Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Terlepas dari semua
itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, 07 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Memandikan Jenazah


2.1.1 Syarat-syarat wajib memandikan jenazah
2.1.2 Yang berhak memandikan jenazah
2.1.3 Tata cara memandikan jenazah

2.2 Mengkafani Jenazah

2.3 Menshalati Jenazah

2.3.1 Hukum Shalat Jenazah


2.3.2 Syarat Shalat Jenazah
2.3.3 Rukun Shalat Jenazah
2.3.4 Tata Cara Shalat Jenazah

2.4 Menguburkan Jenazah

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam agama islam manusia yang hidup di dunia pastinya akan mati, namun kita
tidak tahu kapan kematian tersebut datang kepada kita. Orang yang meninggal dunia perlu
dihormati karena orang yang meninggal adalah orang yang sangat mulia, bahkan perlu
mendapat perhatian khusus dari orang yang masih hidup.
Salah satu bentuk perhatian yang ditanamkan dalam ajaran islam adalah melakukan
perawatan jenazah dalam artian merawat jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara
memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalati jenazah, dan menguburkannya.
Dalam melakukan perawatan jenazah diharuskan sesuai dengan syariat islam. Akan tetapi
masih banyak masyarakat islam yang belum mengerti tentang perawatan jenazah sesuai
dengan syariat islam. Sebab itu perlu kita ketahui tentang perawatan jenazah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana tata cara memandikan jenazah ?
b. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah ?
c. Bagaimana tata cara mensholati jenazah ?
d. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah ?
C. Tujuan
a. Mengetahui tata cara memandikan jenazah
b. Mengetahui tata cara mengkafani jenazah
c. Mengetahui tata cara mensholati jenazah
d. Mengetahui tata cara menguburkan jenazah
Hukum Shalat Jenazah

Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah.Hukum fardhu ini dapat gugur dari yang lain jika ada orang
yang melaksanakannya, walaupun hanya satu orang, sehingga tidak ada beban bagi yang lain untuk
melaksanakannya. Akan tetapi, pahalanya hanyalah bagi orang yang melaksanakannya.1

Syarat Shalat Jenazah

1. Jenazah tersebut adalah seorang muslim. Jadi, haram menshalatkan orang kafir, berdasarkan
firman Allah, “Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di
antara mereka....,” (Qs. At-Taubah [9]:84).
2. Jenazah tersebut harus ada di tempat penyembahyangan. Jadi, tidak boleh menshalatkan
jenazah yang tidak ada di tempat.
3. Jenazah telah disucikan. Jadi, tidak boleh menshalatkan jenazah sebelum dimandikan atau
ditayamumkan, berdasarkan kesepakatan pendapat semua mazhab.
4. Hendaknya jenazah diletakkan di hadapan imam. Malikiah menyangkal pendapat tersebut
dengan mengatakan bahwa yang wajib adalah hadirnya jenazah di tempat, sedangkan
peletakannya di hadapan orang yang menshalatkan hukumnya mandub.
5. Ketika shalat jenazah, jenazah itu tidak sedang dibawa diatas binatang, digotong, atau
dipukul menurut Hanafiah dan Hambaliah. Pendapat itu ditentang 2oleh Syafi’ah dan
Malikiah. Menurut Syafi’ah, boleh menshalatkan jenazah yang sedang dibawa di atas
kendaraan, digotong atau dipikul.
6. Jenazah tidak mati syahid. Penjelasan tentang syahid ini akan diuraiakn dalam pembahasan
khusus. Oleh karena itu, orang yang mati syahid haram disembahyangkan karena ia tidak
boleh dimandikan, berdasarkan kesepakatan tiga imam. Hanafiah berpendapat bahwa orang
yang mati syahid tidak boleh dimandikan, tetapi boleh disembahyangkan.
7. Yang ada dari bagian anggota badan jenazah yang wajib dimandikan sesuai dengan penjelsan
terdahulu dalam pembahasan Memandikan Jenazah.

Adapun syarat shalat jenazah yang berlaku bagi orang yang menshalatkan sama dengan syarat shalat
biasa, seperti niat, suci dari hadas dan najis, mengahadap kiblat, serta menutup aurat.3

Rukun Shalat Jenazah

1. Niat. Menurut Malikiah dan Syafi’ah, niat merupakan rukun. Hanafiah dan Hambaliah
berpendapat bahwa niat itu adalah syarat, bukan rukun.
2. Takbir empatkali, termasuk takbiratul ihram. Setiap takbir sama kedudukannya dengan satu
rakaat shalat.
3. Berdiri sampai shalat jenazah itu sempurna. Melaksanakan shalat jenazah dengan duduk
tanpa uzur tidak sah menurut ijmak.
4. Berdoa untuk si jenazah.
5. Sebagian ulama ada yang menambahkan dengan membaca surat Al-Fatihah.4

1
Ibid, hal.580
2
Ibid, hal.594
3
Ibid, hal.595
6. Bacaan shalat jenazah itu diucapkan dengan suara pelan, baik dilakukan pada siang atau
malam hari.
7. Shalat jenazah itu fardhu atas setiap jenazah muslim laki-laki maupun perempuan, anak-
anak maupun orang dewasa, bahkan termasuk janin yang lahir hidup lalu meninggal, bahkan
pula termasuk atas jenazah orang fasik yang membunuh, atau yang bunuh diri, atau yang
suka membikin bid’ah.
8. Imam dianjurkan membikin tiga shaf orang-orang yang akan mensembahyangkan jenazah.5

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jenazah

1. Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam berdiri
menghadap dekat kepala mayat. Jika mayat wanita. Imam menghadap dekat perutnya.
2. Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang menyalati sedikit, usahakan
dibuat 3 baris/saf.
3. Mula- mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan shalat jenazah dengan empat
takbir. Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut(ARAB)
Artinya : “Aku berniat shalat atas jenazah ini empat takbir fardhu kifayah sebagai makmu m
karena Allah ta’ala.
4. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya
membaca surat Al Fatihah.
5. Takbir yang kedua, dan setelah itu membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.(ARAB)
6. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah
sebagai berikut: (ARAB)
Artinya: “Ya Allah ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.
7. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut: (ARAB)
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan
pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunlah kami dan
dia. “ (HR Hakim)
8. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Catatan : Doa yang dibaca setelah takbir ketiga dan keempat disesuaikan dengan jenis
kelamin jenazahnya.6

4
Ibid, hal.583
5
Syaikh Hasan Ayyub, FIKIH IBADAH, (Jakarta:PUSTAKA AL-KAUTSAR,2004), hlm.305
6
Neng dimas mbak bukune

Anda mungkin juga menyukai