Kualitas
udara
Usaha/
U h /
kegiatan
Iklim dan Bising
Bi i
atmosfer dan
getaran
Pembangunan dan Perubahan Kualitas Udara
3
Pembangunan
Dampak +
Pencemaran -
Perubahan
Kualitas Udara
4 Pengumpulan Data dan Analisis
Hasil Analisis Data Iklim (21 Tahun) - RONA
5
Bisnis semen vs. polusi udara – Prak. Dampak
6
Penambangan
Produksi
Dispersi NO2 dalam udara – Prak. Dampak
7
200
m centerlinee [m ]
100
0
D isstance from
-100
-200
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Distance from source [m]
Model dispersi Gauss
8
Q ⎡ 1⎛ y ⎞
2
⎤ ⎧⎪ ⎡ 1 ⎛ z − H ⎞2 ⎤ ⎡ 1 ⎛ z + H ⎞ 2 ⎤ ⎫⎪
C( x, y , z) = exp ⎢− ⎜ ⎟ ⎥ ⎨exp ⎢− ⎜
⎜ ⎟⎟ ⎥ + exp ⎢− ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥ ⎬
2πσ y σ zU ⎢ 2 ⎜⎝ σ y ⎟
⎠ ⎥⎪ ⎢⎣ 2 ⎝ σ z ⎠ ⎥⎦ ⎢⎣ 2 ⎝ σ z ⎠ ⎥⎦ ⎪⎭
⎣ ⎦⎩
K
Keterangan:
C(x,y,z) = konsentrasi gas titik berkoordinat (x,y,z) [g/m3]
Q = laju emisi stack [g/s]
σy ,σz = koefisien dispersi Æ kurva Pasquill-Gifford [m]
U = kecepatan angin [m/s]
y = jarak
j k pada
d arahh sumbu
b y dari
d i centerline
li [m]
[ ]
z = jarak vertikal pada arah sumbu z dari centerline [m]
H = tinggi plume dari permukaan tanah [m]
Karl Friedrich Gauß
(1777-1855)
Semen dan debu/partikulat
/p
9
Sumber debu/
Dispersi dalam
partikulat
udara ambien
Dampak thd
lingkungan
Dispersi Partikulat di sekitar lokasi – Prak.
Dampak
10
Konsentrasi di
pusat kegiatan ≈
111 µ / 3
µg/Nm
Terdispersi ke
desa-desa
Area penambangan
sekitar
Kebisingan
g
11
Penerima bising
Sumber bising:
PT Semen Tanggguh
PT.
Indonesia (STI)
Tk. kebisingan
g kegiatan
g penambangan
p g
12
Penambahan tingkat
g kebisingan
g
13
Selisih dua
sumber bising
Æ
Penambahan
tingkat
kebisingan
(i
(increment).
t)
Tingkat
g kebisingan
g
14
120
Facility
100
80
60
Tingkat
40
kebisingan
g mula-
mula ≈ 79 dBA
20
Area penambangan
0
-20
Makin jauh Î
-40 tingkat
-60 kebisingan
0 50 100 150 200
menurun
Flare
PT. Freeport McMoran Indonesia, Timika - Papua
15
TOTAL E&P Indonesie, Kaltim
16
PLTU Tanjung
j g Jati - B,, Jepara
p
17
Santos, Maleo - Madura Offshore
18
KEP, Kutai
19
Tiaka, Luwuk
20
Natuna
21
Cilacap
22
Bangka - Belitung
23
Metoda Pengukuran dan
24
Analisis Data
Pengukuran Parameter Kualitas Udara
25
Pengelolaan &
analisis sampel
Kegiatan Data
Sampling
Sampling
p g Kualitas Udara
26
Lokasi:
• Dimana; berapa
p titik
Waktu:
• Kapan; berapa lama
Peralatan:
• Alat
Al utama; alat
l b bantu.
Lokasi Sampling
p g
27
Impinger
p g set
Hi-vol sampler
Pompa vakum
D tf ll sampler
Dustfall l
Etc.
Waktu Sampling
29
Lama sampling
p g (PP.
(
41/1999):
1 jam (SO2, CO, NO2, O3)
3 jam
j (HC)
24 jam (PM, TSP, Pb)
30 hari (dustfall)
1 tahun (SO2, CO, NO2,
O3, PM2,5, TSP, Pb)
W
Waktu:
Hujan vs. tdk hujan.
Siang – malam.
malam
Kualitas Udara Emisi
30
Parameter (Kep.Men LH
No.13/1995):
Sesuai jenis emisi
SO2
NO2
Opasitas.
Kualitas Udara Emisi: Opasitas
32
Metoda Analisis & Peralatan
33
Peralatan dasar:
Impinger set
Pompa vakum
Air flow meter
Stop
p watch
ATK.
Hi-vol
Hi vol sampler (PM10; PM2,5
2 5)
35
Analisis Data
36
Data utama:
Kualitas udara
Data pendukung:
Data iklim Æ arah
p
dispersi polutan.
p
Justifikasi:
Kelaziman
Hub. Sebab – akibat.
Analisis/
assessment
Hasil Analisis vs. Baku Mutu
37
Data lab.:
Rata-rata keseluruhan
Rata-rata
Rata rata per lokasi
Baku Baku
mutu mutu
Data pendukung (mis.
nasional daerah
BMG):)
Arah angin dominan
Baku mutu Kec. Angin
g rata-rata,,
internasionall
maks dan min.
38 T i Singkat
Teori Si k
Polutan utama (PP No. 41 Th. 1999)
39
1. Partikulat (PM10)
2. K b monoksida
Karbon k id (CO) S d
Sedang 51 100
51-100
5. Ozon (O3) .
Sangat
tidak sehat 200-299
Berbahaya 300-500
40
Sumber Pencemar
41
Sumber
Alamiah (natural) Kegiatan manusia (anthropogenik)
Gunung berapi Industri
Pembangkit listrik
Rumah tangga
Pembukaan lahan
Penanganan sampah,
sampah dll
Sumber Pencemar Tidak Bergerak
g
42
Industri p
pulp
p dan kertas
Industri semen
Industri pupuk
43
Gas Pencemar Utama
44
fosil
Penyebab utama hujan asam
Proses-proses industri
Asap rokok
Kebakaran
K b k hutan
h t
Pembusukan bahan organik
Jenis gangguan:
Pada pembuluh darah jantung
Berkurangnya
g y fungsig pancaindera
p
Gejala keracunan: warna merah pd
selaput lendir, sesak nafas sampai
pingsan.
Darah: Hb-COÆ
Hb COÆ keracunan.
keracunan
Gas Pencemar Utama
46
Ozon ((O3)):
Di atmosfir: pelindung mahkluk
hidup dari UV (Æ kanker kulit,
k b
kebutaan & rusaknya
k tanaman
dan kehidupan biota laut).
170 triliun kW energi
matahari ke bumi,
3% diserap ozon
8% dipantulkan kembali
45% diserap tanah
Sisa: diserap awan dan gas
Gas Pencemar Utama
48
Hidrokarbon (HC):
Bahan organik dlm bentuk
gas atau partikulat (butir-
butiran).
Mi metan, ethylene,
Mis. h l
acetylene.
Sumber:
Pembakaran minyak
Proses industri (proses &
distribusi bensin)
K b k
Kebakaran hutan
h
Jenis tertentu karsinogen:
gol. aromatik dlm bentuk
soot dan tar.
tar
Gas Pencemar Utama
49
Metana (CH4):
Berasal dari gas alam,
tambang batu bara,
rawa, pertanian, pe-
ternakan, TPA sampah
kota.
Scr alami pada
p
pembusukan biomassa di
rawa sehingga disebut
juga gas rawa.
Metana mudah terbakar,
dan menghasilkan CO2.
Partikel dan Debu
50
CO2 Temp.
Temp atmosfer naik
N2O
CH4. E kkutub
Es b cair
i
Kenaikan
Efek GHG: berantai di permukaan air laut
seluruh dunia
BBeberapa
b kota
k t
tergenang
Prinsip prinsip Penanganan Pencemaran
Prinsip-prinsip
52
Udara
RKL - RPL
Sistem Penanganan Pencemaran Udara
53
Siklon Oksidasi
Ok id i Bioscrubber
termal
Siklon (Cyclone)
( y )
54
Partikel < 5 µm
Prinsip
p kerja:
j seperti
p “vacuum cleaner”
Berbagai variasi:
Tergantung volume gas
PPartikel
tik l migrasi
i i menuju
j
lempeng Gas bersih
keluar ke
udara ambien
Hopper via cerobong
Scrubber Basah
57
Bila partikel:
Basah
Korosif
Panas
Bervariasi menurut
kompleksitas:
Spray chamber
sederhana: untuk
partikel kasar
Kombinasi
K bi i scrubber bb dand
siklon: untuk partikel
halus
Biofilter
58
Li b h gas berbau
Limbah b b
Humidifier Æ RH ≈
jenuh
Diumpankan ke
reaktor
Bio-degradasi
g
senyawa bau Æ CO2,
uap air, biomas
1. Faktor-faktor yyang
g
mempengaruhi
perubahan iklim
a. EEnergii
b. Kehutanan
c. Pertanian dan
Peternakan
d. Sampah
2. FFaktor-faktor
k f k yang
mempengaruhi
kerusakan atmosfer.
Energi
g
61
Global:
85% konsumsi energi
Pemanasan global
Kehutanan
62
Hutan:
Rosot (sink) utama GRK
(hutan menyerap CO2)
Sumber emisi GRK
(proses alih guna lahan).
Luas hutan (2007):
126,8 juta ha.
Laju kerusakan hutan
(WALHI, 2004): 3,8 juta
h /th
ha/th.
Pertanian dan Peternakan
63
Persawahan
Lahan pertanian
(penggunaan pupuk)
Pembakaran sisa bahan
pertanian.
Sampah
64
Saluran Lainnya
Produksi sampah
p rata-rata Jalan 6% <1% 6%
di Indonesia: Fasilitas
umum Rumah
Tangga
≈ 800 g/kapita/hari
5%
47%
Industri 1%
≈172
172 ribu
ib ton/hari.
/h i Kantor 1%
Sistem pengelolaan
sampah (BPS, 2001): Toko
9%
Pasar
24%
sekitar 80 ribu ton
sampah di 384 kota
40% diangkut + dibuang
ke TPA atau TPA liar
35% dibakar
Sisanya: tidak tertangani.
Dampak pada atmosfer
65
Lokasi
ozone
stratosfer
dalam
atmosfer
Dampak pada atmosfer
67
Temperatur
p sangat
g dingin
g di
Kerusakan lapisan ozon terparah:
stratosfer Antartika di Antartika Î “Iubang ozon”;
terbentuk karena kondisi cuaca
khusus di daerah tersebut & tidak
Awan es (awan stratosfer kutub/ terjadi di bagian bumi lainnya.
polar stratospheric clouds - PSC).
Kerusakan
k lapisan
l ozon
stratosfer
Prinsip penanganan
dampak pd iklim
Mitigasi: Adaptasi:
- Memperlambat terjadinya Menyesuaikan diri dengan kondisi
perubahan iklim lebih lanjut perubahan iklim yang telah terjadi.
terjadi
- Mengurangi emisi GRK.
Keppres
Permen
Kep.Men.
72 D
Dampak
k Bi
Bising
i dan
d Getaran
G
Pengertian
g Kebisingan
g
73
Tingkat Kebisingan
No Nama Peralatan
(dBA)
p Truck
1 Dump 88
2 Concrete Mixer Truck 85
3 Backhoe 80
4 Generator 81
5 Crane, Derrick 88
6 Crane, Mobile 83
7 Rock Drill 98
8 Dozer
D 85
9 Air Compresor 81
Pengertian
g Getaran
78
Amplitudo
p vibrasi diukur
dalam besaran kecepatan
peak particle velocily (PPV) :
PPuncakk maksimum
ki gerakan
k
vibrasi.
Mengukur getaran
terhadap bangunan.
Satuan dalam baku mutu
(Kep Men LH No.
(Kep. No 49 Th
Th.
1996):
mm/detik.
Contoh hasil p
pengukuran
g getaran
g #1
80
Kategori A:
Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B:
Kemungkinan keretakan
plesteran
l ((retak/terlepas
k/ l
plesteran pada dinding
pemikul beban)
Kategori C:
kemungkinan rusak komponen
struktur dinding pemikul
beban
Kategori D:
Rusak dinding pemikul beban.
Ls = 10 * log
1
16
{
T1 * 100,1*L1 + T2 * 100,1*L2 + T3 * 100,1*L3 + T4 * 100,1*L4 }
L m = 10 * log
1
8
{
T5 * 10 0,1*L5 + T6 * 10 0,1*L6 + T7 * 10 0,1*L7 }
L sm = 10 * log
1
24
{
16 * 10 0,1*Ls + 8 * 10 0,1*(Lm + 5) }
84