KEPERAWATAN KHUSUS II
Disusun oleh :
1. Lilis Qodariah (1411020115)
2. Dimas Budi Hermawan (1411020129)
3. Cintya Puspa Dewi (1411020130)
4. Senowati Dwi Komalasari (1411020131)
5. Indri Suci Lestari (1411020132)
6. Tia Afriani (1411020133)
7. Faritsa Intan Kelviana (1411020134)
8. Yosi Prichatin (1411020135)
9. Rosi Astuti (141102036)
10. Ika Rizky Agustin Yodyanti (1411020137)
11. Halimatus Sadiyah (1411020138)
12. Endah Nurcahyani (1411020153)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT yang mana telah memberikan segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “SC DENGAN PLASENTA PREVIA“ .
Dalam penulisan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Keperawatan Khusus II yang telah memberikan kemudahan - kemudahan baik berupa
moril maupun materil selama mengikuti perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
dan pihak - pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Saya mohon maaf
apabila masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu semua karena di dunia
tak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT semata. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi...........................................................................................................4
B. Anatomi dan Fisiologi....................................................................................4
C. Etiologi...........................................................................................................7
D. Manifestasi Klinis...........................................................................................7
E. Patofisiologi....................................................................................................8
F. Pathways.........................................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................9
H. Penatalaksanaan..............................................................................................10
I. Diagnosa yang mungkin muncul....................................................................13
J. Fokus intervensi.............................................................................................13
ASKEP PADA KLIEN............................................................................................18
Kesimpulan...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae - di depan vias
– jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Menurut
(Prawiroharjo, 1992)
Uterus
Organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara
rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya di sebum miometrium. Uterus
terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus + 7 1/2 cm,
lebar 5 cm, tebal 2 1/2 cm, berat 50 g. Pada rahim wanita dewasa yang belum pernah
menikah (bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 g. Uterus terdiri dari
Fundus uteri. Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut
kavum uteri.
Serviks uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri inetrnum.
uterus.
Fungsi uterus untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan.
Ovum yang telah keluar dari ovarium di hantarkan melalui tuba uterine ke uterus.
Pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterine, endometrium di siapkan
untuk menerima ovum yanag telah di buahi dan ovum tertanam di endometrium. Pada
waktu hamil uterus bertambah besar, dinding yang menjadi tipis tetapi kuat dan besar
sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin.
Pada saat melahirkan uterus berkontraksi mendorong bayi dan placenta keluar.
Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah
tuba uterine dan terikat disebelah belakang oleh ligamentum latumuterus. Setiap bulan
sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum di lepaskan pada saat kira-kira pertengahan
(hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi yaitu pematangan folikel Graaf dan mengeluarkan
ovum. Bila folikel graaf robek maka terjadi perdarahan yang kemudian terjadi
Memproduksi ovum
Memproduksi progesterone
Tuba Falopi
Berjalan kearah lateral kiri dan kanan. Ada 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang
Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran leher tempat konsepsi agak lebar.
Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai
umbai yang disebut fimbria untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur
ke dalam tuba.
tempat untuk pembuahan. Ovum yang di buahi dalam saluran tuba ini menimbulkan
kehamilan etopik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam
1. Grandemultipara : kehamilan yang melahirkan lebih dari 5 kali baik lahir hidup
atau mati, karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko
placenta previa
2. Primigravida tua : kehamilan pertama kali di usia tua juga karena karena proses
3. Bekas sectio sesaria dan bekas aborsi : adanya jaringan parut pada endometrium
placenta previa
D. Manifestasi Klinis
Menururt FKUI (2000) tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
4. Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering dijumpai kelainan letak janin.
5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
E. Patofisiologi
saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya
terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus
uterus robek karena lepasnya placenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal
F. Pathways
Grande multipara, primi gravida tua, bekas sc, bekas aborsi, kelainan janin
Placenta previa
Nifas
Uterus Psikologis
melebar dan menipis Kurang informasi tentang penyakit diri sendiri dan janin
Perdarahan
Kurang pengetahuan Ansietas
Hipovolemik Anemia
Metabolisme anaerob
Gangguan perfusi
jaringan Asam laktat meningkat
Keletihan
Intoleransi aktivitas
G. Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi
2. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang obstetric untuk
diagnostic plasenta previa namun harus hati-hati karena bahayanya sangat besar.
3. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin, hematokrit serta darah lengkap dan kimia
4. Sinar X
tubuh janin.
5. Eaginal Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di
ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
7. Pemeriksaan inspekula
Hati-hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan apakah
dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah dan lain-lain.
2. sitografi
3. plasentografi inderek
4. anterigrafi
5. amnigrafi
H. Penatalaksanaan
Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi sebelum dirujuk, anjurkan
pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama,
menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit
Pasang infuse cairan NaCl. Bila tidak memungkinkan, beri cairan peroral. Pantau
tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi
adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau juga DJJ dan pergerakan janin. Bila
terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila tidak teratasi,
upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Bila terdapat
renjatan usia gestasi <37 minggu, taksiran berat janin <2500 g, maka :
Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia kehamilan 37 minggu, lalu lakukan
Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi tangani seperti
persalinan preterm
Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin
2500 mg atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan persalinan
per abdominam. Bila bukan, usahakan partus pervagina. Apabila plasenta previa
menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan bedah sesar merupakan
pilihan paling aman. Bila plasenta tidak menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau
letak rendah) maka pesalina pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan
banyak saat persalinan. Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat
janin belum cukup bulan (38 minggu) maka tindakan persalinan dapat dilakukan jika
perdarahan berulang dan banyak. Maka umumnya dokter akan memberikan obat
pematangan paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan
obat oral dan USG, jika perdarahan masih ada lanjutkan farmakaologi.
6. Memeriksa kadar HB
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
9. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan <37
minggu
1. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
3. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal,
kerusakan system imun
J. Fokus intervensi
1. Pengkajian
A. Biodata
Identitas klien : data dari klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
robek.
B. Riwayat kesehatan
Riwayat obstetri
dan perdarahan
Riwayat menstruasi
Riwayat konrasepsi
pada janin.
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya
C. Pemeriksaan fisik
Rambut
Leher
Bertambahnya ukuran
Abdomen
Vagina
Hipertropi epithelium
Musculoskeletal
dengan diastasis
D. Khusus
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya1. Kaji dan catat TTV, Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan keperawatan 2 X TD serta jumlah mengenai status hemodinamik
berhubungan 24 jam diharapkan perdarahan. merupakan dasar untuk
dengan penurunan kardiak output perencanaan, intervensi,
perdarahan tidak terjadi atau teratasi2. Bantu pemberian evaluasi.
dalam jumlah dengan kriteria hasil : pelayanan kesehatan Memperbaiki volume vaskuler
yang besar o Volume darah intravaskuler atau mulai sarankan membutuhkan terapi IV dan
dan kardiak output dapat terapi cairan IV atau intervensi farmakologi.
diperbaiki sampai nadi, terapi transfusi darah Kehilangan volume darah
tekanan darah, nilai sesuai kebutuhan. harus diperbaiki untuk
hemodinamik, serta nilai mencegah komplikasi seperti
laboratorium menunjukkan infeksi, gangguan janin dan
tanda normal gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan1. Terapi bersama Kehadiran perawat dan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 pasangan danpemahaman secara empati
dengan diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat terapi yang
kurangnya berkurang dengan kriteria2. Menentukan tingkatpotensial untuk
pengetahuan hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan pasangan
efek 1. Pasangan dapat tentang situasi danuntuk menanggulangi situasi
perdarahan dan mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak diharapkan.
manejemennya harapannya dengan kata- direncanakan. Hal yang diberikan perawat
. kata tentang manajemen3. Berikan pasangan akan memperkuat penjelasan
yang sudah direncanakan, informasi tentang dokter dan untuk memberitahu
sehingga dapat mengurangi manajemen yang sudah dokter jika ada penjelasan
kecemasan pasangan. direncanakan. yang penting.
Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas.
Pengetahuan akan mengurangi
ketakutan akan ha-hal yang
tidak diketahui.
3. Resiko tinggi Kriteria evaluasi : 1. Kaji jumlah darah Hemoragi berlebihan dan
cedera (janin) Menunjukkan profil darah yang hilang. Pantau menetap dapat mengancam
b/d hipoksia dengan hitung SDP, Hb, tanda/gejala syok hidup klien atau
jaringan/ dan pemeriksaan koagulasi mengakibatkan infeksi
organ,profil DBN normal. pascapartum, anemia
darah pascapartum, KID, gagal
abnormal,kerus ginjal, atau nekrosis hipofisis
akan system yang disebabkan oleh hipoksia
imun. 2. Catat suhu, hitung jaringan dan malnutrisi.
SDP, dan bau serta Kehilangan darah berlebihan
warna rabas vagina, dengan penurunan Hb
dapatkan kultur bila meningkatkan risiko klien
dibutuhkan. untuk terkena infeksi.
3. Catat Penurunan perfusi ginjal
masukan/haluaran urin. mengakibatkan penurunan
Catat berat jenis urin. haluaran urin.
4. Berikan heparin, bila Heparin dapat digunakan pada
diindikasikan KID di kasus kematian janin,
atau kematian satu janin pada
kehamilan multiple, atau
untukmemblok siklus
pembekuan dengan
melindungi factor-faktor
pembekuan dan menurunkan
hemoragi sampai terjadi
5. Berikan antibiotic perbaikan pembedahan
secara parenteral Mungkin diindikasikan untuk
mencegah atau meminimalkan
infeksi.
LAPORAN OPERASI
SECTIO SECARIA
Uraian pembedahan
1. Memposisikan pasien supinasi dan melepas pakaian pasien yang menutupi area operasi
2. Menghitung jumlah instrumen operasi
3. Pemasangan saturasi O2 dan termometer, melakukan pembiusan
4. Memcuci tangan steril dengan menggunakan handscrub dan air bersih sesuai dengan
prosedur cuci tangan
5. Memakai jas steril sesuai dengan prosedur
6. Memakai sarung tangan sesuai dengan prosedur
7. Melakukan desinfeksi area operasi dengan alkohol dan betadine
8. Drupping pasien menggunakan duk steril, duk steril sedang 2 dan duk lubang 1 kemudian
memasang duk klem di tepi lipatan kain supaya rapi dan kuat
9. Menginsisi area operasi bagian bawah perut
10. Mengerluarkan bayi
11. Memotong tali pusar bayi
12. Mengeluarkan plasenta dari rahim pasien dan membersihkan area rahim
13. Menjahit rahim menggunakan benang
14. Membersihkan area operasi dari kotoran dan darah menggunakan NaCl
15. Menutup luka insisi menggunakan kasa dan hipavik
16. Memasang pembalut dan celana dalam pasien
17. Memasang selimut pasien
18. Merapikan alat dan manghitung kasa yang sudah di pakai.
ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI
A. Identitas pasien
Bangsal : IBS
Nama : Ny. N
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Operasike :1
TB / BB : 156 cm / 70 kg
B. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri, nyeri tersebut dirasakan oleh adanya perdarahan sejak
pukul 06.00 serta ibu merasakan pergerakan janin. Nyeri yang dirasakan hebat sekali.
Skala nyeri 7, nyeri didaerah abdomen bawah, nyeri secara tiba-tiba, kencang-
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat abortus pada kehamilan yang lalu, pasien
Data Subjektif :
P : Perdarahan
R : Abdomen bawah
S : Skala 7
Data Objektif :
Pasien memakai gelang identitas, pasien sudah berpuasa sebelumnya, pasien sudah
mandi.
Premedikasi yang diberikan sebelumnya : Ondansentron
Tingkat Kesadaran :
Pasien dalam keadaan kompos mentis dengan skor GCS : E :4 M:6 V:5 , pasien
terlihat tegang.
vesikuler
Abdomen : Alterasi, terdapat bisisng usus 15x/ menit, tidak ada nyeri tekan,
suara timpani.
Ekstermitas : Ekstermitas atas : tidak ada oedem, CRT <3 detik, reflek bisep
dan trisep baik. Ekstermitas bawah : tidak ada oedem, tidak ada farises, reflek patella
baik.
- Jas operasi
Etiologi/
No Data Problem
patofisiologi
1 DS : Agen cidera fisik Nyeri akut
disertai perdarahan.
DO :
- P : perdarahan
Q : kencang-kencang
seperti dirobek
R : abdomen bawah
S : skala 7
terus menerus
NURSING CARE PLAN
Dx. Kep/
kolaborasi
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan selama 1 Manajemen Nyeri Melakukan S : pasien mengatakan
agen cidera fisik jam diharapkan nyeri berkurang Lakukan pengkajian pengkajian nyeri nyeri abdomen bawah
an analgesic
yang 4 2 4
direkomend
asikan
Melaporkan
nyeri yang
terkontrol
P : lanjutkan intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
Data Obyektif :
Posisi pasien supinasi, terpasang oksigen 3 liter per menit, pasien tidak ada reflek batuk.
Tekanan darah pasien : 110/50 mmHg, suhu 36 ◦C, RR 24 x/menit, Nadi 80x/menit, lebar
Perdarahan 1500 cc
08.00 WIB
cairan lain)
DATA FOKUS
No
Data Etiologi / pathofisiologi Problem
.
DS : - Trauma intra operasi Risiko perdarahan
DO :
Perdarahan 1500 cc
NURSING CARE PLAIN
Dx. Kep/
masalah Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Implementasi Evaluasi
kolaborasi
Risiko Setelah dilakukan asuhan Pengurangan 1. Mengidentifikasi S:-
perdarahan keperawatan diharapkan risiko perdarahan : penyebab perdarahan O : Pasien tidak sadar
b.d trauma perdarahann dapat teratasi 1. Identifikasi 2. Memonitor pasien A : risiko perdarahan teratasi
intra operasi dengan kriteria hasil : penyebab akan perdarahan sebagian :
Indikator A T perdarahan. secara ketat. Indikator A T A
1. Kehilangan 2 4 2. Monitor pasien 3. Memperhatikakn
darah yang akan kadar 1. Kehilangan 2 4 3
terlihat perdarahan hemoglobin/hematok darah yang
2. Peradarahan 2 4 secara ketat. rit sebelum dan terlihat
pasca 3. Perhatikan sesudah kehilangan 2. Peradarahan 2 4 2
pembedahan kadar darah. pasca
hemoglobin/ pembedahan
Keterangan : hematokrit
1. Berat sebelum dan
2. Cukup berat sesudah P : lanjutkan intervensi
3. Sedang kehilangan
4. Ringan darah.
5. Tidak ada
ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI
A. Pengkajian Umum
Pasien telah dilakukan operasi SC pada bagian abdomen bawah selama kurang lebih 1
jam dengan menggunakan spinal anastesi, selasai pada pukul 10.30 . akral teraba hangat,
lalu pasien dipindahkan keruang pemulihan (recovery room) dan diberikan terapi O2
sebanyak 2 liter/menit dan saturasi oksigen 95%, tingkat kesadaran somnolen GCS : E4
M2 V5. Tekanan darah 130/80 mmHg nadi 101x/menit RR 25 X/menit suhu 36oC.
Aldrete score
Gerak ke 4 2
anggota gerak
2
atas perintah
Gerak ke 4
1
anggota gerak
bawah perintah
0
Tidak respon
Respirasi :
Bisa nafas 2 2
dan batuk 1
Dispnoe 0
hipoventilasi
Apnea
Sirkulasi :
Perubahan 2
<20% dari
TD pre
operasi
2
Perubahan
20-50% dari
1
TD pre
operasi
0
Perubahan
>50% dari
TD pre
operasi
Kesadaran :
Kesadaran 2
penuh 2
Dapat 1
dibangunkan 0
Tidak respon
Warna kulit :
merah 2 2
pucat 1
sianosis 0
Total score >7 keluar 10
RR
4. Monitor perdarahan
DO :
pasca operasi
NURSE CARE PLAN
DX KEP. /
TUJAN DAN KRITERIA
MASALAH INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
HASIL
KOLABORASI
Risiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan selama Identifikasi resiko Mengkaji ulang data yang S : -
periode 1 jam diharapkan tidak terjadi Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian O : pasien terlihat lemas
pemulihan pasca risiko jatuh dengan criteria hasil : didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin A : risiko jatuh belum teratasi
3. sedang an
4. ringan
P : lanjutkan intervensi
5. tidak ada
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga
penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio
sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio.
Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif
dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko
kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .
Jakarta
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.
Jakarta.