Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS


BERKAITAN DENGAN PROGRAM PEMERINTAH

Disusun oleh :
Rizka Nur Amalia (1706.17.022)
Rizky Arliyati (1706.17.023)
Siti Warda (1706.17.027)
Wulan Anggun Lestari (1706.17.029)

PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN KARTNI JAKARTA
TAHUN AKADEMI 2017/2018
Jl.Ciledug Raya No.94-96 Cipulir , Kebayoran Lama , Jakarta Selatan 12230
Tlpn/Fax (021) 72792292 Email : akbid.kartini@gmail.com

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

Latar Belakang Masalah .............................................................................................

Rumusan Masalah …………………....………………………………......................

Tujuan Penulisan …………………………………………………….......................

BAB II Tinjauan Teori .......................................................................................................

Asuhan Kebidanan Bayi Balita .................................................................................

SPM alat,Tempat dan pelayanan bayi Balita.............……...............................

Kunjungan Ulang Bayi Balita….……………………..............……….............

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan /SDIDTK..……….........………..

Program Imunisasi Bayi Balita .........................................................................

BAB III PENUTUP ……………….....................………………………………………….

Kesimpulan ...............................................................................................................

Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


Kata Pengantar

Sebagai insan yang percaya pada sang pencipta, marilah kita bermunajah pada Allah
SWT,karena atas karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun banyak hambatan dan halangan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun akhirnya dapat selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam –dalamya kepada semua pihak
yang telah memberikan kontribusi berupa bantuan terhadap proses penyusunan
makalah ini, Baik kepada ibu dosen mata kuliah atau rekan rekan sekalian yang telah
memberikan bantuannya kepada kami.

Kami menyadari sungguh bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini kedepannya . Kami berharap
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Jakarta, 16 April 2019

Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesejahteraan bangsa. Ibu
sehat akan melahirkan anak-anak yang sehat, menuju keluarga yang sehat dan
bahagia. Mengingat anak anak adalah salah satu aset bangsa, maka masalah
kesehatan anak akan memerlukan prioritas yang cukup tinggi. Sekitar 37,3
juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, 5 juta balita
berstatus gizi kurang. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen
untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG's) untuk
mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan
angka kematian balita. Sumber daya manusai terbukti sangat menentukan
kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara. Terbentuknya sumber
daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, dan produktif.

Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui


berbagai upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk
untuk bayi baru lahir dan anak balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru
lahir dan ank balita merupakan salah satu program kesehatan anak yang
bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak
secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal
ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas
ceria, berahlak mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan
bangsa.

Anak merupakan harapan masa depan. oleh karena itu mereka perlu
dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat
dan cerdas. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari
penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak
bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja.
Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru
lahir , memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh
kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang akan
menjadi sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SPM, alat, dan tempat standar pelayanan bayi balita ?
2. Kapan saja Jadwal Kunjungan pada Bayi Balita ?
3. Bagaimana Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan/Deteksi dini
pada bayi dan balita ?
4. Bagaimana Program Imunisasi bagi bayi Balita ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui SPM, alat dan tempat, Standar
pelayanan bayi balita
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Kapan Jadwal kunjungan bayi balita
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi
Dan Balita Atau Deteksi Dini.
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Tentang Imunisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan Pada bayi balita di Komunitas


 Pengertian
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari
Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari.

Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru
lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia
sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi
dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-
natal (setelah 27 hari).

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia
dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu
usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan
berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan
dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering
disebut golden age atau masa keemasan.

1. Standar Pelayanan Bayi Balita


Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tam atau
pembeli.

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di


berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.
Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan
sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

a. Standar Pelayanan Alat Dan Tempat Bayi Balita


1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah
daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga
agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3) Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter
4) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar
mandi/ WC, masing-masing 1 buah.
5) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
6) Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan
ruang laktasi.

b. Standar Pelayanan Bayi Balita


Adapun pelayanan kesehatan bayi di komunitas diantaranya :

1. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi


dibawah 6 bulandan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi
diatas 6 bulan. Petugas kesehatan sangat berperan dalam
keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling
tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif
setelahnya.
2. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera
merujuk pada dokter.Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan kunjungan bayi oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda
dan balita
b. Pelayanan Pengobatan
1) pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda,
mengingat anak masih dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Pada anak yang lahir premature ,
penetapan dosis yang diberikan sangat sulit karna
fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga
proses absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi tidak
maksimal yang kadang menimbulkan efeksamping
yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada
prinsipnya dosis ditentukan dengan dua standar, yakni
berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat
badan.
3. Buku KIA/KMS
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
KMS (kartu menuju sehat) untuk balita adalah alat yang
sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak.Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap
kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.Manfaat KMS adalah :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan,
perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan
diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang
kesehatan anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi.
4. Vitamin A 2 Kali Setahun
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin
yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan
mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh
yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,jaringan epitel, untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang
dilaksanakan oleh departemen kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan
februari dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara
gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.
Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi
berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A
merah (200.000) diberikan kepada balita kekurangan vitamin A
disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).halini dapat terjadi
karena sarapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan
sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva
dan selaput bening (kornea mata).balita akan terlindungi dari
kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga
menengah bawah.
5. Pelayanan MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak
usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.MTBS bukan merupakan
suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana
balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan
yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan
kesehatan dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes,
poskesdes, dll)
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong
lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering
menyebabkan kematian bayi dan balita di indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit),
perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif
(pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering
terjadi pada balita.Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui
bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan,
dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegitan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan,
yaitu :
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan
kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter
dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
terlatih.
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan
di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan)
d. Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan
bergizi pada bayi dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur
makanan anak usia 1-5 tahun, pemeriksaan rutin/berkala terhadap
bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain,
peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak
mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.
6. SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang)
SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang) adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa
5tahun pertama kehidupan .Diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional
(kesehatan, pendidikan dan sosial).
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh
kembang anaksecara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,
pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat)
dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahunagar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal.Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin
dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh
kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga
kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan
tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya
menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan
anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Tujuan SDIDTK yakni :
1. Tujuan Umum
Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6
tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu
bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini.
2. Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua
balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja
Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra
sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa
ditangani di Puskesmas.

Adapun Jenis Skrining yang di lakukan yakni :

1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


a) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
(BB/TB)
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
7. Pelayanan posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas
terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006) Posyandu adalah pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan,
2012)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh
tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader
menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas
kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:
a. Balita yang berat badannya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b. Balita yang berat badannya di bawah garis merah.
c. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d. Balita yang mencret.
e. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f. Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.

2. Kunjungan Ulang Bayi Balita


Kunjungan Ulang Bayi :

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan


2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11 bulan
Jadwal Kunjungan Balita
1. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
2. pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
3. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
4. Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

3. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh anak, yaitu anak bertambah


besar, berat dan tinggi, organ-organ tubuh bertambah besar dan berat.
Perkembangan adalah : Bertambahnya kemampuan anak sebagai hasil dari
proses pematangan organ tubuh. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus
dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di
dalam kandungan Ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis
proses tumbuh kembang manusia yaitu masa dibawah usia lima tahun.
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan
berkesinambungan yang mencakup aspek motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi,
dan kemandirian.
Deteksi   dini   tumbuh   kembang   bayi,   balita   dan   anak   prasekolah   adalah

kegiatan   pemeriksaan   untuk   menemukan   secara   dini   adanya   penyimpangan

tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga

kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,meliputi:
a) Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
b) Pengukuran lingkar kepala
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a) Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan 

kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
b) Tes daya dengar
c) Tes daya lihat

3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi   dini   penyimpangan   mental   emosional   adalah   kegiatan   /

pemeriksaan   untuk   menemukan   secara   dini   adanya   masalah   mental

emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas

pada   anak,   agar   dapat   segera   dilakukan   tindakan   intervensi.   Bila

penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya

akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak
a. Kegunaan deteksi disni tumbuh kembang Balita, Kegunaannya adalah untuk
mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini, sehingga
upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan
dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa
kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan
umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh
kembang yang optimal.
b. Pelaksanaan deteksi dini, Adalah upaya deteksi dini dilaksanakan oleh tenaga
professional, kader dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu
dan terampil dalam melakasanakan deteksi dini.
Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu,
di sekolah-sekolah dan dilingkungan rumah tangga
c. Alat untuk melakukan deteksi dini
Alat untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah distandardisasi untuk
menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang norma;
Macam-macam tes skrining yang digunakan adalah :
1. Berat badan menurut umur
2. Pengukuran lingkaran kepala anak
3. Denver Development stress test (DDST)
4. Kuisioner perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
5. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.

Jadwal Kegiatan Deteksi Dini


Kelompok
No Jadwal Deteksi Dini
Umur
1 Bayi Pada bayi umur 0 – 28 hari
Pada bayi 1 – 11 bulan, deteksi dini dilakukan saat
umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
2 Anak balita Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan,
42 bulan, 48 bulan, dan 54 bulan
3 Anak prasekolah Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72
bulan

4. Program Imunisasi Bayi Balita

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan


kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Supartini, Y, 2004).

Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan


tubuhkebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang
dapatmenyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki
kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.

1. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan
suatupenyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkankematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang
dapat di hindari denganimunisasi yaitu: Hepatitis, Campak, Polio,
Difteri,Tetanus, Batuk Rejan, Gondongan, Cacar air, TBC

2. Macam – Macam Imunisasi

a. Imunisasi Aktif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang
secara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau
campak. Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1) Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara
ototmatis di peroleh sembuh dari suatu penyakit.

2) Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari


vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu
penyakit.
b. Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC
(Anti tetanus Serum). Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh
lain adalah : Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1. Imunisai pasif alamiah adalah antibodi yang di dapat seorang
karena di turunkan olehibu yang merupakan orang tua kandung
langsung ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh
karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu
3. Jenis – Jenis Imunisasi
a. BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-2 bulan pada bahu
kanan. Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul
benjolan putih pada lengan bekas suntikan yang akan
membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan.
b. DPT
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan pada paha.
Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang
diimunisasi. Beri obat penurun panas ¼ tablet dan jangan
membungkus bayi dengan selimut tebal.
c. Polio
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada
usia4-6 bulan Setelah imunisasi, tidak ada efek samping.
Jika anak menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio,
kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.
d. Campak
Dosis pemberian 1 kali usia 9 bulan pada bahu kiri.Setelah
1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul
kemerahan. Cukup beri ¼ tablet penurun panas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Kesehatan Bayi adalah sebuah subjek mendasar yang harus
diketahui oleh orang tua. Selain itu, orang tua harus mengetahui tanda bayi sehat
dan tanda bahaya pada bayi.

Perawatan Kesehatan Anak Balita tentu saja harus diperhatikan dengan sangat
baik oleh para orang tua. Untuk mengetahui hal apa saja yang sangat penting
dalam perawatan kesehatan tersebut, diperlukan pengetahuan yang jelas terhadap
pilar-pilar penting yang erat kaitannya dengan kebutuhan balita Adapun pilar
tersebut yaitu : nutrisi dan makanan anak, kecerdasan anak, psikologi anak.

Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita/Deteksi Dini. Pertumbuhan


(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(Soetjiningsih. 1998 ).

Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa


cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya
dengan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan radiologi.

B. Saran
Dengan di buatnya makalah ini diharapkn mahasiswa khususnya D III
kebidanan dapatmengerti dan lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas
serta tugas-tugasnya diwilayah kerja mengenai,perawatan kesehatanak balita,
pemantauan tumbuh kembang dan deteksi dini bayi dan balita, imunisasi. Dan
lebih diharapkan makalah ini dapat memotivasi bidan dimasa depan untuk lebih
aktif, kreatif dan inovatif dalam memajukan pelayanan bidan komunitas sehingga
tercipta pelayanan yang berkualitas untuk menuju indonesia sehat.
Daftar Pustaka

Pusdiknakes. 2001. Asuhan Post Partum. Jakarta. Depkes.


Saifudin. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta. JNPPKR.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta. JNPKKR.

Anda mungkin juga menyukai