Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
1
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
3
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan judul “Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Homoseksual dengan
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
Purwokerto.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Karya Ilmiah ini, sangat lah sulit
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
Muhammadiyah Purwokerto;
3. Ns.Siti Nurjanah, M.Kep, Sp.Kep.J selaku Ketua program Studi Profesi Ners
yang telah memberikan berbagai informasi dan bimbingan tentang tata laksana
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5
4. Ns. Agus Santosa M.kep selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
karya ilmiah.
5. Ns. Nur Isnaini S.Kep., M.kep Selaku penguji yang telah memberikan berbagai
6. Kedua orang tuaku yang saya cintai dan yang saya banggakan terimakasih atas
Semoga Allah SWT memberikan rahmatnya kepada mereka dan Semoga selalu ada
Penulis
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
6
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
7
STUDI KASUS: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HOMOSEKSUAL DENGAN HIV/AIDS YANG DI RAWAT DIRUANG
CEMPAKA RSUD BANYUMAS
ABSTRAK
Latar Belakang Masalah: Jawa tengah menduduki peringkat ke-5 terbesar jumlah
infeksi HIV di Indonesia sebesar 18.038 orang. HIV dapat disebabkan dengan
berhubungan homoseksual melalui anal tanpa perlindungan (kondom). Dampak HIV /
AIDS itu rumit dan para perawat Penting untuk membantu dan memecahkan masalah
ini di antara pasien HIV / AIDS. Penulisan
Tujuan: Karya ilmiah ini bertujuan ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien
Homoseksual dengan HIV / AIDS yang dirawat di ruang Cempaka RSUD Banyumas.
Dalam tulisan ini peneliti memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan
HIV / AIDS.
Metode: Metodologi penelitian ini menggunakan proses asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.,
Hasil: Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan masalah keperawatan tidak efektif
pada bersihan jalan napas, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan
intoleransi aktivitas. Dan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
masalah dapat teratasi sesuai rencana yang ditetapkan.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
CASE STUDY: NURSING CARE IN HOMOSEXUAL PATIENTS WITH
HIV / AIDS TREATED IN CEMPAKA BANYUMAS HOSPITAL
ABSTRACT
Background of the Problem: Central Java is ranked the 5th largest number of HIV
infections in Indonesia amounting to 18,038 people. HIV can be caused by
homosexual intercourse through unprotected anal intercourse (condoms). The impact
of HIV / AIDS is complex and it is important for nurses to help and solve this
problem among HIV / AIDS patients. Writing
Purpose: This scientific work aims to determine the nursing care of Homosexual
patients with HIV / AIDS who are treated in the Cempaka room of Banyumas
Regional Hospital. In this paper researchers provide nursing care for patients with
HIV / AIDS.
Methods: This research methodology uses a nursing care process that includes
assessment, nursing diagnoses, planning, implementation and evaluation.
Results: The conclusion of this study found that the problem of nursing is not
effective in cleansing the airway, changes in nutrition less than the body's needs, and
activity intolerance. And after 3x24 hours of nursing action the problem can be
resolved according to the plan set.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
ABSTRAK.............................................................................................. ix
ABSTRACT........................................................................................... x
DAFTAR ISI.......................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
A. Definisi........................................................................................ 7
B. Penyebab..................................................................................... 7
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
C. Tanda dan gejala.......................................................................... 9
D. Patofisiologi................................................................................ 11
E. Pemeriksaan penunjang............................................................... 13
F. Penatalaksanaan.......................................................................... 14
G. Komplikasi.................................................................................. 18
H. Asuhan keperawatan................................................................... 20
A. Desain Penelitian......................................................................... 34
B. Subjek Penelitian......................................................................... 34
A. Hasil............................................................................................ 37
B. Pembahasan................................................................................. 38
A. Kesimpulan.................................................................................. 48
B. Saran............................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
DAFTAR TABEL
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
DAFTAR LAMPIRAN
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gejala penyakit yang disebabkan karena rusaknya sistem kekebalan tubuh oleh
bertugas untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang setiap hari
menyerang dari luar. Salah satu unsur yang penting dalam sistem kekebalan tubuh
adalah sel CD4, yaitu salah satu jenis sel darah putih. Sel CD4 ini dibunuh oleh
HIV saat menggandakan diri dalam darah sehingga semakin lama seseorang
terinfeksi HIV, berakibat pada pengurangan jumlah sel CD4. Penurunan jumlah
Kasus HIV-AIDS berkembang sangat cepat di seluruh dunia. Hal ini terlihat
dari besarnya jumlah orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut. 40 juta orang
diperkirakan telah terinfeksi dan lebih dari 20 juta orang meninggal dunia serta
menginfeksi lebih dari 6000 orang usia produktif (KPAN, 2007 dalam
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
Benua Asia diindikasikan memiliki laju infeksi HIV tertinggi di dunia.
WHO dan UNAIDS memberi peringatan bahaya kepada tiga negara di Asia
yang saat ini disebut-sebut pada titik infeksi HIV bahkan dapat dikatakan ketiga
negara tersebut berada dalam posisi serius. Berdasarkan laporan WHO dan
UNAIDS ketiga negara tersebut adalah China, India dan Indonesia yaitu negara
laki dari kelompok homoseksual dan biseksual yang sekarang ini telah menyebar
ke semua orang tanpa kecuali berpotensi untuk terinfeksi HIV. Risiko penularan
terjadi tidak hanya pada populasi berperilaku risiko tinggi. Data yang ada
pada anak-anak atau bayi yang dikandung tertular dari ibu pengidap HIV
Virus HIV tidak mudah menular dan disebarkan melalui cara-cara yang
jumlahnya terbatas. Penularan baru terjadi jika ada pertukaran cairan tubuh antara
orang yang terinfeksi HIV dengan yang belum terinfeksi. Cara penularan yang
utama di Indonesia adalah melalui hubungan seks tidak aman dan berbagi jarum
suntik yang tidak steril. Sekalipun penularan melalui pengguna narkoba suntik
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
adalah paling efektif, namun dari segi potensi jumlah kelompok berisiko, ditahun
2007 KPAN sudah melihat penularan melalui jalur seksual tetap akan menjadi
cara penularan utama di Indonesia dalam dekade kedepan (KPAN, 2007 dalam
2012 jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 5991 kasus sedangkan
AIDS sebanyak 551 kasus. Persentase kasus HIV-AIDS yang tertinggi dilaporkan
pada kelompok umur 25-49 tahun (75,4%) diikuti kelompok umur 20-24 tahun
(15,0%) dengan rasio kasus antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Persentase
faktor risiko tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual
(46,6%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (12,6%), dan LSL
Indonesia sebesar18.038 orang setelah Jawa Barat (24.650), Papua (25.586), Jawa
Timur (33.043), dan DKI Jakarta (46.758) (Ditjen P2P Kemenkes RI, 2017).
Jawa Tengah menduduki peringkat ke4 yaitu sebesar 1.171 orang setelah DKI
Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Berdasarkan hasil Final Laporan HIV/AIDS
HIV di Jawa Tengah. Pada tahun 2017, kasus HIV/AIDS di Surakarta mengalami
peningkatan dari 91 kasus pada tahun 2016 menjadi 118 kasus, sedangkan 3
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
sampai Maret 2018 di Surakarta terdapat 27 kasus HIV/AIDS (P2P Dinkes
Surakarta, 2018).
HIV/AIDS di Surakarta yaitu pada tahun 2014 (20 kasus HIV), tahun 2015 (27
kasus HIV), tahun 2016 (24 kasus HIV), dan tahun 2017 (35 kasus HIV),
kemudian diikuti oleh Kecamatan Jebres pada urutan kedua dengan kejadian
kasus pada tahun 2014 (17 kasus HIV), tahun 2015 (17 kasus HIV), tahun 2016
(23 kasus HIV), dan tahun 2017 (16 kasus HIV). Kejadian HIV di Kecamatan
2018). Salah satu upaya untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS yaitu dengan
Indonesia kasus HIV banyak menjangkiti pada usia produktif yaitu usia 20-49
tahun dan dapat diperkirakan remaja usia 15-24 tahun virus HIV sudah berada di
ini menyebabkan individu salah dalam bersikap dan berperilaku. Faktor sosial
yang diciptakan pada tahun 1869 oleh bidang ilmu psikiatri di Eropa, untuk
Pengertian homoseks kemudian terbagi dalam dua istilah yaitu Gay dan Lesbi.
Hawkin pada tahun 1997 menuliskan bahwa istilah Gay atau Lesbi dimaksudkan
sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan identitas sosial yang
sosial yang memiliki label yang sama. Istilah gay biasanya mengacu pada jenis
kelamin laki-laki dan istilah lesbian mengacu pada jenis kelamin perempuan
remaja dengan lawan jenis ataupun sesama jenis (Gay/Lesbi) yang cenderung
bebas. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari karya tulis
HIV/AIDS
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penulisan
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
1. Bagi penulis
pasien HIV/AIDS
pasien HIV/AIDS
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
RNA nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama
masa inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus lainnya HIV menginfeksi dalam
proses yang panjang (klinik laten), dan utamanya penyebab munculnya tanda dan
menghancurkannya. Hal ini terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan
2006)
B. PENYEBAB
dalam watu 6-12 minggu. Kebanyakan individu yag terinfeksi HIV akan
berada dalam fase viremia selama 2-6 minggu.pada kasus yang langka, bisa
terinfeksi individu yang terinveksi HIV adalah 10-12 tahun. Kira-kira 30%
penderita AIDS yang meninggal setelah 3 tahun didiagnosa AIDS dan kira-
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
Pintu masuk utama HIV ke dalam tubuh adalah melalui hubungan sekual
yang tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi virus HIV, jarum suntik,
tindik, tato yang tidak steril, mendapatkan transfusi darah, ibu penderita HIV
ASI. HIV yang masuk kedalam tubuh menuju kelenjar limfe dan berada
dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retrovial
akut seperti flu disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar
limfe. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu, karena kadar virus
yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem iimun tubuh. Proses ini
menjadi positif, terjadi 1-3 bulan setelah infeksi dan pasien akan memasuki
masa tanpa gejala. Pada masa ini terjadi penurunan CD4 secara bertahap
dengan kadar RNA virus realatif konstan. Mula-mula penurunan jumlah CD4
infeksi HIV sampai AIDS adalah 8-10 tahun saat jumlah CD4 mencapai
Gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala
1. Gejala mayor:
ensefalopati
2. Gejala minor
b. Dermatitis generalisata
d. Kandidias orofaringeale.
f. Limfadenopati generalisatag.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
Ada 2 klasifikasi yang sampai sekarang sering digunakan untuk remaja
dan dewasa yaitu klasifikasi menurut WHO dan Centers for Disease Control
Stadium 1:
Tidak ada penurunan berat badan Tanpa gejala atau hanya Limfadenopati
Generalisata Persisten
Stadium 2:
Penurunan berat badan <10% ISPA berulang: sinusitis, otitis media, tonsilitis,
dan faringitis Herpes zooster dalam 5 tahun terakhir Luka di sekitar bibir
(Kelitis Angularis) Ulkus mulut berulang Ruam kulit yang gatal (seboroik
Stadium 3:
penyebabnya >1 bulan Kandidiasis oral atau Oral Hairy Leukoplakia TB Paru
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
dalam 1 tahun terakhir Limfadenitis TB Infeksi bakterial yang berat:
per liter)
Stadium 4:
>1 bulan Limfoma Sarkoma Kaposi Kanker Serviks yang invasif Retinitis
D. PATOFISIOLOGI
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah
protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup
120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human
imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan
nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang
virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh
serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin
lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster
jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi
M.Wilson . 2006)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Pemeriksaandarah rutin
5. Pemeriksaan neurologis
F. PENATALAKSANAAN
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
jumlah sel CD4 dari orangyang mengidap HIV/AIDS adalah 200 atau
lebih rendah. Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau
persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3
PEP termasuk AZT dan 3TC yang digunakan dalam kombinasi. CDC
bagian dari PEP yang berhutang pada bahaya akan kerusakan pada hati.
sebagaimana hal ini tidak efektif 100%; hal tersebut dapat memberikan
efek samping yang hebat dan mendorong perilaku seksual yang tidak
aman.
4. Vaksin terhadap HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi
terinfeksi HIV akan diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti
G. KOMPKASI
Infeksi okular, yaitu uveitis, keratitis, neuritis optik, konjungtivitis, atrofi
optikdan korioretinitis. Kelainan mata yang terbanyak adalah uveitis (infl
amasiintraokular) yang dapat terjadi pada semua stadium dan dapat semb
bronkus,trakea, paru-paru
d. Kandidiasi esophagus.
rendah) ekstraparu
i. Ensefalitis toxoplasma
j. Diare11.
diderita penderita Aids dan dapat mematikan. hampir semua penderita
m. Cytomegalovirus (CMV)
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
Adalah jenis virusherpesyang menular melalui cairantubuh, seperti air
liur, darah, ASI, semen dan urin. Virus ini dapat menyebabkankerusakan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat
2. Keluhan Utama
effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada,
nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir
terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
3. Riwayat penyakit sekarang
di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada,
sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun
dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul.
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
- Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
- Muntah-muntah.
c. Pola Eliminasi
- Sering berkeringat.
- Perasaan terisolasi.
- Disorientasi, gelisah
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
35
k. Pola Sistem Kepercayaan
Sistem pernapasan
terutama untuk effusi pleura yang jumlah cairannya > 250 cc.
yang tertinggal pada dada yang sakit.Suara perkusi redup sampai peka
pleura, maka akan terdapat batas atas cairan berupa garis lengkung
dengan ujung lateral atas ke medial penderita dalam posisi duduk. Garis
sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan makin ke atas makin tipis,
sekitar batas atas cairan. Ditambah lagi dengan tanda i – e artinya bila
c. Sistem kordiovaskuler
Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada
ICS – 5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini
jantung dimana daerah jantung terdengar pekak. Hal ini bertujuan untuk
untuk menentukan suara jantung I dan II tunggal atau gallop dan adakah
bunyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung serta adakah
d. Sistem neurologis
nyeri tekan abdomen, adakah massa (tumor, feces), turgor kulit perut
padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika
turun.
e. Sistem musculoskeletal
f. Sistem integument
Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi
pada kulit, pada Px dengan effusi biasanya akan tampak cyanosis akibat
kulit menurun.
g. Sistem pengindraan
genitalia.
8. Data penunjang
a. Laboratorium
b. Radologi
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
39
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
napas
regulasi
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
40
Studi Kasus “Asuhan..., Kiki Armansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
41
DIAGNOSA NOC NIC
berhubungan selama 3x24 jam diharapkan suhu tubuh Monitor status hidrasi
paracetamol.
kurang dari badan dalam batas normal. Dengan terjadinya penurunan berat bad
xlii
kebutuhan tubuh kriteria hasil: Identifikasi adanya alergi
halaman 177 3. Rasio berat badan dan tinggi badan makanan, memotong makana
(bersih, berfen
santai,danbebasdari au
menyengat)
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri 1400 halaman 19
xliii
(00132) hal 469 3016 halaman 179 Ajaran teknik non farma
mengurangi nyeri
3. Nyeri terkontrol
volume cairan selama 3x24 jam diharapkan keuangan Pantau suhu dan tanda-tanda v
berhubungan volume cairan teratasi. Dengan kriteria Monitor warna kulit dan suhu
xliv
BAB III
A. DESAIN PENELTIAN
B. SUBJEK PENELITIAN
RSUD Banyumas. Pada saat pengkajian pada tanggal 06 april 2019 pasien
a) Tempat
xlv
Penelitian dilakukan diruang Cempaka RSUD Banyumas
b) Waktu
2019
1. Populasi
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Tn. S diruang Cempaka RSUD
Banyumas.
2. Sampel
eksklusi.
Kriteria inklusi
Kriteris ekslusi
xlvi
E. Teknik Pengumpulan Data
xlvii
BAB IV
A. HASIL
islam, lulusan SMA, yang bekerja sebagai pelayan di restoran dan belum
tanggal 06 april 2019 pukul 07.00 WIB pasien panas. Kemudian pukul
lemas dan tensi rendah, cek VCT dengan hasil positif selanjutnya dirujuk
ke Rumah sakit Soetomo Surabaya dengan keluhan yang sama dan dicek
VCT dan hasilnya sama positif dan rawat jalan, Cek VCT di Rumah sakit
xlviii
teman pasien menjelaskan telah melakukan hubungan homoseksual sejak
awal tahun 2018 saat mereka bekerja restoran di Surabaya dan mereka
tinggal 1 kostan, hal itu dilakukan tidak hanya sekali dua kali.
sebagai berikut :
xlix
Pengkajian Diagnosa Implementasi evaluasi
keperawatan
Data subjektif : 1. Ketidak Dx 1 Setelah dilakukan tindakan
pasien mengatakan batuk terus efektifan bersihan Membina hubungan saling percaya, Mengkaji keperawatan selama 3x24 jam
menerus dan mengeluarkan dahak jalan nafas frekuensi pernafasan dan gerakan dada, Dx 1
berwarna kuning, berhubungan Mengobservasi suara paru dan bunyi nafas, Masalah teratasi, pasien
tenggorokkannya terasa sakit jika dengan Menjelaskan dan ajarkan latihan nafas dalam mengatakan kadang- kadang saja
dibuat menelan dan badannya peningkatan dan batuk efektif, Menganjurkan pemberian batuk, tidak keluar secret, tidak
sangat lemas. produksi sputum minum air hangat, Berkolaborasi dengan tim ada suara tambahan ronchi.
Data obyektif : 2. Perubahan medis dalam pemberian cairan dan obat. Dx 2
pasien batuk terus menerus dan nutrisi kurang dari Dx 2 Masalah teratasi, pasien
mengeluarkan secret berwarna kebutuhan tubuh Mengkaji kesulitan untuk menelan, mengatakan tenggorokkannya
kuning kental, terdapat plak putih berhubungan Mengobservasi bising usus, Memberikan fase tidak sakit lagi jika dibuat
pada mulut, mukosa bibir kering dengan kesulitan istirahat sebelum makan, Menjelaskan menelan, bising usus kurang lebih
dan gigi kuning, makan 2 kali untuk menelan pentingnya nutrisi pada pasien, berkolaborasi 15x/m, pasien istirahat sebelum
/hari, porsi sedikit (2-4 sendok) 3. Intoleransi dengan tim ahli gizi dalam pemberian diet, makan, pasien makan 1 porsi
makanan dari RSUD Banyumas, aktivitas Memberikan oral hygiene sebelum dan makan makanan dari RSUD
minum 3-4/hari air putih, susu berhubungan sesudah makan. Banyumas, pasien berkumur
putih, terlihat pasien lemah dengan gangguan Dx 3 dengan air hangat setelah makan.
terbaring ditempat tidur, saat system transpot Mengkaji pola tidur dan mencatat perubahan Dx 3
makan pasien disuapi oleh oksigen sekunder dalam proses berperilaku masalah teratasi, pasien
temannya, saat mandi pasien Mengobservasi respon psikologis terhadap mengatakan sudah mampu
diseka oleh temannya, dan saat aktivitas, missal perubahan tekanan darah , melakukan kegiatan sendiri, TD :
ganti baju pasien dibantu.TD : frekuensi pernafasan. 100/60 mmHg, Nadi : 90x/m, suhu
80/60 mmHg, nadi 85x/m, RR Memberikan lingkungan yang nyaman dan 37˚C, RR : 24x/m, pasien merasa
26x/m, terdapat ronchi di paru tenang lingkungannya nyaman, pasien
paru kanan, HB : 6,2 g/dl. Menjelaskan pentingnya istirahat bagi pasien mampu duduk dan makan sendiri.
Mendorong pasien untuk melakukan apapun
l
yang mungkin, misalnya perawatan diri dan
duduk dikursi.
Tabel 4.1 Rangkaian Hasil
li
B. PEMBAHASAN
negara tersebut. Saat ini distribusi penderita pria dan wanita di Afrika
sampai 25 kali lebih banyak penderita pria. Dan kelompok besar adalah
golongan 30-39 tahun, disusul dengan golongan umur 40-49 tahun dan 20-
dengan teman satu kamar kostnya yang sama sama bekerja di Restaurant
Dari hal ini tersebut penulis dapat menyebutkan bahwa HIV memang
52
bergantian, mendapatkan transfuse darah yang mengandung virus HIV, ibu
tanggal 06 april 2019 HB : 6,2 g/dl, dan hasil thorax adanya pneumonia
diparu paru kanan. Manifestasi klinis pada HIV stadium 2 yaitu Penurunan
berat badan <10% ISPA berulang: sinusitis, otitis media, tonsilitis, dan
(Kelitis Angularis) Ulkus mulut berulang Ruam kulit yang gatal (seboroik
atau prurigo) Dermatitis Seboroik Infeksi jamur pada kuku. Dan stadium 3
yaitu Penurunan berat badan >10% Diare, demam yang tidak diketahui
109 per liter) (Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2006). Maka
pasien HIV tidak mengalami manifestasi klinis pada stadium 1 dan 2, hal
ini disebabkan karena setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu
yang muncul.
53
karea pasien mengalami batuk terus menerus dan mengeluarkan secret
pasien mengalami plak putih pada mulut, mukosa bibir kering dan gigi
kuning, makan 2 kali /hari, porsi sedikit (2-4 sendok) makanan dari
sebagai data penunjang. Tetapi pasien ini tidak mengalami mual dan
54
vomitus. diagnosa yang ditegakan berdasarkan batasan karakteristik
ditempat tidur, pasien diseka oleh temannya saat masuk rumah sakit,
(Nanda, 2018)
yang telah dibuat sebelumnya. Tetapi pada saat pengkajian tidak bisa
sakit.
antara bagian kanan dan kiri. Perkusi (P): biasanya didaptkan bunyi
55
resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Aukultasi (A): bunyi
Terutama pada pasien yang tidak batuk atau batuk yang non
56
intervensi dapat dilaksanakan karena melihat dari kondisi pasien
Taylor et al (1997),
tubuh.
57
lingkungan yang nyaman dan tenang, Menjelaskan pentingnya
oleh teman.
Evaluasi Keperawatan
yaitu dalam waktu 3x24 jam masalah teratasi. Hal ini dapat
58
tambahan ronchi. Karena sebelum tindakan didapatkan hasil
mukosa bibir kering dan gigi kuning, makan 2 kali /hari, porsi
3-4/hari air putih, susu putih BB SMRS 60 Kg(3 bulan yang lalu),
sesuai dengan tujuan yaitu dalam waktu 3x24 jam masalah teratasi,
tujuan yaitu dalam waktu 3x24 jam masalah teratasi, hal ini
59
dibuktikan secara subyektif pasien mengatakan sudah mampu
60
BAB V
A. KESIMPULAN
laksanakan sesuai teori yaitu 3x24 jam. Implementasi pada kasus HIV /
AIDS sudah dilakukan semua. Evaluasi dari masalah yang dialami pasien
Namun pasien masih belum bisa menerima bahwa telah terdiagnosis HIV
positif.
B. SARAN
1. Bagi institusi
61
Referensi yang berupa buku dan jurnal ilmiah merupakan bahan-bahan
62
DAFTAR PUSTAKA
63
Notoatmodjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.
Nugroho, K.Priyo dan Sugih Hartono. 2009. “Perilaku Seksual dan Struktur
Sosial: Studi tentang Epidemic HIV dan AIDS di Indonesia.” (Online).
Jurnal Indonesian Society for Social Transformation (INSIST) Yogyakarta
(Diakses Agustus 2012).
Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.
Jakarta: Salemba Medika
Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Surakarta. (2018). Kasus
HIV/AIDS Tahun 2016-2018. Surakarta: Dinas Kesehatan Surakarta.
Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2006 . Patofissiologis Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit . Jakarta : EGC
Purwaningsih, Sri Sunarti dan Widayatun. 2008. “Perkembangan HIV dan AIDS
di Indonesia: Tinjauan Sosio Demografi.” Jurnal Kependudukan
Indonesia.
Suryabrata.(2003).Metodologi penelitian.Jakarta:Raja Grafindo Persada
Spritia (2009). Pengobatan untuk AIDS: Ingin dimulai?.Jakarta:Yayasan Spritia
Stanhope dan Lancastar. 2000. Community & Public Health Nursing. 5th ed. St
Louis: Mosby
UNAIDS Epidemic Update December 2004
64
LAMPIRAN
65
66
67
68