STRATIGRAFI
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan, dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan didalam ruang dan waktu sedangkan dalam
arti sempit ialah ilmu-ilmu pemerian lapisan batuan menurut Sandi Stratigrafi
Indonesia (1996).
Dalam pemetaan ini penulis menggunakan satuan litostratigrafi tidak resmi yang
merupakan penggolongan batuan menjadi satuan menurut ciri-ciri litologi, tetapi
belum memenuhi syarat Sandi yaitu diterbitkan dalam suatu penerbitan ilmiah
berkala dan tidak cukup luas dipetakan pada skala 1:25.000 menurut Sandi Stratigrafi
Indonesia (1996). Pembahasan stratigrafi dalam daerah pemetaan akan dibahas secara
detail dalam subbab selanjutnya.
Secara kondisi geologi daerah penelitian merupakan bagian dari stratigrafi daerah
Pegunungan Kulon Progo (bagian utara) yang telah disusun oleh Rahardjo et al
(1995). Lokasi penelitian berada pada peta geologi lembar Yogyakarta. Berikut
merupakan tatanan kondisi Geologi daerah Kulon Progo
23
3.1.2 Formasi Kebobutak (Tmok)
Formasi Kebobutak merupakan bagian dari Formasi Andesit Tua (OAF) yangada di
Jawa Tengah. Litologi penyusun formasi ini adalah breksi andesit, tuf, tuf lapili,
aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Lavanya terutama terdiri dari andesit augit-
hornblende. Kepingan tuf napalan yang merupakan hasil rombakan dari lapisan yang
lebih tua dijumpai di kaki Gunung Mudjil, didekat bagian bawah formasi ini. Fosil
plankton pada kepingan ini berupa Globigerina Caperoensis Bolli, Globigerina
Yeguaensis dan Globigerinabulloides menunjukkan umur Oligosen Atas. Dengan
demikian, Formasi Kebobutak berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah dengan
ketebalan kira – kira mencapai 660 m
Endapan aluvial ini terdiri dari kerakal, pasir, lanau, dan lempung sepanjangsungai
yang besar dan dataran pantai
24
Tabel 3.1 Stratigrafi Regional Pegunungan Kulon Progo, menurut tiga ahli yaitu
Wartono Rahardjo,dkk (1977), Suroso,dkk (1986), dan Pringgoprawiro,dkk (1988)
25
Satuan ini secara megaskopik memiliki warna coklat pada kondisi lapuk dan
berwarna abu-abu pada kondisi yang segar, memiliki tekstur besar butirnya Lempung
dengan kebundaran yang angular-subangular dan memiliki ketebalan 40 cm, Matriks
terdiri dari Tuff dan semen mengandung silika. Pada satuan ini jarang terlihat adanya
struktur sedimen di satuan Tuff ini. Dikarenakan tidak ditemukan adanya fosil
foraminifera plantonik, maka penentuan umur satuan ini dilakukan menggunakan
kesebandingan. Berdasarkan kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah Yogyakarta
(Rahardjo dkk, 1992), kemiripan ciri-ciri litologi serta interpretasi penulis, maka umur
litologi ini diperkirakan Oligosen akhir – Miocene awal
TIMUR BARAT
^
40 Cm
26
Merupakan formasi Kebobutak (Wartono Rahardjo dkk(1977)). Kemudian
berdasarkan data umur dan stratigrafi dari kesebandingan ini, dapat diinterpretasikan
bahwa satuan ini terbentuk selaras dengan satuan breksi Vulkanik dan Lava andesit
. Satuan batuan ini mencakup 60 % dari daerah pemetaan. Satuan ini menempati
satuan geomorfologi dataran kaki gunung
b. Ciri Litologi
27
Satuan batuan ini memiliki ciri antara lain warna segar fragmen abu abu
T IM U R L A U T BARAT DAYA
45 Cm
v
,warna segar matriks putih abu abu, warna lapuk fragmen abu-abu kecoklatan dan abu
abu kehijauan, warna lapuk matriks coklat , memiliki ukuran fragmen kerakal –
bongkah ( 4-256 mm ) dengan bentuk fragmen angular-sub angular, sortasi batuan
buruk dengan kemas matrix supported, porositas sedang memili ketebalan 45 cm.
Fragmen berupa pecahan batuan andesit dengan kristalinitas hipokristalin, fabrik
subhedral, relasi inequigranular ( porfiritik ), granularitas afanitik, komposisi terdiri
dari piroksen, hornblende, plagioklas feldspar, serta gelas sebagai massa dasar.
Matriks berupa kristal mineral mafik dan felsik, serta fragmen batuan dan tuff. Semen
non karbonatan
Foto 3.3 Foto singkapan Satuan batu Breksi Vulkanik
Foto3.4 Sayatan Matrix batu Breksi Vulkanik
Sayatan pada kenampakan nikol sejajar (//) berwarna putih kecoklatan dan pada kenampakan
nikol bersilang (x) berwarna hitam. Sayatan ini mempunyai ukuran kristal <0,05 mm – 1 mm,
didukung butiran (grain supported), bentuk butir anhedral, terpilah buruk, kontak butiran
point contact, long contact, dan concave contact, interpartikel dan interkristal. Komposisi
mineral berupa fragmen plagioklas 10% (B6), hornblende 5% (E8), piroksen 3% (E1), litik
andesit 44% (E2), foram (fosil) 3% (D4), litik karbonat 5% (E4) dan mineral opak 5% (C1).
28
Sedangkan matriksnya berupa lempung karbonat (lime mud) 20% (C6), dan kalsit 5% (E3).
Secara umum sayatan ini didominasi oleh litik batuan asal.
b. Ciri Litologi
Satuan batuan ini memiliki ciri antara lain warna segar abu-abu gelap pada
bagian luar, abu-abu pada bagian dalam, warna lapuk abu-abu kecoklatan,
kristalinitas batuan hipokristalin, granularitas afaniti, relasi inequigranular ( porfiritik
),
SELATAN UTARA fabr
^
ik
35
Cm
sub
hed
v
ral,.
Ko
29
mposisi penyusunnya terdiri dari piroksen, hornblende, dan plagioklas
Sayatan pada kenampakan nikol sejajar (//) berwarna abu-abu kecoklatan dan pada
kenampakan nikol bersilang (x) berwarna hitam keabu – abuan. Sayatan ini mempunyai
ukuran kristal <0,05 mm – 3,5 mm, tekstur porfiritik (porfiro-afanitik), tekstur khusus
trachytic (aliran). Struktur masif. Hubungan antar kristal subhedral. Hipidiomorfik granular.
Komposisi Kristal (mineral) fenokris berupa plagioklas (andesin) 50% (C3), Piroksen 10%
(D5), mineral opak 10% (E4), sedangkan massa dasarnya berupa, plagioklas 20% (D9),
piroksen 7% (E7), gelas vulkanik 3% (B8).
30
c. Hubungan stratigrafi dan kesebandingan
Berdasarkan pengamatan di lapangan hingga analisa lebih lanjut untuk
menentukan ciri litologi, posisi stratigrafi dan analisa petrografi, maka satuan Lava
andesit ini dapat disebandingkan dengan formasi Kebobutak (Sumarso,dkk (1975)).
Kemudian berdasarkan data umur dan stratigrafi dari kesebandingan ini, dapat
diinterpretasikan bahwa satuan ini terbentuk secara bersamaan dengan satuan Breksi
Vulkanik .
31