di pakai sebagai peralihan antar-
paragraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. Akan tetapi, sebagai
kesatuan gagasan menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf
hendaklah di bangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan
mengembangkan satu gagasan.

2.2 Ciri-Ciri Paragraf


Ciri-ciri paragraf menurut Widjono (2005:161), yaitu sebagai berikut.
a. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa, dan delapan ketuk untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya:
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Karangan berbentuk lurus yang tidak
bertekuk (block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih
banyak dari pada jarak dari pada jarak antarbaris lainnya.
b. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam
kalimat topik.

5
c. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau
menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
d. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang di nyatakan
dalam kalimat penjelas. kalimat ini berisi satu kalimat topik dan beberapa
kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan
tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa paragraf terdiri
dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama
menyampaikan pikiran utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran
penjelas.

2.3 Fungsi Paragraf


Widjono (2005:161) mengatakan bahwa paragraf mempunyai arti dan
fungsi yang penting. Dengan paragraf itu, pengarang dapat mengekspresikan
keseluruhan gagasan secara utuh, runtun, lengkap, menyatu, dan sempurna
sehingga bermakna dan dapat di pahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan
penulisnya. Lebih jauh dari pada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah
karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energi sehingga pembaca
menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam
menjembati gagasan penulis dan pembacanya. Menurut Widjono (2005:162),
fungsi paragraf sebagai berikut.
a. mengekspresikan gagasan tertulis dalam member bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu
kesatuan.
b. menjadi peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pemikiran.
c. memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
d. memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan satuan unit
pikiran yang lebih kecil, dan
e. memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.

6
2.4 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Menurut Widjono (2005:167), paragraf yang baik harus memenuhi syarat
kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntunan, dan konsistensi penggunaan sudut
pandang. Syarat-syarat paragraf tersebut harus terdapat dalam sebuah paragraf
sehinnga kalimat-kalimat dalam paragraf saling terkait antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya.
Syarat-syarat paragraf dapat mencerminkan keutuhan informasi yang di
sampaikan paragraf. Pencerminan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
dan cara. Cara penyampaian inilah yang membedakan satu paragraf dengan
paragraf yang lain. Untuk itu sebuah paragraf harus benar benar mencerminkan
syarat-syarat yang sudah disampaikan.

2.4.1 Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran)


Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kaliamat
dalam sebuah paragraf hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah.
jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyinggung dari masalah yang
sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu pokok
pikirran. Dalam pandangan lain, paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan
dengan topik.
Contoh paragraf tanpa kesatuan pikiran:
(1)Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. (2)
Beberapa siswa tingkat SD sampai SMU/SMK berhasil menjuarai olimpiade
fisika dan metematika. (3) Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif
rendah, beberapa siswa berhasil memenangakan kejuaraan dunia dalam lomba
tersebut. (4) Kreativitas baru tersebut membanggakan kita semua. (Widjono,
2005:167)
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa untuk menjamin
adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikiran. Paragraf dapat
berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan kesatuan, tidak satu
kalimatpun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Jika
terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.

7
2.4.2 Kepaduan Paragraf
Sebuah paragraf harus memiliki koherensi atau kepaduan susunan pada
pertautan makna. Koherensi atau kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran
kalimat yang satu ke kalimat yang lain berjalan mulus dan lancar. Kepaduan
paragraf dapat di capi melalui susunan yang logis dan perkaitan antar kalimat
sehingga tercapai kepaduan (Fizona, 2002:150). Menurut Alex dan Achmad
(2011:218), kepaduan ialah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan
kalimat lain yang membentuk paragraf itu, atau koherensi atau kepaduan yang
baik dari aspek makna.
Menurut Widjono, paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan
kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan kalimat tersebut
menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat
dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata
transisi, dan bentuk paralel.

a. Pengulangan Kata Kunci


Pengulangan kata kunci merupakan hal yang di perlukan dalam
mengembangkan sebuah paragraf. Alwi (2001:11) mengatakan bahwa kepaduan
paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama
itu sesekali dapat di sebut kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau
dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu.
Misalnya, Virus HIV, bisa disebut virus penyebab AIDS, virus yang mematikan,
virus yang sulit ditaklukkan. Cara ini disebut penyulihan.

8
b. Kata Ganti
Widjono (2005:170) mengemukakan bahwa kepaduan dapat dijalin dengan
kata ganti, pronominal, atau padanan. Menurut Arifin dan Tasai (2000:117),
kepaduan paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun
kata ganti yang lain. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama
terdahulu dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata
gantinya. Kata ganti (padanan) dapat pula menggantikan kalimat, paragraf, dan
dapat pula menggantikan bab, contoh kepaduan paragraf di bangun menggunakan
kata ganti. Misalnya, pengusaha-pengusaha yang sukses sekali dapat juga disebut
pengusaha-pengusaha itu ataupun mereka. Cara ini disebut pengacuan.

c. Kata Transisi
Penggunaan kata transisi merupakan hal yang berguna dalam pengembangan
paragraf yang efektif. Keraf (2001:79) mengatakan bahwa kata kata transisi
fungsinya terletak antara kata ganti dan dan repetisi. Menurut Alwi (2001:11),
kata transisi adalah konjungtor atau perangkat, baik yang digunkan untuk
menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat maupun untuk
menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Menurut Widjono
(2005:171), kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkat yang
menyatakan adanya hubungan baik intrakalimat maupun antarkalimat.
Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga
keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu dan utuh. Misalnya, (1) Saya makan
soto karena saya suka. (2) Saya makan soto jika saya suka.

9
d. Struktur Paralel
Struktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk bentuk sejajar: bentuk kata yang
sama, struktur kalimat yang sama, repitisi atau pengulangan bentuk kata (kalimat)
yang sama, menurut Alwi, banyak cara yang dapat digunakan untuk membangun
keparalelan struktur ini, antara lain menggunakan bentuk kata kerja yang sama
atau menggunakan majas repetisi. Contoh: Sejak 1998, pelaksanaan reformasi
hukum belum menunjukkan tanda-tanda yang serius. Menurut Presiden Megawati
(kompas, agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para penegak
hukum di lapangan. Jika kelambana berlarut-larut, publik menduga bahwa oknum
penegak hukum belum sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawabnya.
Sementara itu, para investor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum
tersebut dipercepat. Jika berhasil, pencarian keadilan dan kemakmuran masyarakt
segera terwujud. Ini berarti, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan iklim bisnis
juga terangkat (Widjono, 2005:172).

2.4.3 Ketuntasan
Ketuntasan bermakna selesai dibicarakan. Paragraf yang tuntas artinya
paragraf yang selesai di dalam membicarakan sesuatu. Alwi mengemukakan
bahwa paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf
itu telah tercakup semua yang di perlukan untuk mendukung gagasan utama.
Menurt Widjono, ketuntasan ialah kesempurnaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ketuntasan dalam
paragraf berkaitan dengan pembahasan suatu materi secara menyeluruh. Hal ini
dilakukan agar paragraf tersebut menjadi utuh dan sempurna. Di samping itu, di
dalam paragraf antarkalimat yang satu dengan kalimat lainnya harus menjelaskan
gagasan utama secara tuntas sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami
sebuah paragraf dengan baik.

10
2.4.4 Keruntutan
Keruntutan merupakan unsure sangat penting dalam paragraf, Alwi
(2001:19) mengatan bahwa keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan
informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran penuklis. Menurut Widjono, keruntutan adalah
penyusunan urutan gagasan dalam karanga. Sehubungan dengan hal ini keruntutan
dapat dilakukan dengan beberapa cara atau secara bersamaan dari berbagi cara:
a. penalaran,
b. kejelasan gagasan, makna, dan stuktur,
c. kata transisi yang tepat,
d. kata ganti yang tepat,
e. ikatan makna yang jelas,
f. penggunaan idiomatik yang tepat,
g. komunikasi yang efektif (terpahami, merangsang kreativitas),
h. membangun suasana (ilmiah, objekvitas, menyenangkan), dan
i. hubungan antargagasan, antarkata, dan antarkalimat yang tidak terputus.

2.4.5 Konsistensi Sudut Pandang


Dalam karang-mengarang, konsisten sudut pandang itu sangat penting.
Seoarang penulis harus menetukan lebih dahulu sudut pandangnya terhadap calon
penbaca agar ia dapat memilih gaya penulisan yang tepat (Alwi, 2001:14).
Menurut widjono, sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam
karangannya. pengarang dapat menggunkan sudut oandang dia atau ia seolah-olah
menceritakan dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis.

11
2.5 Jenis-Jenis Paragraf

a. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat topik


Berdasarkan letak kalimat topiknya, paragraf dibedakan ke dalam empat jenis,
yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf deduktif-induktif,
(4) paragraf penuh kalimat topik.

b. Jenis Paragraf Berdasarkan Urutannya


Berdasarkan urutannya, paragraf dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu (1)
paragraf pembuka, (2) paragraf isi, dan (3) paragraf penutup.

c. Jenis paragraf Menurut Sifat Isinya


 Narasi
Narasi adalah jenis paragraf yang mencerikan proses kejadian tentang
sesuatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadi suatu hal.
 Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang membahas suatu masalah
dengan bukti-bukti alasan yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa paragraf
argumentasi adalah paragraf yang berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian
rupa.
 Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi ialah paragraf yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
 Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau
kenyataan kejadian tertentu. Eksposisi merupakan jenis paragraf yang
dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal
yang dapat memperluas atau menambahkan pengetahuan dan pandangan
pembacanya.

12
 Paragraf Deskripsi
Pelukisan atau deskripsi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan
menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek. Pembaca atau pendengar seolah-
olah berada dalam satu ruangan dan dapat mencium, mendengar, meraba,dan
melihat segala sesuatu yang terdapat di dalamnya.
Langkah-langkah dalam penulisan paragraf deskripsi menurut Zainurrahman
(2011 :49), yaitu sebagai berikut:
(a) Perencanaan
(b)Penulisan draft awal
(c) Revisi

2.6 Unsur-Unsur Paragraf


Unsur-unsur paragraf adalah komponen yang membentuk atau membentuk
atau yang membuat terjadinya sebuah paragraf. Unsur-unsur ini saling
berhubungan dan berkaitan untuk menguatkan struktur dan makna dalam sebuah
paragraf. Sebuah paragraf terdiri dari beberapa unsur, yakni: 1) kalimat utama, 2)
kalimat penjelas, 3) gagasan utama, 4) kalimat penegas, dan 5) transisi.
1) Pengertian kalimat utama
Sebuah paragraf tersusun atas kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf.
Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik.
2) Pengertian Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memperjelas, menguraikan, atau
berupa rincian-rincian tentang kalimat utama. Dengan kata lain, kalimat penjelas
adalah kalimat yang berisi gagasan penjelas.
3) Pengertian Ide pokok/Gagasan Utama
Nama lain dari gagasan utama adalah ide pokok, gagasan pokok, atau ide
sentral. Untuk meteri bahasan memahami ide pokok, bisa dibilang mudah-mudah
sukar ataupun sukar-sukar mudah, semakin tinggi jenjangnya, tingkat kesulitan
dan pemahamannya pun semakin tinggi dan sukar.

13
4) Pengertian Kalimat Penegas
Kaliamat penegas adalah kalimat yang berfungsi sebagai penegas, dengan
cara mengulang bentuk kalimat topic pada bagian akhir paragraf.
5) Pengertian Transisi
Transisi adalah mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi
sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antar kalimat dalam suatu paragraf.
Transisi/konjungsi terdiri atas dua macam, yaitu :
 Konjunsi Intra Kalimat, adalah kata sambung yang
menghubungkan antara induk dan anak kalimat. Contohnya: dan,
tetapi, karena, agar dan lain-lainnya.
 Konjungsi Antar Kalimat, adalah konjungsi yang menghubungkan
antara kalimat-kalimat yang ada didalam paragraf. Contohnya:
Lagi pula, Oleh karena itu, Terlebih lagi, Namun, Disamping itu,
dan lain-lainnya.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Paragraf adalah karangan mini. artinya, semua unsur karangan
yang panjang ada dalam paragraf.
2. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat
yang tersusun secara runtun logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersususn secara lengkap, utuh, dan padu.
3. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapakan satuan informasi dengan
pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnya.
4. Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan
ketunasan atau kesempurnaan.
5. Paragraf terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat
penjelas. Kalimat utama menyampaikan pikiran utama, dan kalimat
penjelas menyampaikan pikiran penjelas.

3.2 SARAN
Sebaiknya dalan penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan
yang sudah disepakati dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alex. Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Kencana.
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk
Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Grorys. 2001. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
Zainurraman. 2011. Menulis dari Teori hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
Lamuddin, Zilona. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Arifin, Zainal danTasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika.

16

Anda mungkin juga menyukai