Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ilmu adalah hal penting yang yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Tanpa adanya ilmu maka kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan baik.
Di era globalisasi saat ini menuntut setiap individu untuk mampu bersaing
dalam mempertahankan eksistensi dalam hal karir. Tidak hanya ilmu dalam
bentuk teori yang dibutuhkan namun ilmu dalam hal penerapan dilapangan juga
diperlukan. Pembekalan bagi seorang calon sarjana teknik sipil tidak cukup
dengan pembekalan teori di bangku kuliah saja. Ada berbagai pengetahuan
penting lain yang hanya bisa didapat dari pengamatan visual di lapangan secara
langsung, seperti pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses dan
tahapan dalam kegiatan konstruksi, keterampilan berkomunikasi, dan bekerja
sama.
Kerja praktek adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa memiliki
kesempatan untuk mengamati kegiatan konstruksi secara langsung serta
mengasah kemampuan interpersonal. Diharapkan, mahasiswa dapat lebih siap
untuk menjadi calon sarjana teknik sipil yang tidak hanya memiliki kemampuan
teoritis, namun juga pemahaman dan kemampuan praktis sebagai bekal
memasuki dunia kerja kelak.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata kuliah Praktik
Kerja, guna untuk menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia lapangan.
Praktik Kerja dilaksanakan pada proyek konstruksi seperti gedung, waduk, jalan
raya, jembatan, dan bangunan sipil lainnya selama 60 hari kalender. Dimana
praktik kerja tersebut diharapkan mampu memberikan ilmu yang bermanfaat
bagi para mahasiswa. Sehingga mahasiswa mampu memiliki ilmu dalam bidang
teori dan pengalaman sebagai daya saing dalam hal karir nantinya.

1
1.2.Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja adalah :

1) Untuk mengetahui volume pekerjaan Pasangan Batu


2) Untuk mengetahui volume pekerjaan Plesteran

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari dilaksanakannya kerja praktek ini, yaitu;
1) Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam proses
belajar.
2) Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek.
3) Dapat mempelajari teori-teori baru yang berbeda dari teori yang
dijelaskan pada kampus, sertamempelajari masalah-masalah yang dalam
penerapannya.

1.4.Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan terbatasnya waktu pelaksanaan Praktik Kerja yang
hanya 60 hari maka laporan ini diberikan beberapa batasan yaitu sebatas pada
bagian-bagian pekerjaan yang dipelajari selama proses Praktik Kerja, antara
lain :
1. Tinjauan Umum
Mengenai gambaran umum Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Kobe
2. Tinjauan Khusus
Dalam hal ini membahas pekerjaan yang dapat diamati selama proses
Praktik Kerja berlangsung yaitu tentang Pekerjaan Pasangan Batu dan
Plesteran

2
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1. Latar Belakang Proyek


Sebagai Provinsi yang terhitung baru, Provinsi Maluku Utara
dituntut memiliki fasilitas sarana dan prasarana pemerintahan sebagai
penunjang jalannya perkembangan pembangunan yang sedang giat-giatnya
berjalan, salah sataunya adalah di bidang Kesehatan. Sebagai langkah awal
dalam mempercepat perkembangan/pertumbuhan daerah dalam hal ini
dalam bidang Kesehatan, maka Provinsi Maluku Utara lewat Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate harus meningkatkan mutu Kesehatan baik dari
tingkat Kab/Kota yang fungsinya untuk meningkatkan sumber daya
manusia di daerah Provinsi Maluku Utara. Dengan adanya Karantina
Kesehatan Pelabuhan Udara dan Pelabuhan Laut yang ada di Ternate
dan Beberapa Kab/, maka Provinsi Maluku Utara dapat bersaing dengan
provinsi-provinsi lainnya yang ada diindonesia dalam hal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit yang dari dalam dan luar.
Kota ternate merupakan kawasan terpadat di Provinsi Maluku Utara.
Banyaknya pusat-pusat perbelanjaan dan universitas tinggi negeri maupun
swasta, telah menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang menarik
pendatang, baik sebagai mahasiswa, penghuni tetap, maupun pengunjung
yang berwisata. Hal itu menunjukkan bahwa banyaknya orang yang keluar
masuk dari dan menuju kota ternate, oleh karena itu salah satu factor yang
harus diperhatikan adalah factor kesehatan. Banyak nya orang yang datang
ke kota ternate maka besar risiko penyakit yang datang ke kota ternate.
Dengan adanya pembangunan kantor kesehatan pelabuhan
diharapkan dapat mengatasi factor-faktor tentang kesehatan yg datang ke
kota ternate. Serta dapat memberikan pengamanan terhadap penyakit baru
dan penyakit yang dapat muncul kembali.
Faktor inilah yang menarik pengembang untuk membangun
pembangunan kantor kesehatan pelabuhan di kota ternate. Dimana letak

3
kantor ini berada dekat dengan Bandar Udara Sultan Babullah kota ternate.
Yang merupakan tempat paling strategis, karena merupakan gerbang utama
orang-orang keluar dan datang ke kota ternate.

2.2. Deskripsi Proyek


2.2.1. Lokasi Proyek
Secara geografis letak proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Kobe
terdapat di Kabubaten Halmahera Tengah, D.I Kobe.

2.2.2. Data-data Proyek


Apapun data-data proyek pekerjaan pembangunan lanjutan kantor
kesehatan pelabuhan kelas III ternate adalah sebagai berikut :
1. Nama proyek : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Kobe
2. Lokasi Proyek : D.I Kobe
3. Kontraktor : PT. BANGUN INDO RAYA
4. Konsultan :-
5. Nilai kontrak : Rp. 3.000.000.000,00- (Tiga Miliyar Rupiah)
6. No/Tgl Kontrak : 600.610/SP/KONTRAK/DPUPR-MU/APBD-
DAK/SDA/FSK.01/2018
7. Tahun Anggaran : 2018

2.2.3. Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek


Ruang lingkup pekerjaan proyek meliputi, tata cara untuk
menentukan waktu proyek dimulai dari perencanaan lingkup proyek yang
akan dikerjakan, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek
serta, control atas perubahan yang mungkin terjadi pada saat proyek tersebut
dimulai.
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain
sebagai berikut :
1. Pembangunan fasilitas baru, artinya merupakan kegiatan yang benar-
benar baru dan belum ada sebelumnya.

4
2. Perbaikan fasilitas yang sudah ada. Merupakan kelanjutan dan usaha
yang ada sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan
yang diinginkan.
3. Penelitian dan pengembangan. Merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat, lalu
dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2.3. Organisasi Proyek


Dalam pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik, diperlukan
suatu organisasi pelaksanaan yang baik pula. Struktur organisasi
pelaksanaan proyek harus ditata sedemikian rupa sehingga setiap unsur
yang terlibat akan terlihat batas wewenang dan tanggung jawabnya. Unsur-
unsur tersebut harus melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing
sesuai yang terdapat dalam kontrak agar pelaksanaan proyel sesuai dengan
rencana dan memperoleh hasil yang baik.
Adapun hubungan kerja, fungsi serta tugas dari unsur-unsur yang
terlibat dalam proyek pekerjaan lanjutan kantor kesehatan pelabuhan kelas
III ternate adalah sebagai berikut :

2.3.1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek (owner) adalah seseorang atau badan hukum atau
instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk
merealisasikannya.
Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai
sasaran segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah
di tetapkan.
2) Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang membuat tugas
dan kewajiban sesuai prosedur.
3) Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan
proyek tersebut.

5
4) Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan
proyek.
5) Membuat surat perintah kerja (SPK)
6) Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua
dokumen pembayaran kepada kontraktor.
7) Menerima hasil hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau
kontraktor.

Pemilik Proyek Pembangunan Lanjutan Kantor Karantina


Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate adalah Satuan Kerja
Kementrian Kesehatan RI.

2.3.2. Perencanaan Proyek (Konsultan)


Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana
kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
Perencana proyek (konsultan) mempunyai tugas dan kewajiban
sebagai berikut :
1) Membuat perencanaan lengkap meliput gambar bestek, Rencana
Kerja dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan
anggaran biaya.
2) Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek.
3) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dari gambar bestek dan RKS.
4) Membuat gambar revisi jika ada perubahan.
5) Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
6) Mempelajari petunjuk-petunjuk teknis, Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
7) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika
terjadi kegagalan konstruksi.

Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencanaan adalah


CV. Mega Bintang Engineering.

6
2.3.3. Pengawasan proyek
Pengawasan proyek adalah perseorang atau badan hukum yang
diberi tanggung jawab setelah melalui proses tender. Bertanggung
jawab terhadap mutu pekerjaan yang dihasilkan sehingga dapat
memenuhi syarat dalam kontrak atau bestek.

2.3.4. Pelaksana proyek (Kontraktor)


Pelaksana proyek (kontraktor) adalah pihak yang diserahi tugas
untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui
prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksankan harus sesuai kontrak
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar kerja) dengan
biaya yang telah disepakati.
Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-
syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
2) Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
3) Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan
dan diserahkan kepada owner.
4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan
proyek.
5) Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga
kerja.
6) Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung
seluruh biayanya.
7) Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

Pada proyek ini pihak yang bertinfak sebagai kontraktor adalah CV.
Century Permai.

2.3.5. Hubungan Kerja


Hubungan antara pihak dalam penyelenggara pembangunan dapat
diskemakan dalam bagan alir sebagai berikut:

7
Keterangan :
Garis Perintah
Garis Koordinasi

Gambar 2.1. Bagan Alir Hubungan Kerja antara Bagian-bagian pekerjaan


Proyek

8
2.4. Rencana Pelaksanaan
2.4.1. Rencana Anggaran Biaya
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau
proyek tersebut
Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan
yang sama akan berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Hal ini disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.(
H. Bachtiar Ibrahim, 1993; 3).
Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar
biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya
mempunyai fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan
dan mengendalikan sumber daya seperti: material, tenagakerja, pelayanan,
maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing
organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda
atau fungsi estimasi antara lain sebagai berikut :
 Bagi Owner: adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya
yang akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan
suatu investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner
Estimation (OE).
 Bagi Konsultan: adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek
(Owner) sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan
sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu,
kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka
yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut
dengan Bill of Quantity (BQ).
 Bagi Kontraktor: adalah angka finansial yang diajukan dalam proses
lelang guna memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan,
dimana angka tersebut tergantung kepada seberapa kecakapannya

9
dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan
didalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar
kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan dalam lelang.
Sebaliknya, bila memenangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah
akan mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh
kontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering (EE).

2.4.2. Time Schedule


Time berarti waktu, schedule ialah memasukkan ke
dalam daftar. Time schedule adalah waktu yang ditentukan.
Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule adalah
mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan.
Time schedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut :
- Kebutuhan tenaga kerja
- Kebutuhan material atau bahan
- Kebutuhan waktu
- Dan transportasi atau pengangkutan
Dari tim schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan
gambaran lama pekerjaan yang dapat diselesaikan, serta bagian-
bagian pekerjaan yang saling terkait antara satu dan lainnya.
Sebelum menyusun rencana kerja, harus diperhatikan
bagian-bagian pekerjaan yang terkait satu sama lain tersebut,
serta pekerjaan yang dapat dimulai tanpa menunggu pekerjaan
yang lain selesai.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule
adalah sebagai berikut:
1) Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
2) Peraturan dan syarat sesuai bestek.
3) Waktu yang tersedia.
4) Jenis pekerjaan.
5) Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja

10
dan ahlinya.

Data pelaksanaannya memiliki dua time schedule yang didalamnya


terdapat diagram kurva S :
1) Diagram kurva S rencana, yaitu diagram kurva S dari prosentase
pekerjaan yang direncanakan untuk dicapai setiap minggunya.
2) Diagram kurva S pelaksanaan, yaitu diagram kurva S dari
prosentase pekerjaan yang dilaksanakan setiap minggunya.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule,
yaitu
1) Kemampuan untuk kebutuhan tenaga manusia.
2) Peralatan dan fasilitas.
3) Urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.
4) Material yang dibutuhkan.
5) Biaya yang tersedia
6) Manpower schedule.

Adapun tujuan dari pembuatan time schedule adalah:

1) Untuk mencapai waktu pelaksanaan yang telah diatur dengan


efektif dan efisien.

2) Untuk mencapa iurut-urutan pekerjaan dan penyediaan tenaga


dan bahan secara sistematis.

3) Untuk mencapai hasil fisik.

Sedangkan fungsi time schedule adalah:

1) Sebagai pegangan bagi kontraktor.

2) Sebagai sarana pengaturan pelaksanaan pekerjaan.

3) Sebagai sarana pengontrol /pengendali terhadap pencapaian


prestasi dan penentuan sanksi.

2.4.3. Volume Pekerjaan


Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah
menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.

11
Volume juga disebut sebagai kubikasi pelerjaan.Volume (kubikasi)
yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi
sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu
kesatuan.
Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih
dahulu harus membaca gambar bestek berikut gambar-gambar detail
(penjelasannya). Penguasaan dalam membaca gambar bestek dan
gambar penjelasan akan sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dalam
menghitung volume masing-masing pekerjaan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume
pekerjaan adalah antara lain menguraikan masing-masing volume
pekerjaan (uraian volume pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-
masing harus dihitung volume pekerjaanya.
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah
menguraikan secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan,
berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan sesuai
dengan gambar bestek dan gambar detail.
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan
berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume
pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-lajur
tabela, dengan sistem pengelompokan mulai dari pekerjaan pondasi
sempai dengan pekerjaan perlengkapan luar.

12
BAB III

PERENCANAAN DAN TEKNIS KERJA PRAKTEK

3.1. Landasan Teori

Pelaksanaan adalah merupakan realisasi dari perencanaan yang telah


dilakukan sebelumnya, yang meliputi berbagai macam pekerjaan, mulai dari
pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finishing. Sumber daya yang
harus dimanfaatkan seefektif mungkin agar tercapainya keberhasilan proyek.

Sebelum melaksanakan pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing),


tujuannya adalah untuk memperjelas gambar agar dengan mudah dapat
dimengerti pelaksana pekerjaan. Pada shop drawing diberi penjelasan
tambahan untuk hal-hal yang tidak termasuk pada gambar rencana dan
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan atau jika ternyata ada perubahan maka
perubahan tersebut dicantumkan dalam shop drawing tersebut atau shop
drawing yang telah direvisi sesuai dengan perubahan yang telah disetujui.

3.2. Definisi Saluran Irigasi

Saluran irigasi terbagi atas 3, yaitu :

a. Saluran Irigasi Utama, terdiri dari :


- Saluran primer berfungsi untuk membawa air dari bendung ke saluran
sekunder dan selanjutnya ke petak‐petak tersier yang perlu diairi.
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
- Saluran sekunder berfungsi untuk membawa air dari saluran primer
kepetak‐petak tersier yang terhubung dengan saluran sekunder
tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir.
- Saluran pembawa berfungsi untuk membawa air irigasi dari sumber
air lain (bukan sumber yang memberi air pada bangunan utama
proyek) ke jaringan irigasi primer.
- Saluran muka tersier berfungsi untuk membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier
lainnya.

13
b. Saluran Irigasi Tersier
- Saluran tersier berfungsi untuk membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier untuk selanjutnya
dibawa ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah pada boks
bagi kuarter yang terakhir.
- Saluran kuarter berfungsi untuk membawa air dari boks bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah‐sawah.
c. Garis Sempadan Saluran.
Garis Sempadan Saluran berfungsi untuk mengamankan saluran
dan bangunan irigasi dari risiko kerusakan akibat adanya aktivitas di
sekitar jaringan irigasi. Adapun batas Garis Sempadan Saluran
ditetapkan dalam peraturan khusus mengenai hal tersebut. Dalam hal ini,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.17/PRT/M/2011 Tentang
Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi. Satu hal yang
perlu diketahui bahwa ketentuan tentang Garis sempadan jaringan irigasi
diberlakukan baik untuk jaringan irigasi yang akan dibangun maupun
yang telah terbangun dan berlaku secara menyeluruh untuk jaringan
irigasi yang dibangun oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota, perseorangan, maupun oleh badan usaha
atau badan sosial.

3.3. Bentuk Saluran Irigasi


Bentuk penampang saluran pada muka tanah umumnya ada beberapa
macam antara lain; bentuk trapesium, empat persegi panjang, segitiga,
setengah lingkaran. Beberapa bentuk saluran dan fungsinya dijelaskan pada
tabel berikut ini;

14
Tabel 3.1. Bentuk – bentuk Saluran

Selain bentuk-bentuk yang tertera dalam tabel, masih ada bentuk-


bentuk penampang lainnya yang merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk
tersebut, misalnya kombinasi antara empat persegi panjang dan setengah
lingkaran, yang mana empat persegi panjang pada bagian atas yang berfungsi
untuk mengalirkan debit maksimum dan setengah lingkaran pada bagian bawah
yang berfungsi untuk mengalirkan debit minimum.

3.4. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


Pasangan batu adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan bahan
adukan semen atau mortar sebagai bahan pengikatnya.

15
Pasangan batu seringkali digunakan untuk membuat konstruksi dinding
penahan tanah (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi bangunan atau
rumah (biasanya dikenal dengan istilah pondasi menerus), hal ini dikarenakan
kemampuan konstruksi pasangan batu dalam menahan beban yang cukup
besar.
Pada pelaksanaannya, pelaksanaan pekerjaan pasangan batu tergolong
pekerjaan yang mudah sehingga tidak memerlukan tukang ahli untuk
mengerjakannya. Selain mudah untuk dikerjakan, konstruksi dari pasangan
batu juga dianggap relatif lebih murah dibandingkan dengan material
konstruksi lainnya. Kedua hal inilah yang menjadi keuntungan utama dari
pasangan batu.

a. Bahan Pasangan Batu Kali

Bahan utama yang digunakan pada konstruksi dari pasangan batu


adalah batu dan bahan adukan semen atau mortar.

Untuk batu yang digunakan tidak ada persyaratan khusus, entah itu
batu kali, batu belah atau batu gunung, maupun batuan jenis lainnya asalkan
batu tersebut tergolong batuan keras, maka batu tersebut dapat digunakan.
Selain batu, bahan yang digunakan adalah adukan semen atau mortar yang
terbuat dari campuran Pasir, semen dan air secukupnya.
Adukan semen sebaiknya disiapkan / dicampurkan dalam wadah
khusus untuk menjaga agar tidak tercampur dengan material lain yang dapat
mengganggu atau mengurangi kualitas dari campuran. Selain menggunakan
wadah khusus, pembuatan adukan semen atau mortar juga dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin molen atau concrete mixer.
Apabila tidak ada ditentukan secara khusus, berdasarkan
persyaratan adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling
sedikit 50 kg/cm2 (5 Mpa).

16
3.5. Pehitungan Volume Pekerjaan Pasangan Batu dan Plesteran

1) Pasangan Batu Kali Panjang Saluran 785.53 m

Gambar 3.1. Pasangan Batu Kali Saluran

 Perhitungan Dimensi Luar


a. Lebar atas (L1) = 3.5 m
b. Lebar bawah (L2) = 1.94 m
c. Kedalaman Saluran (H) = 1.20 m
d. Panjang Saluran = 785.53 m

Volume = (Lebar atas + Lebar Bawah)/2 x Tinggi

= (3.5 + 1.94)/2 x 1.2

= 3.264 m

 Perhitungan Dimensi dalam


a. Lebar atas (L1) = 2.9 m
b. Lebar bawah (L2) = 1.10 m
c. Kedalaman Saluran (H) = 0.78 m

Volume = (Lebar atas + Lebar Bawah)/2 x Tinggi

= (2.9 + 1.10)/2 x 0.78

= 1.56 m

Volume = Volume Dimensi Luar – Volume dimensi dalam

17
= 3.264 m – 1.56 m
= 1.704 m2

Diketahui Panjang saluran 785.53 m, maka :


Total Volume = 785.53 m x 1.704 m2
= 1338.534 m3

 Perhitungan Plesteran

Gambar 3.2. Potongan Pasangan Batu Saluran

Volume = Panjang Saluran x (Lebar Atas + Tinggi)


= 785.53 m x (0.3 m + 1.27 m)
= 1233.28 m2

2) Pasangan Batu Kali Panjang Saluran 52 m

Gambar 3.3. Pasangan Batu Kali Saluran

18
 Perhitungan Dimensi Luar
a. Lebar atas (L1) = 2.9 m
b. Lebar bawah (L2) = 1.64 m
c. Kedalaman Saluran (H) = 1.05 m
d. Panjang Saluran = 52 m

Volume = (Lebar atas + Lebar Bawah)/2 x Tinggi

= (2.9 + 1.64)/2 x 1.05

= 2.38 m

 Perhitungan Dimensi dalam


a. Lebar atas (L1) = 2.3 m
b. Lebar bawah (L2) = 0.8 m
c. Kedalaman Saluran (H) = 0.63 m

Volume = (Lebar atas + Lebar Bawah)/2 x Tinggi

= (2.3 + 0.8)/2 x 0.63

= 0.976 m

Volume = Volume Dimensi Luar – Volume dimensi dalam


= 2.38 m – 0.976 m
= 1.404 m2

Diketahui Panjang saluran 52 m, maka :


Total Volume = 52 m x 1.404 m2
= 70.2 m3

19
 Perhitungan Plesteran

Gambar 3.4. Potongan Pasangan Batu Saluran

Volume = Panjang Saluran x (Lebar Atas + Tinggi)


= 52 m x (0.3 m + 1.06 m)
= 70.72 m2

3.6. Susunan Volume Pekerjaan

Tabel 3.2. Susunan Volume Pekerjaan

No. PEKERJAAN SALURAN IRIGASI SATUAN VOLUME


I. PEKERJAAN PASANGAN
Pasangan Batu Kali (Panjang Saluran
1 785.53 m) M3 1338.534

2 Pasangan Batu Kali (Panjang Saluran 52 m) M3 70.2


II. PEKERJAAN PLESTERAN
Plesteran, Camp. 1 Pc : 3 Psr (Panjang
1 M3 1233.28
Saluran 785.53 m)
Plesteran, Camp. 1 Pc : 3 Psr (Panjang
2 M2 70.72
Saluran 52 m)

20
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

4.1. Bahan
Dari bahan yang akan dipakai di proyek melalui persetujuan pengawas
sehingga sesuai dengan di isyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan, Bahan yang akan dipakai
hendaknya menggunakan bahan yang masih baru dan terjaga mutunya.

Penyimpanan bahan matrial perlu di perhatikan, agar bahan material yang


dipakai dalam kondisi yang layak pakai apabila selama penyimpanan bahan
menjadi tidak layak dipakai, maka pengawas akan meminta pelaksana selaku
penanggung jawab agar menganti bahan yang sesuai syarat yaitu bahan yang sesuai
dengan peraturan-peraturan standar yang berlaku secara nasional. Bahan-bahan
yang digunakan dalam proyek ini adalah :

a. Semen Tonasa
1. PersyaratanUmum.
a). Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Portland Cement Indonesia.

b). Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang memenuhi
persyaratan .Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk
seluruh pekerjaan.

c). Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari
dari kelembaban.

2. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus bersedia untuk memberi
bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan
contohcontoh tersebut.Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh

21
Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.Jika semen yang
dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen

3. Tempat Penyimpanan Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan


yang sesuai untuk semen,

Gambar 4.1. Semen Tonasa

b. Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir yang memenuhi syarat menurut PBI 1971
(NI-2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 atau SNI atau Peraturan Beton Indonesia tahun 1989.
Agregat harus memenuhi syarat.

Syarat-syarat pasir yang harus digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tidak mengandung bahan yang merusak beton dan ketahanan tulang terhadap
karat. Pasir laut tidak boleh digunakan.
2. Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan semen, jika
agregat yang datang ternyata kotor, maka sebelum dipakai harus dicuci
terlebih dahulu.

22
3. Pasir yang digunakan harus berbutir kasar, sedangkan yang ukuran kerikil
mengikuti persyaratan dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia)

Gambar 4.2 pasir

c. Air
Air merupakan zat cair yang mana dapat berfungsi sebagai penetralisir
agregat yang sudah di campurkan atau sudah di kombinasikan dalam satu kesatuan
yang di sebut campuran, dan manfaat air sebagai berikut:
1. Air berasal dari Perusahan Daerah Air Minum( PDAM).
2. Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic basah, garam
dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah air tersebut diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetapkan
sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971
untuk bahan campuran beton.

Gambar 4.3 Air

23
d. Baja/Besi Tulangan
Baja atau besi tulangan yang dipakai pada Proyek Pembangunan Lanjutan
Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Kota Ternate
menggunakan baja tulangan Ø 10 mm.

Gambar 4.4. Besi tulangan

e. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar
lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat
dengan kuat maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik
dan tidak mudah putus.

Gambar 4.5. Kawat Bendrat

24
f. Kayu
Kayu yang dimaksud disini adalah yang digunakan sebagai bahan
bangunan. Kayu digunakan sebagai bahan penunjang dalam pekerjaan beton
bertulang yang berfungsi sebagai perancah ataupun bekisting.

Gambar 4.6. Kayu


g. Batu gunung

Batu gunung atau disebut juga dengan nama lain sebagai batu belah
tentunya batu berasal dari gunung. Batu gunung itu sendiri biasanya untuk
membangun bangunan gedung, jalan raya, waduk, talud dan bangunan sipil
lainya. Sebenarnya bayak fungsi dari batu gunung itu sendiri.

Gambar 4.7. Batu Gunung

25
4.2. Peralatan
a. Tinjauan umum
Alat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
menciptakan hasil kerja yang memuaskan. Kontraktor harus menggandakan semua
peralatan atau perlengkapan kerja yang lengkap untuk melaksanakan pekerjaan.
Pemilihan dari jumlah kebutuhan ditetapkan berdasarkan macam pekerjaan,
rencana kerja, keadaan lapangan, dan volume pekerjaan yang akan dikerjakan. Alat
kerja tersebut harus cukup memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya,
agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi saling pinjam akibat kurangnya alat
serta harus memperbaiki alat terlebih dahulu karena alat tersebut rusak.

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, baik itu alat berat
maupun ringan bertujuan menunjang kelancaran pekerjaan proyek, beberapa secara
umum :
a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan.
b. Meningkatlan kualitas dan kuantitas pekerjaan.
c. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan.
d. Menghemat biaya.
Dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek harus
disesuaikan dengan besar volume pekerjaan yang ada, dengan kata lain harus ada
keseimbangan antara jumlah pekerjaan yang ada dengan alat yang akan
dioperasikan dengan hasil yang optimal.

d. Pengaduk Beton (Sekop Dan Cangkul)


Sekop dan cangkul merupakan satu alat juga sangat di perlukan dalam satu
pekerjaan yang menyangkut dengan masalah penangananmaterial, baik itu sudah
menjadi campuran maupun belum,dan pengoperasian sekop dan cangkul juga
masih dengan cara manual yang bisa berfungsi jika di gerakkan oleh manusia Sekop
juga merupakan alat yang sangat di butuhkan jika alat seperti Mikser Molen dan
concrete mixer truck tidak ada.

26
Gambar 4.8. Pengaduk campuran (Sekop Dan Cangkul)

e. Ember
Ember adalah suatu alat yang terbuat dari bahan plastik yang fungsinya
untuk memindahkan material yang sudah menjadi campuran dari tempat
pengadukan campuran ke tempat item pekerjaan yang di kerjakan

Gambar 4.9. ember

f. Cetok (Tropol)
Cetok digunakan untuk pekerjaan pasangan batu, batu bata, cor beton,
plesteran, acian dan sejenisnya.

Gambar 4.10. cetok

27
4.3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Ada beberapa tenaga kerja yang berperan penting dalam penyelesaian proyek ini
yaitu:

a. Konsultan Perencanaan
Konsultan perencanaan adalah sekelompok orang yang bertugas membuat
perencanaan secara keseluruhan meliputi : arsitektur, struktur serta mekanikal dan
elektrikal.Konsultan perencana menerima pendelegasian pekerjaan dari
pemilik/owner dengan dua tahap, yaitu :

1. Rekayasa dan desain awal

Rekayasa dan desain meletakkan penekanan pada :

a) Konsepsi arsitektur.
b) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi.
c) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
d) Studi komperatif ekonomi.
e) Tahap konsepsi dan kelayakan.
2. Rekayasa dan desain detail/perincian
Kegiatan-kegiatan konsultan perencanaan dalam pelaksanaan dalam tahap
rancang bangun meliputi :
a) Perencanaan anggaran dan biaya.
b) Konsep dan kriteria perencanaan.
c) Analisis perekayasaan.
d) Metode dan rancangan pelaksanaan.
e) Finalisasi perijinan.
f) Gambar detail dan gambar kerja.
g) Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan seperti yang diharapkan, maka
perencanaan harus mempunyai tenaga ahli dari berbgai disiplin ilmu dengan
kemampuan dan pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-
masing.

28
b. Konsultan Manajemen Kontruksi

Konsultan manajemen kontruksi adalah badan hukum yang ditunjuk secara


tertulis oleh pemilik proyek untuk mengawasi secara keseluruhan terhadap jalannya
pelaksanaan proyek agar sesuai dengan harapan.Penerapan pengawasan adalah
meminta pertanggung jawaban aspek perencanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan.Konsultan Manajemen konstruksi pada proyek pelaksanaan pekerjaan
penataan bangunan kawasan pusaka ngara lamo ternate.

Tugas dan kewajiban Konsultan Manajemen Konstruksi :

1. Meneliti dan memeriksa isi dokumen kontrak.


2. Memberi saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada pemilik
serta melanjutkan sesuai instruksi pemilik kepada pemborong.
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kuantitas/kualitas
pekerjaan dilapangan serta menjaga kepentingan-kepentingan pemilik.
4. Mengantisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan
merugikan, akibat kesalahan/ketidak sempurnaan pelaksanaan.
5. Menyetujui atau menolak dokumen pembayaran yang diajukan
kontraktor.
6. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
dipersiapkan kontraktor.
7. Melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan untuk serah terima
pekerjaan, menerima surat-surat jaminan dari kontraktor yang
ditentukan dalam dokumen kontrak dan menerbitkan berita acara
pembayaran.

c. Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan merupakan unsur yang sangat penting didalam sebuah
proyek.Apabila suatu proyek tersebut berskala besar maka keberadaan kontraktor
pelaksanalah yang dibutuhkan, untuk jenis proyek ini berskala besar dan
pelaksanaan proyeknya dengan keterlibatan langsung dari pemberi tugas dan tanpa
adanya sistem pelelangan terlebih dahulu tugas dan kewajiban pelaksana adalah
sebagai berikut :

29
1. Bertanggung jawab penuh terhadap owner atas pelaksanaan proyek
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan syarat-syarat serta
waktu yang ditetapkan.
2. Mengadakan konsultasi dengan pengawas mengenai pelaksanaan
pekerjaan.
3. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan bersifat khusus dalam bentuk
time schedule.
4. Memberi laporan atau daftar mengenai jumlah buruh, bahan-bahan
bangunan ditempat pekerjaanmaupun yang belum dipergunakan dan
laporan mengenai volume pekerjaan.

d. Mandor / Kepala Tukang


Umumnya pelaksana sudah mempunyai rangkaian dalam penyelesaian
tenaga kerja, mekanisme umum yang dilaksanakan dalam penyediaan tenaga kerja
tukang adalah sistem borong. Bos borong mengajukan tawaran harga borongan
pervolume pekerjaan pada pelaksanaan, dan bos borongan atau mandor akan
menyediakan tenaga tukang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diperlukan.
Beberapa keuntungan sistem borongan yaitu pengadaan tenaga kerja, baik tukang
maupun pekerjaan menjadi tanggung jawab Bos borong dan kecepatan pekerjaan
dapat ditentukan secara optimal.

e. Jenis Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini ialah tenaga kerja harian dan
borongan. Ruang lingkup pekerjaan untuk tenaga kerja harian bersifat ringan,
artinya tidak memerlukan waktu lama untuk melaksanakan pekerjaannya,
sedangkan tenaga kerja borongan sifat pekerjaannya bertahap sehingga untuk
menyelesaikan pekerjaannya memerlukan waktu yang lama.

f. Status Tenaga Kerja


Pada proyek ini, status tenaga kerja adalah tetap dan tidak tetap. Status tetap
artinya tenaga kerja tersebut akan selalu dipakai dari tahap awal hingga tahap akhir
proyek, sedangkan status tidak tetap artinya tenaga kerja hanya mengerjakan
sebagian dari status suatu pekerjaan.

30
g. Keselamatan Kerja.
Usaha yang dilakukan tim swakelola pelaksana untuk menjaga keselamatan
baik pekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakanobat-obatan standar dan kotak PPPK ( Pertolongan Pertama


Pada Kecelakan ) di proyek. Pengobatan di proyek ini adalah sebagai
pertolongan pertama.
2. Menentukan jenis asuransi senilai proyek pada asuransi yang
ditunjuk,danAsuransiTenagaKerja (ASTEK) bagi pekerja diproyek yang
berlaku sejak mulai melaksanakan hingga selesai pemeliharaan.

3. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri (APD) adalah suatu kewajiban dimana
biasanya para pekerja atau buruh bangunan yang bekerja disebuah
proyek atau pembangunan sebuah gedung, diwajibkan menggunakannya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen
tenaga Kerja Republik indonesia. Alat-alat pelindung diri yang demikian
harus memenuhi persyaratan tidak mengganggu kerja dan memberikan
perlindungan efektif terhadap jenis bahaya yang akan terjadi.
Alat Pelindung diri (APD) berperan penting terhadap Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja
memiliki peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku
pembangunan.Sebagai pelaku pembangunan perlu dilakukan upaya-
upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis, dan
medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja.
Bahaya yang mungkin terjadi pada proses produksi dan diprediksi
akan menimpa tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a. Tertimpa benda keras dan berat
b. Tertusuk atau terpotong benda tajam
c. Terjatuh dari tempat tinggi
d. Terbakar atau terkena aliran listrik
e. Terkena zat kimia berbahaya pada kulit atau melalui pernafasan.

31
f. Pendengaran menjadi rusak karena suara kebisingan
g. Penglihatan menjadi rusak diakibatkan intensitas cahaya yangtinggi
h. Terkena radiasi dan gangguan lainnya.
4. Macam-Macam APD
a. Masker
Masker digunakan untuk pada tempat-tempat kerja tertentu dan
seringkali udaranya kotor yang diakibatkan oleh bermacam-macam
hal antara lain :
1) Debu-debu kasar dari penggerinderaan atau pekerjaan sejenis
2) Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap
3) Uap sejenis beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
4) Gas beracun seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen
diudara.
b. Kacamata
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu
kayu, batu, atau serpihan besi yang beterbangan di tiup angin.
Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil dan halus
yang terkadang tidak terlihat oleh kasat mata.

Gambar 4.11. Alat Pelindung Muka

c. Sepatu Pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap
kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang
menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak,

32
logam pijar, larutan asam dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang
buatannya kuat dan baik cukup memberikan perlindungan, tetapi
terhadap kemungkinan tertimpa benda-benda berat masih perlu sepatu
dengan ujung bertutup baja dan lapisan baja didalam solnya. Lapisan
baja dalam sol sepatu perlu untuk melindungi pekerja dari tusukan
benda runcing khususnya pada pekerjaan bangunan.

Gambar 4.12. Alat Pelindung Kaki

d. Sarung Tangan
Sarung tangan harus disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja
dengan pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang
diperlukan. Antara lain syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan
tangan. Macamnya tergantung pada jenis kecelakaan yang akan
dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena bahan
kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya.

Gambar 4.13. Sarung tangan

e. Topi Pengaman
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang
mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau
benda-benda lain yang bergerak. Topi pengaman harus cukup keras
dan kokoh, tetapi ringan.Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti
sangat cocok untuk keperluan ini

33
Gambar 4.14. Topi Pengaman

4.4. Tahapan Pelaksanaan

a. Penentuan Kerja Praktek


Kerja praktek ini dilakukan dikawasan kesultanan ternate lapangan Salero
kelurahan Soasio ternate tengah.

b. Waktu pelaksanaan Kerja Praktek


Kuliah praktek ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada tanggal 30 Juli
sampai dengan 30 September 2018 dan dilanjutkan dengan membuat laporan
kuliah praktek (KP)

c. Metode kuliah praktek


Metodologi kuliah praktek yang digunakan untuk membangun aplikasi ini
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan
melalui tahap pengumpulan data dan tahap pembangunan.

1. Tahap pengumpulan data


Tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

a. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur,
jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

34
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan cara meneliti permasalahan
yang ada dilapangan, studi lapangan terdiri dari observasi.

- Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian


peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diteliti.

2. Tahap pembangunan
Tahapan-tahapan pembangunan yang dilakukan dalam metode penelitian
ini yaitu menggunakan pendekatan model waterfal

35
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari kerja praktek selama 60 hari kalender di Proyek
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Kobe banyak sekali pengalaman, pelajaran
dan pengetahuan yang baik dalam bidang konstruksi khususnya dalam hal
pelaksanaan yang tidak di dapat dari pekuliahan.
2. Saluran irigasi yang di bangun dengan panjang 785.53 meter dan 52 meter,
didapat hasil perhitungan volume pekerjaan pasangan batu 1338.534 m3 dan
70.2 m3, volume pekerjaan plesteran 1233.28 m2 dan 70.72 m2. Hasil
perhitungan telah sesuai dengan rencana, dan pelaksanaannya telah
diselesaikan dengan baik sesuai tahapan penyelenggaraan proyek pada
umumnya.

1.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktek pembangunan talud, maka penulis dapat
memberikan saran antara lain :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik, hendaknya
pihak bersangkutan mengetahui tugasnya masing-masing dan disiplin
dalam menjalankan tugasnya dengan baik untuk meminimalisir atau
menghindari kesalahan dalam proyek.
2. Semua pekerjaan harus benar-benar tepat dalam mutu, waktu dan biaya.
Untuk mendapatkan ketepatan pada tiga aspek tersebut maka dibutuhkan
pula pengawasan yang baik secara intensif, ketat dan tegas dari pihak-pihak
yang terkait.

36

Anda mungkin juga menyukai