Anda di halaman 1dari 25

TEORI NOLA J.

PENDER

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns. Priyanto, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep, MB

Disusun oleh :
1. Nanda Kristabella (010117A061)
2. Ni Putu Ayu S.A (010117A062)
3. Nika Nurmalia (010117A063)
4. Ranti Ayuningtyash (010117A080)
5. Rizal Asep Pratama (010117A088)

MAHASISWA SEMESTER II
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah swt. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah saw. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Nola J. Pender”
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak- pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penulisan ini, khususnya kepada Ns. Priyanto, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep, MB
Penulisan makalah falsafah dan teori keperawatan adalah salah satu tugas
dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah di Universitas Ngudi
Waluyo Ungaran. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan- kekurangan baik pada teknis maupun penulisan materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Univesitas Ngudi Waluyo, program studi keperawatan. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing, saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Terimakasih.

Ungaran, Mei 2018

Penyusun
Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Nolla J. Pender ................................................................. 2
B. Paradigma Keperawatan........................................................................... 3
C. Model Promosi Kesehatan Menurut Nolla J. Pender ............................ 6
D. Penjelasan Mode Health Promotion Model Pender ...................... 11
E. Karakteristik dan pengalaman individu ........................................ 12
F. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap ( behaviour-spesific
cognitionsand affect ). ................................................................... 13
G. Hasil perilaku ................................................................................ 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 21
B. Saran ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Nolla J. Pender ?
2. Bagaimana paradigm keperawatan menurut Nolla J. Pender?
3. Apakonsep model promosi kesehatan menurut Nolla J. Pender?
4. Bagaimana penjelasan model promosi kesehatan menurut Nolla J. Pender?

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah Nolla J. Pender
2. Mahasiswa dapat memahami paradigm keperawatan menurut Nolla J.
Pender.
3. Mahasiswa dapat memahami konsep model promosi kesehatan menurut
Nolla J. Pender.
4. Mahasiswa dapat memahami penjelasan model promosi kesehatan
menurut Nolla J. Pender

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Nolla J. Pender


Teori model konseptual Nolla J. Pender dilatar belakangi oleh adanya
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi
dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitikberatkan
pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam
memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan
sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada perubahan paradigma inilah
yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan
fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan
dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi dan
preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena
adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakukan dan
diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan model konseptual dari
Nolla J. Pender yang berjudul “ Health Promotion Model “ atau model
promosi kesehatan.
Nolla J. Pender lahirpada tanggal 16 Agustus 1941 di Lansing,
Michigan. Ketertarikan pada keperawatan bermula dari Nolla J. Pender berusia
7 tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan
keperawatan pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan
perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan
pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong orang lain.
Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya
diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar BSN di
Universitas State Michigan di East Lansing, dan gelar MA pada bidang
pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan di raih pada tahun
1965. Gelar Ph.D di bidang psikolog dan pendidikan diraih tahun 1969 dari
Universitas North Western di Evanston. Illinois.
Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di
bidang bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan

2
tentang keperawatan dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender
mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah
bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka
sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-
faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang
diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi
pertama promosi kesehatan dalam praktekkeperawatan dipublikasikan dengan
konsep promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit.
Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami
revisi tahun 1996.

B. Paradigma Keperawatan
Paradigmakeperawatan menggabungkan konsep orang, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan (Alligood 2014). Konsep-konsep ini secara
independen signifikan, namun interlaced untuk membentuk sebuah model
dari disiplin keperawatan. Mengingat interpretasi yang unik dari setiap
konsep, pemanfaatan teori keperawatan tertentu bergantung pada pandangan
dunia.
Nolla J. Pender pada tahun 1982 dalam upaya untuk menjelaskan
bagaimana orang melihat kesehatan mereka dan bagaimana latar belakang
dan kekuatan lingkungan tindakan pribadi langsung; akhirnya, fungsinya
adalah untuk memprediksi potensi perilaku kesehatan yang positif untuk
kelompok individu atau (Sakraida 2014). Promosi kesehatan di mana-mana
dalam keperawatan. Oleh karena itu, model ini dapat diterapkan dalam arti
luas. Namun, hal itu dapat diterapkan pada tingkat individu sedangkan
akuntansi untuk pengalaman sosial budaya yang unik untuk menjelaskan
fenomena perilaku mempromosikan kesehatan (Kearney-Nunnery, 2008).
Pender merevisi model ini terakhir pada tahun 2006 untuk lebih
meningkatkan kegunaannya dalam mengembangkan intervensi keperawatan
dalam mempromosikan kesehatan (McCullagh, 2013). Revisi menekankan
peran bahwa harapan memiliki dalam memprediksi kemanjuran intervensi

3
keperawatan dan meningkatkan status kesehatan klien (Ho, Berggren &
Dahlborg-Lyckhage, 2010).
HPM (Health Promotion Model) membagi proposisi utama dalam tiga
kategori utama: karakteristik individu dan pengalaman, kognisi perilaku
spesifik dan mempengaruhi, dan hasil perilaku (Kazer & Fitzpatrick, 2012).
Penentu utama lebih dikategorikan dalam proposisi ini untuk memprediksi
perilaku mempromosikan kesehatan. Kognisi perilaku spesifik diidentifikasi
sebagai manfaat yang dirasakan tindakan,hambatan untuk bertindak,self-
efficacy, aktivitas terkait mempengaruhi, pengaruh interpersonal, dan
pengaruh situasional (Sakraida 2014). Komitmen seseorang untuk sebuah
rencana tindakan, serta tuntutan dan preferensi bersaing selanjutnya diukur
untuk memprediksi hasil (McCullagh, 2013).
McCullagh (2013) menegaskan bahwa inti dari HPM didasarkan pada
teori-teori perilaku manusia, yang menganalisis dinamika motivasi pribadi;
yang paling berpengaruh adalah teori sosial-kognitif (SCT) dan teori
kepentingan (EVT). Hambatan tindakan yang bisa dikembangkan untuk
tindakan keperawatan tetapi sangat tergantung pada kesiapan untuk bertindak
oleh pasien (Stark, Chase, & DeYoung, 2010). Apakah aktual atau yang
dirasakan, hambatan untuk tindakan mungkin termasuk "waktu,
ketidaknyamanan, kesulitan perilaku,serta biaya personal" (Stark et al., 2010).
tuntutan attentional seperti kemampuan untuk multitask dan
memprosesinformasi baru, serta tuntutan afektif, yang mencakup reaksi
emosional terhadap stres, kesepian, dan kerugian harus dipertimbangkan
karena dapat membatasi perilaku promosi kesehatan, terutama pada populasi
lanjut usia (Stark et al., 2010). Menurut McGuire & Anderson, hambatan
yang dirasakan diidentifikasi sebagai faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi perilaku promosi kesehatan.
Asumsi utama dari teori ini fokus pada unsur-unsur paradigma yang
Pender gambarkan yakni:
a. Manusia :
Manusia sebagai makhluk holistik yang berusaha untuk
mewujudkan sebuah negara yang optimal dari aktualisasi diri dengan

4
menggunakan atribut bawaan dan eksistensial untuk beradaptasi dengan
lingkungan dan mencapai keseimbangan (Sakraida 2014). Isyarat ini
sementara membimbing seseorang menuju negara yang
sejahterasepanjang kontinum melalui jalur yang paling resistensi.
Meskipun manusia tersebut dipandang sebagai diri regulator independen,
penyedia layanan kesehatan berpengaruh dalam memprovokasi perubahan
gaya hidup dengan peran-pemodelan dan memberikan wawasan (Sakraida
2014).HPM ini didorong oleh persepsi klien keberhasilan; apakah
perilaku akan menghasilkan hasil yang diinginkan tergantung pada upaya
yang dilakukan dan tingkat kesulitan.
Manusia dalam model promosi kesehatan mengacu pada individu
yang merupakan fokus utama dari modelpender ini, setiap orang memiliki
karakteristik pribadi yang unik dan pengalaman yang mempengaruhi
tindakan selanjutnya. Diakui bahwa individu belajar perilaku kesehatan
dari keluarga dan comunity, sehingga model mencakup komponen untuk
penilaian dan intervensi pada keluarga dan comunity tingkat serta pada
tingkat individu.
Konsep Pender tentang manusia tersebut adalah jumlah dari
pengalaman dan kategori atribut pribadi termasuk biologis, psikologis,
dan pengaruh sosial budaya (Sakraida 2014). Lebih khusus, Pender
mencari pandangan yang paling komprehensif dan optimis manusia dan
mendefinisikan status kesehatan sebagai keadaan halus keseimbangan
antara masing-masing orang dan atau lingkungannya (McCullagh, 2013).
Orang berusaha untuk pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi dalam
lingkungan hisor nya.
b. Lingkungan :
Lingkungan dalam teori Pender ini didefinisikan sebagai pengaruh
interpersonal dan situasional, bukan kekuatan statis. Lingkungan mengacu
pada keadaan fisik, interpersonal, dan ekonomi di mana orang hidup.
Kualitas lingkungan tergantung pada tidak adanya zat beracun,
ketersediaan makanan dan sebagainya.

5
c. Sehat :
Model Pender ini memandang kesehatan sebagai keadaan makhluk
yang bervariasi dalam tingkat sepanjang kontinum, yang dipengaruhi oleh
pengubah internal dan eksternal. "Pender mendefinisikan kesehatan
sebagai aktualisasi potensi manusia yang melekat dan diperoleh melalui
perilaku yang diarahkan pada tujuan, perawatan diri yang kompeten, dan
hubungan yang memuaskan dengan orang lainuntuk menjaga integritas
struktural dan harmoni "(McCullagh, 2013).
d. Perawat :
Dalam model Pender ini perawat memainkan peran utama dalam
memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada klien untuk
mempromosikan self-efficacy, yang dibuat lebih efektif bila kepercayaan
praktisi dirasakan dalam keterampilan nya sendiri/pengetahuan yang luas.
Tujuan utama dari perawat adalah untuk membantu orang dan bisa
merawat diri sendiri

C. Model Promosi Kesehatan Menurut Nolla J. Pender


1. Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori
kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia
dilihat sebagai fungsi yang holistik. Bagan RPM dapat dilihat sebagai
berikut:

6
Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender

Faktor persepi kognitif Factor modifikasi Partisipasi dlm perilaku


peningkatan kesehatan

Persepsi control kesehatan Karakteristik demografi

Menetapkan perilaku
Persepsi efektifitas diri promosi kesehatan
Karakteristik biologi

Definisi kesehatan Syarat untuk bertindak


interpersonal

Persepsi status kesehatan


Factor situasi

Persepsi manfaat perilaku


promosi kesehatan

Persepsi hambatan terhadap


perilaku promosi kesehatan

Gambar 2.1 Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender


Sumber : Tommey dan Alliod, 2006. Nursing Theorist and Their Work
Philadelphia,. Mosby

2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan


Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai beriku .
a. Teori Nilai Harapan (Etpectancy-Value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional
dan ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya akan
tetap digunakan dalamdirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
1) Hasil tindakan bernilai positif
2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang
diinginkan.

7
b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan
perilaku yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:
1) Pengarahan diri (self direction)
2) Pengaturan diri (self regulation)
3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan
dasar:
1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai
petunjuk untuk tindakan yang akan datang.
2) Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul
dan merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk
generasi dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu
melakukantrial dan error
4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi
diri untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan
eksternal untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.
5) Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara
aktif memodifikasinya.
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi
dan refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari :
1) Pengenal diri (self atribut)
2) Evaluasi diri (self evaluation)
3) Kemajuan diri (self efficacy).
Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman,
belajar dari pengalaman yang lain persuasi verbal dan respons
badaniah terhadap situasi tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari
kemampuan (capability) yang berlebihan yang membentuk kompetensi dan
kepercayaan diri. Kemajuanadalah konstruksi sentral dari HPM.

8
3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan
a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana
mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran
dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang
kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus,
menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.
f. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan
interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang
hidupnya.
g. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah
penting untuk perubahan perilaku.
4. Proposisi Model Promosi Kesehatan
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka
mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku
nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan
pada perilaku kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik
dapat menambah hasil positif.
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.

9
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model
perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat
mendukung perilaku yang sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk
jangka waktu yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang
sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku
yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga
lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal
dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.

10
D. Penjelasan Mode Health Promotion Model Pender

Kerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan

Gambar 2.2 Model konseptual menurut Nola J. Pender (Dikutip dari Tomey,
Alligood. 2006)

11
E. Karakteristik dan pengalaman individu
1. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
a. Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi
kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang
mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara
otomatis.
b. Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self
efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari
perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik
sebelum saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan
dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan
dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di
kemudian waktu. Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu
riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan
pada tahap perilaku tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi
rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan
level/kadar efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang
sukses dan feed back yang positif.
2. Faktor personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan
social budaya. Faktor–faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang
didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku.
a. Faktor biologis personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status
pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan
atau keseimbangan.
b. Faktor psikologis personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri,
motivasi, kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat

12
c. Faktor social kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

F. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap ( behaviour-spesific


cognitionsand affect ).
1. Manfaat tindakan (perceived benefits of actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung
pada antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan.
Antisipasi manfaat merupakan representasi mental dan konsekuensi
perilaku positif berdasarkan teori expecting value.
2. Hambatan tindakan yang dirasakan (perceived barriers to actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu
perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam
hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan
ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas:
persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya,
kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus.
Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan
dan personal cost dari perilaku yang diberikan.
Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan
perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan
makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku/gayahidup yang lebih
sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya
membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang
diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi
maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak
tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan
lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM
mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan bertindak
sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk
merencanakan tindakan.

13
3. Kemajuan diri (perceived self efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura
adalah judgment/keputusan dari kapabilitas seseorang untuk
mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari
personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan.
Perceived self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk
menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau
harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya
benefit dan cost) sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari
ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi individu
untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy
dan keterampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong
untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada
perasaan ceroboh dan tidak terampil.
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe
informasi :
a. Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata
dan evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar
pribadi atau umpan balik yang diberikan
b. Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain
dan hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan
orang lain.
c. Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
d. Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana
seseorang menyatakan kemampuannya
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh
aktivity related affect. Semakin positif affeck, semakin besar persepsi
eficacynya, sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan,
dimana efficacy yang tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan
untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi
perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan harapan efficacy dan

14
secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan komitmen
dalam melaksanakan rencana tindakan.
1) Activity-related affect (sikap yang berhubungan dengan aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah
suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri.
Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan secara sadar di
nanti, disimpan didalam memori dan dihubungkan dengan pikiran-
pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif terhadap perilaku
khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul
terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri
(self-related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-
related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi
apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau
mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung pada
perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku kesehatan pada
penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan dengan afek positif
kemungkinan akan di ulang dan yang negatif kemungkinan akan
dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan perasaan positif dan
negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara afek positif dan
negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan hal
yang penting untuk diketahui.
Activity-related affect ini berbeda dari dimensi evaluasi
terhadap sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi
evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada
hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat
stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang diberikan,
rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan
sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa
instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara
lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak rnengherankan
karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih

15
banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang.
Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-
efficacy dan activity related affect.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif
saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy
setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa
respon emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat
melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumber informasi efficacy.
Dengan demikian, activity-related Affect dikatakan mempengaruhi
perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui
self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.
2) Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran
mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain.
Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber
utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah
keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan petugas
perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi: norma
(harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial (dorongan
instrumental dan emosional) dan modeling (pembelajaran melalui
mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal
ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi
seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma
sosial mernbentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau
ditolak oleh individu. Dukungan sosial untuk suatu perilaku
menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku
kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi
perubahan perilaku dalam teori kognitif sosial. Pengaruh interpersonal
mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara langsung maupun
tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk komitmen
terhadap rencana tindakan.

16
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap
harapan, contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang
cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh
interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku
yang akan menimbulkan pujian.
3) Situational influences (pengaruh situasional)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau
keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku.
Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi
terhadap pilihan yang ada, kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri
estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan.
Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam
situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari
pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari
pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada
lingkungan yang tidak aman dan mengancarn. Lingkungan yang
menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku
kesehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai
pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan.
Situasi dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan
menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk
yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau lingkungan
yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan karakteristik
perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta.
Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan.
Pengaruh situasional telah memberikan sedikit perhatian pada
penelitian HPM sebelumnya dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai
determinan yang secara potensial penting bagi perilaku kesehatan.
Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam mengembangkan
strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerimaan
dan pemeliharaan perilaku kesehatan.

17
G. Hasil perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan
awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong
individu ke arah perilaku yang di harapkan.
1. Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA).
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada
tidak. Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan
berperilaku. Tanggung jawab dalam merencanakan tindakan pada HPM
yang telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:
2. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan
tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara
sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi
3. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku
4. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada
tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan
kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan
tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses
di implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari
teman sejawat sering mengahasilkan tujuan yang baik, namun gagal
membentuk suatu nilai perilaku kesehatan
5. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan
merujuk pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan
sebagai bagian dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera
diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang direncanakan.
Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif dimana
individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan
terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan
keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki
efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain
yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku

18
dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif
menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan
perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi.
Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi
tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari
“memberi” pilihan kompetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari
pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan, mengemudi dengan
melewati pusat rekreasi, selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan
untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan
kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang
salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari
rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak
diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak
baik/menghitungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari
rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adalah
dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang
menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung
perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat
mempengaruhi perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah
dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. Hambatan pilihan
kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri. Komitmen
yang kuat dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu
perilaku mengingat kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn
HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung
mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan.
6. Perilaku promosi kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui
buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku
promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada
akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang

19
positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua
aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif
disepanjang proses kehidupan

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat
sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan
dalam melakukan pelayanan promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan
dilakukan oleh para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif
kesehatan yang cenderung dilakukan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir
sebuah teori dan model konseptual dari Nolla J. Pender yang berjudul “
Health Promotion Model “ atau model promosi kesehatan.Menurut WHO
promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan
masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun
kebijakan public yang sehat. Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk
menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya
dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan
(Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam
perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik

B. Saran
Perawat sebagai pelaku kesehatan dapat memberikan contoh
perubahan perilaku yang positif mengenai perilaku sehat. Dalam pengupayan
perilaku sehat bagi klien, sebaiknya perawat menerapkan teori promosi
kesehatan salah satunya, model teori promosi kesehatan menurut Nolla J.
Pender, karena sangat diperlukan dan dapat diterapkan pada keperawatan
individu, kelompok maupun komunitas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Zikrul, Artadrinia dkk. 2016. “Model Konseptual Keperawatan Nolla J. Pender


(Model Promosi

Kesehatan)”. Makalah. Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S1 Mataram.


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram. Diakses pada
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/44577113/nola_j_pen
der.docx?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=
1496155635&Signature=U%2FI3TdxsY6PSd5zrA5i9zeOiOz0%3D&res
ponse-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DMAKALAH_KOMUNIT
AS_III_MODEL_KONSEPTUAL_K.docx. Kamis, 1 Juni 2017.

22

Anda mungkin juga menyukai

  • M
    M
    Dokumen36 halaman
    M
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • MUTU Kel 4
    MUTU Kel 4
    Dokumen35 halaman
    MUTU Kel 4
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Otonomi
    Otonomi
    Dokumen13 halaman
    Otonomi
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Middle Range
    Teori Middle Range
    Dokumen17 halaman
    Teori Middle Range
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Lieninger
    Teori Lieninger
    Dokumen13 halaman
    Teori Lieninger
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat