mmol/L. Meski terkadang klinisnya bersifat asimptomatik, tapi dapat juga dijumpai
dengan tanda berupa iritabilitas neuromuskular dari myoklonik sampai kejang, apnea,
sianosis dan gangguan irama jantung.
- Hipokalsemia pada usia neonatus mempunyai penyebab yang bervariasi, yang
biasanya diklasifikasin berdasarkan onset :
o early-onset : terjadi pada 4 hari pertama kehidupan dan biasanya.
o Late-onset : terjadi pada 5-10 hari pertama kelahiran dan memiliki DD :
hipoparatiroidism transient, resisten PTH transien, sindrom DiGeorge, Def vit
D pada maternal, malabsorpsi, hipomagnesemia, asupan susu formula tinggi
fosfor.
- Maturasi yang lambat dari aksis paratiroid menjadi penyebab predominan dari
hipokalsemia neonatorum transien, seperti disugesti oleh kadar PTH yang
rendah/normal dan tingginya kadar fosfor.
- Agen biokimia ini dapat mengaburkan diagnosis hipokalsemia karena kekurangan
vitamin D, yang mana juga sering terjadi pada neonatus terutama neonatus yang tua
dan anak yang memiliki kadar fosfor rendah menuju normal selama hiperparatiroid
sekunder (fosfaturia)
- Hipokalsemia late-onset moderate sampai berat biasanya terjadi pada keturunan
his[anic dan bayi laki-laki, biasanya ditandai dengan def vitamin D dan
hipomagnesemia, dan mudah ditatalaksana dengan terapi berdurasi.
- Neonatus dengan hipokalsemia moderate sampai berat yang kejang tapi tidak ada
penyebab yang lain, mungkin lebih baik jika dilakukan neuroimaging untuk
menyingkirkan sindrom DiGeorge.
(Theena)
(Ahire)
- Kalsium serum penting untuk mempertahankan homeostasis tubuh, fungsi sel,
stabilitas membran sel, kontraksi otot, dan konduksi saraf. PTH, Vit D dan Kalsitonin
adalah hormon esensial untuk keseimbangan kadar kalsium serum. Kadar kalsium
serum juga dipengaruhi oleh intake kalsium dan fosfat serta kadar magnesium serum.
- Meskipun Ca ditransfer aktif dari ibu ke janin pada trim 3, tapi pemutusan transfer
tersebut sesaat setelah kelahiran merupakan faktor utama penyebab hipokalsemia
neonatal.
- Selain itu, respon PTH yang tidak tepat untuk hipokalsemia, insufisiensi vit D dan
peningkatan sekresi kalsitonin juga ikut berperan pada hipokalsemia pada periode
awal neonatal.
- Meskipun hipokalsemia neonatal dapat mengancam nyawa, tapi klinis hipokalsemia
sering asimptomatik dan bersifat transien. Selain itu, prevalensi bervariasi dari usia
gestasi dan penyakit perinatal.
- Hipokalsemia neonatal transien didefinisikan sebagai hipokalsemia yang terjadi
selama 28 hari pertama kehidupan dan berespon terhadap perawatan yang berdurasi.
- Hipokalsemia didefinisikan sebagai Kadar kalsium serum terionisasi < 4 mg/dl (1.0
mmol/L)
- Insufisiensi PTH didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar PTH serum < 60 pg/mL
atau fosfor serum lebih tinggi dari kadar kalsium serum.
- Hipokalsemia lainnya didefinisikan sebagai TNH yang tidak berhubungan dengan
insufisiensi PTH.
- Early onset hipokalsemia : terdeteksi pada 3 hari pertama setelah kelahiran
- Late : terdeteksi setelah 3 hari pertama.
- QTc (QT interval) memanjang : QTc > 0,44 detik.
- Tetani hipokalsemia adalah salah satu gejala serius dari neonatal hipokalsemia.
- Ada EEG yang abnormal dan membaik setelah 2 bulan.
- Hipokalsemia adalah penyebab kejang pada 3% dari semua kasus yang terjadi pada
bayi.
- Bukan hanya spasme otot dan tetany tapi juga kejang terjadi pada hipokalsemia
moderate sampai berat.
- Prognosis dari kejang karena hipokalsemia masih bonam. Tidak ada rekurensi dari
kejang
- Definisi traditional/klasik dari hipokalsemia neonatal adalah kadar kalsium serum <
7,5-8 mg/dl, tapi ada juga bayi yang mengalami hipokalsemia simptomatik pada kadar
kalsium serum lebih dari 7,5 mg/dL, sehingga definisi masih harus diperhatikan
kembali.
(Cho)
(kutilek)
(Lenargik)
(onyiriuka)
-PTH serum meningkat setelah lahir sebagai respon terhadap penurunan kadar kalsium
serum. Peningkatan pada PTH ini akan memobilisasi kalsium dari tulang sehingga kadar
kalsium meningkat dan selanjutnya akan stabil bahkan tanpa adanya kalsium eksogen.
(thakur)
- Sekitar 99% dari kalsium total tubuh dalam bentuk kristal hidroksiapatit di rangka
manusia, 1% sisanya berada di cairan ekstraseluler. Sekiar 50% dari kalsium yang ada
di sirkulasi dalam bentuk terionisasi bebas, 40% terikat dengan protein(dominan
albumin) dan 10% dengan anion (sitrat). Kalsium serum yang terionisasi aktif secara
biologis dan konsentrasinya dikontrol secara ketat.
- Konsentrasi Ca dalam darah dilaporkan dalam berbagai satuan : mg/dL, mmol/L, dan
mEq/L
- Karena Ca ditemukan sebagai kation divalen pada manusia, konversi faktor antara
mmol/L dan mEq/L adalah 2, yaitu 1 mmol/L = 2 mEq/L.
- Karena berat molekul Ca sekitar 40, maka faktor konversi antara mmol/L dan mg/dL
adalah 4, sehingga 1 mmol/L = 4,0 mg/dL.
- Meskipun fraksi iCa menjadi bagian penting secara biologis, namun Ca serum total
paling sering diukur.
- Nilai iCa harus ditentukan ketika diduga terjadi kelainan pada homeostatis Ca.
- iCa diukur pada sampel darah vena yang diberi antikoagulan dan ditangani mirip
dengan pemeriksaan sampel gas darah, yaitu di ruang tertutup kedap udara, tanpa
gelembung udara.
- Normocalcemia = 8,5-10,5 mg/dL (2,1 – 2,6 mmol/L) untuk Ca serum total.
Dan 4-5 mg/dL (1,0 – 1,3 mmol/L) untuk iCa.
- Hipokalsemia adalah Ca total < 7 mg/dL (1,8 mmol/L)
- Konsentrasi Ca extraseluler diregulasi oleh 3 regulator primer : Ca-sensing receptor
(CaSR), PTH, dan vit D.
- CaSR adalah molekul terikat membran yang ditemukan di beberapa jaring, termasuk
sel-sel kelenjar paratiroid. Saat kadar iCa cukup untuk merangsang CaSR, maka ia
akan menghambat pelepasan PTH. Ketika kadar iCa rendah, PTH akan dilepaskan
dan dibawa dari darah ke jaringan targetnya: tulang dan ginjal.
- Efek PTH pada tulang cukup kompleks tergantung dosis dan durasi. Dalam keadaan
hipokalsemia, PTH menginduksi pelepasan mineral tulang, dengan demikian
meningkatkan sirkulasi Ca dan kadar fosfat. Di ginjal, PTH meningkatkan tubular
renal untuk reabsorpsi Ca.
(Zhou)