Kloroplast Dan Fotosintesis PDF
Kloroplast Dan Fotosintesis PDF
(MKK 125)
Oleh:
Zainudin, S. Pd.
(NIM. 1620113310011)
Dosen Pengasuh :
Harapan tim penulis, semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan
ataupun referensi bagi semua pihak guna meningkatkan mutu pengetahuan
pembaca. Sebagai penutup, kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar besarnya,
semoga mereka mendapat balasan yang lebih baik dari ALLAH SWT.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 27
3.2 Saran..................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua hewan dan mikroorganisme bergantung pada penyerapan bahan
organik dari lingkungan hidupnya. Senyawa tersebut berperan sebagai penyedia
kerangka karbon dalam biositesis dan energi metabolisme guna menjalankan
berbagai proses metaboliems di dalm sel. Organisme primitif pertama di bumi
diyakini mampun mendapatkan senyawa organik tersebut secara leluasa. Namun
senyawa senyawa tersebut diperkirakan telah habis miliaran tahun yang lalu.
Sejak saat ini semuha bahan organik yang diperlukan oleh sel telah berasal dari
hasil produksi bakteri fotosintetik, termasuk berbagai jenis bakteri fotosintetik.
Cynaobakteria adalah bakteri fotosintetik yang paling maju. Mereka
menggunakan air dan sinar matahari untuk mengkonversi CO2 di atmosfir menjadi
senyawa organik, dengan reaksi sebagai berikut:
1
mencerminkan bahwa organela tersebut berevolusi dari nenek moyang yang
berbeda. Namun demikian, mekanisme dasar yang terlibat dalam sintesis ATP
pada keduanya berlangsung serupa.
2
BAB II
Keterangan: variasi dari segi ukuran dan jumlah mitokondria dalam sebuah sel
ragi terbentuk karena adanya fusion dan fargmentasi mitokondria.
3
Kloroplas mempunyai tiga buah membran, yaitu membran luar, membran
dalam, dan sistem membran internal yang membentuk tilakoid grana dan tilakoid
stroma, serta tiga buah kompartemen, yaitu ruang antar membran, stroma, dan
ruang tilakoid.
Semua plastida berkembang dari proplastida, organel kecil dari sel muda
pada sebuah maristem tumbuhan (Gambar 1-a). Proplastida berkembang sesuai
dengan masing-masing kebutuhan deferensiasi sel, dan jenisnya sebagian besar
ditentukan oleh genom pada nukleus. Jika daun tumbuh dalam kondisi gelap,
maka plastida akan membesar dan berkembang menjadi etioplas, yang memiliki
susunan semi kristal pada membran bagian dalam yang mengandung klorofil
prekursor kuning bukan klorofil hijau.
Jika terkena cahaya, etioplas akan cepat berkembang menjadi kloroplas
dengan mengkonversi klorofil prekursor dan mensintesis pigmen membran baru,
enzim fotosintesis, dan komponen rantai transport elektron.
Leukoplas adalah plastida yang terdapat dibanyak jaringan epidermal dan
jaringan bagian dalam yang tidak berwarna hijau dan bersifat fotosintetik. Yang
ukurannya sedikit lebih kecil dari proplastida. Pada umumnya bentuk leukoplas
adalah amiloplas (Gambar 1-b), yang terakumulasi menjadi pati (polisakarida)
dalam jaringan penyimpanan, sebagai sumber gula untuk keperluan mendatang.
4
Pada beberapa tumbuhan, seperti kentang, amiloplas akan tumbuh menjadi besar
seperti rata-rata ukuran sel hewan.
Gambar 1. Keragaman plastida (a) proplastid dari sel akar tumbuhan kacang.
Tercatat mempunyai dua lapis membran; membran bagian dalam
dihasilkan oleh kehadiran membran internal yang relativ jarang. (b) 3
amiloplas (bentuk dari leukoplas), plastida penyimpan pati, dalam
ujung sel akar kedelai (B. Gunning and M. Steer, Plant Cell Biology:
Structure and function. Sudbury, MA: Jones & Bartlett, 1996)
5
kloroplas juga memiliki sistem genetik dan genom tersendiri. Oleh karena stoma
mempunyai ribosom khusus, RNAs, dan DNA kloroplas.
Namun, terdapat perbedaan penting antara organisasi mitokondria dan
kloroplas. Membran bagian dalam kloroplas tidak dilipat menjadi krista dan tidak
melakukan fungsi rantai tanspor elektron.
Gambar 2 Kloroplas pada elektron mikrograp. (a) pada sel daun gandum, bagian
sitoplasma tipis mengandung kloroplas, nukleus dan mitokondria,
mengelilingi vakuola. (b) bagian tipis pada sebuah kloroplas,
menunjukkan kantong kloroplas, butir pati, dan lemak diletakkan dan
diakumulai pada stoma untuk selanjutnya mengalami proses biosintesis.
(c) perbesaran tinggi memperlihatkan dua grana. Yang merupakan
tumpukan tilakoid (Courtesy of K. Plaskiit).
6
ketiga kompartemen internal disebut dengan ruang tilakoid, yang dipisahkan oleh
membran tilakoid yang mengelilinginya. Membran tilakoid berinteraksi dengan
ruang lainnya untuk membentuk banyak tumpukan yang disebut grana.
7
1. Dalam rekasi Fotosintesis transfer elktron (biasanya disebut reaksi terang),
energi berasal dari cahaya matahari yang memberikan elektron pada pigmen
zat hijau daun (klorofil), memungkinkan elktron bergerak ke rantai transpor
elektron di membran tilakoid dalam banyak cara serupa perjalanan elktron di
sepanjang rantai respirasi pada mitokondria. Klorofil memperoleh elektron
dari air (H2O), memprosuksi O2 sebagai produknya. Selama proses transport
elektron, H+ dipompa di membran tilakoid, dan hasil proton elektrokimia
disintesis oleh ATP di Stroma. Langkah terakhir dalam reaksi ini, elektron
berenergi tinggi yang dimuat (bersama H+) NADP+, diubah menjadi NADPH.
Semua reaksi tersebut terbatas pada kloroplas.
2. Pada Raksi pengikatan karbon (biasanya disebut reaksi gelap), ATP dan
NADPH diproduksi dari reaksi fotosintesis transfer elektron yang
menyediakan sumber energi dan mengurangi daya masing-masing untuk
dihantarkan pada pengubahan CO2 menjadi karbohidrat. Rekasi pengikatan
karbon, dimulai di stroma kloroplas dan dilanjutkan di sitosol. Menghasilkan
sukrosa dan banyak molekul organik pada daun-daun tumbuhan. Sukrosa
akan dikirim ke jaringan lain sebagai sumber kedua molekul organik dan
energi untuk pertumbuhan.
Demikian, pembentukan ATP, NADPH, dan O2 (yang memerlukan cahaya
langsung) dan pengubahan CO2 menjadi karbohidrat (yang memerlukan cahaya
tidak langsung) dalam proses yang terpisah (Gambar 5), meskipun keduanya
berhubungan melalui mekanisme umpat balik yang rumit. Sebagai contoh,
beberapa enzim kloroplas yang berperan dalam pengikatan karbon, lemah di
kegelapan dan kuat di tempat terang diransang oleh proses transport elektron.
8
Gambar 4. Perbandingan mitokondria dan kloroplas. Secara umum kloroplas
lebih besar dibandingkan mitokondria dan bagin-bagiannya, pada
tambahan membran bagian dalam dan luar. Membran tilakoid melingkupi
ruang tilakoid. Tidak seperti membran bagian dalam kloroplas, membran
bagian dalam mitokondria berlipat membentuk krista meninggikan area
permukaannya.
9
Gambar 5. Reaksi fotosintesis pada kloroplas.air teroksidasi dan oksigen
dilepaskan pada fotosintesis dengan rekasi tarnsport elektron, sementara
karbondioksida berasimilasi memproduksi gula dan beragam molekul
organik lainnya pada reaksi pengikatan karbon.
Gambar 6 Reaksi terpusat pengikatan Karbon. Pada reaksi ini, karbon dioksida
akan diubah menjadi karbon organik, di katalisis di stroma kloroplas
oleh melimpahnya enzim ribulosa bipospat karboksilase. Hasil berupa
3-Pospogliserat, yang kemudian akan didlikolisis. 2 atom karbon
berbayang biru akan digunakan untuk menghasilkan pospoglikolat
ketika enzim yang sama mengikat oksigen bukannya karbon dioksida.
10
2.5 Setiap molekul CO2 yang terbentuk mengkonsumsi 3 molekul ATP dan 2
molekul NADPH
Pada reaksi yang sesungguhnya CO2 yang terbentuk menguntungkan karena
reaktivitas energinya akay akan ribulosa 1,5-bipospat. Untuk setiap molekul CO2
yang ditambahkan (Gambar 6). Rumitnya jalur metabolik untuk memproduksi
ribulosa 1,5 bipospat memerlukan NADPH dan ATP; hal tersebut direalisasikan
menjadi satu aplikasi sukses pertama yang melacak radioisotop biokimia. Pada
siklus pengikatan karbon, (bisanya disebut siklus Calvin) seperti yang diuraikan
oleh Gambar 7.
Dimulai ketika 3 molekul CO2 dibentuk dari ribulosa bipospat karboksilase
untuk menghasilkan 6 molekul 3-Pospogliserat (mengandung 6 x 3 = 18 atao
karbon, 3 berasal dari karbondioksida dan 15 dari ribulosa 1,5-biipospatase). 18
atom karbon menjalani reaksi pada siklus akan diperbaharui oleh 3 molekul 1,5-
bipospat digunakan pada`awal tahap fiksasi karbon (mengandung 3 x 5 = 15 atom
karbon). Satu molekul daun (glyceraldehida 3-pospat = 3 atom karbon) sebagai
keuntungan. Setiap molekul CO2 yang dirubah menjadi karbohidrat
mengkonsumsi 3 molekul ATP dan 2 molekul NADPH.dengan reaksi ebagai
berikut:
11
Gambar 7 Siklus fiksasi karbon, dengan bentuk molekul organik dari CO2 dan
H2O
12
keperluan metabolisme tumbuhan. Pati menyediakan bahan makanan penting bagi
segala hewan pemakan tumbuhan.
13
tanaman dengan kemampuan memompakan CO2 umumnya disebut tanaman C4.
Semua tanaman yang disebut tanaman C3 karena kemampuan mereka menangkap
CO2 langsung ke dalam bentuk 3-karbon senyawa 3-fosfogliserat (Gambar 8).
Adapun proses transportasi vectorial, memompa CO2 ke sel bundel
berselubung pada tumbuhan C4 memerlukan biaya/energi. Pada kondisi padanas,
kering, biaya yang diperlukan mungkin jauh lebih sedikit daripada energi yang
hilang oleh fotorespirasi (tanaman C3), dalam hal ini tanaman C4 lebih
diuntungkan. Karena tanaman C4 mampun melakukan fotosintesis dengan
konsentrasi CO2 yang rendah, mereka jarang membuka stomata mereka dan oleh
karenanya mereka dapat memperbaiki dua kali lebih banyak per unit kehilangan
air oleh tumbuhan C3.
14
membawa sukrosa yang dibuat untuk jaringan lain (b) bagaimana
karbondioksida terkonsentrasi pada bundel-sel sarung memanfaatkan
energi ATP pada sel mesofil.
15
besar pigmen molekul yang menangkap energi cahaya dan mengumpannya ke
pusat reaksi; dan pusat reaksi fotokimia, terdiri dari kompleks protein dan molekul
klorofil yang memungkinkan dikonversinya energi cahaya menjadi energi kimia.
Gambar 9. Strutur dari sebuah klorofil. Atom Magnesium diadakan di cincin Porphyrin.
16
Kompleks antena penting untuk menangkap energi cahaya. Kloroplas terdiri dari sejumlah
membran yang berbeda kompleks protein (kompleks pengikatan cahaya); bersama, protein
mengikat beberapa ratus molekul klorofil per pusat reaksi, tepatnya pada membran tilakoid.
Kompleks antena mengandung pigmen yang disebut carotenoid, yang melindungi klorofil dari
oksidaasi dan membantu mengumpulkan cahaya dengan panjang gelombang lain. Ketika cahaya
memacu molekul klorofil pada kompleks antena, energi ditransfer sangat cepat dari satu molekul
ke molekul lain dengan resonansi energi di transfer sampai mencapai pasangan khusus molekul
klorofil pada pusat reaksi fotokimia. Setiap komplek antena bertindak sebagai corong,
mengumpulkan energi cahaya dan mengarahkannya ke tempat spesifik dimana cahaya akan
digunakan dengan efektiv (Gambar 10).
Gambar 10. Kompleks antena dan pusat reaksi fotokimia pada fosistem.
Pusat reaksi fotokimia adalah sebuah transmembran protein-pigmen kompleks yang terletak
di jantung fotosintesis. Meskipun telah berevolusi selama 3 milyar tahun yang lalu pada batteri
fotosintesis primitif. Pasangan spesial molekul klorofil pada pusat reaksi sebagai perangkap yang
ireversibel untuk eksitasi quanta karena elektron yang bergerak segera diteruskan ke rantai
akseptor elektron lain dalam sebuah kompleks protein (Gambar 11). Dengan memindahkan
elektron berenergi tinggi dengan cepat melalui jalur dari sebuah klorofil, pusat reaksi fotokimia
mentarnsfer elektron ke lingkungan dimana elektron tersebut lebih stabil. Sehingga eloktron
diposisikan secara tepat untuk reaksi berikutnya. Hal ini memerlukan waktu lebih untuk
melengkapinya, dan menunjukkan produksi cahaya berenergi tinggi untuk dimasukkan ke dalam
rantai transpor elektron.
17
Gambar 11. Susunan pembawa elektron di pusat reaksi fotokimia dari bakteri ungu
18
untuk membuat donor elektron yang kuat (molekul elektron berenergi tinggi) yang
tidak dimiliki sebelumnya.
Gambar 12. Bagaimana energi cahaya dipanen oleh molekul klorofil pusat reaksi
peristiwa awal dalam pusat reaksi membuat pemisahan muatan.
kompleks pigmen-protein memegang molekul klorofil dari pasangan
khusus (biru) tepat diposisikan sehingga kedua potensi elektron energi
rendah donor (jingga) dan potensi elektron akseptor berenergi tinggi
(hijau) yang segera tersedia. ketika cahaya memberikan energi elektron
dalam molekul klorofil (elektron merah), elektron aktif segera dikirim ke
akseptor elektron dan dengan demikian menjadi stabil. Molekul klorofil
bermuatan positif dengan cepat menarik elektron berenergi rendah dari
elektron donor dan dikembalikan ke keadaan istirahat, menciptakan
pemisahan muata yang lebih besar yang lebih menstabilkan elektron
berenergi tinggi. Reaksi ini memerlukan waktu kurang dari 10-6 detik
untuk selesai. (B) pada tahap akhir proses (a) pusat reaksi fotoisntetik
dikembalikan ke keadaan istirahat dengan mengakuisisi elektron
berenergi rendah dan kemudian mentrasnfer elektron berenergi tinggi
yang berasal dari Chlorophyta rantai transpor elektron membran dalam.
Sumber utama dari elektron berenergi rendah untuk fotosistem II di
kloroplas adalah air. Sebagai hasilnya, cahaya menghasilkan elektron
berenergi tinggi dalam membran tilakoid dari elektron berenergi rendah
di dalam air.
19
yang baik untuk gambaran kinerja di luar reaksi. Pusat rekasi di fotosistem ini
adalah kompleks protein-pigmen besar yang dapat dilarutkan dengan dtergen dan
dimurnikan dalam bentuk yang aktif. Dalam analisis struktur utama, struktur 3D
lengkap dilihat dengan sinar x kristalografi. Struktur ini, dikombinasikan dengan
data kinetik, menunjukkan gambaran terbaik yang dimiliki dari reaksi transfer
elektron awal yang terjadi selama awal fotosintesis.
Inti dari pusat reaksi pada fotosistem II adalah persamaan ke pusat reaksi
bakteri, dan manghasilkan elektron donor yang kuat dalam bentuk kuinon
(merupakan senyawa yang mengandung oksigen yang khususnya berasal dari
turunan Homolog aromatic teroksidasi) yang berkurang pada membran. Kuinon
mengeluarkan elektronnya untuk keprluan pompa H+ yang disebut kompleks b6-f.
Yang mirip dengan kompleks b-c1 dalam ranrai rerpirasi mitokondria dan
kompleks terkait dalam bakteri. Seperti pada miktokondria, kompleks pompa H+
20
ke dalam ruang tilakoid melintasi membran tilakoid ( atau keluar dati sitosol dan
melintasi membran plasma di Cyanobacteria). Gradien elktrokimia yang
dihasilkan mendorong sintesis ATP olah ATP-sintase (Gambar 13 dan 14)
Akseptor elektron terakhir dalam rantai transpor elektron adalah Fotosistem kedua
(fotosistem I), yang menerima elektron ke dalam lubang yang dibuat oleh cahaya
dalam molekul klorofil di pusat reaksinya. Setiap elektron yang masuk ke
fotosistem I akan didorong ke tingkat energi yang sangat tinggi, yang
memungkinkan untuk diteruskan ke pusat besi-sulfur dalam ferredoxin dan
kemudian ke NADP+ untuk menghasilkan NADPH, Langkah terakhir ini juga
melibatkan penyerapan dari H+ (Gambar 14).
21
berikatan pada elektron yang lebih longgar (potensial redoks = -320 mV). Tidak
ada energi yang cukup dalam kuantum tunggal cahaya tampak untuk memberi
energi elektron sepanjang jalan dari bawah fotosistem II ke atas fotosistem I,
mungkin perubahan energi diperlukan untuk mengeluarkan elektron secara efisien
dari air ke NADP +. Penggunaan fotosistem secara terpisah dalam seri juga
berarti bahwa ada cukup energi tersisa untuk mengaktifkan electrontransport yang
menghubungkan dua fotosistem untuk memompa H+ melintasi membran tilakoid
(atau membran plasma dari cyanobacteria), yang memungkinkan ATP sintase
untuk memanfaatkan beberapa pengantar energi cahaya untuk produksi ATP.
22
2.11. Kloroplas Dapat Membuat ATP dari Cyclic Fotofosforilasi Tanpa
Membuat NADPH
Dalam skema fotofosforilasi nonsiklik, elektron berenergi tinggi
meninggalkan fotosistem II yang dipergunakan untuk menghasilkan ATP dan
diteruskan ke fotosistem I untuk mendorong produksi NADPH. Tahapan ini
menghasilkan lebih dari satu molekul ATP untuk setiap pasangan elektron yang
keluar dari H2O ke NADP+ untuk menghasilkan molekul NADPH. Tapi satu
setengah molekul ATP per NADPH diperlukan untuk fiksasi karbon (Gambar 7).
Untuk menghasilkan tambahan ATP, kloroplas pada beberapa spesies tanaman
dapat beralih ke fotosistem I melaui mode siklik sehingga menghasilkan ATP
bukan NADPH. Proses ini, disebut fotofosforilasi siklik, elektron berenergi tinggi
dari fotosistem I ditransfer kembali ke b6-f kompleks daripada diteruskan ke
NADP+, dan elektron ini kemudian didaur ulang untuk fotosistem I pada energi
rendah. Satu-satunya hasil bersih, selain konversi beberapa energi cahaya untuk
pemanasan, adalah bahwa H+ dipompa melintasi membran tilakoid oleh kompleks
b6-f untuk meningkatkan gradien proton elektrokimia yang menggerakkan ATP
sintase. Fotofosforilasi siklik hanya melibatkan fotosistem I, dan menghasilkan
ATP tanpa pembentukan NADPH atau O2.
23
Seperti stroma, matriks mitokondria memiliki pH sekitar 8, tapi ini dibuat
dengan memompa H+ keluar dari mitokondria menuju sitosol (pH sekitar 7).
Sehingga gradien pH relatif kecil, dan sebagian besar tenaga proton-motif di
seluruh membran dalam mitokondria, yang hampir sama dengan yang melintasi
membran tilakoid kloroplas, disebabkan oleh potensial membran yang dihasilkan.
situs katalitik dari sintase ATP adalah pada pH sekitar 8 dan terletak di
kompartemen organel besar (matriks atau stroma) dikemas penuh dengan enzim
larut. Akibatnya, di sinilah semua organel ATP dibuat (Gambar 15).
24
seluruhnya terdiri dari gradien pH; permeabilitas membran ini untuk
tinggi Mg2+ dan ion Cl- memungkinkan aliran ion ini untuk
mengusirmenghilangkan sebagian besar dari potensial membran.
Mitokondria mungkin membutuhkan potensial membran besar karena
tidak bisa mentolerir pH 10 (akibat adanya matriks).
25
Selain fotosintesis, kloroplas melakukan banyak biosyntheses lain. Semua
lemak sel dan sejumlah asam amino, dibuat oleh enzim dalam stroma kloroplas.
Demikian pula, kekuatan mengurangi elektron cahaya- yang diaktifkan guna
mendorong pengurangan nitrit (NO2-) ke amonia (NH3) di kloroplas; amonia ini
menyediakan nitrogen bagi tanaman untuk sintesis asam amino dan nukleotida.
Pentingnya metabolisme kloroplas untuk tanaman dan ganggang menyebabkan
peran organel ini lebih kompleks tidak sebatas fotosintesis.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kloroplas dan bakteri fotosintetik mendapatkan elektron berenergi tinggi
dengan cara fotosistem dengan menangkap elektron positif ketika sinar matahari
diserap oleh molekul klorofil. Fotosistem terdiri dari kompleks antena dan
melekat ke pusat reaksi fotokimia, kompleks memerintahkan protein dan pigmen
di mana Fotokimia terjadi. Pada kasus bakteri fotosintetik ungu, struktur tiga
dimensi lengkap diketahui. Sedangkan bakteri ini hanya berisi fotosistem tunggal,
ada dua fotosistem di kloroplas dan cyanobacteria. Kedua fotosistem biasanya
dihubungkan secara seri dan mentransfer elektron dari air ke NADP+ untuk
membentuk NADPH, dengan produksi dari transmembran gradien elektrokimia;
molekul oksigen (O2) yang dihasilkan (sebagai produk sampingan). Dibandingkan
dengan mitokondria, kloroplas memiliki membran internal tambahan (tilakoid)
dan ruang internal (ruang tilakoid).
Semua proses transpor elektron terjadi di membran tilakoid: untuk membuat
ATP, H+ dipompa ke dalam ruang tilakoid dan arus balik H+ melalui ATP sintase
kemudian menghasilkan ATP dalam stroma. ATP ini digunakan dalam
hubungannya dengan NADPH yang dibuat oleh fotosintesis guna mendorong
sejumlah besar rekasi biosintesis di stroma kloroplas, termasuk siklus fikasi
karbon yang sangat penting, guna membuat karbohidrat dari CO2. Seiring dengan
produk kloroplas lainnya, karbohidrat diekspor ke sitosol, dimana nolekul
gliseraldehida 3-fosfat - menyediakan karbon organik, ATP, dan mengurangi daya
ke seluruh sel
3.2 Saran
Makalah ini disusun dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis baik
dari segi ilmu pengetahuan maupun dari segi literasi pendukung. Oleh karenanya
diperlukan penggalian lebih lanjut dan mendalam oleh pembaca untuk
mendukung segala hal yang telah dituangkan dalam makalah ini. Kritik yang
27
bersifat positif dan membangun juga diperlukan penulis untuk perbaikan dimasa
mendatang serta bahan koreksi bagi pengetahuan penulis.
28
DAFTAR PUSTAKA
Santoso L. M. dan Didi Jaya S. 2016. Biologi Molekuler Sel. Salemba Teknika.
Jakarta.
iii