PENDAHULUAN
Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material yag
membuat kehidupan terjadi di bumi. Dapat dikatakan air adalah sumber
kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, bahkan hampir
70 % tubuh manusia mengandung air. Manusia membutuhkan air untuk minum,
mandi dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Dalam kondisi normal air terdiri dari
molekul 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen yang jernih, tidak berwarna, tidak
berbau dan mempunyai sifat – sifat alamiah air yang belum tercampur senyawa
lain. Standar kualitas air bersih merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi
instansi pemerintah penyedia jasa layanan air bersih sepeti Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) ( Enger dan Smith, 2000).
Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai salah satunya adalah pengolahan
sarana air bersih seperti PDAM. Air bersih yang higienis adalah selain yang sehat dan
layak dipakai juga syarat dan ketentuannya memenuhi syarat yang spesifik sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 7 Tahun 2004 pasal 5 tentang Sumber Daya Air Negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Artinya,
akses terhadap air bersih adalah hak warga dan tanggung jawab negara untuk
menyediakannya. Ketersediaan air bersih bagi masyarakat adalah jaminan bagi
keberlangsungan hidup dan salah satu prasyarat dasar menjadi warga yang sehat dan
sejahtera.
1
Syarat penyediaan air bersih tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan dan
pengawasan kualitas air. Air permukaan merupakan salah satu alternatif sebagai
sumber daya air baku bagi penyediaan sistem air bersih di Indonesia.
Dalam rangka memenuhi kebutuan air bersih semakin meningkat, dimana debit
sumber air yang mengalami penurunan tiap tahun maka PDAM Kota Ternate perlu
mengkaji kembali kebutuhan air bersih untuk wilayah Ternate. Salah satunya untuk
wilayah kelurahan Kalumata yang merupakan salah satu Kelurahan terbesar di Kota
Ternate. Agar kebutuhan masyarakat Kelurahan Kalumata akan air bersih dapat
terpenuhi.
Kebutuhan air bersih di Kelurahan Kalumata dan Kayu Merah bukan karena
kurangnya sumber air, tetapi yang menjadi persoalan ialah pengaturan dan cara
mendistribusikannya.
2
1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui besarnya kebutuhan air bersih kelurahan Kalumata sampai
10 tahun kedepan.
2. Untuk mengetahui perkiraan kehilangan air sampai 10 tahun kedepan.
3. Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan harian maksimum Kelurahan
kalumata.
4. Untuk mengetahui kepuasan masyarakat dengan tingkat pelayanan sistem
distribusi air bersih yang ada.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan
sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini
ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis. Atau memenuhi syarat
sebagai berikut:
1) Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2) Secara Fisik: Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3) Secara Kimia:
Bagi kebutuhan manusia air adalah salah satu kebutuhan mutlak karena
sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlah
airnya menurut penelitian kira-kira 60-70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan
hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung
pada berat badannya. Untuk orang dewasa kira-kiranya memerlukan air 2.200 gr
setiap harinya.
4
2.2. Penyediaan Air Bersih
5
d. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk
peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu yang sama
kegunaannya
a. Syarat Fisik
o Bau
Kualitas air yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan.
o Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak
tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan.
o Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna.
o Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik
yang bersifat anorganik maupun maupun yang organik. Zat organik,
biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang
organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan.
o Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi – reaksi biokimia di
dalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah
berkembangbiak dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
6
b. Syarat – syarat kimia
o pH
Air sebaiknya tidak memiliki keasaman dan tidak basa untuk
mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan
distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9.
o Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l)
menyebabkan berkurangnya fungsi paru–paru dan menimbulkan rasa,
warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri
besi, dan kekeruhan.
o Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor ( Cl ), dalam jumlah yang
banyak klor ( Cl ) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa
sistem penyediaan air panas.
o Tembaga (Cu)
Tembaga ( Cu ) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh
manusia. Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP,
ginjal, hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, dan lainnya
bahkan dapat meninggal dunia. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa
kesat, warna dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
o Mangan ( Mn )
Mangan ( Mn ) merupakan Metal kelabu – kemerahan. Keracunan
seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam.
o Seng ( Zn )
Seng ( Zn ) pada air minum akan menimbulkan rasa kesat dan
dapat menyebabkan gejala muntaber. Seng (Zn) dapat menimbulkan
warna air menjadi opalescent dan bila dimasak akan timbul endapan
seperti pasir.
7
2.3.2. Kuantitas Air Bersih
Persyaratan kuantitas juga bisa ditinjau dari standar debit air bersih yang
dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Dan
kuantitas adalah syarat yang terpenting dalam melayani konsumen agar
kebutuhannya sehari – hari berjalan sesuai dengan kemampuan konsumen
masing – masing.
2.3.3. Kontinuitas
8
Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu
komponen yang mutlak dan harus ada, karena tanpa sumber air sistem
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik
masing – masing sumber air serta faktor – faktor yang mempengaruhinya,
diharapkan dapat membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem
penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan selanjutnya di dalam
pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi
standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum sumber
air adalah sebagai berikut :
1. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam contohnya sungai,
rawa, danau, laut. Pada umumnya air permukaan ini akan mendaapat
pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang
kayu, daun-daun, kotoran industri dan sebagainnya.
2. Air Tanah
Air tanah ( Ground Water ) merupakan air yang megandung garam dan
mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan tanah dan juga air
yang berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke
dalam tanah dan mengisi rongga – rongga atau pori – pori dalam tanah.
Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat
pencemar air tertahan oleh lapisan tanah.
3. Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori
yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air
minum, karena memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup besar.
4. Air Hujan
Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai
turun, karena masih megandung banyak kotoran. Selain itu air hujan
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa – pipa penyalur maupun
9
bak – bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi
atau karatan.
Tabel 2.1. Kebutuhan air bersih rumah tangga per orang per hari
menurut kategori kota
10
Semi urban (ibu kota
1 3000 – 20.000 60 – 90
kecamatan/desa)
2 Kota kecil 20.000 – 100.000 90 – 110
3 Kota sedang 100.000 – 500.000 100 – 125
4 Kota besar 500.000 – 1.000.000 125 – 150
5 Metropolitan >1.000.000 150 – 200
11
Tabel 2.2. Kategori kebutuhan air non domestic
Tabel 2.3. Kebutuhan air non domestik kota kategori I, II, III dan IV
12
Tabel 2.4. Kebutuhan air bersih kategori V
13
b. Tingkat Pelayanan Masyarakat
2. Kehilangan Air
14
3. Perkiraan jumlah penduduk
a. Metode aritmatik
........................(2.6)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi
r = angka pertumbuhan tiap tahun
n = periode waktu yang ditinjau
t = banyak tahun sebelum tahun analisis
Pt = jumlah penduduk pada tahun ke t
b. Metode Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar
bunga majemuk pertumbuhan penduduk (bunga-berbunga).
15
.........................(2.7)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk setelah n tahun ke depan
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu dalam tahun
c. Metode Last-Square
(2.8)
Keterangan :
X = tahun yang diketahui
Y = kebutuhan menurut tahun yang ditinjau
n = jumlah data
16
4. Tingkat kepuasan masyarakat
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
3.3. Metode Pengambilan data
Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi (pengamatan)
Lokasi penelitian dilakukan langsung di Kantor Kelurahan Kalumata,
dan di PDAM Kota Ternate. Selain itu, data-data pelengkap di ambil
dikantor Badan Pusat Statistik dan Masyarakat Kelurahan Kalumata.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini responden yang
dimaksud adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Kalumata.
19
Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian
20
3.5. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Analisa Data :
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
21