Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Public Relations Dan Manajemen Krisis

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Public Relations

Dosen Pengampu : Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I

Di Susun Oleh :

1. Ammy Oktavia (4117144)

2. Bagus Pribadi (4117157)

3. Muhammad Rikza (4117179)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah “Public Relation” yang berjudul “Public Relations dan
Manajemen Krisis”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan masukan kepada kami
sehingga kami sanggup menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Sehingga
kami sebagai penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
banyak kesalahan dan kekurangan. Dengan demikian kami sangat berharap
adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi menjadikan
makalah ini lebih baik lagi.

Pekalongan, 17 Maret 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

A. Definisi Krisis ................................................................................................... 5

B. Bagaimana Mengatasi Krisis ............................................................................. 6

C. Peranan Publik Relation dalam Masa Krisis ..................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan harus selalu mengantisipasi terjadinya krisis. Karena dengan


mengantisipasinya suatu perusahaan akan siap menghadapi krisis itu. Aktivitas-aktivitas
yang pokok didalam menangani krisis dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
sebelum terjadinya krisis.
Sudah tentu manajemen dalam menghadapi hal-hal ini harus mengambil suatu
keputusan untuk mencegah terjadinya korban, mengawasi kerusakan yang dapat terjadi
mengambil kembali kegiatan usaha agar terjamin usaha perusahaan. Yang harus dicegah
adalah terjadinya desas desus/ isu yang tampaknya sepele akan tetapi dapat memukul
perusahaan tadi. Untuk mengatasi masalah ini ada yang disebut Preventive Public
Relations, yakni usaha untuk mengantisipasinya, melakukan perencanaan menangani
krisis dengan membuat Rencana Aksi yang dapat dilakukan dalam waktu cepat dan
efektif. Dalam hubungan ini, jika terjadi krisis ada dua hal pokok yang harus dilakukan:
(1) menghubungi pejabat pemerintah yang bersangkutan karena mereka dapat membantu:
(2) menghubungi wartawan atau media karena mereka mampu menyiarkannya untuk
publik luas.

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud definisi kritis ?
2. Bagaimana mengatasi kritis ?
3. Bagaimana peranan public relations dalam manajemen krisis ?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi kritis


2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara mengatasi kritis
3. Untuk mengetahui dan memahami peranan public relations dalam masa krisis

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kritis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), krisis adalah keadaan yang
berbahaya (dalam menderita sakit); parah sekali.
Menurut Robert P. Powell dalam bukunya yang berjudul Crisis – A
Leadership Opportunity ( 2005 ) mendefinisikan krisis sebagai kejadian yang tidak
diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang
mendorong organisasi kepada suatu kekacauan dan dapat menghancurkan organisasi
tersebut tanpa adanya tindakan nyata.1
Krisis yaitu situasi tiba – tiba, tidak terduga ( mungkin saya bisa menduga
akan terjadi, tetapi tidak tahu kapan terjadinya ), menimbulkan kepanikan, berpotensi
memunculkan konflik dan kerusakan sosial, ekonomi, psikologi, dan budaya, serta
terdapat ketidakpastian informasi ( Kriyanto, 2012c ).2
Krisis adalah suatu kejadian yang membawa efek baik atau buruk kepada
siapa saja, baik individu, organisasi, perusahaan, atau instansi yang terjadi kapan saja
dan di mana saja.3
Krisis dapat terjadi melalui beberapa pristiwa, sesuai dengan kejadiannya.
Jenis krisis dapat digolongkan antara lain: 1) kecelakaan industri, 2) masalah
lingkungan, 3) masalah perburuhan, 4) masalah produk, 5) masalah dengan investor,
desas- desus, isu, 7) peraturan pemerintah, 8) terorisme.4
Untuk dapat mengidentifikasi suatu krisis, public relations perlu melakukan
penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat, maka penelitian harus dilakukan secara
informal dan kilat, harus diusahakan kesimpulan atas identifikasi krisis yang terjadi
ditarik pada hari yang sama saat data dikumpulkan. Oleh karena itulah dibutuhkan
praktisi humas yang cakap dan peka dalam mengumpulkan data yang diperlukan.5
Biasanya krisis timbul apabila kesejahteraan terganggu, telah terjadi
pergeseran kecenderungan perhatian masyarakat dari maslaah politik ke arah ekonomi
(kesejahteraan) dan perbaikan kualitas hidup. Masalah-masalah yang mengganggu

1
Firsan, Nova, Crisis Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hal. 68
2
Rachmat, Kriyantono, Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal, (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), hal. 190.
3
Rhenald, Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama, 2003)
4
Soleh, Soemirat, Elvinaro, Ardianto, Dasar –Dasar Publc Relations, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 182
5
Rhenald, Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama, 2003)

5
kesejahteraan akan menjadi masalah yang sangat sensitif yang akhirnya timbul ke
permukaan menjadi krisis.
Resiko yang timbul sebagai akibat dari krisis adalah intensitas masalah
menjadi meningkat, di bawah sorotan publik, di bawah tekanan pemerintah dan pers,
operasional normal perusahaan menjadi terganggu, nama baik produk dan citra
perusahaan terancam.
Dampak atau efek dari krisis adalah kemelut yang juga merupakan mala
petaka atau bencana yang dapat merugikan baik perusahaan maupun masyarakat.
Lebih jauh lagi dapat meresahkan masyarakat, bahkan secara tidak langsung dapat
mengancam citra perusahaan.6

B. Bagaimana Mengatasi Kritis

Mengingat dampak negatif dan kerugian besar, bahkan citra perusahaan akan
terganggu dengan terjadinya krisis, insan Public Relations sebagai yang paling
berkepentingan menangani krisis, dapat menggunakan strategi 3P.7
1) Strategi pencegahan adalah tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi
kritis. Insan Public Relations harus memiliki kepekaan terhadap gejala-gejala yang
timbul mendahului krisis. PR dituntut mampu berpikir strategis untuk dapat
mengantisipasi, menganalisis, dan sekaligus memposisikan masalah krisis agar
terjadinya krisis dapat dicegah dengan dini.8
2) Strategi persiapan, bilamana krisis tidak dapat dicegah sejak dini, strategi
persiapan harus dilakukan melalui dua langkah: yaitu (1) Perusahaan membentuk
tim krisis dan tim inti terdiri dari pemimpin perusahaan ( presdir, dirut), manajer
umum, manajer personalia, manajer operasi, manajer keamanan, dan manajer
public relations. Tim ini harus selalu berhubungan baik melalui surat, telepon atau
rapat, dengan seringnya berkomunikasi suasana krisis dapat dipantau dari waktu
ke waktu. (2) Tim harus mendapatkan informasi tentang krisis dengan jelas dan
akurat, sehingga pers akan mendapatkan informasi akurat.9
3) Strategi penanggulangan, apabila strategi pencegahan dan strategi persiapan tidak
sempat dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil adalah strategi

6
Soleh, Soemirat, Elvinaro, Ardianto, Dasar –Dasar Publc Relations, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 182
7
Ibid, hal. 184
8
Ibid,
9
Ibid,

6
penanggulangan, yaitu masa kuratif. Dalam strategi penanggulangan terdapat
langkah-langkah yang harus sesuai dengan kondisi krisis:
1. Kondisi krisis akut, (a) mengindentifikasi krisis, mencari penyebab timbulnya
krisis. Sebab tanpa mengetahui penyebabnya, penanggulangan krisis menjadi
sulit. Sebaliknya faktor penyebab diketahui, maka perusahaan dapat
memastikan krisis dapat ditanggulangi atau tidak; (b) mengisolasi krisis, agar
krisis ini dapat ditangani sebaik mungkin, krisis perlu diisolasi, agar
operasional perusahaan tidak terganggu, agar efektivitas penanggulangan
dapat ditingkatkan; (c) mengendalikan krisis agar krisis tidak meluas, krisis
harus dikendalikan. Setelah krisis berhasil dindentifikasi , penanggulangan
dapat dilaksanakan.
2. Kondisi kesembuhan, kondisi ini merupakan saat dimana perusahaan
mengintropeksi mengapa krisis terjadi. Bagi perusahaan yang gagal
menanggulangi krisis berarti kondisi kesembuhan tidak dapat tercapai. Hal ini
akan menjadi masa kegoncangan bahkan kebangkrutan perusahaan. Bagi
perusahaan yang berhasil menanggulangi krisis dengan baik berarti kondisi
kesehatan dapat dicapai. Sehingga masa ini adalah masa yang menenangkan
yang mengarah kepada pemulihan (kesembuhan).10

Selain itu krisis dapat diselesaikan dengan melakukan langkah – langkah berikut ini:

1. Mempersiapkan contingency plan ( anggota tim krisis manajemen dapat


dibentuk dalam waktu singkat, selalu diadakan pelatihan untuk
menghadapi berbagai macam krisis ).
2. Segera umumkan official spokesperson ( anggota tim krisis ) yang berhak
bicara dan memberikan keterangan mengenai krisis ke publik dan media.
3. Bergerak cepat ( jam pertama ketika krisis terjadi sangat crusial, karena
media sering memberikan informasi berdasarkan kejadian awal krisis ).
4. Gunakan konsultan manajemen krisis ( saran dari konsultan PR sangat
penting ).
5. Memberikan informasi yang akurat dan benar ( ingat, mencoba untuk
memanipulasi informasi akan berbalik menjadi bahaya jika kebenaran
ditemukan ).

10
Ibid, ihal. 184-185

7
6. Ketika memutuskan bertindak, jangan hanya mempertimbangkan kerugian
jangka pendek, tetapi pikirkan juga efek jangka panjang.11

C. Peranan Public Relation dalam Masa Krisis

Public Relations mempunyai peranan penting dalam menangani masa krisis,


mengingat masa krisis dapat berdampak negatif terhadap citra perusahaan, sehingga
dapat dikatakan Public Relations merupakan fungsi manajemen yang strategis.
Agar fungsi strategis ini dapat dijalankan dengan baik, posisi divisi/Bidang
Public Relations harus langsung di bawah pimpinan puncak, dengan demikian insan
Public Relations mempunyai kewenangan yang memungkinkan fungsi tersebut dapat
dijalankan secara efektif.12
Dalam menjalankan peran tersebut insan Public Relations harus membuat
langkah –langkah strategisnya: (1) Press Relations (hubungan pers), (2) Government
Relations, (hubungan dengan pemerintah), (3) Opinion Leader (hubungan dengan
pemuka pendapat), (4) Trade relations (hubungan perdagangan). Hal-hal yang harus
dilakukan dalam mengatasi krisis adalah:
1) Fact Finding, mencari dan mengumpulkan data, termasuk data penyebab.
2) Membentuk pusat informasi.
3) Pilih juru bicara yang mampu dan berpengalaman. Pastikan bahwa juru bicara
mendapatkan semua data dan informasi serta data yang benar.
4) Berikan keterangan yang cukup, jelas dan benar kepada pers, agar mereka tidak
mencari ke sumber yang tidak sesuai.
5) Membuat dokumentasi kejadian tersebut berupa foto, tape atau video sebagai data
6) Memperbaharui data-data pers dari waktu ke waktu.
7) Memberitahukan operator bahwa tidak ada seorang pun yang memberikan
keterangan selain juru bicara.
8) Permintaan pers untuk kepentingan informasi mereka harus dipenuhi
secepatnya.13

11
Firsan, Nova, Crisis Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hal.136-137
12
Soleh, Soemirat, Elvinaro, Ardianto, Dasar –Dasar Publc Relations, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 185
13
Ibid, hal. 185-186

8
Ketika terjadi krisis, hal-hal yang harus dilakukan oleh Public Relations antara
lain mengemas informasi terhadap publik dapat dilakukan dengan cara :
1. Instructing Information. Informasi yang pada dasarnya berisi petunjuk atau
pedoman apa yang harus dilakukan oleh publik atau bagaimana publik bertindak
dalam krisis. Misalnya pada kasus likuidasi bank. Publik yang disasar bukan
hanya publik eksternal tetapi juga internal, yakni karyawan, keluarga karyawan,
direksi, pemegang saham/investor.
2. Adjusting Information. Informasi yang memungkinkan publik untuk mengatasi
masalah-masalah emosional mereka. Misalnya pada kasus jatuhnya pesawat
terbang, keluarga penumpang perlu diberi informasi yang jelas dan akurat tentang
kondisi terkini atau perkembangan kecelakaan tersebut. Tetapi tentunya isi
pesannya berbeda, karena dibutuhkan empati yang luar biasa dalam hal ini.
3. Internalizing Information. Informasi yang akan diserap khalayak yang pada
akhirnya akan membentuk penilaian publik terhadap sebuah organisasi dalam
jangka panjang. Isi komunikasi biasanya menyangkut inti krisis yang sedang
dihadapi organisasi. Langkah-langkah yang sedang ditempuh perusahaan, dan
sebagainya. Publik perlu mengetahui hal ini, karena ini menyangkut kepercayaan
publik pada perusahaan. Biasanya Public Relations akan menggelar jumpa pers
atau press conference dan mengundang media untuk menghadiri, kemudian ada
tim krisis dari crisis centre perusahaan dan kemudian narasumber utama dari
pimpinan perusahaan dan keluarga korban (kalau ada) dan tentunya Public
Relations tetap ada untuk memantau dan membuat report atas krisis tersebut. Dan
satu hal yang tidak bisa dihindari dan masih jarang dilakukan Public Relations di
Indonesia (kecuali Public Relations dari corporate yang besar) adalah HP atau
mobile phone harus selalu aktif 24 (dua puluh empat) jam. Hal ini penting
karena media percaya pada perusahan melalui Public Relations dan dari hubungan
mutual understanding ini akan tercipta mutual benefit yang berguna bagi
kelangsungan hidup organisasi sebagai suatu organisme sosial yang membutuhkan
lingkungan internal dan eksternalnya. Yang diperlukan Public Relations adalah
kemampuan untuk melakukan komunikasi yang jujur dan terbuka yang
berlangsung two way symmetrical (dua arah dan simetris) dengan publiknya,
sehingga aktivitas media relations termasuk ketrampilan untuk menjalin hubungan
yang harmonis dengan pers, harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam lingkup

9
pekerjaan Public Relations, bukan hanya ketika krisis terjadi, maka wartawan pun
dilirik.14

Hal yang tidak boleh dilakukan dalam mengatasi krisis.


1. Jangan berkata “No comment” kepada pers, karena hal itu akan memancing
spekulas atau praduga
2. Jangan mebesar-besarkan keadaan.
3. Jangan menyatakan “off the record”.
4. Jangan menyimpang dari kebijakan perusahaan.15

14
Melly, Maulin Purwaningsih, Public Relations dan Manajemen Krisis. Majalah Ilmiah Unikom, Vol. 11 No. 2 hal. 173
15
Soleh, Soemirat, Elvinaro, Ardianto, Dasar –Dasar Publc Relations, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 186

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Krisis adalah suatu kejadian yang membawa efek baik atau buruk kepada
siapa saja, baik individu, organisasi, perusahaan, atau instansi yang terjadi kapan saja
dan di mana saja. Biasanya krisis timbul apabila kesejahteraan terganggu, telah terjadi
pergeseran kecenderungan perhatian masyarakat dari masalah politik ke arah ekonomi
(kesejahteraan) dan perbaikan kualitas hidup. Masalah-masalah yang mengganggu
kesejahteraan akan menjadi masalah yang sangat sensitif yang akhirnya timbul ke
permukaan menjadi krisis. Mengingat dampak negatif dan kerugian besar, bahkan
citra perusahaan akan terganggu dengan terjadinya krisis, insan Public Relations
sebagai yang paling berkepentingan menangani krisis dapat menggunakan strategi 3P
(pencegahan, persiapan, penanggulangan). Selain itu, public relations mempunyai
peranan penting dalam menangani masa krisis dengan membuat langkah-langkah
strategisnya: (1) Press Relations (hubungan pers), (2) Government Relations
(hubungan pemerintah), (3) Opinion Leaders Relations (hubungan dengan pemuka)
pendapat), (4) Trade Relations (hubungan perdagangan).

B. Saran

banyak pengetahuan yang kita miliki maka akan semakin luas pula wawasan
kita. Maka dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap dapat menambah
pengetahuan tentang moral dalam perekonomian dan bisnis amoral secara lebih rinci
dan menjadi dasar untuk diaplikasikan ke dalam dunia kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relation. Jakarta: Raja Grafindo


Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal. Jakarta:
Prenamedia Group
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2017. Dasar –Dasar Publc Relations. Jakarta:Remaja
Rosdakarya
Purwaningwulan, Melly Maulin. Public Relations dan Manajemen Krisis. Majalah Ilmiah
Unikom, Vol. 11 No. 2

12

Anda mungkin juga menyukai