Disusun Oleh :
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
TERNATE
2019
STUDI PERENCANAAN BENTUK BENDUNGAN BETON
SEDERHANA YANG PALING EFISIEN
Prastumi, Hendro Suseno dan Fabryandri Yudha Pratama Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145,
Indonesia Email : civil@ub.ac.id
ABSTRAK
Bendungan beton adalah suatu bendungan yang dibuat dengan cara memasang tulangan lalu ditambah
campuran semen, pasir, kerikil sampai berbentuk struktur yang padat. Tujuan dari studi perencanaan ini
adalah untuk mengetahui desain kemiringan lereng bendungan beton yang paling efisien. Selain harus stabil
terhadap guling dan geser, bendungan haruslah bernilai ekonomis. Kemiringan lereng yang sesuai sangatlah
dibutuhkan agar bendungan memiliki kestabilan yang cukup dan bernilai ekonomis. Pada studi perencanaan
ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan profil bendungan beton sederhana yang berbeda. Tahap
pertama, digunakan profil bendungan beton sederhana dengan bentuk dasar berupa segitiga. Profil ini
digunakan untuk mengetahui batas minimal kemiringan lereng bendungan yang bisa digunakan sebagai acuan
untuk perhitungan selanjutnya. Pada tahap kedua, digunakan profil bendungan beton dengan menambah
tinggi jagaan. Penambahan ini akan menambah berat sendiri bangunan yang pada akhirnya menambah
volume beton yang dibutuhkan. Pada tahap ketiga, digunakan profil bendungan dengan penambahan jalan
inspeksi dan pondasi. Tahap awal perhitungan bendungan didapatkan faktor kemiringan lereng antara 0,612 –
0,73. Range faktor kemiringan lereng tersebut digunakan untuk mendesain lebar dasar bendungan.
Sedangkan untuk tahap perhitungan selanjutnya didapatkan grafik hubungan tinggi bendungan, faktor
kemiringan lereng dan kedalaman pondasi yang bisa digunakan untuk mencari nilai kemiringan lereng
bendungan yang bernilai ekonomis dengan mengutamakan kestabilan bendungan terhadap gaya guling dan
geser.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 130
geser, dan daya dukung tanah. Batasan kemudian dilakukan pengecekan
yang diberlakukan pada studi stabilitas terhadap guling dan geser,
perencanaan ini adalah tidak dibahasnya sehingga didapatkan dua persamaan yang
analisis hidrologi, analisis dilakukan dinotasikan SF yang mengandung
berdasar bidang regangan dan diambil per konstanta nilai kemiringan lereng
pias sebesar 1 meter. Perencanaan dengan bendungan ( j ) dan dilakukan substitusi
menggunakan biaya yang minimal dan pada persamaan SF dan diselesaikan
kestabilan suatu bendungan dapat dengan persamaan kuadrat a,b,c. Dari
menjadi bahan pertimbangan kepada substitusi persamaan didapat nilai faktor
praktisi maupun instansi-intansi terkait kemiringan lereng yang bernilai
sebagai acuan untuk penelitian minimum dan maksimum yang akan
selanjutnya. dimasukkan kembali pada persamaan
stabilitas guling dan geser agar diketahui
METODE nilai SF yang memenuhi dengan tidak
Pada studi perencanaan ini mengesampingkan nilai j yang efisien.
digunakan asumsi mengenai tinggi muka Interval kemiringan lereng yang didapat
air dimana pada perhitungan awal tinggi pada perhitungan awal akan dicoba pada
muka air yang ditampung pada profil bendungan yang menggunakan
bendungan beton sederhana setinggi tinggi jagaan, lebar jalan inspeksi dan
bentuk dasar dari bendungan beton pondasi dengan kedalaman tertentu.
tersebut ( hma = h1 ). Untuk penentuan
berat jenis air (γw) dan berat jenis beton HASIL DAN PEMBAHASAN
(γc) terutama beton bertulang, diambil Proses perhitungan nilai kemiringan
dari standar peraturan yang berlaku di lereng pada bendungan beton akan
Indonesia. Garis besar tahapan dilakukan melalui berbagai tahap. Pada
perhitungan pada studi perencanaan ini setiap tahapan perhitungan tersebut, nilai-
adalah pemilihan bentuk dasar bendungan nilai yang telah ditetapkan sebagai data
beton sederhana dengan permisalan nilai awal seperti tinggi dari bendungan beton
kemiringan lereng bendungan ( memakai yang akan digunakan untuk percobaan
notasi j). Gambar 1 menunjukkan prodil perhitungan sebesar 150 meter, berat
dasar bendungan. jenis air sebesar 1 ton per meter kubik
dan berat jenis beton bertulang sebesar
2,4 ton per meter kubik, akan digunakan
terus untuk setiap
tahap perhitungannya. Tahapan
j
1
pengerjaan perhitungan harus berurutan,
mengingat setiap hasil dari perhitungan
awal akan digunakan sebagai acuan untuk
perhitungan selanjutnya. Perhitungan
nilai kemiringan lereng juga berkaitan
dengan angka keamanan (SF) dari suatu
b = j.h
bendungan, sehingga dengan nilai yang
Gambar 1. Profil dasar bendungan diperoleh berdasarkan ketetapan yang
berlaku akan ditampilkan juga SF
Analisa gaya-gaya yang bekerja dengan masing-masing profil bendungan dengan
kondisi pertama, yaitu tinggi muka air nilai kemiringan lereng bendungan yang
sama dengan tinggi bendungan.(hma = h), memenuhi. Faktor kemiringan lereng
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 131
yang telah didapat nanti akan dikalikan Pada kondisi gempa nilai faktor
tinggi bendungan untuk menentukan kemiringan lereng didapatkan sebesar
lebar dasar bendungan. Adapun Gambar 0,73 terhadap guling dan bervariasi sesuai
2 menunjukkan tinggi muka air kondisi ketinggian bendungan terhadap geser,
kesatu. sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2
berikut ini.
1
Tabel 1. Nilai j untuk Ketinggian yang
Berbeda Berdasar Geser pada Keadaan
Normal
No Tinggi Faktor o
Bendungan Kemiringan
(m) Lereng p b = j.h
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 132
membedakan yaitu, pada setiap lebar c) Tipe C
jalan inspeksi akan dicoba digunakan Merupakan grafik hubungan antara tinggi
kedalaman pondasi dari 2 meter, 4 meter, bendungan, faktor kemiringan lereng, dan
sampai 6 meter. Pada perhitungan kedalaman pondasi pada kondisi normal
stabilitas terhadap guling dan geser dan gempa. Nilai faktor kemiringan
dengan menggunakan profil bendungan lereng pada grafik tipe ini didapat dari
yang memakai jalan inspeksi dan perhitungan yang menggunakan
kedalaman pondasi, didapatkan hasil kedalaman pondasi sebesar 6 meter.
bahwa faktor kemiringan lereng Adapun gambar hubungan tinggi
bendungan yang bisa digunakan untuk bendungan dan faktor kemiringan lereng
memenuhi angka keamanan minimum untuk berbagai lebar jalan disajikan pada
selalu berubah-ubah sesuai dengan Gambar 4 s.d Gambar 6 berikut ini.
bertambahnya lebar jalan inspeksi dan
kedalaman pondasi. Pondasi yang
digunakan di dalam perhitungan dicoba
dengan kedalaman 2 meter, 4 meter dan 6
meter dan menggunakan lebar jalan
inspeksi dengan interval 4 meter, 8 meter
dan 12 meter. Dari perhitungan stabilitas
bendungan, dapat digambarkan grafik
Gambar 4. Hubungan Tinggi Bendungan
hubungan tinggi dari suatu bendungan
dan Faktor Kemiringan Lereng untuk
dengan faktor kemiringan lereng dan
Lebar Jalan Inspeksi 4 meter tipe A
kedalaman pondasi yang bisa digunakan
untuk memenuhi syarat minimum
stabilitas bendungan terhadap guling dan
geser. Grafik yang akan dipaparkan akan
digolongkan menurut lebar dari jalan
inspeksi yang akan digunakan. Sehingga,
grafik akan dibagi menjadi beberapa tipe
yaitu :
a) Tipe A
Merupakan grafik hubungan antara tinggi Gambar 5. Hubungan Tinggi Bendungan
bendungan, faktor kemiringan lereng, dan dan Faktor Kemiringan Lereng Untuk
kedalaman pondasi pada kondisi normal Lebar Jalan Inspeksi 4 meter tipe B
dan gempa. Nilai faktor kemiringan
lereng pada grafik tipe ini didapat dari
perhitungan yang menggunakan
kedalaman pondasi sebesar 2 meter.
b) Tipe B
Merupakan grafik hubungan antara tinggi
bendungan, faktor kemiringan lereng, dan
kedalaman pondasi pada kondisi normal
dan gempa. Nilai faktor kemiringan
lereng pada grafik tipe ini didapat dari Gambar 6. Hubungan Tinggi Bendungan
perhitungan yang menggunakan dan Faktor Kemiringan Lereng untuk
kedalaman pondasi sebesar 4 meter. Lebar Jalan Inspeksi 4 meter tipe C
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 133
Ketiga gambar diatas diperoleh
dengan mengambil jalan inspeksi sebesar
4 meter sebagai patokan perencanaannya.
Untuk itu dalam memilih faktor
kemiringan lereng, terlebih dahulu harus
menentukan lebar jalan inspeksi yang
akan digunakan. Pada bendungan beton
yang menggunakan free board dan tapak Gambar 7. Hubungan Tinggi Bendungan
pondasi, nilai kemiringan lereng dan Faktor Kemiringan Lereng untuk
bendungan untuk setiap ketinggian Lebar Jalan Inspeksi 8 meter
memiliki batas nilai yang didapat dari
grafik. Hubungan tinggi bendungan dan
faktor kemiringan lereng pada masing-
masing tipe. Penggunaan grafik diatas
untuk menentukan nilai kemiringan
lereng bendungan yang bisa digunakan
pada tinggi bendungan rencana. Pada
grafik juga ditampilkan kedalaman
minimum dari pondasi yang bisa Gambar 8. Hubungan Tinggi Bendungan
digunakan untuk tinggi bendungan dan Faktor Kemiringan Lereng untuk
rencana. Oleh karena itu, sebaiknya Lebar Jalan Inspeksi 12 meter
digunakan grafik tipe A. Pemilihan
tersebut berdasarkan pada proses Dari analisis gaya tersebut, akan
perhitungan grafik tipe A menggunakan dilakukan perhitungan stabilitas
kedalaman pondasi minimal yaitu 2 bendungan terhadap guling dan geser.
meter. Sehingga nilai kemiringan lereng Adapun perhitungan stabilitas terhadap
yang didapat merupakan nilai minimum guling akan dilakukan sebagai berikut :
yang bisa digunakan dalam pemenuhan SF =
stabilitas terhadap guling dan geser.
Apabila dipilih kedalaman pondasi yang =
melebihi nilai kedalaman pondasi
minimum, akan didapatkan angka = 1,12
keamanan yang stabil. Misal, pada tinggi
bendungan rencana 75 meter kedalaman Sedangkan untuk perhitungan angka
pondasi minimum yang sebaiknya keamanan stabilitas bendungan terhadap
digunakan sebesar 3 meter. Dengan geser akan dilakukan sebagai berikut :
kedalaman pondasi sebesar 3 meter angka SF =
keamanan yang didapat adalah angka
keamanan yang minimum. Berikut =
Gambar 7 dan Gambar 8 yang = 3,016
menunjukkan hubungan tinggi Angka keamanan yang didapat pada
bendungan dan faktor kemiringan lereng perhitungan stabilitas masih bisa
untuk variasi lebar jalan inspeksi. dikondisikan dengan kondisi daerah
rencana pembangunan. Artinya, untuk
mendapatkan angka keamanan yang lebih
besar, kedalaman pondasi masih bisa
ditambah. Untuk mengetahui keamanan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 134
terhadap daya dukung, akan dilakukan Tabel 4. Nilai Kemiringan Lereng yang
perhitungan sebagai berikut : Aman pada Kondisi Gempa
e =
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 135
2. Menghubungkan 2 lembah, tersebut dinilai tidak ekonomis karena
sehingga bisa digunakan sebagai membutuhkan volume yang lebih banyak.
sarana penyeberangan Oleh karena itu, pada tahap awal
3. Menambah berat sendiri bangunan perencanaan lebar jalan inspeksi
Dalam merencanakan lebar jalan sebaiknya sesuai kebutuhan untuk
inspeksi, bisa digunakan lebar jalan yang menampung volume kendaraan rencana.
sudah ditetapkan oleh Sub Direktorat
Perencanaan Teknis Jalan Bipran Bina Saran
Marga atau didapat dari perhitungan Adapun saran yang diusulkan
kebutuhan dimensi jalan. adalah mengenai lebar jalan inspeksi
Untuk menambah nilai keamanan yang akan digunakan sebaiknya dipilih
terhadap guling bisa dilakukan langkah berdasarkan kebutuhan agar bendungan
perencanaan sebagai berikut : tersebut bernilai ekonomis. Apabila
1. Menggunakan lebar jalan inspeksi terjadi tarikan pada dasar pondasi,
sesuai kebutuhan. sebaiknya ditanggulangi dengan
2. Menambah kedalaman pondasi. penambahan panjang tapak pondasi
maupun pemasangan tulangan tarik pada
KESIMPULAN DAN SARAN pondasi. Dan dilakukan penambahan
Kesimpulan kemiringan lereng di hulu bendungan
Gaya horizontal yang bekerja untuk mencegah terjadi tarikan di dasar
sangat mempengaruhi faktor kemiringan pondasi.
lereng yang direncanakan. Faktor
kemiringan lereng menentukan seberapa DAFTAR PUSTAKA
lebar dasar sebuah bendungan yang Amri, S. 2005. Teknologi Beton A-Z. Yayasan
otomatis mempengaruhi gaya vertikal John Hi-Tech Idetama, Jakarta
Ditjen Bina Marga. 2008. Sosialisasi Standar
yang akan menahan gaya horizontal yang Perencanaan Teknis Bidang Jalan Materi
bekerja. Pada bendungan beton sederhana Perencanaan Geometrik Jalan. Ditjen Bina
dengan elementary profile, faktor Marga, Jakarta
kemiringan memiliki range antara 0,612- Prastumi & Masrevaniah, A. 2008. Bangunan
0,73 sehingga kemiringan lereng Air. Srikandi, Malang
Setijogoenawan, E. 1987. Studi Perencanaan
bendungan yang digunakan masih Bendungan Bajulmati di Banyuwangi
tergolong landai agar dapat memenuhi Dengan Tinjauan Alternatif Tipe Gravity.
kestabilan terhadap guling dan geser. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas
Penambahan free board dan pondasi Brawijaya, Malang
menambah angka keamanan stabilitas Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan. Pradnya
Paramita, Jakarta
bendungan terhadap guling dan geser.
Sosrodarsono, S. 1977. Bendungan Type Urugan.
Nilai kemiringan lereng bendungan Pradya Paramita, Jakarta
bervariasi untuk setiap tinggi bendungan Varshney, R. S. 1993. Concrete Dams. Oxford &
yang akan direncanakan. Lebar jalan IBH Publishing Co, New Delhi
inspeksi, kedalaman pondasi dan
kemiringan lereng bendungan
mempengaruhi kemampuan bendungan
menahan guling. Semakin lebar jalan
inspeksi yang digunakan, semakin tegak
kemiringan lereng bendungan yang akan
direncanakan. Akan tetapi, bendungan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 – 2011 ISSN 1978 – 5658 136