Anda di halaman 1dari 6

- Hipokalsemia neonatorum sering didefinisikan sebagai kalsium terionisasi 1,22

mmol/L. Meski terkadang klinisnya bersifat asimptomatik, tapi dapat juga dijumpai
dengan tanda berupa iritabilitas neuromuskular dari myoklonik sampai kejang, apnea,
sianosis dan gangguan irama jantung.
- Hipokalsemia pada usia neonatus mempunyai penyebab yang bervariasi, yang
biasanya diklasifikasin berdasarkan onset :
o early-onset : terjadi pada 4 hari pertama kehidupan dan biasanya.
o Late-onset : terjadi pada 5-10 hari pertama kelahiran dan memiliki DD :
hipoparatiroidism transient, resisten PTH transien, sindrom DiGeorge, Def vit
D pada maternal, malabsorpsi, hipomagnesemia, asupan susu formula tinggi
fosfor.
- Maturasi yang lambat dari aksis paratiroid menjadi penyebab predominan dari
hipokalsemia neonatorum transien, seperti disugesti oleh kadar PTH yang
rendah/normal dan tingginya kadar fosfor.
- Agen biokimia ini dapat mengaburkan diagnosis hipokalsemia karena kekurangan
vitamin D, yang mana juga sering terjadi pada neonatus terutama neonatus yang tua
dan anak yang memiliki kadar fosfor rendah menuju normal selama hiperparatiroid
sekunder (fosfaturia)
- Hipokalsemia late-onset moderate sampai berat biasanya terjadi pada keturunan
his[anic dan bayi laki-laki, biasanya ditandai dengan def vitamin D dan
hipomagnesemia, dan mudah ditatalaksana dengan terapi berdurasi.
- Neonatus dengan hipokalsemia moderate sampai berat yang kejang tapi tidak ada
penyebab yang lain, mungkin lebih baik jika dilakukan neuroimaging untuk
menyingkirkan sindrom DiGeorge.

(Theena)

- Asfiksia neonatorum sering dihubungkan dengan perubahan metabolik seperti


hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia, hiperfosfatemia dan asidosis metabolik.
- Kalsium adalah second messenger penting pada tubuh dan membatu dalam fungsi otot
serta berperan sebagai co-factor untuk beberapa aktivitas enzim.
- Selama kehamilan, kalsium ditransfer aktif dari sirkulasi maternal ke fetus melalui
pompa Ca transplasenta yang diregulasi oleh peptida terkait PTH.
- Pertumbuhan terbesar fetus terjadi pada trimester 3. Pada proses ini menghasilkan
konsentrasi Ca yang tinggi pada fetus dibanding ibu, kemudian akan menjadi
hipokalsemia fetal dengan kadar kalsium total 10-11 mg/dL dan terionisasi 6 mg/dL
pada darah tali pusat saat usia cukup bulan.
- Setelah lahir ketika penghentian tiba-tiba transfer kalsium lewat plasenta, kadarnya
menjadi menurun menjadi 8-9mg/dL dan ionisasi 4,4-5,4 mg/dL pada 24 jam pertama.
- Serum kalsium mulai kembali meningkat mencapai kadar yang sebanding dengan
anak-anak dan dewasa pada 2 minggu pertama.

(Ahire)
- Kalsium serum penting untuk mempertahankan homeostasis tubuh, fungsi sel,
stabilitas membran sel, kontraksi otot, dan konduksi saraf. PTH, Vit D dan Kalsitonin
adalah hormon esensial untuk keseimbangan kadar kalsium serum. Kadar kalsium
serum juga dipengaruhi oleh intake kalsium dan fosfat serta kadar magnesium serum.
- Meskipun Ca ditransfer aktif dari ibu ke janin pada trim 3, tapi pemutusan transfer
tersebut sesaat setelah kelahiran merupakan faktor utama penyebab hipokalsemia
neonatal.
- Selain itu, respon PTH yang tidak tepat untuk hipokalsemia, insufisiensi vit D dan
peningkatan sekresi kalsitonin juga ikut berperan pada hipokalsemia pada periode
awal neonatal.
- Meskipun hipokalsemia neonatal dapat mengancam nyawa, tapi klinis hipokalsemia
sering asimptomatik dan bersifat transien. Selain itu, prevalensi bervariasi dari usia
gestasi dan penyakit perinatal.
- Hipokalsemia neonatal transien didefinisikan sebagai hipokalsemia yang terjadi
selama 28 hari pertama kehidupan dan berespon terhadap perawatan yang berdurasi.
- Hipokalsemia didefinisikan sebagai Kadar kalsium serum terionisasi < 4 mg/dl (1.0
mmol/L)
- Insufisiensi PTH didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar PTH serum < 60 pg/mL
atau fosfor serum lebih tinggi dari kadar kalsium serum.
- Hipokalsemia lainnya didefinisikan sebagai TNH yang tidak berhubungan dengan
insufisiensi PTH.
- Early onset hipokalsemia : terdeteksi pada 3 hari pertama setelah kelahiran
- Late : terdeteksi setelah 3 hari pertama.
- QTc (QT interval) memanjang : QTc > 0,44 detik.
- Tetani hipokalsemia adalah salah satu gejala serius dari neonatal hipokalsemia.
- Ada EEG yang abnormal dan membaik setelah 2 bulan.
- Hipokalsemia adalah penyebab kejang pada 3% dari semua kasus yang terjadi pada
bayi.
- Bukan hanya spasme otot dan tetany tapi juga kejang terjadi pada hipokalsemia
moderate sampai berat.
- Prognosis dari kejang karena hipokalsemia masih bonam. Tidak ada rekurensi dari
kejang
- Definisi traditional/klasik dari hipokalsemia neonatal adalah kadar kalsium serum <
7,5-8 mg/dl, tapi ada juga bayi yang mengalami hipokalsemia simptomatik pada kadar
kalsium serum lebih dari 7,5 mg/dL, sehingga definisi masih harus diperhatikan
kembali.

(Cho)

- Hipokalsemia neonatal didefinisikan sebagai kalsium serum <2.0 mmol/L pada


neonatus aterm dan <1.75 mmol/L pada neonatus premature.
- Neonatus yang hipokalsemia sering asimptomatik tapi dapat muncul dengan
hipotonia, apnea, makan yang buruk, stridor, jitteriness, kejang, gagal jantung.
- Tanda hipokalsemia jarang terjadi kecuali serum kalsium < 1.75 mmol/L.
- Hipokalsemia neonatal dapat dihasilkan dari hipoPTH transien atau primer,
peningkatan kalsitonin serum, sepsis, asfiksia, hepatopati, hipomagnesemia,
hiperfosfatemia, dan pseudohipoPTH neonatal transien.
- Pada kehidupan janin, kalsium (2,6-3,2 mmol/kg/hari) dan fosfat (2,1-
2,5mmol/kg/hari) dengan ratio konstan 1,3:1, ditranspor aktif melalui plasenta sebagai
kebutuhan fetus yang membutuhkan sekitar 30g kalsium selama gestasi.
- Sebagai konsekuensi turunnya kadar kalsium, kadar PTH meningkat segera setelah
lahir dan masih tinggi hingga 24-48 jam kemudian.
- PTH meningkatkan produksi kalsitriol dan menstimulasi tubulus renalis untuk
mengreabsorpsi kalsium dan mengeksresi fosfat, dan meningkatkan resorbsi di tulang.
- Normalnya, serum calcium kembali normal dalam 3 hari pertama, begitupula kadar
PTH. Tapi pada kondisi tertentu, hipokalsemia akan bertahan untuk waktu yang lama.
- Faktor resiko hipokalsemia neonatal early-onset di antaranya prematuritas, sepsis,
IDM, asfiksia perinatal, intake kalsium rendah, hiperparatiroid maternal, dan resisten
terhadap PTH.
- Late-onset adalah hasil dari kadar fosfat yang berlebih, hipoparatiroid transient atau
primer, hipomagnesemia, hepatopati, dan resisten terhadap PTH.
- Early-onset biasanya memerlukan terapi suplemen kalsium selama 72 jam, sementara
late-onset diberikan terapi jangka panjang.

(kutilek)

- Kalsitonin dan PTH tidak melewati barier plasenta.


- Kadar kalsium yang besar diperlukan untuk mineralisasi tulang fetus pada trimester 3,
sehingga kadar kalsium serum di fetus lebih tinggi dibanding ibunya.
- Kadar kalsium serum di pembuluh umbilikus berkisar antara 2,5-2,75 mmol/L,
sementara kalsium terionisasi 1,5 mmol/L.
- Setelah terjadi pemutusan transfer kalsium dari plasenta yang tiba-tiba, awal dari
pernafasan akan memicu peningkatan pH yang akan berkontribusi pada penurunan
kadar kalsium terionisasi. Kadar kalsium serum dan terionisasi akan menurun 20-30%
pada 12-24 jam pertama kelahiran.
- Maturasi dan mekanisme fisiologis untuk mempertahankan kadar Ca dan P serum
dibutuhkan interaksi yang kompleks antara ginjal, sistem digestif, dan tulang,
sehingga akan menimbulkan definisi hipoCa neonatus yang berbeda terkait usia
gestasi dan berat lahir.
- Dengan semakin menurunnya kadar kalsium, apnea, sianosis, kejang, stridor,
laringospasm, dan bronkospasm dapat terjadi, EKG mungkin memperlihatkan adanya
QTc yang memanjang.
- Perubahan pada kadar kalsium ini biasanya disebabkan oleh prematuritas, penyakin
neonatal (sepsis, agenesis kelenjar paratiroid) dan beberapa penyebab maternal
(diabetes gestasional, obat antiepilepsi), atau sebagai konsekuensi kehamilan,
persalinan dan kondisi spesifik pada periode dini neonatus (asfiksia perinatal, IUGR,
preeklampsia), dan gangguan kongenital (hipoMg primer, sindrom DiGeorge,
hiperkalsiuria, hipokalsemia, sindrom metabolik), faktor maternal (def vit D,
hiperparatiroidism), dan iatrogenik(intake fosfat yang besar, infus lemak, infus
bikarbonat, transfusi darah yang mengandung sitrat, dan fototerapi).
- Prematuritas adalah salah satu penyebab hipoCa early-onset tersering yang terjadi
pada 48 jam pertama.
- Hipoparatiroid transient mungkin menjadi penyebab hipokalsemia pada neonatus
kecil masa kehamilan dan prematur yang mana kelenjar paratiroid masih belum
matur.
Pada kondisi ini, konsentrasi protein serum dan pH yang rendah, penurunan asupa Ca
karena asupan enteral yang kecil, respon sel tubulus renal yang tidak tepat terhadap
PTH dan peningkatan kadar kalsitonin sering berhubungan.
- Pada neonatus prematur, sekresi sodium yang besar pada urine akan meningkatkan
kehilangan kalsium. Kebanyakan neonatus prematur asimptomatik karena penurunan
kalsium serum lebih besar dibanding kalsium terionisasi, sebagai konsekuensi dari
hipoalbuminemia serta asidosis metabolik yang akan meningkatkan Ca terionisasi.
- Pada IDM terjadi hipoCa neonatus berhubungan dengan hiperP dan kadar PTH yang
rendah.
Selama kehilangan Mg melalui ginjal, ibu dengan DMG akan menjadi hipoMg dan
berakibat kepada hipoMg fetus, sehingga menjadi hipoPTH fungsional pada fetus
yang berlanjut setelah lahir.
- Pada asfiksia perinatal, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hipoCa early :
peningkatan kalsitonin serum yang menghambat pelepasan Ca dari tulang,
peningkatan kadar fosfat serum karena menurunnya filtrasi glomerulus yang dapat
menyebabkan tidak beresponnya terhadap PTH.
- Penyebab terbanyak hipoCa adalah sepsis neonatorum.
- Sepsis diketahui sebagai faktor risiko HipoCa melalui berbagai mekanisme.
- Menurut beberapa penelitian, Ca melewati ruang ekstraseluler menuju ke dalam sel,
sedangkan pada kondisi sepsis, hormonal menanggapi terjadinya hipoCa secara tidak
tepat. Disamping itu, ada peneliti yang menganggap adanya kelainan pada kelenjar
paratiroid, def vit D dalam makanan, dan defisisensi hidroksilase renal sebagai
kemungkinan penyebab terjadinya hipoCa pada neonatus dengan sepsis.
- Beberapa peneliti mengklaim bahwa pasien sepsis yang mengalami hipoCa terkait
terhadap respon inflamasi dan efek mediator inflamasi (meningkatkan sitokin dan
produksi katekolamin ) pada sekresi dan fungsi PTH, dan organ target resisten
terhadap perawatan.

(Lenargik)

- Early-onset : 95% dari semua kasus hipokalsemia


- Pada bayi sehat, akan mengalami titik terendah fisiologis pada kadar kalsium
serumnya di usia 24-48 jam, kemudian kadar kalsium serum kembali normal.
- Namun, hal ini dapat diperburuk yakni turun ke tingkat hipokalsemik pada neonatus
yang telah menderita asfiksia.
- Patogenesis bagaimana asfiksia dapat menyebabkan hipokalsemia masih belum terlalu
dipahami. Akan tetapi, ada beberapa kemungkinan seperti terlambatnya pengenalan
makanan, meningkatnya produksi kalsitonin, meningkatnya fosfat endogen,
hipoparatiroidism transien fungsional, tidak beresponnya organ target dan terapi
natrium bikarbonat dapat berperan d alam terjadi hipokalsemia.
- Pada kalsium serum total, 40% terikat oleh protein, 10% dengan anion seperti
sitrat,sulfat, bikarbonat, fosgat dan laktat, dan 50% beredar bebas atau terionisasi
secara fisiologis dalam bentuk aktifnya.
- Perubahan konsentrasi protein plasma akan mengubah total kalsium serum dalam
arah yang sama dengan konsentrasi protein.
- Administration of sodium bicarbonate to correct acidosis is believed to be associated
with movement of calcium from blood to bone, resulting in hypocalcaemia [21].

(onyiriuka)

-PTH serum meningkat setelah lahir sebagai respon terhadap penurunan kadar kalsium
serum. Peningkatan pada PTH ini akan memobilisasi kalsium dari tulang sehingga kadar
kalsium meningkat dan selanjutnya akan stabil bahkan tanpa adanya kalsium eksogen.

(thakur)

- Sekitar 99% dari kalsium total tubuh dalam bentuk kristal hidroksiapatit di rangka
manusia, 1% sisanya berada di cairan ekstraseluler. Sekiar 50% dari kalsium yang ada
di sirkulasi dalam bentuk terionisasi bebas, 40% terikat dengan protein(dominan
albumin) dan 10% dengan anion (sitrat). Kalsium serum yang terionisasi aktif secara
biologis dan konsentrasinya dikontrol secara ketat.
- Konsentrasi Ca dalam darah dilaporkan dalam berbagai satuan : mg/dL, mmol/L, dan
mEq/L
- Karena Ca ditemukan sebagai kation divalen pada manusia, konversi faktor antara
mmol/L dan mEq/L adalah 2, yaitu 1 mmol/L = 2 mEq/L.
- Karena berat molekul Ca sekitar 40, maka faktor konversi antara mmol/L dan mg/dL
adalah 4, sehingga 1 mmol/L = 4,0 mg/dL.
- Meskipun fraksi iCa menjadi bagian penting secara biologis, namun Ca serum total
paling sering diukur.
- Nilai iCa harus ditentukan ketika diduga terjadi kelainan pada homeostatis Ca.
- iCa diukur pada sampel darah vena yang diberi antikoagulan dan ditangani mirip
dengan pemeriksaan sampel gas darah, yaitu di ruang tertutup kedap udara, tanpa
gelembung udara.
- Normocalcemia = 8,5-10,5 mg/dL (2,1 – 2,6 mmol/L) untuk Ca serum total.
Dan 4-5 mg/dL (1,0 – 1,3 mmol/L) untuk iCa.
- Hipokalsemia adalah Ca total < 7 mg/dL (1,8 mmol/L)
- Konsentrasi Ca extraseluler diregulasi oleh 3 regulator primer : Ca-sensing receptor
(CaSR), PTH, dan vit D.
- CaSR adalah molekul terikat membran yang ditemukan di beberapa jaring, termasuk
sel-sel kelenjar paratiroid. Saat kadar iCa cukup untuk merangsang CaSR, maka ia
akan menghambat pelepasan PTH. Ketika kadar iCa rendah, PTH akan dilepaskan
dan dibawa dari darah ke jaringan targetnya: tulang dan ginjal.
- Efek PTH pada tulang cukup kompleks tergantung dosis dan durasi. Dalam keadaan
hipokalsemia, PTH menginduksi pelepasan mineral tulang, dengan demikian
meningkatkan sirkulasi Ca dan kadar fosfat. Di ginjal, PTH meningkatkan tubular
renal untuk reabsorpsi Ca.

(Zhou)

Anda mungkin juga menyukai