Anda di halaman 1dari 3

KESALEHAN SOSIAL

DEFINISI KESOLEHAN SOSIAL


Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosialadalah kebaikan atau keharmonisan
dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam lingkup kecil antar keluarga, RT, RW, dukuh,
desa kota, Negara sampai yang paling luas dunia.
Allah SWT berfirman, “ jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi “ (QS Al A'raaf: 96 )
PERINTAH IBADAH SOSIAL
ِ ‫شدِيدُ ْال ِع َقا‬
 ‫ب‬ َّ ‫َّللاَ ۖ ِإ َّن‬
َ َ‫َّللا‬ ِ ‫ث َو ْالعُد َْو‬
َّ ‫ان ۚ َواتَّقُوا‬ ِ ْ ‫َوت َ َع َاونُوا َعلَى ْال ِب ِر َوالت َّ ْق َو ٰى ۖ َو ََل تَ َع َاونُوا َعلَى‬
ْ ‫اْل‬

Saling tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikkan dan taqwa, dan jangan kamu
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS Al-Maidah:2)
 “Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang lebih utama nilainya daripada nilai shalat
puasa dan sedekah (zakat) ?. Yaitu mendamaikan antar manusia, karena kerusakan yang
ditimbulkan oleh konflik antar mereka adalah kebinasaan agama”. (Al Munawi, Syarh Al
Jami’ al Shaghir, I/197).
 "Barangsiapa yang sedang memenuhi kebutuhan saudaranya, berarti Allah tengah
memenuhi kebutuhannya, Barangsiapa memudahkan kesulitan seorang Muslim, berarti
Allah akan memudahkan Kesulitan di hari Kiamat" (HR. Bukhari, Muslim).
MAKNA KESOLEHAN SOSIAL
Secara sederhana kesalehan sosial bisa dimaknai sebagai sikap dan perilaku seseorang yang
memiliki unsur kebaikan (saleh) atau manfaat dalam rangka hidup bermasyarakat (sosial). Dalam
beberapa kajian/penelitian tentang kesalehan sosial, biasanya dipertegas perbedaan antara
kesalehan sosial dengan perilaku sosial biasanya. Perbedaan ini dengan menekankan bahwa
kesalehan sosial adalah perilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai atau motivasi keagamaan
atau ibadah, sementara perilaku sosial belum tentu demikian, bisa saja berlandaskan motivasi,
nilai-nilai lainnya.
CIRI-CIRI KESOLEHAN SOSIAL
Untuk melihat dimensi-dimensi ketakwaan seseorang khususnya dalam kaitnya engan
ukuran- ukuran kesalehan individu dan social, lima ciri penting mansia yang shaleh secara social
:
• Memiliki semangat spiritual yang diwujudkan dalam system kepercayaan. Kepada
sesuatu yang “GHAIB” serta berketuhanan dan pengertian beragama atau penganut sesuatu
kepercayaan agama
• Terikat pada norma, hokum, dan etika seperti tercermin dalam struktur ajaran shalat-
shalat juga mengajarkan kepada para pelakunya untuk terbiasa disiplin
• Memiliki keperdulian social yang salah satu perwujudannya di tandai dengan
kesanggupan berbagai terhadap golongan yang lemah
• Memiliki sikap toleran sebagai salah satu dari perwujudan dari keimanan terhadap
adanya pengikutnya kitab-kitab suci selain kitab sucinya sendiri
• Berorientasi kedepan sebagai salah satu wujud dari keimanan terhadap adanya hari akhir
Delapan Kesalehan Sosial
1. Saling Menyayangi
Setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya sesame teman, tetapi kasih
saying kepada hal-hal yang bersifat umum, seperti sesame manusia, terhadap manusia yang
berbeda keyakinan, terhadap keluarga dan bahkan terhadap alam semesta
2. Beramal Saleh
Beramal sholeh dapat diartikan berbuat baik/kebajikan, memberi sumbangan atau bantuan
kepada orang miskin. Amal sholeh juga berarti melakukan sesuatu yang baik seperti memberi
nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan mengajarkan suatu ilmu.
3. Saling Menghormati
Wujud-wujud dari tindakan saling menghormati dapat berupa tindakan spontan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam setiap pertemuan dan kebersamaan kita dengan orang lain. Sikap hormat
diharapkan muncul dari dalam diri sebagai style of life, pembawaan yang sudah terpatri dalam
diri kita dan menjadi citra dari kita, karena merupakan sikap dasar kita yaitu bersikap rendah hati
agar kita selalu saling menghormati dimanapun kita berada.
4. Berlaku Adil
Keadilan dapat diartikan sebagai sikap berpihak pada yang benar, tidak memihak salah satunya,
dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud adil disini ialah memberi hak kepada
yang berhak tanpa membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan
tindakan kepada orang yang salah sesuai dengan kejahatannya dan kelalaiannya, tanpa
mempersukarnya atau bersikap pilih kasih kepadanya.
5. Menjaga Persaudaraan
Menjaga persaudaraan dapat diartikan membuat hunungan persahabatan atau pertemanan
menjadi sangat karib seperti layaknya saudara (adik dan kakak yang seayah dan seibu). Dalam
kehidupan bermasyarakat, kita hanya berhubungan dengan saudara, tetapi juga tetangga, teman
dikampus, teman dikantor, dan orang lain dalam banyak tempat dan kesempatan. Dan pada
dasarnya persaudaraan tersebut dapat dibagi menjadi 3 persaudaraan karena keturunan, karena
kepentingan dunia, dan Karena se-akidah. Persaudaraan baik arena keturunan, kepentingan dunia
maupun akida harus terus terpupuk dan dikembangkan, sehingga terjalin rasa senasib dan
sepenanggungan.
6. Berani Membela Kebenaran
Berani membela kebenaran berarti keteguhan dalam menghadapi bahaya atau sesuatu yang
membahayakan dalam rangka menegakkan kebenaran berdasarkan ketentuan Allah SWT,
beranimembela kebenaran juga dapat diartikan merasa takut pada beberapa hal yang memang
harus ditakuti yaiyu hal-hal yang jahat dan jelek seperti kejahatan, criminal, dan kejelekkan
seperti aib, dan kemiskinan.
7. Tolong Menolong
Tolong menolong dapat diartikan saling membantu, meminta bantuan. Tolong menolong
merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia
tidak dapat hidup sendirian. Sejak manusia lahir membutuhkan bantuan orang lain, begitu pula
saat dewasa dan bekerja, bahkan saat mati manusia membutuhkan orang lain karena manusia
tidak dapat mengubur dirinya sendiri.
8. Musyawarah
Musyawarah dapat diartikan rapat atau berunding untuk memperoleh keputusan atau petunjuk
yang terbaik. Islam menjadikan musyawarah sebagai suatu cara atau aturan dalam rangka
meneliti dan memeriksapendapat agar diperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Islam
juga menjamin kebebasan berpendapat agar diperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik.
Islam juga menjamin kebebasan berpendapat bagi tiap orang selama pendapat itu tidak
bertentangan dengan kaidah dan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai