Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA RECTI DI RUANG ICU

Oleh

KIKI ARMANSYAH

1811040040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
I. DEFINISI

Ca Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus

menyerang bagian rekti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak

terkendali (Black & Hawks, 2014). Kanker rekti adalah kanker yang berasal dalam

permukaan rektum/rectal. Umumnya kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang

tidak ganas, terdapat adenoma atau berbentuk polip.

Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal

pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada

usia 40 tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995)

II. ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahu namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi yang penting
yang berhubungan dengan carsinoma recti.
1. Diet
Makanan yang banyak mengandung serat misalnya sayur-sayuran akan menyebabkan waktu
transitbolus di intestin akan berkurang, sehingga kontak zat yang potensial karsinogen pada
mukosa lebih singkat. Selain itu makan makanan yang berlemak dan protein hewani yang
tinggi dapat memicu terjadinya Ca. Rekti

2. Kelainan di colon
- Adenoma di kolon, t.u bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma
- Familial poliposis merupakan kondisi premaligna dimana + 7 % polipasis akan
mengalami degenerasi maligna
- Kolitis ulserativa, mempunyai resiko besar yang terjadi Ca. Rekti
3. Herediter
Hasil penelitian menunjukkan anak – anak yang berasal dai ortu yang menderita Ca.kolateral
mempunyai frekuensi 3,5 x lebih besar daripada anak yang mempunyai ortu yang sehat

III. PATHWAY
Kebiasaan Makan

(TInggi Karbohidrat
&

Rendah Serat
Kolitis

Ulceratif

Polimerase Karsinogen

Membuat DNA baru Polip


Faktor Genetik Colon

Kerusakan DNA

Penggabungan DNA
asing dan DNA induk

Sintesis RNA baru

Mitosis dipercepat

Transportasi Kanker
Pertumbuhan sel liar
ganas

Kurang
Gangguan Pengetahuan
Citra
Tubuh

Ca Recti

Ansietas
Hemoroid

Perubahan Kebiasaan
Defikasi :
Komstipasi, Diare

Perdarahan Per
Anus
Nyeri

Nyeri Kronis

Anoreksia :
Ketidakseimbangan Nutrisi
PK : Perdarahan
dari kebutuhan tubuh, mual
PK : Anemi

Resiko Infeksi

IV. MANIFESTASI KLINIS


1. Perdarahan sejak peranal

BAB berdarah segar


2. BAB berdarah lendir

karena darah yang dikeluarkan oleh kanker tesebut telah bercampur dengan tinja
3. Obstruksi saluran pencernaan
- Perut kembung makin lama makin tegang
- Tidak dapat BAB dan tidak ada flatus
- Ukuran feses kecil seperti feses kambing
- Tenesmus rasa tidak puas setelah BAB
4. Lain-lain

 Anoreksia
 BA turun
 Nyeri perut ditempat kanker
 BAB tidak teratur
 rasa tidak puas setelah BAB dan rasa yeri pada saat BABTenesmus

V. KLASIFIKASI
Dukes Dalam Infiltrasi Prognosis Hidup Stlh 5 Thn
1. Terbatas pada dinding usus 97%
2. Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
3. Metastosis ke kelenjar limfe
a. Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%
b. Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%
4. Metastasis ke organ lain ; hati 35%
Dikenal pada klasifikasi menurut
a. Stadium 1
Tumor hanya terbatas di calon dan belum menembus dinding kolon dan belum metastasis
b. Stadium 2
Tumor telah mengadakan penetrasi dinding kolon tapi belum ada metastasis
c. Stadium 3
Tumor telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening regional
d. Stadium 4
Tumor telah mengadakan metastasis ke organ lain ; hati

VI. KOMPLIKASI
Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan

 Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya


 Hematogen
 Linefogen
Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru dan otak
Komplikasi lainnya ;
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial/lengkap
2. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemoragi
3. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses
4. Peritonitis /sepsis yang dapat menimbulkan syock

VII. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan

 Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat anastromosis
decending kolakteral
 Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat anastomosis kolocinal
2. Radiasi

Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi


dengan dosis adekuat
3. Kemoterapi

Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU)

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Endoskopi
• Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum
• Untuk menentukan sumber pendapatan
• Untuk mengetahui letak obstruksi
2. Radiologi
• Foto dada : Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru

Untuk persiapan pembedahan


• Foto colon (Banum enema)
• Dapat terlihat suatu filling deffect pada suatu tempat/suatu striktura
• Dapat menentukan lokasi tempat kelainan
3. USG
• Untuk mengetahui apakah ada metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati
• Gambaran metastasis kanker dihati akan tampak massa multi nodular dengan gema
berdensitas tinggi homogen
4. Endosonggrafi
Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur mengenai lapisan dinding
kolon
5. Histopatologi
Gambaran histopatologi pada karsinoma recti C adenokarsinoma dan perlu ditentukan
differensiasi sel
6. Laboratorium
• Hb : menurun pada perdarahan
• Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml
• Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba

ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
• Riwayat diet yang hanya serat, protein hewani dan lemak
• Riwayat menderita kelainan pada colon kolitis ulseratif (polip kolon)
b. RKS
• Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir
• Klien mengeluh tidak BAB tidak ada flahis
• Klien mengeluh perutnya terasa sakit (nyeri)
• Klien mengeluh mual, muntah
• Klien mengeluh tidak puas setelah BAB
• Klien mengeluh BAB kecil
• Klien mengeluh berat badannya turun
c. RKK
• Riwayat keluarga dengan Ca. colon/recti
3. Pemeriksaan Fisik
• Sirkulasi
Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri),
kemerahan, ekimosis, hipotesis
• Respirasi
Sarak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas
• GIT
Anoreksia, mual, muntah, penurunan bising usus, kembung, nyeri abdomen, perut
tegang, nyeri tekan pada kuaran kiri bawah
• Eliminasi
BAB berlendir dan berdarah, BAB tidak ada flatur tidak ada, BAB kecil seperti
feses kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola
BAB/konstiasi/hemoroid, perdarahan peranal, BAB ; oliguria
• Aktifitas/istirahat
Kelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
1. Post-operasi
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
c. Risiko infeksi.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan (kolostomi) dan adanya
stoma
2. Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri akut Setelah diberikan asuhan Pain management
berhubungan keperawatan selama…..x 24 1. Lakukan pengkajian yang
dengan agen jam diharapkan nyeri komprehensif terhadap nyeri,
cedera berkurang atau terkontrol, meliputi lokasi, karasteristik,
biologis dengan kriteria hasil: onset/durasi, frekuensi,
NOC kualitas, intensitas nyeri, serta
Pain level : faktor-faktor yang dapat
a. Klien tidak melaporkan memicu nyeri.
adanya nyeri 2. Observasi tanda-tanda non
b. Klien tidak menunjukkan verbal atau isyarat dari
ekspresi wajah terhadap ketidaknyamanan.
nyeri 3. Gunakan strategi komunikasi
c. TD, Nadi dan RR dalam terapeutik dalam mengkaji
batas normal pengalaman nyeri dan
menyampaikan penerimaan
Pain Control terhadap respon klien
a. Klien melaporkan nyeri terhadap nyeri.
terkontrol 4. Kaji tanda-tanda vital klien
b. Klien dapat mengontrol 5. Kontrol faktor lingkungan
nyerinya dengan yang dapat menyebabkan
menggunakan teknik ketidaknyamanan, seperti
manajemen nyeri non suhu ruangan, pencahayaan,
farmakologis kebisingan.
6. Ajarkan prinsip-prinsip
3. manajemen nyeri non
farmakologi, (mis: teknik
terapi musik, distraksi, guided
imagery, masase dll).
7. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi.

2. Risiko infeksi. Setelah dilakukan asuhan Infection control


keperawatan selama .....x 24 1. Bersihkan lingkungan setelah
jam diharapkan tidak terjadi digunakan oleh klien.
infeksi, dengan kriteria hasil 2. Jaga agar barier kulit yang
NOC terbuka tidak terpapar
Infection Severity lingkungan dengan cara
a. Tidak ada kemerahan menutup dengan kasa streril.
b. Tidak terjadi hipertermia 3. Batasi jumlah pengunjung.
c. Tidak ada pembengkakan 4. Ajarkan klien dan keluarga
d. Tidak ada drainase tekhnik mencuci tangan yang
purulen -WBC dalam benar.
batas normal) 5. Gunakan sabun anti mikrobial
untuk mencuci tangan.
Risk Control 6. Cuci tangan sebelum dan
a. Klien mampu sesudah melakukan tindakan
menyebutkan factor- keperawatan..
faktor resiko penyebab 7. Terapkan Universal
infeksi precaution.
b. Klien mampu memonitor 8. Pertahankan lingkungan
lingkungan penyebab aseptik selama perawatan.
c. Klien mampu memonitor 9. Anjurkan klien untuk
tingkah laku penyebab memenuhan asupan nutrisi
infeksi -Tidak terjadi dan cairan adekuat.
paparan saat tindakan 10. Ajarkan klien dan
keperawatan keluarga untuk menghindari
infeksi.
11. Ajarkan pada klien dan
keluarga tanda-tanda infeksi.
12. Kolaborasi pemberian
antibiotik bila perlu.

Infection protection
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor hitung granulosit,
WBC
3. Berikan perawatan kulit.
4. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas dan drainase
5. Inspeksi kondisi luka

Wound care
1. Monitor karakteristik luka,
meliputi warna, ukuran, bau
dan pengeluaran pada luka
2. Bersihkan luka dengan normal
salin
3. Lakukan pembalutan pada
luka sesuai dengan kondisi
luka
4. Pertahankan teknik steril
dalam perawatan luka pasien
3. Gangguan Setelah diberikan asuhan Body Image Enhancement:
citra tubuh keperawatan selama …x 24 1. Kaji penilaian dasar klien
berhubungan jam diharapkan gangguan tentang citra tubuhnya
dengan citra tubuh klien dapat 2. Identifikasi efek perubahan
pembedahan teratasi dengan kriteria hasil: bentuk tubuh pasien terhadap
(kolostomi) NOC budaya, agama, perilaku
dan adanya Adaptation to physical seksual, dll
stoma disability: 3. Diskusikan tentang perubahan
a. Klien mampu yang dapat terjadi pada klien
mengungkapkan akibat dari proses penyakitnya
kemampuan untuk intervensi/konseling lebih
mengatasi keterbatasan lanjut
b. Klien mampu beradaptasi 4. Perhatikan frekuensi pasien
dengan keterbatasan dalam mengkritik dirinya
fungsi dan struktur 5. Diskusikan tentang bagaimana
tubuhnya (Klien orang terdekat dapat
menerapkan strategi menerima keterbatasnnya
untuk mengurangi 6. Berikan bantuan positif bila
keterbatasan diperlukan

4 Ansietas Setelah diberikan asuhan NIC


berhubungan keperawatan .. x24 jam Anxiety Reduction
dengan krisis diharapakan klien ansietas 1. Jelaskan semua prosedur
situasional dapat teratasi tujuan dan termasuk perasaan yang
criteria hasil mungkin dialami
NOC 2. Berikan objek yang dapat
Anxiety Control memberikan rasa nyaman
1. Tidur nyenyak 3. Berbicara dengan pelan dan
2. Tidak ada manifestasi tenang
perilaku 4. Membina hubungan saling
3. Mencari informasi untuk percaya
mengurangi cemas 5. Dengarkan penuh perhatian
4. Menggunakan teknik 6. Ciptakan suasana saling
relaksasi untuk percaya
mengurangi cemas 7. Dorong klien dan
5. Berinteraksi sosial keluargamengungkapkan
perasaannya
8. Berikan aktivitas mengurangi
ketegangan
9. Anjurkan menggunakan
teknik relaksasi
10. Berikan lingkungan yang
tenang
11. Batasi pengunjung
DAFTAR PUSTAKA

Basavanthappa, B.T. 2003. Medical Surgical Nursing. New Delhi : Jaypee. 111-134.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Vol. 2. Jakarta:EGC

Dochtermen, J. et al. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Fourth Edition.


USA:Mosby Elsevier.

Doenges at al. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC.

Herdman, T.H. 2012. Nanda International : Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta:EGC.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, Jakarta: BP FKUI.

Sudjatmiko. 2012. Kolon-Rektum dan Anus. Laboratorium Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.

University IOWA. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourth Edition. Mosby
Elsevier.

Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta:EGC.

Samsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Anda mungkin juga menyukai